Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

NILAI TAMBAH PENGOLAHAN KACANG KEDELAI MENJADI TAHU Pitaloka, Putri Diah; Supriyadi, Supriyadi; Sumarna, Pandu
Agri Wiralodra Vol 12 No 1 (2020): Agri Wiralodra
Publisher : Agri Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v12i1.22

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besar nilai tambah dan rasio nilai tambah dari pengolahan kacang kedelai menjadi tahu di Kelurahan Bojongsari Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Tahun 2018. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kacang kedelai menjadi tahu di Kelurahan Bojongsari Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Tahun 2018 adalah jika dihitung pada responden pertama untuk ukuran 6 cm x 6 cm berdasarkan output 160 Kg per satu kali produksi yaitu Rp. 6.837,00 dengan rasio nilai tambah yang didapat jika dihitung berdasarkan output 160 Kg yaitu 42,73% kurang dari 50%. Ukuran 8 cm x 8 cm berdasarkan output 90 Kg per satu kali produksi yaitu Rp. 7.778,00 dengan rasio nilai tambah yang didapat jika dihitung berdasarkan output 90 Kg yaitu 43,21% kurang dari 50%. Ukuran 9 cm x 9 cm berdasarkan output 62,5 Kg per satu kali produksi yaitu Rp. 7.462,00 dengan rasio nilai tambah yang didapat jika dihitung berdasarkan output 62,5 Kg yaitu 39,80 % kurang dari 50%. Hasil penelitian dari responden pertama untuk tiga ukuran tergolong rendah. Responden kedua untuk ukuran 3 cm x 3 cm berdasarkan output 80 Kg per satu kali produksi yaitu Rp. 28.197,00 dengan rasio nilai tambah yang didapat jika dihitung berdasarkan output 80 Kg yaitu 73,43 % lebih dari 50%. Ukuran 6 cm x 6 cm berdasarkan output 80 Kg per satu kali produksi yaitu Rp. 28.197,00 dengan rasio nilai tambah yang didapat jika dihitung berdasarkan output 80 Kg yaitu 73,43 % lebih dari 50%. Hasil penelitian dari responden kedua untuk kedua ukuran sama tergolong tinggi.
NILAI TAMBAH UMBI TIKE MENJADI KERIPIK TIKE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Hijrah, Rachmat Perbawa; Juswadi, Juri; Sumarna, Pandu
Agri Wiralodra Vol 12 No 1 (2020): Agri Wiralodra
Publisher : Agri Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v12i1.23

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu yang mengolah umbi tike menjadi keripik tike sebanyak 4 responden. Hasil penelitian mengenai pengolahan umbi tike menjadi keripik tike di UKM Desi, UKM tersebut memproduksi keripik tike menjadi 3 kemasan yang berbeda, yaitu kemasan yang mempunyai berat 100 gram dengan nilai tambah Rp 69.739,96 dan rasio nilai tambah sebesar 77,49%, kemasan 500 gram dengan nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 77.429, 96 dan rasio nilai tambah sebesar 77,43%, dan 1.000 gram yang memperoleh nilai tambah sebesar Rp 63.229,96 dengan rasio nilai tambah sebesar 70,26%. UKM Dhe-dhe Tyas memproduksi keripik tike menjadi 2 kemasan yang berbeda, yaitu kemasan yang mempunyai berat 100 gram dengan nilai tambah sebesar Rp 90.596,77 dan rasio nilai tambah sebesar 82,36% dan 1.000 gram dengan nilai tambah sebesar Rp 67.942,32 dan rasio nilai tambah sebesar 75,49%. Keripik tike Bapak Nano memproduksi keripik tike menjadi 2 kemasan yang berbeda, yaitu kemasan 100 gram dengan nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 90.501,83 dan rasio nilai tambah sebesar 82,27% dan 1.000 gram dengan nilai tambah sebesar Rp 71.729,49 dan rasio nilai tambah sebesar 79,70%. Sedangkan Industri Rumah Tangga Bapak Imam memproduksi keripik tike menjadi 3 kemasan yang berbeda, yaitu kemasan yang mempunyai berat 100 gram dengan nilai tambah sebesar Rp 82.739,44 dan rasio nilai tambah sebesar 82,74%, 500 gram dengan nilai tambah sebesar Rp 81.659.44 dan rasio nilai tambah sebesar 81,66%, dan 1.000 gram dengan nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 70.309,44 dan rasio nilai tambah sebesar 78,14%. Artinya nilai tambah yang diperoleh 4 responden tersebut tergolong tinggi karena rasio nilai tambahnya lebih dari 50%.
KEPADATAN POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens Stal.) PADA UJI ADAPTASI BEBERAPA GALUR HARAPAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN DI DESA KENDAYAKAN KECAMATAN TERISI INDRAMAYU Roh, Nur; Dwimartina, Fina; Sumarna, Pandu
AGRO TATANEN | Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 6 No. 1 (2024): AGRO TATANEN Edisi Januari 2024 | Jurnal Ilmiah Pertanian
Publisher : Program Studi Agroteknologi Faperta UNIBBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55222/agrotatanen.v6i1.1277

Abstract

Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu dari beberapa tanaman penghasil makanan pokok bagi sebagian besar penduduk di Indonesia. Padi menjadi salah satu komoditas utama yang sangat potensial di Indonesia. Wereng batang coklat sering merusak tanaman padi karena tanaman padi umumnya berdaun lebat dan selalu hidup di tempat yang berair (lembab), dan biasanya sambil menunggu adanya tanaman padi, wereng batang coklat mampu bertahan pada rumput atau tanaman yang lembab lainnya. Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tingkat kepadatan populasi dan intensitas serangan hama wereng batang coklat (Nilaparvata lugens Stal.) pada uji adaptasi beberapa galur harapan tanaman padi (Oryza sativa L.) pada sawah tadah hujan, serta pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman padi. Percobaan ini dilaksanakan di Desa Kendayakan Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu, pada bulan Desember 2021 sampai bulan Mei 2022. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 8 perlakuan yang masing-masing diulang 4 kali. Adapun 8 perlakuan tersebut adalah V1, V2, V3, V4, V5, V6, V7 dan V8. Dimana masing-masing perlakuan diulang sebanyak 8 kali. Dengan demikian terdapat 64 unit percobaan. Hasil yang diperoleh yaitu kepadatan populasi hama wereng batang coklat pada uji adaptasi beberapa galur harapan tanaman padi pada sawah tadah hujan di Desa Kendayakan Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu. Hasil pertumbuhan tinggi tanaman per rumpun yaitu umur 21, 35 dan 49 HST ditunjukkan oleh perlakuan V6 yaitu 75,11 cm, 91,30 cm dan 109,82 cm. Jumlah anakan per rumpun umur 21, 35 dan 49 HST, perlakuan terbanyak V5 yaitu 26,10, 24,80 dan 22,10 batang. Jumlah anakan produktif per rumpun perlakuan terbanyak V5 yaitu 13,60, sedangkan perlakuan terendah ditunjukan oleh V3 yaitu 8,90. Panjang malai tertinggi perlakuan V2 yaitu 93,97 cm dan malai terpendek V4 yaitu 20,45 cm. Jumlah gabah per malai terbanyak V6 yaitu 369,25 butir dan terendah V1 yaitu 141,80 butir. Kepadatan populasi hama wereng batang coklat tertinggi, yaitu V7 32,30% sedangkan dari intensitas serangan hama wereng batang coklat tertinggi, yaitu V7 dan V8 0,85%, sedangkan Galur V1, V2, V3, V4, V5 dan V6 aman tidak terserang hama wereng batang coklat. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Galur V1, V2, V3, V4, V5 dan V6 paling tahan terhadap wereng dibandingkan Ciherang dan Inpari.
PENGARUH PEMBERIAN KITOSAN TERHADAP UMUR SIMPAN MANGGA (Mangifera indica. L.) VARIETAS GEDONG GINCU Mulyati, Neneng Sri; Sumarna, Pandu; juswadi, Juri; Asad, Faisal Al
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v5i2.71

Abstract

Abstract Chitosan is one of the preservatives of food and fruit product. This study is aimed at recognizing the effects of natural preservatives kitosan with the age of saving mangoes (Mangifera indica, L.) gedong gincu varieties, and know the correct concentration of chitosan in saving mango age (Mangifera indica, L.) gedong gincu varieties the oldest one. The method do in this study is that of experimentation by using Rancangan Acak Lengkap (RAL) with the treatment of the six concentrations of kitosan (0%, 0,5%, 1,0%, 1,5%, 2,0%, and 2,5%) repeated four times on gedong gincu fruit that comes out red. Chitosan at different concentrations can have a noticeable effect on saving age, and it can extend saving age gedong gincu. Chitosan concentration 1,5%, on gedong gincu can extend saving age 5,9 day (6 day) from 6,97 day (7 day) to 12,87 day (13 day), when compared with the controls or without the chitosan and the weight 9,25%. This is happening because high respiration can be hampered by layers edible coating, meaning edible coating layer able of blocking water evaporation and respiration by closing the lentils and cuticle, so the weight shrink decreases. By giving the chitosan 1,5% can extend saving age of gedong gincu, thus reducing damage to the fruit (rotten) during the marketing process, this can increase the odds of selling, farmers' income, domestic mango traders, mango importers, and also increase competitiveness through prices competing in export markets.
PERFORMA AGRONOMI BEBERAPA GALUR HARAPAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI DESA KENDAYAKAN KECAMATAN TERISI Ofdiansyah, Rizky; Sumarna, Pandu; Tohidin, Tohidin; Mahmud, Yudhi; Dwimartina, Fina
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v6i2.99

Abstract

Produktivitas padi pada lahan sawah tadah hujan umumnya masih rendah, karena terbatasnya air untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman. Varietas Unggul Baru (VUB) merupakan salah satu inovasi teknologi yang dapat diandalkan untuk meningkatkan produktivitas padi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan performa pertumbuhan dan hasil beberapa galur harapan tanaman padi (Oryza sativa L.) pada lahan sawah tadah hujan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kendayakan Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu, pada Bulan Desember sampai dengan April 2021-2022. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan. Adapun enam perlakuan itu adalah V1 = TCIPB202101, V2 = TCIPB202103, V3 = TCIPB202105, V4 = TCIPB202105, V5 = Inpari30, V6 = Ciherang. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Dengan demikian terdapat 24 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukan Galur TCIPB202105 menghasilkan gabah kering giling tertinggi, yaitu 12 kg/petak atau setara 11,92 ton/ha dan untuk varietas pembanding Inpari 30 menghasilkan 9 kg/petak atau setara 9,57 ton/ha dan untuk Ciherang menghasilkan 10 kg/petak atau setara 10,52 ton/ha.
KERAGAAN AGRONOMI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA POLA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) Karlinah, Karlinah; Mahmud, Yudhi; Sumarna, Pandu; Tohidin, Tohidin; Laila, Fadhillah
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v6i2.101

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan keragaan agronomis beberapa varietas tanaman padi (Oryza sativa, L.) terbaik yang dibudidayakan dengan model pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Penelitian dilaksanakan di Desa Plumbon Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu, selama 6 bulan dimulai dari bulan Mei sampai dengan Oktober 2021 pada musim kemarau. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), perlakuan macam varietas dengan jumlah perlakuan terdiri dari empat (4) macam varietas yaitu V1 = Inpari 32 HDB, V2 = Padjadjaran Agritan, V3 = Baroma dan V4 = MSP, dimana masing-masing perlakuan diulang sebanyak enam (6) kali.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh macam varietas padi (Oryza sativa, L.) terhadap keragaan agronomi pada pola pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Keempat varietas padi yang memberikan keragaan agronomi terbaik, tinggi tanaman tertinggi diperoleh oleh perlakuan V3 (Baroma) sedangkan jumlah anakan per rumpun diperoleh perlakuan V1(Inpari 32 HDB). Hasil tertinggi diperoleh perlakuan V1 (Inpari 32 HDB) sebanyak 5,35 kg/plot setara dengan 7,81 ton/ha.
Respons Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Terhadap Macam Media Tanam Dan Pestisida Organik Afriyani, Risma Ayu; Carsidi, Didi; Asad, Faisal Al; Sumarna, Pandu; Mahmud, Yudhi
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 7 No. 1 (2024): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v7i1.105

Abstract

Melon production in Indonesia is currently unable to meet the needs of public consumption, so melon production must continue to be increased. This study aims to determine the dosage of organic pesticides on certain growing media that can produce the best growth and yield of melon plants. The research was conducted in Karanganyar Village, Indramayu District, Indramayu Regency. The study used an experimental method with a Split-Plot Design 2 x 3 repeated 4 times. The main plot is the growing media with 2 levels; M0 = Land, M1 = Soil + Bokashi. Subplots were a combination of organic pesticides Bio T10 and Bio P60 with 3 levels; B0 = Without Dosage of Bio T10 and Bio P60, B1 = Dosage of 2 ml of Bio T10 and 1 ml of Bio P60, B2 = Dosage of 3 ml of Bio T10 and 1.5 ml of Bio P60. The results showed that the growing media significantly affected plant height, number of leaves, stem diameter, and leaf area. The best type of growing media is shown by soil treatment and bokashi. The dose of organic pesticides significantly affects plant height and number of fruit seeds. The best dose of organic pesticides was shown by organic pesticide treatment with a combination dose of 3 ml of Bio T10 and 1.5 ml of Bio P60.
Perbanyakan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Indigenous Pohon Mangga Lokal Indramayu Dari Berbagai Sumber Dan Dosis Inokulum Pada Tanaman Inang Pueraria javanica Rusminah, Putri Shinty Charisma Yuyun; Sumarna, Pandu; Asad, Faisal Al; Laila, Fadhillah; Dwimartina, Fina
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v7i2.111

Abstract

Mango fruit (Mangifera indica L.) is one of the fruits that is popular with Indonesian people because it contains quite complete vitamins and is affordable. Development of mango cultivation in Indramayu is carried out throughout the year, but mango production fluctuates at each harvest time. One of the reasons for this is alternate bearing, namely the uncertain condition of the mango harvest every year due to internal or climatic factors. One effort that can be made to control this phenomenon is by using biological fertilizers such as Arbuscular Mycorrhizal Fungi (FMA). The host plant used for AMF propagation is Pueraria javanica because it is more resistant to humidity and low temperatures compared to sorghum. This research aims to obtain a source of AMF inoculum that is suitable for vegetative growth of Pueraria javanica and the highest number of spores and to obtain the right dose for the development of AMF and growth of the Pueraria javanica host. This research used a factorial Randomized Block Design with 2 factors where the first factor was AMF Inoculum Source which consisted of three types ( Lohbener Village mango trees, Jatisawit Village mango trees, Krasak Village mango trees). The second factor is the dose of the AMF inoculum source which consists of three levels of spore number (60 g, 80 g, 100 g). The results of the study showed that there was no interaction between the inoculum source and the dose on the growth of the host plant Pueraria javanica. The inoculum source of mango trees in Krasak Village had the best influence on the number of leaves of the host plant Pueraria javanica.
Pengaruh Berbagai Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes Sugiono, Sugiono; Sumarna, Pandu; Laila, Fadhillah; Mahmud, Yudhi; Asad, Faisal Al
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v8i1.137

Abstract

The shallot plant (Allium ascalonicum L.) is a spice vegetable and the tubers are harvested in the form of layered tubers and are used for consumption as a cooking spice, food industry ingredient and are also commonly used as traditional medicine. The aim of this research is to obtain the best growth and results for Bima Brebes shallot plants at different planting distances. The research was conducted in the rainy season from March 2024 to May 2024. The research location was in Pekandangan Village, Indramayu Sub District, Indramayu District. The method used in this research is an experimental method using a Randomized Group Design (RGD) with a single factor pattern consisting of 5 treatments and 5 replications. The 5 treatments are JT1 = 15 cm x 15 cm, JT2 = 20 cm x 10 cm, JT3 = 20 cm x 15 cm, JT4 = 20 cm x 20 cm, and JT5 = 20 cm x 30 cm. In the growth phase, the best planting distance was obtained in the JT4 treatment. The results obtained the best average yield of onions in the JT5 treatment and the highest tuber weight per plot in the JT2 treatment with an average of 44 g or 140.8 kg/ha or the equivalent of 0.14 tons/ha.