Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Buah Nangka Muda terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Abon Daging Itik Afkir Rasman, Rasman; Hafid, Harapin; Nuraini, Nuraini
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was conducted to determine the physical characteristics and organoleptic qualities of spent duck abon with the addition of unripe jackfruit. The materials used were spent duck meat, unripe jackfruit, garlic, shallot, candlenut, coriander, coconut, brown sugar, salt, water, and cooking oil. The design used in this study is completely randomized design consisted of 4 treatment (A0: 100% duck meat, A1: 85% duck meat and 15% unripe jackfruit, A2: 70% duck meat and 30% unripe jackfruit, A3: 55% duck meat and 45% unripe jackfruit) with 3 repetition for physical variables, and 15 panelists for organoleptic test. The results of this study suggested that addition of unripe jackfruit in spent duck abon showed no significant difference for pH and rendemen. Organoleptic qualities (aroma, color, flavor and texture) of spent duck abon showed no significant difference with unripe jackfruit aditition.Keywords: abon, spent duck meat, unripe jackfruit, physical characteristic, organoleptic qualities
TO TRANSLANGUAGE OR NOT TO TRANSLANGUAGE? THE MULTILINGUAL PRACTICE IN AN INDONESIAN EFL CLASSROOM Rasman, Rasman
Indonesian Journal of Applied Linguistics Vol 7, No 3 (2018): Vol. 7 No. 3, January 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijal.v7i3.9819

Abstract

Translanguaging, the use of learners’ full linguistic repertoire in language learning, has recently been theorized as an effective pedagogical practice because it creates more learning opportunities for multilinguals. Despite the growing number of research on this topic, less attention has been paid on the actual use of translanguaging in the classroom. This study aims to fill this gap by investigating translanguaging practice in an EFL classroom in Indonesia where learners used their full repertoire (English, Indonesian, Javanese) to negotiate meaning in learner-learner interactions. Specifically, this research attempts to find out both the effectiveness and the challenges of applying translanguaging to promote learning. The data were collected from the video-recording of naturally-occuring interactions among junior high school students (14-15 years old) in an EFL classroom in Yogyakarta, Indonesia. The data were analyzed using discourse analysis technique and perceived using ecological approach to explain the dialectical relationship between local interaction and the wider socio-political context. The findings show that translanguaging could help learners to develop their multilingual competencies (including the English language). However, the different socio-politically constructed status of English, Indonesian, and Javanese is still prevalent among students and thus, it inhibits them from maximizing their full repertoire when learning English. Further pedagogical implications related to the translanguaging practice for teachers are also suggested in this article.
Motivational Currents of Indonesian Postgraduate Students Studying Abroad Rasman, Rasman
International Journal of Language Education Vol. 5, No. 4, 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/ijole.v5i4.19482

Abstract

Motivational currents, a relatively new concept in the field of language learning, has contributed to understanding how long-term motivational energy can be sustained among learners. Despite such critical contribution, little is known on how one of its core elements called vision, a vivid image of one’s future self, can be sustainable in such a long period. This has resulted in the difficulty for teachers to create motivational currents among their learners. This article aims at contributing to the understanding of the dynamic nature of vision in the phenomena of motivational currents. It reports on a Retrodictive Qualitative Modelling (RQM) study conducted using complex dynamic system’s frame. The data were gathered from Indonesian postgraduate students studying in a university in the United Kingdom using introspective, semi-structured interview and self-assessed motivational trajectory. They were then analyzed using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). The findings show that the participants experienced motivational currents although their visions or images of their future selves were slightly changing during the period. The findings will then be discussed with regards to the nature of interconnectedness between the motivational currents system and the self-system. The article is ended by outlining some pedagogical implications as well as recommendations for future research.Keywords: Motivational currents; vision; complex dynamic system.
ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA Rasman Rasman
SURYA BAHTERA Vol 1, No 05 (2013): Jurnal Surya Bahtera
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.095 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan majas yang digunakan dalm novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, (2) mendeskripsikan keefektifan majas dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan (3) mendreskripsikan relevansi penggunaan majas novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan pembelajaran menulis khususnya di XI SMA. Teknik analisis isi adalah sebuah strategi penelitian dari pada sekadar sebuah metode analisis teks tunggal (Gazalli, 2009:94). Artinya, penulis membahas dan mengkaji novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata berdasarkan majas. Hasil penelitian ini adalah (1) majas yang digunakan dalam novel Sang Pemimpi (a) majas perbandingan, (b) majas perulangan, (c) majas pertentangan, (d) majas penegasan; (2) Keefektifan majas dalam dalam novel Sang Pemimpi dapat memperindah karya sastra dan juga mengajak pembacanya untuk berimajinasi membayangkan keadaan dalam novel atau ikut merasakan keadaan cerita dalam novel; (3) Relevansi penggunaan majas dalam novel Sang Pemimpi sebagai bahan pembelajaran di kelas XI SMA dengan pembelajaran menulis terdapat pada aspek kebahasaan dan keefektifan majas dalam novel tersebut. Kata kunci: analisis majas, novel Sang Pemimpi, pembelajaran di SMA
TRAGEDI KERUSUHAN STADION KANJURUHAN DALAM BINGKAI MEDIA ASING Habibi, Mulkan; Handoko, Daniel; Kurniawan, Donny; Rasman, Rasman; Anggriani, Regi
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 7, No 1 (2023): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pk.7.1.43-64

Abstract

Salah satu peristiwa yang menjadi perhatian besar bagi masyarakat dalam negeri dan dunia adalah tragedy Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur pada 1 Oktober 2022, tragedy ini sebagai musibah terbesar dalam sejarah olahraga sepak bola Indonesia dan Asia, serta terbesar kedua setelah tragedi Estadio Nacional di Peru. Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi pasca kekalahan Arema Malang atas Persebaya Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui framing pemberitaan media media asing atas peristiwa tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif Metode analisis framing konsep Robert N. Entman, Sumber berita yang dianalisis adalah pemberitaan pada awal peristiwa 1 – 4 Oktober 2022 oleh media asing Mirror.co.uk, Aljazera.com, thesundaily.my dan nytimes.com. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keempat media asing ini memframing bahwa tragedy Stadion Kanjuruhan merupakan peristiwa kerusuhan dan penyerbuan oleh supporter arema, sebagai sebuah kekerasan di pertandingan sepak bola dan bencana olahraga paling mematikan di dunia. Sumber masalah kerusuhan, yaitu disebebkan oleh tindakan beberapa orang dari supporter Arema dan sumber masalah korban disebabkan oleh tindakan polisi Indonesia menembakan gas air mata ke lapangan dan tribun stadion. Para supporter terinjak, tercekik dan sesak nafas akibat kekurangan oksigen dan menghirup gas air mata.
Nandai Boteba dan Tabligh Musibah: Komparasi Upacara Kematian Tradisional Masyarakat Serawai dan Kematian Warga Muhammadiyah Bengkulu Hardiansyah, Hardiansyah; Rasman, Rasman; Susiyanto, Susiyanto
JIA (Jurnal Ilmu Agama) Vol 24 No 2 (2023): Jurnal Ilmu Agama : Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jia.v24i2.19461

Abstract

Penelitian ini mengkaji komparasi antara upacara kematian tradisional masyarakat suku Serawai dan upacara kematian golongan warga Muhammadiyah. Urgensi kajian ini berkaitan dengan Muhamma-diyah yang lekat dengan ciri kemodernan. Cara beragama Muhammadiyah yang mengusung jargon anti takhayul, Bid’ah dan Khurafat (TBC) dinilai kering dan sangat sederhana dibandingkan dengan kaum tradisionalis. Namun pada kenyataanya, warga Muhamadiyah sendiri membentuk sebuah budaya dalam malam kematian dengan sebuah acara yang dinamakan Tabligh Musibah, di mana penyelenggaraan acara ini memiliki kesamaan tujuan dengan upacara tradisional masyrakat serawai. Alih-alih mengirim doa untuk orang yang sudah mati sebagaimana tradisi tradisionalis Islam, kedua acara ini justru berfokus menghibur keluarga yang ditinggalkan serta berisi nasehat bagi para hadirin. Dengan menggunakan jenis penelitian adalah studi pustaka berkaitan dengan catatan atau arsip tentang Nandai Boteba dan studi lapangan dengan melakukan wawancara terkait dengan Tabligh Musibah, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara upacara tardisional kematian suku Serawai baik berkaitan dengan ritual maupun rangkaian acara. Selain itu, Nandai Boteba dan Tabligh Musibah memiliki kemiripan di mana tujuannya adalah menghibur keluarga yang ditinggalkan.
HUBUNGAN SARANA PENANGANAN SAMPAH TERHADAP TINGKAT KEPADATAN LALAT DI PUSAT NIAGA DAYA KOTA MAKASSAR Juherah, Juherah; Pamin, Karmila; Rasman, Rasman
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 1 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i1.416

Abstract

Pasar adalah sekelompok pembeli dan penjual (pedagang) barang atau jasa tertentu. Pembeli adalah kelompok yang menentukan permintaan produk atau barang dan penjual adalah kelompok yang menentukan penawaran produk. Metode penelitian yaitu Observasional dengan pendekatan deskriptif dimana penelitian ini untuk menjelaskan suatu keadaan dan situasi. Tujuan penelitian yaitu mencari hubungan antara penanganan sampah terhadap tingkat kepadatan lalat. Jenis analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisa secara deskriptif untuk mengetahui hasil dari variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengukuran sarana penampungan sampah yang memenuhi syarat sebanyak 1 (100%) titik pengukuran dengan kategori indeks populasi lalat yang tinggi. Sarana pengumpulan sampah yang tidak memenuhi syarat sebesar 3 (33,3%) titik pengukuran dengan indeks populasi lalat yang rendah. Dan pada sarana pengumpulan sampah yang tidak menuhi syarat sebesar 6 (66,6%) titik pengukuran dengan tingkat kepadatan lalat yang tinggi. pengukuran sarana penmpungan sampah sementara yang tidak memenuhi syarat sebanyak 3 (100%) titik pengukuran dengan kategori tingkat kepadatan lalat yang tinggi.Kesimpulan menunjukkan bahwa ada hubungan sarana pengumpulan, sarana pemilahan dan sarana penampungan sampah sementara terhadap tingkat kepadatan lalat. Oleh karena itu disarankan kepada pengelola Pusat Niaga Daya untuk melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya dan menyediakan sarana penanganan sampah yang memenuhi syarat. Kata kunci : Pasar, Pengumpulan Sampah, Pemilahan Sampah, Tingkat Kepadatan Lalat
Efektivitas Arang Sekam Padi Dalam Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali Asril, Muh.; Rivai, Abdur; Rasman, Rasman
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 24 No 1 (2024): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v24i1.465

Abstract

The hardness is one of the chemical parameters in the chemical requirements of clean water. Hardness is a term used of water which contains high amounts of hardness-causing cations. In general, the hardness is caused by the metals or cations with a valence of 2, such as Fe, Sr, Mn, Ca and Mg. The purpose of this study is to determine the effectiveness of rice husk charcoal in reducing the hardness of dug water-wells. The type of this research is True Experimental with a pretest-posttest design. It aims to find out the hardness decrease in dug water-wells before and after the treatment using a combination of variations in thickness and contact time. The results showed the average decrease of water hardness with the variations in the thickness media of rice husk charcoal and contact time. The media thickness of 10 cm with a contact time of 40 minutes, 50 minutes, and 60 minutes are respectively obtained 617,5 mg/l, 463,8 mg/l, and 402 mg/l. As for the media thickness of 20 cm with a contact time of 40 minutes, 50 minutes, and 60 minutes are respectively obtained 434,2 mg/l, 424,7 mg/l, and 312 mg/l. In the media thickness of 30 cm with a contact time of 40 minutes, 50 minutes, and 60 minutes are respectively obtained 208,5 mg/l, 136,4 mg/l, and 120,3 mg/l.As a conclusion, The media thickness of 10 cm with a contact time of  50 minutes is effective in reducing the hardness of dug water-wells. It also fulfills the quality standards allowed by Regulation of Indonesia Health Minister Number. 32 of 2017  which is ≤ 500 mg/l. So that it can be an alternative in reducing the hardness because of easily accessible material. This research can be a consideration for the future researchers in choosing the media of rice husk charcoal. The characteristic of this media is light and easy to float, so that other media are needed as a barrier or ballast in the filtering process and in activation using easily accessible materials.  Keywords : Hardness; Thickness; Contact Time
Sanitasi Kandang Ayam Potong Dengan Kepadatan Lalat Di Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Syafwan, Mahdiya Nabila; Erlani, Erlani; Rasman, Rasman
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 24 No 1 (2024): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v24i1.483

Abstract

Chicken coop sanitation is an effort to prevent disease by eliminating or managing environmental factors related to the chain of disease transmission. Sanitation is very important because if sanitation is problematic it will have an impact on the environment of the cage and the animals in the cage. The aim of the study was to determine the relationship between the sanitation of broiler chicken coops and the density of flies in Gantarang District, Bulukumba Regency. The type of research used in this research is analytical research, with a cross sectional approach with a total sample of 43 and analyzed using the chi square test. The results showed that there was a relationship between cage cleanliness and fly density level p = 0.000 < α = 0.05 and X2hit 25,077 X2tabel 3,841, there was a relationship between waste management and fly density level p = 0.000 <α= 0.05 and X2 tabel 43,000 > X2tabel 3.841, there is a relationship between disinfection and the density of flies p = 0.000 < α = 0.05 and X2hit 43,000 > X2 tabel 3.841, there is a relationship between humidity and the density of flies p = 0.000 <α= 0.05 and X2 hit 32.434 < X2 tabel 3.841. The conclusion of this study is that there is a relationship between cage cleanliness, waste management, disinfection, and humidity with fly density. It is hoped that broiler breeders will improve cage sanitation in terms of cage cleanliness, waste management, and disinfection. Keywords: Flies, Chicken Coop, Cage Cleanliness, Waste, Disinfection and humidity.
Rhetorical Styles of the Theoretical Framework in Thesis Reports of English Language Education Students: Problems and Suggested Actions Purnawan, Ari; Margana, Margana; Putro, Nur Hidayanto Pancoro Setyo; Rasman, Rasman; Fitrianingsih, Ihtiara
Journal of Languages and Language Teaching Vol 12, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jollt.v12i1.10376

Abstract

This paper began with concerns about the lacks of sharp rhetorical styles in writing, the methods of citing references, and the formulations of theories and arguments within the conceptual framework in thesis reports written by students of the English Language Education Department. The study was carried out to explain the rhetorical styles of students’ theoretical framework in their thesis report, to reveal weaknesses or the lack of strong arguments in conveying ideas in a straightforward and structured manner, and to suggest actions to prevent the problem form reoccurring in the future. The data were collected from the final project manuscripts written by students of the English Education Study Program, totaling 110 works. The analysis followed the stages of data collection, data display, data reduction and drawing conclusions. The general results of the research showed that the students did not include too many elements of critical thinking in their thesis literature review. In general, they used attribution quite excessively (78%), followed by elements of establishing links between sources (15%), and comparing their own findings or interpretations with other sources 4%. Meanwhile, the elements of application, evaluation, and statement of use had the smallest portion, each 1%. Problems found in the sample were listed based on the comparison between the data and the standard commonly used to regulate the procedure of writing a scientific paper. Recommendations were then formulated which can be used as guidelines for final project writers or any other parties related to writing scientific papers in general; they are training students of the importance of using all rhetorical styles in their citation when preparing a strong conceptual framework.