Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EXPECTANCY VIOLATION THEORY (EVT) DALAM FILM ‘DI TIMUR MATAHARI’ (Analisis Peran Vina, Gadis ‘Cina’ Bersuamikan Papua) agustina, dwi pela
SOURCE : Jurnal Ilmu Komunikasi Source : Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 4 Nomor 1 April 2018
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1651.294 KB) | DOI: 10.35308/source.v4i1.743

Abstract

Intercultural is the self most effective inter-personal between two people who are of differentcultural backgrounds. The Expectancy Violation Theory (EVT) is a theory that explains thatpeople have expectations about nonverbal behavior of others. Unexpected changes that occurwithin a conversation between communicators can cause a feeling of discomfort or even angerand often ambiguous. Similarly, in the film, the film-makers and actors make the dialogue alongwith the non-verbal language in a movie for menyeampaikan his message to the audience. Inthis case, the authors raised the film "Di Timur Matahari" as its object, where there is a lot ofexpectation violation in the interaction of players in the film. Therefore, of course, there wasmuch suspicion in the prediction and the communication interaction. Both predictions andexpectations created by his players, as well as predictions that are owned by the audiencewatching the film. Both the positive and negative violations.Keywords : Communication, Intercultural, Verbal, Non-Verbal, Expectancy Violation,Prediction, Film
Pola Komunikasi Penyiar Radio Geronimo 106.1 FM Yogyakarta dalam Menjalin Komunikasi dengan Pendengar Khotimah, Siti; Agustina, Dwi Pela
CARAKA : Indonesia Journal of Communication Vol 4, No 1 (2023): Caraka : Indonesia Journal of Communication
Publisher : Indonesian Scientific Journal (Jurnal Ilmiah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/caraka.v4i1.87

Abstract

Penelitian ini membahas pola komunikasi penyiar radio Geronimo 106.1FM Yogyakarta dalam menjalin komunikasi dengan pendengar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi penyiar radio 106.1FM Yogyakarta berkomunikasi dengan pendengar. Dalam kegiatan penyiaran, peran seorang penyiar sangat dominan mewakili radio dalam menyampaikan informasi dan hiburan menurut pendengarnya. Oleh karena itu, pola komunikasi yang sesuai dengan segmentasi pendengar juga perlu dikuasai oleh penyiar agar pendengar tetap setia mendengarkan Radio Geronimo 106.1FM. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori interaksi simbolik. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam dan observasi partisipan di Radio Geronimo 106.1FM. Analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan pengujian keabsahan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi radio Geronimo memiliki dua pola komunikasi sekunder dan satu pola komunikasi primer dan mengaitkannya dengan teori interaksi simbolik. Pola komunikasi yang dilakukan oleh penyiar adalah menyesuaikan format siaran yang ditentukan, mulai dari siaran yang santai, seru, humoris, menghibur, serta dengan gaya percakapan dan vokal yang berkarakter. Memutar lagu-lagu hits di awal siaran untuk membahas sapaan di awal siaran, yang kemudian dilanjutkan dengan membaca berita dan informasi menarik yang biasa disebut bridging mastery. Informasi yang dibacakan dengan nyaring, penyiar dituntut untuk dapat membangun Theater of Mind agar pendengar tenggelam dalam esensi siaran serta dapat dengan mudah mencerna dan memahami informasi yang disampaikan.
SYMBOLIC REALITY CONSTRUCTION OF THE K-POP COMMUNITY ON TWITTER Astari, Devi Wening; Agustina, Dwi Pela; Nurussa’adah, Erfina
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 13, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/interaksi.13.1.152-168

Abstract

This research aimed to find a model of symbolic interaction in the BTS fanbase through exchanging fantasy-themed messages that create group awareness and produce feelings of togetherness. The research was conducted using qualitative methods and virtual ethnographic procedures. The research subject was a fanbase account that actively provided various information on Twitter that led to the dramatization of BTS content. The data was obtained through community members' observations through Focus Group Discussions with ARMY. The criteria for selecting informants were 1) fans who actively upload and interact with BTS; 2) actively followed accounts that ARMY follows with at least 50,000 followers; 3) followed accounts get a lot of interactions, comments, retweets, or quote retweets; 4) the selected ARMY had a Twitter account that has followed the selected account and has contact with that account. The results showed that the development of the ARMY community on Twitter was based on constructing a shared symbolic reality. The forms were a visual video, photo, word game, or a combination. ARMY utilized fantasy themes to interact with fellow ARMY to build closeness and a strong sense of family by implementing a culture of active participation in the community. This research also provided an overview of ARMY's symbolic reality construction model on Twitter and the relationship between cultural participation theory and the symbolic interactions of K-pop fans.
Inclusive Disability Empowerment: Utilization of Digital Applications in Accessing Information for People With Disabilities Pudrianisa, Sheila Lestari Giza; Astari, Devi Wening; Agustina, Dwi Pela
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol. 12 No. 2 (2024): CHANNEL: Jurnal Komunikasi 25th Edition
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/channel.v12i2.996

Abstract

Digital inclusion is one of the initiatives by the Telecommunication and Information Accessibility Agency under the Ministry of Communication and Informatics. It aims to ensure that all individuals can easily access digital technology and the internet. However, digital inclusion has not been fully realized, particularly in terms of providing digital information access for people with disabilities. The purpose of this Digital Accessibility Study for Empowering Disability Inclusion is to examine the significance of digital information accessibility as a crucial factor in enhancing the inclusion and empowerment of individuals with disabilities. This study emphasizes the use of digital technology to improve information accessibility, thereby fostering independence among people with disabilities. It also aims to identify the obstacles and challenges these individuals face in achieving equal access to digital information. Utilizing qualitative descriptive methods, data for the study was collected through observations and Focus Group Discussions (FGDs) with the disability community, as well as through documentation. The findings indicate that the accessibility of information through digital applications has begun to show positive effects, particularly for individuals who are deaf or blind. Applications such as TalkBack, VoiceOver, Cash Reader, Be My Eyes, Voluntary, Infusion, Special Help, WhatsApp, Facebook, Instagram, and others, along with specialized hardware, contribute to the independence of people with disabilities. However, while information can be accessed, it remains insufficiently friendly to all disabilities. Both deaf and blind participants expressed that governmental support needs more emphasis, and they highlighted the necessity for enhanced social support from family, friends, and the community to help bridge the gap for individuals with disabilities.
Strategi Komunikasi Persuasif Karang Taruna Tunas Muda dalam Meminimalisir Kriminalitas Remaja Alfarindo, Septian M; Agustina, Dwi Pela
Komunikasiana: Journal of Communication Studies Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/kjcs.v5i1.25607

Abstract

Sejak tahun 2020, kriminalitas kerap terjadi di Desa Wayilahan. Tindak kriminalitas yang kerap kali terjadi seperti tindak pencurian yang menyasar perkebunan warga, usaha toko kelontong milik warga dan juga menyisir kerumah-rumah milik warga. Akan tetapi, terdapat upaya yang dilakukan oleh karang taruna dalam meminimalisir tindak kriminalitas tersebut dengan menerapkan komunikasi persuasif. Karenanya, peneliti ingin menganalisis strategi komunikasi persuasif pada organisasi Karang Taruna Tunas Muda dalam meminimalisir kriminalitas remaja di Desa Wayilahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anggota Karang Taruna dan Pemuda Desa Wayilahan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah dengan melakukan observasi dan wawancara yang mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan untuk dapat meminimalisir kriminalitas remaja di Desa Wayilahan, Karang Taruna Tunas Muda menggunakan unsur dalam komunikasi persuasif seperti: persuader dan persuade (sumber dan penerima), pesan, saluran atau media, umpan balik dan efek. Selanjutnya Karang Taruna Tunas Muda juga memiliki beberapa tahapan dalam komunikasi persuasif dalam meminimalisir kriminalitas remaja yaitu menarik perhatian, minat, hasrat, keputusan dan aksi. Adapun faktor penghambat dari komunikasi persuasif karang taruna tunas muda dalam meminimalisir kriminalitas remaja Desa Wayilahan adalah dogmatisme, stereotip, dan pengaruh lingkungan. 
Dinamika Negosiasi Identitas Budaya Pasangan Beda Suku dalam Pernikahan di Yogyakarta Nurbayti, Nurbayti; Agustina, Dwi Pela; Yudaninggar, Kartika Sari
Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/wartaiski.v7i1.274

Abstract

Negosiasi identitas pasangan Suku Jawa dan Luar Jawa dalam rumah tangga yang menetap di Yogyakarta tidak lantas melepaskan mereka dari konflik nilai. Dinamika negosiasi identitas kesukuan tetap terjadi baik antara pasangan, maupun interaksi dengan pihak keluarga besar dari kedua belah pihak. Menggunakan teori negosiasi identitas budaya dan menggunakan metode deskriptif kualitatif peneliti mewawancarai secara mendalam tiga pasang suami istri. Hasilnya menunjukkan bahwa pasangan Luar Jawa lebih menggunakan gaya komunikasi konteks rendah untuk menyelesaikan masalah, sedangkan pasangan suku Jawa lebih menggunakan komunikasi konteks tinggi serta cenderung menghindari konflik. Selanjutnya nilai religiusitas lebih kaku untuk dinegosiasikan pihak istri, sebab terindikasi keharusan untuk mengikuti nilai yang diyakini suami maupun keluarga suami. Temuan penelitian adalah suami lebih dapat menegoasiasikan identitas gendernya di lingkungan keluarga istri, dibandingkan istri di keluarga suami.