Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan praktikalitas dari buku ajar pecahan. Instrumen yang dipakai yaitu angket dan pedoman wawancara. Angket diisi oleh 10 orang siswa dan 5 orang guru dari 5 sekolah di kota Jakarta. Angket memuat 11 butir pernyataan yang dilihat dari aspek kemudahan dalam penggunaan, waktu, kemudahan interpretasi, dan ekivalensi dengan bahan ajar lain. Pedoman wawancara juga terdiri atas 11 butir dengan aspek yang sama dengan angket praktikalitas dan diberikan pada subjek yang sama. Data yang didapatkan merupakan data kuantitatif (diperoleh dari isian angket) dan data kualitatif (diperoleh dari hasil wawancara). Data dari angket dianalisis dengan menghitung presentase masing-masing butir pernyataan dari siswa dan guru. Aspek kemudahan dalam penggunaan modul diperoleh 77,5%, dikategorikan praktis. Pada aspek waktu sebesar 75%, praktis. Aspek kemudahan interpretasi sebesar 83,2%, termasuk kategori sangat praktis. Aspek ekivalensi dengan bahan ajar yang lain diperoleh nilai 91% dengan kategori sangat praktis. Presentase rata-rata untuk semua aspek adalah 81,7%, artinya buku ajar sangat praktis. Selain itu, data praktikalitas juga diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap siswa dan guru, hasilnya dianalisis secara deskriptif. Siswa dapat menggunakan buku ajar dengan mudah, waktu yang diperlukan untuk mempelajari buku ajar relatif singkat, dan buku ajar bisa dipakai untuk sumber belajar. Beberapa revisi dilakukan terhadap buku ajar berdasarkan saran yang diberikan oleh siswa dan guru, contohnya merevisi penulisan, penjelasan materi dibuat lebih rinci, dan memperbanyak contoh soal. Buku ajar setelah direvisi akan digunakan untuk uji coba kelas besar guna melihat efektivitas buku ajar. Kata Kunci: Praktikalitas, buku ajar, pecahan, slow learner, Sekolah Dasar.