Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan antara Sleep Hygiene dengan Gangguan Tidur pada Remaja di SMP Muhammadiyah 2 Banjarmasin Ramanda, Della; Mariani, Mariani; Kirana, Rita; Yuniarti, Kristina; Muhsinin, Muhsinin
Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika) Vol. 11 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika)
Publisher : Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58550/jka.v11i2.324

Abstract

Sleep Hygiene merupakan serangkaian kebiasaan yang mendukung kualitas tidur yang baik. Namun, banyak remaja mengalami gangguan tidur akibat praktik Sleep Hygiene yang buruk, seperti tidur larut malam, konsumsi kafein berlebih, tidak melakukan rutinitas kebersihan sebelum tidur. Faktor seperti adanya aktivitas fullday, serta keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler turut memperburuk pola tidur. Gangguan tidur yang terjadi dapat berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan psikologis, seperti mudah mengantuk di siang hari, penurunan konsentrasi, serta gangguan emosi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis apakah ada Hubungan antara Sleep Hygiene dengan gangguan tidur pada Remaja Di SMP Muhammadiyah 2 Banjarmasin. Metode Penelitian memakai model analisa korelasi melalui pendekatan cross sectional dengan metodelogi kuantitatif. Populasi pada penelitian ini sebanyak 76 orang dengan menggunakan teknik total sampling dengan hasil berjumlah 76 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data hasil pemeriksaan Sleep Hygiene dan gangguan tidur menggunakan uji chi square didapatkan hasil p value (0,000)<a(0,05) dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan antara Sleep Hygiene dengan gangguan tidur pada Remaja Di SMP Muhammadiyah 2 Banjarmasin. Saran bagi teoritis penelitian ini bisa meningkatkan pengetahuan orang tua beserta remaja agar kualitas tidur remaja menjadi lebih baik melalui penerapan Sleep Hygiene yang baik.
Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Dismenorea Primer pada Remaja Putri di SMPN 31 Banjarmasin Sibuea, Krisneni; Yuniarti, Kristina; Budiyarti, Yuliani; Ruslinawati, Ruslinawati
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 11 (2025): Volume 7 Nomor 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i11.21520

Abstract

ABSTRACT The menstrual experience among adolescent girls varies; while some undergo menstruation without complaints, many experience primary dysmenorrhea, characterized by menstrual pain without underlying reproductive organ abnormalities. Contributing factors include undernutrition (underweight or severely underweight status) and low levels of physical activity. This study aimed to examine the relationship between nutritional status and physical activity with the incidence of primary dysmenorrhea among adolescent girls. A quantitative method with a cross-sectional approach was used. The study population consisted of 8th-grade female students (classes VIII A–E) at SMPN 31 Banjarmasin during the 2024/2025 academic year, with 67 participants selected through purposive sampling. Instruments included a body weight scale, height measuring tape, the Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ), and a primary dysmenorrhea questionnaire. Data were analyzed using Spearman’s rho test. Results showed a significant relationship between nutritional status and the incidence of primary dysmenorrhea (p = 0.001; r = 0.410), and a very strong relationship between physical activity and the incidence of primary dysmenorrhea (p = 0.000; r = 0.821). It can be concluded that nutritional status and physical activity are significantly associated with primary dysmenorrhea among adolescent girls. These findings are expected to serve as a basis for health education to raise awareness about the importance of balanced nutrition and regular physical activity in reducing menstrual pain symptoms. Keywords: Primary Dysmenorrhea, Adolescent Girls, Nutritional Status, Physical Activity  ABSTRAK Pengalaman menstruasi pada remaja putri berbeda-beda, sebagian mengalami tanpa keluhan, namun banyak pula yang merasakan dismenorea primer, yaitu nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi. Faktor yang berkontribusi antara lain status gizi yang tidak ideal (kurus dan sangat kurus) dan aktivitas fisik yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan aktivitas fisik dengan kejadian dismenorea primer pada remaja putri. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi adalah siswi kelas VIII A–E SMPN 31 Banjarmasin tahun ajaran 2024/2025, dengan jumlah sampel 67 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian meliputi timbangan berat badan, meteran tinggi badan, kuesioner Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ), dan kuesioner kejadian dismenorea primer. Analisis data menggunakan uji Spearman’s rho. Hasil menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara status gizi dengan kejadian dismenorea primer (p = 0,001; r = 0,410), serta hubungan yang sangat kuat antara aktivitas fisik dengan kejadian dismenorea primer (p = 0,000; r = 0,821). Disimpulkan bahwa status gizi dan aktivitas fisik memiliki hubungan bermakna dengan kejadian dismenorea primer pada remaja putri. Hasil ini diharapkan menjadi landasan edukasi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dan aktivitas fisik dalam mengurangi keluhan menstruasi. Kata Kunci: Dismenorea Primer, Remaja Putri, Status Gizi, Aktivitas Fisik
Factors Associated with Daily Prenatal Care Practices: A Cross-Sectional Study at Berangas Public Health Center Okvitasari, Yenny; Ruslinawati, Ruslinawati; Yuniarti, Kristina; Ash Shiddieqi, Hasbi; Pahliana, Pahliana; Hamsiah, Hamsiah; Wulandari, Ni Putu Cindy; Zinan, Rabiatul
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 5 No. 1 (2025): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v5i1.524

Abstract

Daily prenatal care plays an essential role in maintaining maternal and fetal health and preventing pregnancy complications. However, its implementation remains suboptimal due to several influencing factors. This study aimed to examine the relationship between maternal age, education level, parity, and family support with daily prenatal care practices. A cross-sectional study was conducted from May to June 2024 at Berangas Public Health Center, involving 74 pregnant women selected using purposive sampling. Data were collected through structured questionnaires and analyzed using Spearman’s rank correlation test. The research study shows that the majority of respondents were aged 20–35 years (86.5%), had education equivalent to senior high school or higher (56.8%), were in the at-risk parity group with 0, 1, and 3 live births (82.4%), and received adequate family support (82.4%). A total of 70.3% of respondents demonstrated good daily prenatal care practices. Significant positive correlations were found between age (ρ = 0.435, p < 0.001), education (ρ = 0.506, p < 0.001), and family support (ρ = 0.321, p = 0.005), while parity showed a significant negative correlation (ρ = –0.321, p = 0.005). These findings indicate that maternal education and family support are key factors influencing daily prenatal care behavior.
Increasing Pregnant Women's Readiness in Fulfilling The Welfare of Breastfeeding Mothers Okvitasari, Yenny; Ruslinawati, Ruslinawati; Yuniarti, Kristina; Wulandary, Ni Putu Cindy; Zinan, Rabiatul
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 11 (2024): Volume 7 No 11 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i11.15337

Abstract

ABSTRAK Kesehatan ibu dan anak dalam keluarga merupakan salah satu indikator kesejahteraan ibu dan anak, keberhasilan upaya kesejahteraan dan kesehatan ibu diantaranya, dapat dilihat dari angka kematian ibu (AKI). Peran tenaga kesehatan sangat berpengaruh dan merupakan faktor dominan. Kesejahteraan ibu yang berhasil menyusui dari enam bulan dilukiskan sebagai keberhasilannya memberikan asupan yang terbaik sebagai tanda kepedulian terhadap keselamatan anak. Menyusui hal yang terbaik untuk bayi karena ASI dapat memberikan gizi yang cukup, sesuai dengan kebutuhan bayi selain ASI dan mudah di cerna pada usus bayi.Tehnik menyusui merupakan hal yang penting dalam memulai proses menyusui ibu pada bayinya, hanya karena ibu tidak mengetahui tehnik menyusui yang benar, seperti misalnya cara meletakan bayi setelah menyusui dapat mengakibatkan puting susu terasa nyeri, ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayi.Cakupan ASI ekslusif Indonesia pada tahun 2022 tercatat hanya 67,96 % turun dari 69,7%, dan perlu dukungan intensif dari tenaga kesehatan agar cakupan bisa meningkat.Tujuan pengabdian adalah meningkatkan kesiapan ibu dalam upaya pemenuhan kesejahteraan ibu menyusui. Metode yang digunakan dengan melakukan pengajaran bagaimana meningkatkan kesejahteraan bayi seperti bagaimana tehnik menyusui yang benar, posisi menyusui benar, pengosongan payudara, tanda bayi cukup ASI dan perlekatan bayi.  Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan secara langsung di Puskesmas Berangas Banjarmasin dengan alur pemberian kuesioner sebelum pemberian materi, peragaan, diskusi dan tanya jawab. Kata Kunci: Kesiapan,ibu hamil, kesejahteraan ibu menyusui  ABSTRAK The health of mothers and children in the family is one indicator of the welfare of mothers and children. The success of maternal welfare and health efforts can be seen from the maternal mortality rate (MMR). The role of health workers is very influential and is a dominant factor. The well-being of mothers who successfully breastfeed from six months is described as their success in providing the best nutrition as a sign of concern for the child's safety. Breastfeeding is the best thing for babies because breast milk can provide adequate nutrition, according to the baby's needs apart from breast milk and is easily digested in the baby's intestines. Breastfeeding technique is an important thing in starting the mother's breastfeeding process for her baby, simply because the mother does not know the correct breastfeeding technique. It's true, for example, how to place a baby after breastfeeding can cause the nipple to feel sore, mothers need to learn to interact with the baby. Exclusive breastfeeding coverage in Indonesia in 2022 was recorded at only 67.96%, down from 69.7%, and requires intensive support from health workers. so that coverage can increase. The aim of the service is to increase the readiness of mothers in efforts to fulfill the welfare of breastfeeding mothers. The method used is teaching how to improve the baby's welfare, such as correct breastfeeding techniques, correct breastfeeding position, emptying the breast, signs that the baby is getting enough breast milk and the baby's attachment. Community service is carried out directly at the Berangas Banjarmasin Community Health Center with the flow of giving questionnaires before giving material, demonstrations, discussions and questions and answers. Keywords: Readiness, Pregnant Women, Welfare of Breastfeeding Mothers
Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Dismenore terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja dalam Mengatasi Dismenore (SMK) Muhammadiyah 1 Banjarmasin Halnas, Rizky Ferlia; Yuniarti, Kristina; Budiyarti, Yuliani
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 12 (2025): Volume 7 Nomor 12 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i12.21738

Abstract

ABSTRACTAdolescence is a critical phase in individual development marked by various physical and psychological changes, one of which is menstruation. Dysmenorrhea, or menstrual pain, is a common health problem experienced by adolescent girls and can interfere with daily activities and reduce quality of life. The lack of adolescent knowledge about dysmenorrhea poses a particular challenge, thus requiring a health education intervention. This study aims to determine the effect of health education on dysmenorrhea on adolescents' knowledge in managing dysmenorrhea at SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin. This research employed a pre-experimental design with a one-group pre-test and post-test approach. The sample consisted of 33 respondents selected through purposive sampling. The instrument used was a knowledge-level questionnaire. Data analysis was conducted using the Wilcoxon Signed Rank Test. The results showed that before receiving health education, the majority of adolescents had a moderate level of knowledge (69.7%). After the intervention, the level of knowledge increased to the good category (75.8%). The Wilcoxon test results indicated a significant effect of health education on adolescents' knowledge of dysmenorrhea (p = 0.000 < α = 0.05). Keywords: Health Education, Dysmenorrhea, Knowledge, Adolescent Girls.  ABSTRAK Masa remaja merupakan fase kritis dalam perkembangan individu yang ditandai dengan berbagai perubahan fisik dan psikologis, salah satunya adalah menstruasi. Dismenore, atau nyeri haid, merupakan masalah kesehatan yang umum dialami oleh remaja putri dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari serta menurunkan kualitas hidup. Kurangnya pengetahuan remaja tentang dismenore menjadi tantangan tersendiri, sehingga diperlukan intervensi pendidikan kesehatan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang dismenore terhadap tingkat pengetahuan remaja dalam mengatasi dismenore di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental dengan pendekatan one group pre-test dan post-test. Jumlah sampel sebanyak 33 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan. Analisis data dilakukan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar remaja memiliki tingkat pengetahuan cukup (69,7%). Setelah intervensi, tingkat pengetahuan meningkat menjadi kategori baik (75,8%). Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang dismenore (p = 0,000 < α = 0,05). Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Dismenore, Pengetahuan, Remaja Putri.