Tunagrahita atau retardasi mental merupakan anak dengan tingkat intelegensi dibawah rata-rata yang menimbulkan hambatan pada perkembangan motorik yang menjadi permasalahan pada anak tunagrahita. Fine Motor Skills dicapai melalui olah tangan menggunakan media edukatif dan kreatif. Cara untuk meningkatkan motorik halus yaitu dengan terapi bermain lego bricks dan Shape Sorter yang disukai anak. Lego bricks adalah permainan yang terdiri dari potongan benda tiga dimensi yang berbeda dalam berbagai ukuran dan warna. Shape sorter adalah permainan bentuk yang dapat dimasukkan ke dalam lubang yang sesuai melibatkan gerakan kecil dan presisi yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak. lego bricks dan shape sorter dilakukan secara Parallel Play Therapy, di mana permainan dimainkan secara individual dalam kelompok tetapi tidak berinteraksi satu sama lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh parallel play therapy: lego bricks dan shape sorter terhadap Fine Motor Skills anak tunagrahita di SLB. Metode penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan pre-eksperimental two groups pretest-posttest design without control. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan kelompok anak yang diberikan parallel play therapy lego bricks sebelum dan sesudah terjadi peningkatan kemampuan motorik halus dengan mean rank 7.50 dengan P Value 0.001 (p<0.05) dan pada kelompok anak yang diberikan parallel play therapy shape sorter sebelum dan sesudah terjadi peningkatan kemampuan motorik halus dengan mean rank 5.50 dengan P Value 0.005 (p<0.05). Dapat disimpulkan parallel play therapy lego bricks dan shape sorter berpengaruh terhadap Fine Motor Skills anak tunagrahita.