Baja AISI 1045 merupakan baja karbon sedang yang banyak digunakan dalam bangunan mesin seperti roda gigi, poros engkol, batang penghubung, dan juga konstruksi rangka yang umumnya disambung dengan cara dilas. Pengembangan termal pada daerah HAZ merupakan permasalahan yang kompleks pada proses pengelasan. Salah satu cara untuk mengurangi pengembangan termal adalah dengan mengatur masukan panas. Pengaturan tegangan, arus, dan kecepatan pengelasan sangat mempengaruhi masukan panas tersebut. Pada penelitian ini, 9 buah spesimen pelat baja AISI 1045 dilas menggunakan SMAW dengan arus 80 A, 90 A, 100 A dan tegangan 20 V, 25 V, 28 V, sedangkan kecepatan pengelasan konstan sebesar 2 mm/dtk. Kemudian hasil pengelasan dipreparasi sehingga membentuk spesimen uji tarik standar JIS Z 2201 No 14A. Kemudian dilakukan pengujian tarik untuk mengamati distribusi tegangan dan kekuatan tarik pada spesimen uji. Hasil pengujian menunjukkan bahwa masukan panas pengelasan mempengaruhi sifat mekanik baja AISI 1045. Masukan panas yang besar menghasilkan kekuatan tarik yang rendah. Parameter masukan panas dengan arus 80 A, tegangan 20 V menghasilkan kekuatan tarik sebesar 415 MPa. Semua spesimen yang diuji tidak putus pada daerah lasan, ini menandakan bahwa sambungan las dengan elektroda yang digunakan dan parameter pengelasan yang diberikan menghasilkan kekuatan sambungan yang baik.