Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat

PENGGUNAAN ALAT PEMBAKARAN SAMPAH TANPA ASAP UNTUK MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN Rivai, Abdur; Fausy, Muhammad; Mulyadi, Mulyadi
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 1 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i1.417

Abstract

Alat pembakaran sampah tanpa asap atau Insinerator adalah alat yang digunakan untuk mengubah bentuk sampah menjadi ukuran yang lebih kecil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses modifikasi penggunaan alat pembakaran sampah tanpa asap untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen terapan dengan melakukan pengukuran pembakaran sampah tanpa asap untuk mengetahui setiap perbedaan variasi waktu yang paling optimal dari pembakaran yang akan dilakukan. Pengujian ini dilakukan dengan waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit untuk menentukan jumlah partikel asap dan suhu tungku pembakaran yang di dapatkan. Hasil pengujian penggunaan alat pembakaran sampah tanpa asap dengan menggunakan jenis sampah organik kering seberat 750 gram untuk mengetahui partikel asap yang di hasilkan dari setiap perbedaan variasi waktu, yang memiliki partikel asap tertinggi pada percobaan 5 menit nilai partikel asap 47,97pt dengan suhu 75oC, untuk percobaan 10 menit nilai partikel asap 29,82pt dengan suhu 105oC, kemudian percobaan 15 menit nilai partikel asap 23,89pt dengan suhu 129oC, kemudian percobaan 20 menit nilai partikel asap 20,84pt dengan suhu 179oC dan partikel asap yang terendah pada percobaan 25 menit nilai partikel asap 19,04pt dengan suhu 190oC. Dalam Penelitian ini disimpulkan efektif apabila kecepatan aliran asap di dapatkan rendah dan partikel asap yang di dapatkan sangat lambat dengan suhu tungku pembakaran <800oC. Disarankan untuk mencari output yang lain bukan hanya untuk menghilangkan asapnya dan akan lebih bagus lagi jika bisa di atur secara otomatis di era perkembangan zaman ini agar dapat lebih menarik. Kata Kunci : Pembakaran Sampah Tanpa Asap
Efektivitas Arang Sekam Padi Dalam Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali Asril, Muh.; Rivai, Abdur; Rasman, Rasman
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 24 No 1 (2024): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v24i1.465

Abstract

The hardness is one of the chemical parameters in the chemical requirements of clean water. Hardness is a term used of water which contains high amounts of hardness-causing cations. In general, the hardness is caused by the metals or cations with a valence of 2, such as Fe, Sr, Mn, Ca and Mg. The purpose of this study is to determine the effectiveness of rice husk charcoal in reducing the hardness of dug water-wells. The type of this research is True Experimental with a pretest-posttest design. It aims to find out the hardness decrease in dug water-wells before and after the treatment using a combination of variations in thickness and contact time. The results showed the average decrease of water hardness with the variations in the thickness media of rice husk charcoal and contact time. The media thickness of 10 cm with a contact time of 40 minutes, 50 minutes, and 60 minutes are respectively obtained 617,5 mg/l, 463,8 mg/l, and 402 mg/l. As for the media thickness of 20 cm with a contact time of 40 minutes, 50 minutes, and 60 minutes are respectively obtained 434,2 mg/l, 424,7 mg/l, and 312 mg/l. In the media thickness of 30 cm with a contact time of 40 minutes, 50 minutes, and 60 minutes are respectively obtained 208,5 mg/l, 136,4 mg/l, and 120,3 mg/l.As a conclusion, The media thickness of 10 cm with a contact time of  50 minutes is effective in reducing the hardness of dug water-wells. It also fulfills the quality standards allowed by Regulation of Indonesia Health Minister Number. 32 of 2017  which is ≤ 500 mg/l. So that it can be an alternative in reducing the hardness because of easily accessible material. This research can be a consideration for the future researchers in choosing the media of rice husk charcoal. The characteristic of this media is light and easy to float, so that other media are needed as a barrier or ballast in the filtering process and in activation using easily accessible materials.  Keywords : Hardness; Thickness; Contact Time
Hubungan Metode Ceramah Dan Media Audiovisual Dengan Tingkat Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa SDN 22 Jeppe'e Kabupaten Bone Arif , Muh.Ikbal; Rivai, Abdur; Syam, Fitri Salsabila
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 24 No 2 (2024): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v24i2.916

Abstract

The habit of washing hands with soap in elementary school children still does not receive enough attention, which will lead to various health problems, such as diarrhea and many more. Therefore, providing education about health promotion to elementary school children through lecture methods and audiovisual media is very important. This study aims to determine the relationship between the lecture method and audiovisual media with the level of knowledge of hand washing with soap in students of SDN 22 Jeppe'e, Bone Regency. The type of research used is analytical observational research with a cross sectional approach. The sampling technique used was purposive sampling with a sample size of 104 respondents and analyzed using the chi square test. Based on the results of research with the chi square test, it shows that there is a relationship between the lecture method and the level of knowledge of hand washing with soap in students of SDN 22 Jeppe'e, Bone Regency p value = 0.012 < α = 0.05, there is a relationship between audiovisual media and the level of knowledge of hand washing with soap in students of SDN 22 Jeppe'e, Bone Regency p value = 0.002 < α = 0.05. It can be concluded that there is a relationship between the lecture method and audiovisual media with the level of knowledge of hand washing with soap in elementary school students. It is expected to improve knowledge through lecture methods and audiovisual media and use more effective health promotion methods to improve student knowledge. Keywords: Lecture method; audiovisual media; knowledge; handwashing with soap;
Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Air Sumur Gali Di Kelurahan Jeppe’e Kec.Tanete Riattang Barat Kab.Bone Azizah, Nur; Rivai, Abdur; Rasman
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 2 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i2.71

Abstract

 Air sumur gali mengalami penurunan kualitas dari segi bakteriologis. Air sumur masyarakat mengandung bakteri E.Coli yang dapat menyebabkan penyakit diare. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor jarak sumber pencemar, perilaku pemilik sumur gali dan konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keberadaan bakteri E.Coli pada air sumur gali di Kelurahan Jeppe’e Kec. Tanete Riattang Barat Kab. Bone. Penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional, teknik sampling yang digunakan non probality (purposive sampling) jumlah sampel 9 dan dianalisis menggunakan uji exact fisher.  Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara jarak sumber pencemar (septictank, SPAL dan kandang ternak) dengan keberadaan bakteri E.Coli pada air sumur gali dengan nilai ρ= 0,048 < α= 0,05, ada hubungan konstruksi sumur gali (bibir, dinding dan lantai sumur gali dan saluran pembuangan air limbah) dengan keberadaan bakteri E.Coli pada air sumur gali dengan nilai ρ= 0,008 < α= 0,05, dan tidak ada hubungan perilaku pemilik sumur gali (peletakan timba, mandi dan mencuci di area sumur) dengan keberadaan bakteri E.Coli pada air sumur gali dengan nilai ρ= 1,000 ˃ α= 0,05.Terdapat hubungan jarak sumber pencemar dan konstruksi sumur gali dengan keberadaan bakteri E.Coli pada air sumur gali dan tidak terdapat hubungan antara perilaku pemilik sumur gali dengan keberadaan bakteri E.Coli pada air sumur gali. Diharap kepada masyarakat agar dalam pembuatan sumur gali memperhatikan jarak sumber pencemar (septictank, SPAL, kandang ternak) dan konstruksi sumur gali (bibir sumur, dinding sumur, lantai sumur dan saluran pembuangan air limbah) agar terhindar dari cemaran bakteri E.Coli. Kata kunci : Air Sumur Gali, Sumur Gali, Jarak, Konstruksi