Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PRODUKTIVITAS SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU PROVINSI JAWA BARAT Juswadi, Juri
Gema Wiralodra Vol 10 No 2 (2019): Gema Wiralodra
Publisher : unwir press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.695 KB) | DOI: 10.31943/gemawiralodra.v10i2.82

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas subsektor makanan, minuman, dan tembakau Provinsi Jawa Barat menggunakan analisis Total Factor Productivity (TFP).  Produktivitas subsektor tersebut berperan penting dalam peningkatan pertumbuhan ekeonomi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai TFP rata-rata  subsektor makanan,  minuman, dan tembakau Provinsi Jawa Barat selama periode 2002-2013 adalah 2,751, yang menunjukkan produktivitas dan efisiensi yang tinggi dari industri tersebut.  Tetapi selama periode tersebut terjadi fluktuasi yang sangat besar yang diduga terutama disebabkan oleh fluktuasi pertumbuhan tenaga kerja pada tahun 2002, 2004, 2005, 2007, 2008, dan 2009.
PENGARUH PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PRODUKSI SUBSEKTOR INDUSTRI PERTANIAN PROVINSI JAWA BARAT Juswadi, Juri
Agri Wiralodra Vol 13 No 1 (2021): Agri Wiralodra
Publisher : Agri Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v13i1.16

Abstract

Sektor pertanian memiliki peran ganda dalam pembangunan ekonomi regional maupun nasional. Selain sebagai sumber pangan, sektor pertanian juga berperan dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja, maupun sumber bahan baku subsektor agroindustri. Provinsi Jawa Barat memiliki sumberdaya pertanian yang besar sehingga produksinya mampu berperan dalam memenuhi kebutuhan untuk dikonsumsi langsung maupun sebagai bahan baku subsektor agroindustri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran produksi subsektor pertanian terhadap produksi subsektor agroindustri Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian adalah kausal komparatif, dengan menggunakan data PDRB subsektor-subsektor dalam sektor Pertanian dan Subsektor Agroindustri Provinsi Jawa Barat periode 2000-2016. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan produksi subsektor Tanaman Bahan Makanan berpengaruh sangat nyata terhadap produksi subsektor industri Makanan, Minuman dan Tembakau Provinsi Jawa Barat, sedangkan subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya serta subsektor Perikanan berpengaruh nyata. Produksi Subsektor Tanaman Perkebunan serta Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya berpengaruh sangat nyata terhadap produksi subsektor Industri Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki Provinsi Jawa Barat. Produksi Subsektor Tanaman Perkebunan berpengaruh sangat nyata terhadap produksi subsektor industri Kertas dan Barang Cetakan Provinsi Jawa Barat.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA EMPING TIKE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Alfebry , Kerin; Juswadi, Juri; Mahmud, Yudhi
Agri Wiralodra Vol 12 No 1 (2020): Agri Wiralodra
Publisher : Agri Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v12i1.21

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi dalam usaha emping tike di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu, 2) Menetapkan strategi pengembangan Usaha emping tike berdasarkan analisis SWOT.Penelitian ini dilakukan di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Pengambilan sampel dengan menggunakan cara Simple Random Sampling adalah metode dengan jumlah responden sebanyak 12 pengusaha. Metode penelitian yang digunakan dengan survei, desain penelitian survei deskriftif. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara melalui kuesioner.Hasil penelitian yang diperoleh yaitu Kekuatan home industry emping tike di Desa Jumbleng. Dipilih 3 strategi yang tepat untuk pengembangan yaitu : Strategi I : Memanfaatkan teknologi dan informasi untuk meningkatkan peminat dan memperluas areal promosi usaha emping tike. ( Strategi Integrasi ke depan, integrasi kebelakang, penetrasi pasar).Usaha emping tike di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu berada pada kuadran II dengan jumlah skror IFE 3,040 dan total skor EFE 2,764 yang artinya tumbuh pertahankan atau pelihara. Memanfaatkan teknologi dan informasi untuk meningkatkan peminat dan memperluas areal promosi usaha emping tike. Dengan jumlah skor TAS 6,435.
NILAI TAMBAH UMBI TIKE MENJADI KERIPIK TIKE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Hijrah, Rachmat Perbawa; Juswadi, Juri; Sumarna, Pandu
Agri Wiralodra Vol 12 No 1 (2020): Agri Wiralodra
Publisher : Agri Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v12i1.23

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu yang mengolah umbi tike menjadi keripik tike sebanyak 4 responden. Hasil penelitian mengenai pengolahan umbi tike menjadi keripik tike di UKM Desi, UKM tersebut memproduksi keripik tike menjadi 3 kemasan yang berbeda, yaitu kemasan yang mempunyai berat 100 gram dengan nilai tambah Rp 69.739,96 dan rasio nilai tambah sebesar 77,49%, kemasan 500 gram dengan nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 77.429, 96 dan rasio nilai tambah sebesar 77,43%, dan 1.000 gram yang memperoleh nilai tambah sebesar Rp 63.229,96 dengan rasio nilai tambah sebesar 70,26%. UKM Dhe-dhe Tyas memproduksi keripik tike menjadi 2 kemasan yang berbeda, yaitu kemasan yang mempunyai berat 100 gram dengan nilai tambah sebesar Rp 90.596,77 dan rasio nilai tambah sebesar 82,36% dan 1.000 gram dengan nilai tambah sebesar Rp 67.942,32 dan rasio nilai tambah sebesar 75,49%. Keripik tike Bapak Nano memproduksi keripik tike menjadi 2 kemasan yang berbeda, yaitu kemasan 100 gram dengan nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 90.501,83 dan rasio nilai tambah sebesar 82,27% dan 1.000 gram dengan nilai tambah sebesar Rp 71.729,49 dan rasio nilai tambah sebesar 79,70%. Sedangkan Industri Rumah Tangga Bapak Imam memproduksi keripik tike menjadi 3 kemasan yang berbeda, yaitu kemasan yang mempunyai berat 100 gram dengan nilai tambah sebesar Rp 82.739,44 dan rasio nilai tambah sebesar 82,74%, 500 gram dengan nilai tambah sebesar Rp 81.659.44 dan rasio nilai tambah sebesar 81,66%, dan 1.000 gram dengan nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 70.309,44 dan rasio nilai tambah sebesar 78,14%. Artinya nilai tambah yang diperoleh 4 responden tersebut tergolong tinggi karena rasio nilai tambahnya lebih dari 50%.
EFISIENSI PEMASARAN KACANG HIJAU (Vigna radiata, L.) DI KABUPATEN INDRAMAYU Reynaldi, Reynaldi; Juswadi, Juri; Mulyati, Neneng Sri Mulyati
Agri Wiralodra Vol 12 No 2 (2020): Agri Wiralodra
Publisher : Agri Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v12i2.26

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besarnya nilai elastisitas transmisi harga dan efisiensi pemasaran kacang hijau di Kabupaten Indramayu tahun 2013-2017. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika dengan menggunakan data time-series harga bulanan produsen dan harga bulanan konsumen dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2017. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya nilai elastisitas transmisi harga sebesar 0,934 artinya Et kurang dari 1, perubahan harga sebesar 1% di tingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga di tingkat produsen sebesar 0,934%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran kacang hijau di Kabupaten Indramayu tidak efisien.
EFISIENSI PEMASARAN TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) DI KABUPATEN INDRAMAYU Samudra, Mochammad Putra Jagad; Juswadi, Juri; Laila, Fadhillah
Agri Wiralodra Vol 12 No 2 (2020): Agri Wiralodra
Publisher : Agri Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v12i2.27

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Nilai elastisitas transmisi harga terung ungu di Kabupaten Indramayu; (2) Efisiensi pemasaran terung ungu di Kabupaten Indramayu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode subject matter research dan menggunakan desain deskriptif. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika dengan data time-series harga bulanan produsen dan konsumen dari bulan Januari 2013 sampai Desember tahun 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai elastisitas transmisi harga sebesar 0,970. Et kurang dari 1 yang berarti perubahan harga sebesar 1% di tingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga di tingkat produsen sebesar 0,970%. Nilai elastisitas transmisi harga terung ungu tidak sama dengan 1 (satu). Maka pemasaran terung ungu di Kabupaten Indramayu dikatakan tidak efisien, karena nilai Et kurang dari 1 dan keadaan pasar tidak mencerminkan pasar persaingan sempurna.
PENGARUH PEMBERIAN KITOSAN TERHADAP UMUR SIMPAN MANGGA (Mangifera indica. L.) VARIETAS GEDONG GINCU Mulyati, Neneng Sri; Sumarna, Pandu; juswadi, Juri; Asad, Faisal Al
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v5i2.71

Abstract

Abstract Chitosan is one of the preservatives of food and fruit product. This study is aimed at recognizing the effects of natural preservatives kitosan with the age of saving mangoes (Mangifera indica, L.) gedong gincu varieties, and know the correct concentration of chitosan in saving mango age (Mangifera indica, L.) gedong gincu varieties the oldest one. The method do in this study is that of experimentation by using Rancangan Acak Lengkap (RAL) with the treatment of the six concentrations of kitosan (0%, 0,5%, 1,0%, 1,5%, 2,0%, and 2,5%) repeated four times on gedong gincu fruit that comes out red. Chitosan at different concentrations can have a noticeable effect on saving age, and it can extend saving age gedong gincu. Chitosan concentration 1,5%, on gedong gincu can extend saving age 5,9 day (6 day) from 6,97 day (7 day) to 12,87 day (13 day), when compared with the controls or without the chitosan and the weight 9,25%. This is happening because high respiration can be hampered by layers edible coating, meaning edible coating layer able of blocking water evaporation and respiration by closing the lentils and cuticle, so the weight shrink decreases. By giving the chitosan 1,5% can extend saving age of gedong gincu, thus reducing damage to the fruit (rotten) during the marketing process, this can increase the odds of selling, farmers' income, domestic mango traders, mango importers, and also increase competitiveness through prices competing in export markets.