Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MIDDLE AGE 45-59 DI NAGARI SILONGO KECAMATAN LUBUK TAROK Rikayoni, Rikayoni; Rahmi, Dian; Febristi, Anisa
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 7, No 2 (2024): November 2024
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v7i2.3018

Abstract

Pola makan merupakan kebiasaan makan sehari–hari dan perilaku yang paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang. Hal ini disebabkan karena kualitas dan kuantitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang (Kemenkes RI, 2014.)  Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada middle age 45-59 tahun di Nagari Silongo  Kec. Lubuk Tarok.Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden dengan teknik pengambilan sampel Total Sampling.. Hasil penelitian menujukkan bahwa pola makan responden yang buruk dengan kejadian hipertensi sebanyak 14 orang (82,4%), pola makan responden yang buruk dengan tidak mengalami hipertensi sebanyak 3 orang (17,6%).  pola makan responden yang baik dengan kejadian hipertensi  sebanyak 3 orang (23,1%), dan pola makan responden yang baik dengan tidak mengalami hipertensi sebanyak 10 orang (76,9). Dengan uji statistic nilai p= 0,004 (p<0,05) artinya terdapat hubungan antara pola makan  dengan kejadian hipertensi pada middle age 45-59 tahun) di Nagari Silongo Kec Lubuk Tarok.Kata Kunci : Pola Makan, Kejadian Hipertensi
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP SELF EFFICACY IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PENGAMBIRAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENGAMBIRAN PADANG Rahmi, Dian; Rikayoni, Rikayoni; Putri, Triyana Harlia
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 7, No 2 (2024): November 2024
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v7i2.3019

Abstract

ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Provinsi Sumatra Barat Pada tahun 2024. Dari cakupan data capaian ASI Eklusif  di Puskesmas Pangambiran yang mempunyai empat wilayah kerja Puskesmas yaitu di kelurahan Pegambiran sebesar 70,6%, Pampangan sebesar 69%, BT.Taba 69,2%, Kp. Jua sbesar 68,1% dan Gates sebesar 69,1%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Dukungan Suami Terhadap Self Efficacy Ibu Menyusui di Kelurahan Pengambiran Wilayah Kerja Puskesmas Pengambiran Padang.Jenis penelitian ini bersifat pendekatan analitik dengan rancangan cross sectional Study. Populasi ibu menyusui sebanyak 201 dan Sampel penelitian berjumlah 67 responden ibu menyusui di Kelurahan Pengambiran Wilayah Kerja Puskesmas Pengambiran Padang. Teknik pengmbi lan sampelmengunakan sample random sampling. Data diolah dengan sistem komputerisasi. Dari hasil univariat di dapatkan sebagian besar responden mempunyai dukungan suami kategori tinggi sebanyak 32 (47,8%), sebagian besar memiliki self efficacy kategori tinggi sebanyak 37 (55,2%) responden, data dianalisis menggunakan uji Chi-Square” X2 dengan nilai P-value = 0,933. Maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap self efficacy ibu menyusui di Kelurahan Pengambiran Wilayah Kerja Puskesmas Pengambiran Padang.Disarankan kepada Pihak Puskesmas untuk meningkatkan kegiatan pemberian informasi tentang self efficacy ibu menyusui baik melalui poster-poster dan penyuluhan langsung kepada masyarakat khususnya kepada suami dan ibu menyusui.Kata Kunci : Dukungan Suami, Self Efficacy Ibu Menyusui
STUDI LITERATUR: GAMBARAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA: STUDI LITERATUR: GAMBARAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Putri, Triyana Harlia; Rahmi, Dian; Rahmaniza, Rahmaniza; Mita, Mita; Novikadarti Rahma, RA Gabby Novikadarti Rahma
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak Vol. 7 No. 1 (2024): Mei 2024
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jika.v7i1.2563

Abstract

Bullying merupakan bentuk penindasan yang sering terjadi pada remaja, namun tidak semua remaja dapat menahan dampak dari bullying yang terjadi. Meskipun demikian, remaja yang menjadi perlaku bullying juga merupakan korban dari bullying yang didapatkan sebelumnya. Studi ini memiliki tujuan dalam mengidentifikasi gambaran perilaku bullying pada remaja. Studi ini menggunakan metode kajian literature atau telaah artikel, dengan framework SPIDER melalui metode PRISMA dengan kriteria artikel yang diterbikan dengan rentang tahun 2020-2023, artikel terbit pada jurnal nasional dan internasional berbahasa Indonesia dan Inggris dengan setting penelitian di Indonesia.Artikel 13.130 yang didapatkan dari beberapa pangkalan data seperti Pubmed, ScienceDirect, Sage, Research Gate, EBSCO, Google Scholar, Garuda dan Neliti. Perilaku bullying di kalangan remaja Indonesia, memiliki dampak serius pada aspek psikologis, sosial, dan pendidikan. Prevalensi bullying cukup tinggi, dengan variasi jenis bullying seperti verbal, sosial, dan fisik. Remaja perempuan lebih rentan terhadap bullying verbal, sementara laki-laki cenderung menjadi pelaku kekerasan fisik. Perubahan pada masa remaja dan pengaruh dari pergaulan sebaya menjadi faktor utama terjadinya bullying. Lingkungan sekolah merupakan tempat utama terjadinya bullying, dengan dukungan sosial kelompok memainkan peran penting. Perlu adanya upaya bersama untuk mencegah dan menanggulangi perilaku bullying agar remaja dapat tumbuh dan berkembang tanpa terhambat oleh dampak negatif dari bullying. Kata Kunci: Kesehatan mental, perundungan, remaja Bullying is a form that often occurs in teenagers, but not all teenagers can withstand the impact of bullying that occurs. However, teenagers who are perpetrators of bullying are also victims of previous bullying. This research aims to identify features of bullying behavior in adolescents. This study uses the literature review method or articles, with the SPIDER framework through the PRISMA method with the criteria for articles published in the period 2020-2023, articles published in national and international journals in Indonesian and English with a research setting in Indonesia. 13,130 articles obtained from several databases such as Pubmed, ScienceDirect, Sage, Research Gate, EBSCO, Google Scholar, Garuda and Neliti. Bullying behavior among teenagers, especially in Indonesia, has a serious impact on psychological, social and educational aspects. The prevalence of bullying is quite high, with various types of bullying such as verbal, social and physical. Adolescent girls are more vulnerable to verbal bullying, while boys tend to be the perpetrators of physical violence. Changes during adolescence and the influence of peer interactions are the main factors in bullying. The school environment is a primary setting for bullying, with group social support playing an important role. There needs to be a joint effort to prevent and overcome bullying behavior so that teenagers can grow and develop without obstacles due to the negative impacts of bullying. Keyword: mental health, bullying,adolescen
SOSIALISASI SUKSES ANAKKU SEHAT BANGSAKU KUAT PENCEGAHAN STUNTING DI KELURAHAN PASAR BARU KECAMATAN PADANG PANJANG BARAT TAHUN 2022 Rahmi, Dian; Rikayoni, Rikayoni; Suherlin, Nicen
Jurnal Abdimas Saintika Vol 4, No 2 (2022): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v4i2.1600

Abstract

Stunting merupakan ancaman serius terhadap anak di Indonesia saat ini. Kondisi stuntingatau bertubuh pendek karena kekurangan gizi kini telah diderita sebanyak 8,8 juta anakIndonesia (Tirto,2016). Menurut amatan pakar gizi, angka ini meningkat sebesar 37,2 persendalam jangka waktu tiga tahun (Tirto,2016). Saat ini prevalensi stunting di Indonesia adalah37,2% atau 8 juta anak mengalami pertumbuhan tidak maksimal (Tribun Jateng 2019) Tujuankegiatan sosialisasi pencegahan stunting ini diharapkan nantinya angka stunting diKecamatan Padang Panjang Barat khususnya Kelurahan Pasar Baru mengalami penurunan.Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi danpendampingan kepada beberapa kader kesehatan yang nanti nya bisa memberikanpenyuluhan kesehatan sebagai tindakan mandiri kepada masyarakat tentang pencegahanstunting. Metode pengabdian kepada masyarakat dimulai dengan melakukan identifikasimasalah stunting yang terjadi di tengah-tengah masyarakat serta melakukan penyuluhanmengenai pencegahan stunting . Dari hasil pelaksanaan kegitan PKM yang telahdilaksanakan pada hari jumat tanggal 29 Juli 2022 jam 09.00 WIB yang bertempat di AulaKelurahan Pasar Baru dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa acara berjalan sesuai denganrencana dan berlangsung lancar. Peserta yang terdiri dari Kader Posyandu dan perwakilanwarga masyarakat terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Hal tersebut terlihat daripertanyaan-pertanyaan yang disampaikan peserta kepada narasumber sehingga bertambahnyapengetahuan warga terhadap pencegahan stunting.Kata Kunci : Sosialisasi, Stunting
EDUKASI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN ANAK USIA SEKOLAH MELALUI VIDEO PEMBELAJARAN KUJAGA DIRIKU TENTANG BAGIAN TUBUH PENTING YANG TIDAK BOLEH DISENTUH OLEH ORANG LAIN DI SDIT CENDEKIA ANDALAS Rahmi, Dian; Rikayoni, Rikayoni
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2142

Abstract

Kekerasan pada anak mulai berkembang beberapa dekade terakhir (WHO, 2017) salah satukekerasan pada anak yang sangat umum dan hampir terjadi pada setiap negara adalah bentukkekerasan seksual yang dikenal dengan Child Sexual Abused (CSA). Pengenalan bagian tubuhpenting pada anak perlu diberikan sebagai upaya perlindungan anak terhadap kekerasanseksual (Mathews & Collin-ve, 2017). Mengenal bagian tubuh pribadi anak atau tidak bolehdilihat maupun disentuh oleh orang lain merupakan salah satu upaya pencegahan kekerasanseksual (Justicia, 2016). Tujuan kegiatan edukasi kujaga diriku ini diharapkan anak-anakmerespon kekerasan seksual yang akan terjadi pada dirinya, seperti mengenal sentuhan yangakan dilakukan pada area pribadi tubuh, berani berkata (say skill), kemampuan untuk bertindak(do skill), mampu untuk bercerita kepada orang tua (tell skill), melaporkan kejadian kekerasanseksual kepada orang tua (report skill), sikap yang diambil setelah melihat kekerasan seksual.Metode pengabdian kepada masyarakat dimulai dengan melakukan identifikasi masalahpelecehan seksual yang terjadi pada anak. Dari hasil pelaksanaan kegitan PKM yang telahdilaksanakan pada hari rabu 12 Juli 2023 jam 09.00 WIB yang bertempat di SDIT CendekiaAndalas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa acara berjalan sesuai dengan rencana danberlangsung lancar. Edukasi kesehatan ini diharapkan nantinya untuk bisa menambah danmeningkatkan pemahaman guru maupun orang tua terkait pentingnya edukasi seksual padaanak usia dini. Selain itu memberikan informasi dan mengetahui cara mengajarkan edukasiseksual dengan cara yang tepat melalui video pembelajaran.Kata Kunci : Edukasi, Vidio Pembelajaran, Pengetahuan
SOSIALISASI SOP SPRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA MASYARAKAT USIA MIDDLE AGE (45-59 TAHUN) WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS KOTA PADANG Rikayoni, Rikayoni; Rahmi, Dian; Antoni, Agustika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2138

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang masih menjadi masalahkesehatan di dunia karna memberikan komplikas-komplikasi yang fatal. The Seventh Report ofthe Join National Commite on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Bloodpressure (JNC VII) menyatakan bahwa seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darahsistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih (NationalInstitute of ealth, 2014). Salah satu bentuk terapi komplementer adalah terapi SpiritualEmotional Freedom Technique (SEFT) yang merupakan teknik relaksasi, merupakan salah satubentuk mind-body therapy dari terapi komplementer dan alternatif dalam keperawatan. Solusiyang dilakukan adalah sosialisasi SOP terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)sebagai tindakan mandiri untuk menurunkan tekanan darah pada usia middle age yangmenderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas Andalas Kota Padang. Pengabdianmasyarakat ini dilakukan di aula Jati Rumah Gadang Wilayah kerja puskesmas Andalas Padangtanggal 8 Juli 2023. Diharapkan ibu usia middle age dan kader mampu untuk mempertahankantekanan darah dengan rutin melakukan SOP terapi SELF di wilayah kerja puskesamas AndalasKota Padang dengan gencar melaksanakan sosialisasi SOP tersebut. Selain itu juga perluadanya penyuluhan lanjutan terkait Hipertensi. Hal tersebut perlu dilakukan untuk melihat danmengukur sejauh mana kesadaran dan implementasi dari pencegahan komplikasi hipertensipada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas ini.Kata Kunci : Hipertensi, terapi Spiritual Emosional Freedom Technique
SOSIALISASI PREMARITAL CARE DALAM PENCEGAHAN Rikayoni, Rikayoni; Rahmi, Dian
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 2 (2025): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i2.30686

Abstract

Stunting adalah kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umunya atau yang seusia (Atikah, Rahayu, 2018). Di Indonesia menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi balita yang mengalami stunting sebanyak 24,4% pada tahun 2021. Tersebar di beberapa kota. Prevalensi kejadian stunting di Indonesia tahun 2022 adalah sebesar 21,6%. Provinsi Sumatera Barat menduduki peringkat ke-14 dengan prevalensi stunting sebesar 25,2%, dimana untuk Kota Padang memiliki angka kejadian stunting sebesar 19,5% (Jurnal Sumbar, 2022). Puskesmas Anak Air menduduki urutan kedua sebesar 15,5%  setelah puskesmas Ikur Koto (Dinkes Padang, 2022). Sementara seperti diketahui pemerintah pusat melalui Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 menargetkan angka stunting secara nasional pada 2024 hanya di kisaran 14 persen. Solusi dari permasalahan yang akan dilakukan yaitu melakukan penyuluhan premarital care atau premarital chek up di Kota Padang sebagai upaya pencegahan stunting. Langkah kecil untuk memutus rantai stunting dengan langkah preventif yang dilakukan oleh masyarakat yang sadar akan bahaya stunting. Sosialisasi premarital care sebagai salah satu upaya pencegahan stunting ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan dengan melakukan pencegahan akan tidak terjadinya stunting khususnya diwilayah kerja puskesmas. Penyuluhan stunting diawali dengan pembukaan, dan lanjut materi dari dosen Akper Baiturrahmah. Kesimpulan kegiatan berjalan sesuai harapan, jumlah peserta 25 orang dewasa pertengahan.Kata Kunci : Premarital Care - Stunting
Penerapan pendidikan seksual dengan media visual storytelling pada anak usia dini ”Kujaga Diriku” Rahmi, Dian; Rikayoni, Rikayoni
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 10 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i10.1787

Abstract

Background: Cases of sexual violence against children in Indonesia remain a serious problem and are increasing every year. One preventative measure that can be implemented is through the implementation of early sexual education delivered in a developmentally appropriate manner. Sexual education is crucial for helping children gain self-awareness from an early age and protecting them from various sexual crimes. To implement sex education for children, teachers need new innovations to develop children's knowledge of sex. One way to do this is through the use of learning materials and media. Purpose: To provide knowledge about sexual education for early childhood using visual storytelling as a promotional and preventive measure against child sexual violence. Method: This Community Service activity was conducted on October 7, 2025, at Lillah Kindergarten in Padang City. The study subjects included three teachers, five parents, and 50 children from groups A and B (aged 4–6 years). The material was delivered through a video presentation of "I Take Care of Myself" and an animated story (visual storytelling) that the participants watched and followed along with the movements. This educational activity also included movement instructions with demonstrations. Data analysis used the Miles and Huberman model to assess respondents' knowledge descriptively. Results: The children demonstrated high enthusiasm and were able to understand the concept of "my body is mine" and how to reject inappropriate touch. 95% of the children accepted the differences between male and female body parts, 90% could correctly name private body parts, 97% were able to interpret good and bad touch, and 100% of the children were able to verbally reject them. Teachers played an active role as facilitators, while parental involvement reinforced learning at home. Conclusion: The visual storytelling-based early childhood sexuality education approach "Kujaga Diriku" (I Protect Myself) has proven effective in improving young children's understanding of self-protection. The illustrated story and animated video media help children understand moral messages in a concrete, enjoyable, and contextual way. Collaboration between teachers and parents is a crucial factor in the success of this program. Suggestion: It is hoped that the results of this study can form the basis for developing policies and child protection education modules based on local culture that are easy to implement in early childhood education institutions and contribute to strengthening the role of community nurses and educators in promotive and preventive efforts against child sexual violence. Keywords: Early childhood; Sexual education; Sexual violence prevention; Visual storytelling Pendahuluan: Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia masih menjadi masalah serius dan meningkat setiap tahun. Salah satu upaya preventif yang dapat dilakukan melalui penerapan pendidikan seksual dini yang disampaikan dengan cara yang sesuai dengan perkembangan anak. Pendidikan seksual sangat penting untuk membantu anak memperoleh kesadaran diri sejak dini dan melindungi anak dari berbagai kejatahan seksual. Untuk melakukan proses pendidikan seks pada anak, maka guru memerlukan suatu inovasi baru dalam mengembangkan pengetahuan seks anak yang lebih baik. Salah satunya melalui penggunaan materi dan media pembelajaran. Tujuan: Untuk memberikan pengetahuan tentang pendidikan seksual pada anak usia dini dengan media visual storytelling sebagai upaya promotif-preventif terhadap kekerasan seksual anak. Metode: Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2025 di TK Lillah Kota Padang. Subjek penelitian meliputi 3 orang guru, 5 orang wali murid dan 50 anak yang terdiri dari kelompok A dan B (usia 4–6 tahun). Menyampaikan materi dengan pemutaran video pembelajaran kujaga diriku dan cerita dalam bentuk animasi (visual storytelling) yang ditonton dan gerakan nya diikuti oleh responden. Kegiatan edukasi ini juga disertai petunjuk gerakan dengan peragaan Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman untuk melihat penilaian pengetahuan responden secara deskriptif. Hasil: Sikap anak-anak menunjukkan antusiasme tinggi dan mampu memahami konsep “tubuhku milikku” serta cara menolak sentuhan tidak pantas. Sebanyak 95% anak  menerima perbedaan anggota tubuh laki-laki dan peremupuan, 90%dapat menyebutkan bagian tubuh pribadi dengan benar, 97% mampu memaknai  sentuhan baik dan tidak baik, dan 100% anak dapat menolak secara verbal. Guru berperan aktif sebagai fasilitator, sedangkan keterlibatan orang tua memperkuat pembelajaran di rumah. Simpulan: Pendekatan pendidikan seksual dini berbasis visual storytelling “Kujaga Diriku” terbukti efektif meningkatkan pemahaman anak usia dini mengenai perlindungan diri. Media cerita bergambar dan video animasi membantu anak memahami pesan moral secara konkret, menyenangkan, dan kontekstual. Kolaborasi antara guru dan orang tua menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini. Saran: Diharapkan, hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan kebijakan dan modul pendidikan perlindungan anak berbasis budaya lokal yang mudah diimplementasikan di lembaga PAUD dan memberikan kontribusi terhadap penguatan peran tenaga keperawatan komunitas dan pendidik dalam upaya promotif-preventif terhadap kekerasan seksual anak.