Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENERAPAN INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELING (ISM) DALAM PENENTUAN ELEMEN PELAKU PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN MERAUKE Palobo, Fransiskus; Baliadi, Yuliantoro
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v19i1.1396

Abstract

Program modeling in the application and determination of key actors in integrated cropland rice management and resource management for policy making is critical and strategic towards sustainable agriculture development. the objective of this research is to get key element actors in determining integrated crop management (PTT) of paddy rice for sustainable agriculture. As an indicator element interpretive structural modeling (ISM) in this research using 5 (five) Indicator element that is 1) Role of government, 2) Purpose, 3) Main obstacle, 4) Requirement of a program, 5) Institution involved. Results of interpretive structural modeling (ISM) analysis indicate that integrated rice plant cultivation to sustainable agriculture is the role of government in making strategic plan program hence need to follow by making technical instruction. Achieve the objective of applying integrated cropland rice management using high yielding varieties with high productivity and favored by farmers. The need for integrated cropland rice management needs to have proper fertilizer subsidies, seed subsidies, improved irrigation infrastructure and additional capital. The main constraint of integrated crop management is the uncertain climate change so pest disease is still high and at the time of planting season gadu water difficulty. While the institutions involved should be well synergized between the agricultural service and the institute for agricultural technology assessment. Policy direction in the strategic plan program needs a short, medium and long-term strategic plan by related institutions so that the youth will be evaluated according to the action stage.
KESESUAIAN LAHAN KOMODITI TANAMAN PANGAN PADA KECAMATAN SUMALATA DAN SUMALATA TIMUR PROVINSI GORONTALO Ernawati Djaya; Palobo, Fransiskus
Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan Vol. 2 No. 2 (2019): Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi dan tingkat kesesuaian lahan, distribusi serta luasannya sangat dibutuhkan dalam setiap perencanaan pembangunan, khususnya di sektor pertanian, yang saat ini dititikberatkan pada sektor agribisnis. Penelitian dan pengkajian analisis zone agroekologi untuk pengembangan tipe penggunaan tingkat semi detil skala 1:50.000 untuk T.A 2015 akan dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo Utara, di kecamatan Sumalata dan Sumalata Timur. Analisis satuan lahan menggunakan pendekatan landform, sebagai dasar pembeda utama. Satuan landform diperoleh dari analisis terrain melalui interpretasi citra Landsat yang ditumpang susunkan (overlay) dengan DEM (Digital Elevation Model) dan dikontrol oleh kontur dan peta rupa bumi. Terrain merupakan keadaan fisik lahan yang mempunyai kaitan erat dengan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman, sehingga dapat digunakan sebagai parameter dalam evaluasi lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada daerah Kecamatan Sumalata dan Sumalata timur, dari berbagai daerah survei diperoleh bahwa dari tanaman pangan kedelai, padi dan jagung. Kesesuaian lahan yang sangat sesuai itu pada tanaman padi dimana luas wilayah pembudidayaannya terdapat pada daerah Bulontio Timur dengan luas areal 6266.3 ha. Selain merupakan daerah pembudidayaan tanaman padi yang sangat sesuai, daerah Bulontio Timur juga terdapat daerah yang memiliki status tanah yang tidak sesuai pada tanaman padi maupun pangan lainnya, luas areal lahan yang disurvei seluas 285.8 ha.
RESPON APLIKASI PACLOBUTRAZOL DAN WAKTU PEMANGKASAN TERHADAP HASIL UBI JALAR DI KABUPATEN MERAUKE Palobo, Fransiskus; Beding, Petrus; Tiro, Batseba
Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Riset Kajian Teknologi & Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program pemerintah untuk menjadikan Kabupaten Merauke sebagai lumbung pangan nasional (beras) perludiseimbangkan dengan pengembangan tanaman pangan lahan kering. Potensi lahan untuk tanaman pangan lahankering di Kabupaten Merauke sangat luas. Wilayah selatan termasuk iklim kering. Penilaian dilakukan di distrikNoukenjerai di desa Onggaya, wilayah perbatasan Kabupaten Merauke Papua, yang diadakan dari bulan Aprilhingga November 2015 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK disusun secara faktorial, tanpa analisislebih lanjut hanya melihat rata-rata. Faktor pertama adalah waktu pemangkasan: 0 Mst, 4 Mst & 6 Mst danfaktor kedua adalah aplikasi paclobutrazol dengan konsentrasi: 0 g / l air, 0,250 g / l air, dan 0,500 g / l air. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa Hasil ubijalar segar per ha tertinggi diperoleh dari perlakuan interaksi waktupemangkasan 4 MST dengan aplikasi paclobutrazol 0,250 g/l yaitu 58,31 t/ha. Perlakuan tunggal paclobutrazoldengan konsentrasi 0,250 g/l dapat menghasilkan berat segar umbi per hektar sebanyak 50, 99 t/ha. Sedangkanperlakuan tunggal pemangkasan pada 4 MST dapat menghasilkan berat segar umbi per ha sebanyak 52,84 t/ha.
Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Kualitas Pertumbuhan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan di Jayapura, Papua Tirajoh, Siska; Tiro, Batseba M. W; Palobo, Fransiskus; Lestari, Rohimah H. S
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 10 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.113

Abstract

Abstract Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) chicken is a new improved variety of native chicken produced by the Agency for Agricultural Research and Development. In order to increase the productivity of KUB chickens, high quality feed ingredients are needed, one of the local feeds that has good nutritional content for chicken is Moringa oleifera Leaf Meal (MOLM). Moringa, a type of legume crop, can be used as a good source of protein for chicken growth. This study aims to determine the effect of MOLM on the quality of KUB chicken growth. Forty KUB chickens aged 6 weeks were allocated in this study and divided into 2 treatment groups, namely (i) T0 = without MOLM treatment; (ii) T1 = 5% MOLM treatment. Data were statistically analyzed using independent sample t-2 test or non-paired t test (non paired system) using Microsoft Excel application program. The parameters observed include body weight gain, body weight, feed consumption and feed conversion. The results showed that the addition of 5% MOLM to diet KUB chicken had a significant effect on an average body weight of 1,552.5 g/bird at 18 weeks, body weight gain of 1,000 g/bird, feed consumption of 5,720 g/bird and improve the feed conversion of 5.15. While those without added MOLM have an average body weight of 1,207 g/bird at 18 weeks, body weight gain of 723 g/bird, feed consumption is 5,150 g/bird, and feed conversion of 6.75. Keywords: Feed; Growth quality; KUB chicken; Moringa oleifera leaf meal; Abstrak Ayam KUB Balitbangtan merupakan varietas unggul baru ayam kampung hasil produksi Badan Litbang Pertanian. Untuk meningkatkan produktivitas ayam KUB diperlukan bahan pakan yang berkualitas, salah satu pakan lokal yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk ayam adalah tanaman Kelor (Moringa oleifera). Kelor, sejenis leguminosa yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk pertumbuhan ayam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung daun kelor/MOLM terhadap kualitas pertumbuhan ayam KUB. Empat puluh ekor ayam KUB umur 6 minggu dialokasikan dalam penelitian ini dan dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu (i) T0 = perlakuan tanpa kelor; (ii) T1 = perlakuan daun kelor 5%. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji independent sample t-2 atau non paired t test (non paired system) menggunakan program aplikasi Microsoft Excel. Parameter yang diamati meliputi pertambahan bobot badan, bobot akhir, konsumsi pakan dan konversi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan MOLM 5% pada pakan ayam KUB berpengaruh nyata terhadap rata-rata bobot badan akhir 1.552,5 g/ekor selama 18 minggu, pertambahan bobot badan 1.000 g/ekor, konsumsi pakan 5.720 g/ekor dan nilai konversi pakan 5,15 sedangkan yang tidak diberi MOLM memiliki bobot badan akhir rata-rata 1.207 g/ekor selama 18 minggu, pertambahan bobot badan 723 g/ekor, konsumsi pakan 5.150 g/ekor, dan konversi pakan 6,75. Kata kunci: Ayam KUB; Kualitas pertumbuhan; Pakan; Tepung daun kelor
KAJIAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN BAHAN PAKAN LOKAL UNTUK PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG DI KABUPATEN GORONTALO Anas, Serli; Rohmadi, Dwi; Palobo, Fransiskus; Djaya, Ernawaty
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 1 (2020): edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v22i1.1111

Abstract

Biaya pakan suatu usaha peternakan mencapai 70 hingga 80 persen dari biaya operasional usaha.  Dengan dukungan bahan pakan lokal, diharapkan usaha perbibitan ayam kampung dapat berkembang di Gorontalo. Tujuan kajian: menganalisis pendapatan usahatani ayam kampung dengan mengoptimalkan penggunaan bahan pakan lokal dalam pembibitan ayam kampung. Kajian dilaksanakan di Gorontalo bekerjasama dengan stakeholder dan kelompok ternak ayam, Februari hingga Desember 2015. Data meliputi produksi telur, bobot telur, jumlah telur yang ditetaskan, fertilitas, daya tetas, dan bobot tetas. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil: nilai HDP dan HHP mengalami kenaikan mulai dari produksi bulan ke-2 sampai ke-3. Fertilitas meningkat seiring umur bulan produksi, mengikuti tingkat kedewasaan ternak atau umur fisiologis ternak. Semakin meningkat umur ayam maka fertilitas akan meningkat sampai batas puncak produktivitas dan menurun lagi. Daya tetas telur setiap bulan meningkat seiring meningkatnya fertilitas telur.  Nutrisi pakan yang cukup meningkatkan nilai HDP, HHP, fertilitas, dan daya tetas. Usahatani layak dikembangkan
APLIKASI PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA L. AGGREGATUM GROUP) DI KABUPATEN MERAUKE PROVINSI PAPUA Palobo, Fransiskus; Sri Lestari, Rohimah Handayani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 2 (2020): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v22i2.1180

Abstract

Tujuan penelitian untuk menentukan jenis dan dosis pupuk kandang yang memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Lokasi penelitian di kabupaten Merauke pada bulan Juli sampai September 2018. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis pupuk organik yaitu pupuk kandang babi, pupuk kandang ayam, pupuk kandangsapi, pupuk kandang kambing dan pupuk organik petroganik. Semua perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 75 g dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.
KAJIAN DINAMIKA BOBOT BADAN SAPI POTONG DAN POTENSI PAKAN DI KABUPATEN MERAUKE, PAPUA Tiro, Batseba M.W.; Palobo, Fransiskus; Beding, Petrus A.; Thamrin, Muhammad
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 2 (2020): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.495 KB) | DOI: 10.37159/jpa.v22i2.1120

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji dan mengevaluasi dinamika bobot badan sapi potong serta potensi ketersediaan pakan pada musim kemarau di Kabupaten Merauke. Lokasi yang dipilih adalah tiga distrik yang mewakili pusat pengembangan sapi potong di Merauke dan distrik tersebut memiliki kepadatan ternak atau populasi yang tinggi dan dibandingkan antar-luas wilayah, sehingga yang mewakili populasi tinggi (Distrik Merauke), sedang (Distrik Tanah Miring), dan rendah (Distrik Kurik). Metoda menggunakan survei melalui penimbangan ternak sapi yang dipelihara petani/peternak dengan jumlah ternak 50 hingga 100 ekor, terdiri jantan dewasa, induk, muda, dan anak. Untuk mengukur produksi hijauan pakan dibuat kurungan terbuat dari kayu ukuran 1,5 x 1,5 meter sebanyak 15 buah terbagi dalam tiga lokasi, masing-masing lokasi terdapat lima kurungan. Hasil: rataan bobot badan ternak sapi di ketiga Distrik (Merauke, Kurik dan Tanah Miring), sangat rendah baik itu pedet (< 0,3 kg/ekor), ternak muda maupun dewasa (< 0,2 kg/ekor); variasi spesies hijauan dan legum di lokasi pengamatan relatif sama dan didominasi oleh spesies rumput (93,30 – 94,85 persen), dan produksi hijauan pada awal musim kemarau (bulan Juli) masih relatif tinggi, dan terus menurun sampai puncaknya pada bulan September dan Oktober
PERTUMBUHAN TANAMAN LAMTORO (Leucaena leucocephala cv. Tarramba) MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN DI KAWASAN PENGEMBANGAN SAPI POTONG Tiro, Batseba M.W.; Tirajoh, Siska; Usman, Usman; Beding, Petrus A.; Palobo, Fransiskus
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 1 (2021): Edsi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v23i1.1281

Abstract

Introduksi teknologi budidaya hijauan pakan lamtoro sebagai upaya penyediaan hijauan pakan berkualitas dilakukan pada kebun Kelompok Tani Wiwa Papua Bangkit Mandiri yang merupakan salah satu lokasi pendampingan pengembangan kawasan sapi potong di Kabupaten Keerom. Introduksi tanaman L. leucochepala cv Tarramba dengan menggunakan anakan dalam polybag pada lahan seluas 100 x 70 m. Penanamannya dalam bentuk budidaya lorong dengan jarak tanam 1,5 m dalam baris dan 5 m antar baris. Pada lorong tanaman lamtoro ditanam tanaman sela yakni jagung dan kacang tanah. Penanaman jagung dan kacang tanah sebagai tanama sela diantara tanaman lamtoro dengan sistem tanam tanpa olah tanah (TOT) dengan jarak tanam 40 x 80 cm dan 20 x 40 cm. Parameter pertumbuhan tanaman L. leucochepala cv Tarramba adalah tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah cabang. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Diperoleh rata-rata tinggi tanaman dan diameter batang L. leucochepala cv Tarramba sampai 4 bulan tanaman di lapangan (186,4-265,4 cm dan 1,25-2,46 cm), sedangkan untuk jumlah cabang 3,10-16,5 cabang. Rataan produktivitas tanaman sela jagung dan kacang tanah mencapai 3,13 t/ha dan 1,05 t/ha.
ANALISIS USAHA TANI TUMPANGSARI PADI GOGO-JAGUNG (JAGO) PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING KABUPATEN MERAUKE Palobo, Fransiskus; Jayanti, Edita Dwi; Ayakeding, Edison
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 1 (2023): edisi JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i1.2524

Abstract

Usaha Tani adalah kegiatan dalam bidang Pertanian, mulai dari sarana produksi, produksi/budi daya, penanganan pascapanen, pengolahan, pemasaran hasil, dan/atau jasa penunjang. Budidaya tanaman padi dan jagung selama ini sebagian besar dilakukan di lahan sawah yang sumber airnya cukup, sedangkan luas lahan sawah semakin hari semakin berkurang. Tujuan untuk mengetahui analisis kelayakan usahatani tumpangsari Padi Gogo–Jagung pada agroekosistem lahan kering di wilayah perbatasan kabupaten Merauke Papua. Kegiatan dilaksanakan di desa Yaba Maru distrik Tanah Miring kabupaten Merauke, dimulai bulan Juni sampai Nopember 2019. Menggunakan lahan kelompok tani yang seluas 9 ha dengan sistem tumpang sari padi gogo (20 x 10 x 50 cm) dan jagung (50 x 20 x 50 cm). Adapun varietas unggul: (a).  Inpago Unsed 1 + Nasa 29, (b). Inpago 8 + Bima URI  20, (c) Inpago 11 + Bisma, (d) Inpago 12 + Sukmaraga. Parameter yang diukur produktivitas dan analisis usahatani. Hasil keuntungan Inpago Unsed 1 + Nasa 29 yakni Rp 49.995.000 dengan R/C 3.72, Inpago 8 + Bima URI  20 yakni Rp 45,735.000 dengan R/C 3,49, Inpago 11 + Bisma yakni Rp 24.935.000 dengan R/C 2,36, Inpago 12 + Sukmaraga Rp 32.525.000 R/C 2,77.