The background of this study arises from the phenomenon of worship in charismatic churches, which is known to be expressive, interactive, and dynamic, yet often places greater emphasis on the emotional experiences of the congregation rather than on a theological understanding centered on Christ. The main issue examined in this research is how the direction of charismatic liturgy can be redirected to the true essence of worship, namely being centered on the person and the saving work of Christ as affirmed in Philippians 2:9–11. The theory used in this study is Christology, particularly the understanding of the supremacy of Christ, which emphasizes that Christ is exalted and holds supreme authority as the center of the church’s worship. The research method employed is a qualitative approach using biblical exegesis and theological analysis, combined with a literature review on charismatic liturgy. The results of the study show that the supremacy of Christ must become the theological foundation of charismatic liturgy so that music, prayer, and preaching are directed not merely to build emotional experiences but to cultivate the congregation’s awareness that worship is an act of faith that glorifies Christ as Lord who reigns over all creation.AbstrakLatar belakang dari penelitian ini berangkat dari fenomena ibadah dalam gereja karismatik yang dikenal ekspresif, interaktif, dan dinamis, namun sering kali lebih menekankan pada pengalaman emosional jemaat daripada penghayatan teologis yang berpusat pada Kristus. Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana arah liturgi karismatik dapat diarahkan kembali pada esensi ibadah yang sejati, yakni berpusat pada pribadi dan karya keselamatan Kristus sebagaimana ditegaskan dalam Filipi 2:9–11. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kristologi, khususnya pemahaman tentang supremasi Kristus, yang menegaskan bahwa Kristus dimuliakan dan memiliki otoritas tertinggi sebagai pusat penyembahan gereja. Penelitian ini bertujuan untuk untuk memahami bagaimana seharusnya ibadah yang eksprsif, dinamis dan interaktif dilaksanakan dengan pemahaman teologis yang benar. Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitatif dengan eksegesis teks Alkitab dan analisis teologis yang dipadukan dengan studi pustaka mengenai liturgi karismatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supremasi Kristus harus menjadi dasar teologis dalam liturgi karismatik, sehingga musik, doa, dan khotbah diarahkan bukan untuk membangun pengalaman emosional semata, melainkan untuk membentuk kesadaran jemaat bahwa ibadah adalah respons iman yang memuliakan Kristus sebagai Tuhan yang berkuasa atas seluruh ciptaan.