Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI KEHANCURAN TANAH LANAU KELEMPUNGAN YANG DIPADATKAN DI LABORATORIUM DENGAN KANDUNGAN LEMPUNG YANG BERBEDA Prihatiningsih, Aniek; Susilo, Alfred Jonathan; Sentosa, Gregorius Sandjaja
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v3i1.3576

Abstract

Kehancuran tanah mendadak (Collapsible soil) adalah tanah yang mengalami penyusutan volume secara ekstrim dan mendadak. Peremeter yang menggambarkan kehancuran mendadak dilihat dari nilai Cp (potensi collapse), semakin meningkat nilai Cp maka tingkat kesulitannya akan semakin besar. Pemadatan tanah yang dilakukan dalam kondisi lebih kering daripada kadar air optimum cenderung dapat terjadi kehancuran mendadak (collapsible soil). Tanah yang mengandung lempung yang lebih banyak telah diuji pemadatan di laboratorium pada kondisi lebih kering daripada kadar air optimum (95% lebih kering dari kadar air optimum) untuk mengetahui potensi kehancuran mendadak. Tanah yang dipadatkan tersebut diuji pada alat konsolidasi dengan kondisi awal tanpa direndam pada tegangan prakonsolidasi, kemudian contoh tanah direndam 24 jam dengan kondisi diberi tegangan tetap pada tegangan prakonsolidasi. Tanah yang mengandung lempung lebih banyak akan memperlihatkan potensi kehancuran mendadak yang lebih rendah dibandingkan tanah yang mengandung lempung lebih sedikit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kehancuran mendadak pada tanah dengan kandungan lempung yang berbeda. Contoh tanah yang di teliti diambil dari Sidrap-Sulawesi Selatan dan Citra-Banten. Penelitian dilakukan di laboratorium makanika tanah universitas Tarumanagara. Hasil pengujian karakteristik tanah menunjukkan tanah Sidrap-Sulawesi dan tanah Citra-Banten dengan menggunakan AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials) keduanya tergolong dalam jenis yang sama yaitu A-7-5. Dari hasil pengujian kandungan lempung untuk tanah Sidrap-Sulawesi sebesar 17.42% dan Citra-Banten sebesar 10.53%. Tanah Citra-Banten memiliki kandungan lempung lebih sedikit memperlihatkan potensi kehancuran mendadak yang lebih rendah.   Sudden destruction of land (Collapsible soil) is land that experiences extreme and sudden volume depreciation. Peremeter which illustrates the sudden collapse seen from the value of Cp (potential collapse), the more the value of Cp, the greater the difficulty level. Soil compaction carried out in conditions drier than the optimum moisture content tends to occur sudden destruction (collapsible soil). Soil containing more clay has been tested compaction in a laboratory at drier conditions than the optimum moisture content (95% drier than the optimum water content) to determine the potential for sudden destruction. The compacted soil is tested on a consolidation tool with initial conditions without being immersed at the preconsolidation stress, then the soil sample is soaked for 24 hours with a constant stressed condition at the preconsolidation voltage. Soils containing more clay will show a lower potential for sudden destruction than soils containing less clay. The purpose of this study is to determine the potential for sudden destruction on soils with different clay contents. Examples of examined soil were taken from Sidrap-South Sulawesi and Citra-Banten. The study was conducted at the Tarumanagara University soil food laboratory. The results of the soil characteristics test show that Sidrap-Sulawesi and Citra-Banten soils using AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials) are both classified in the same type, A-7-5. From the test results the clay content for Sidrap-Sulawesi was 17.42% and Citra-Banten was 10.53%. Citra-Banten soil has less clay content showing a lower potential for sudden destruction.
PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP NILAI KUAT UJI TEKAN YANG DIPADATKAN DENGAN CARA PROCTOR PADA BENGKOL Abel, Josia Mariano Nicky; Sentosa, Gregorius Sandjaja
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 4, November 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i4.30818

Abstract

Soil is an important factor in construction. one of the important soil parameters is the unconfined compressive test strength where the unconfined compressive test strength value is the stress value at the maximum strength that can be supported by an object before experiencing damage caused by compressive forces. One of the factors that influences the strength value of the unconfined compression test is water. This research aims to find a decrease in the strength value of the free compression test caused by immersion. This research is based on standards from ASTM D698, ASTM D1557, SNI 1744, ASTM D2166, ASTM D2216, dan ASTM D4318. The highest compressive test strength values ​​for compaction are in dry conditions and modified compaction types. And it has a significant decrease in compressive test strength value after soaking. The lowest compressive test strength value is found in dry conditions and standard compaction after soaking. The higher the water content after passing the optimum water content, the soil experiences a large decrease in the unconfined compressive strength test value. Abstrak Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam konstruksi. salah satu parameter tanah yang penting adalah kuat uji tekan bebas dimana nilai kuat uji tekan bebas adalah nilai tegangan pada kekuatan maksimum yang dapat ditopang oleh suatu benda sebelum mengalami kerusakan yang disebabkan oleh gaya tekan. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai kuat uji tekan bebas adalah air. Penelitian ini bertujuan untuk mencari penurunan nilai kuat uji kuat tekan yang diakibatkan perendaman. Penelitian ini berstandar dari ASTM D698, ASTM D1557, SNI 1744, ASTM D2166, ASTM D2216, dan ASTM D4318. Nilai kuat tekan tertinggi pada pemadatan berada dalam kondisi kering dan jenis pemadatan modifikasi. Dan memiliki penurunan nilai kuat tekan yang signifikan setelah direndam. Nilai kuat tekan terendah terdapat pada kondisi kering dan pemadatan standar setelah direndam. Semakin tinggi kadar air setelah melewati kadar air optimum tanah mengalami penurunan nilai uji kuat tekan bebas yang cukup besar.
STUDI PERUBAHAN NILAI MODULUS ELASTISITAS PADA TANAH EKSPANSIF AKIBAT PENAMBAHAN ABU TERBANG Gosal, Go Bernard Christian; Sentosa, Gregorius Sandjaja
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 3, Agustus 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i3.34202

Abstract

Driven pile foundations are critical structural elements that transfer loads from superstructures to deeper soil layers with sufficient bearing capacity. In geotechnical engineering practice, the axial bearing capacity of piles can be estimated through empirical approaches or interpreted from results of static axial load testing. This study aims to compare the axial bearing capacity calculated using empirical methods (Meyerhof, Vesic, and O’Neill & Reese for Qp; Tomlinson for Qs) with the interpreted results from static load tests using the Chin and Mazurkiewicz methods. The analysis was conducted at two project sites - Palembang and Malinau - both characterized by cohesive soil profiles. The results indicate that in Palembang, the deviation between empirical methods and interpreted values ranges from 58% to 65%, reflecting a significant difference. Conversely, in Malinau, the deviation is smaller, ranging from 6% to 32%, suggesting that the empirical predictions are relatively closer to the field test results. Among the three empirical methods evaluated, Vesic’s + Tomlinson demonstrated the lowest deviation from the interpreted values at both locations, making it the most accurate empirical approach in this study. These findings highlight the importance of validating empirical calculations with field data to ensure safe and efficient pile foundation design Abstrak Tanah ekspansif memiliki sifat mengembang saat basah dan menyusut saat kering, yang dapat menyebabkan retak serta ketidakstabilan struktur dalam konstruksi. Salah satu metode untuk meningkatkan kekuatan tanah ekspansif adalah dengan menambahkan material stabilisasi seperti abu terbang, Abu terbang yang digunakan adalah abu terbang tipe c karena memberikan sifat semen alami yang meningkatkan kekuatan dan stabilitas tanah Pengujian dilakukan melalui metode Unconfined Compression Test (UCT) untuk mengukur peningkatan nilai Modulus Elastis tanah. Abu terbang ditambahkan dalam beberapa variasi persentase, yaitu 8%, 10%, dan 12% dari berat tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan abu terbang meningkatkan kepadatan tanah serta memperkuat strukturnya, menjadikannya lebih stabil dan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap beban. Penelitian ini menunjukan bahwa Abu Terbang dapat menaikan nilai modulus elastis dari tanah ekspansif, pada kondisi penambahan Abu terbang sebayak 12%  di kondisi air 98% basah nilai modulus elastis yang didapat adalah 0,2963 sedangkan pada kondisi Natural di kondisi air 98% basah  nilai modulus elastis yang didapat adalah 0,2106 sehingga penambahan Abu Terbang dapat mendukung perencanaan konstruksi yang lebih aman dan efisien.
ANALISIS PERUBAHAN NILAI MODULUS ELASTISITAS AKIBAT PENAMBAHAN CAMPURAN KAPUR TOHOR Pangestu, Edwin Nicklaus; Sentosa, Gregorius Sandjaja
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 3, Agustus 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i3.34213

Abstract

Tanah ekspansif ialah tanah yang memiliki sifat kembang susut akibat pengaruh variasi kadar air. Sifat ini menimbulkan permasalahan pada konstruksi sehingga menyebabkan keretakan dan ketidakstabilan struktur. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kekuatan tanah ekspansif ialah dengan menambahkan bahan stabilisasi seperti, kapur tohor. Penggunaan kapur tohor dapat meningkatkan kekuatan dari tanah ekspansif. Metode pengujian yang digunakan untuk meningkatkan kestabilan tanah yaitu pengujian UCT yang dilaksanakan di laboratorium dengan kondisi tanpa rendaman. Pengujian UCT yang dilakukan ada 2 jenis yaitu, pengujian UCT pada kondisi tanah natural dan pengujian UCT pada tanah dengan campuran kapur tohor. Kapur tohor yang digunakan terdiri dari tiga variasi kadar yaitu, 3%, 5%, dan 7% dari berat tanah. Setelah mendapatkan grafik UCT, nilai modulus elastisitas akan dicari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai modulus elastis pada kondisi tanah natural didapat sebesar 0,1263 kg/cm2 pada kondisi 100% optimum. Pada kondisi 100% optimum, didapatkan nilai modulus elastis terbesar pada saat campuran kapur tohor sebanyak 3% senilai 0,3487 kg/cm2. Hasil pengujian yang telah didapat menunjukkan bahwa penambahan kapur tohor dapat meningkatkan nilai modulus elastis pada kondisi 100% optimum dan 98% basah.