Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA KECIL MENENGAH SENTRA PENGRAJIN BAMBU PADA UKM WAHANA BAMBU WILLIS GUNUNG SARI LOMBOK BARAT Cinthya, Luh Nyoman; Larasanty, Larasanty; Animah, Animah; Isnawati, Isnawati
Jurnal Ilmiah Akuntansi Indonesia Vol 4, No 2 (2019): JIAI (JURNAL ILMIAH AKUNTANSI INDONESIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.507 KB) | DOI: 10.32528/jiai.v4i2.2657

Abstract

The aim of this study was to determine (1) Calculation of the goods manufactured cost at SMEs, (2) Calculation of the goods manufactured cost based on full costing methods at SMEs ds manufactured cost supposed to be based on activity based costing system at SMEs,(3) Calculation of the goo and (4) Comparison of the goods manufactured cost based on SMEs calculation, full costing methods, and activity based costing system. This was a case study research at ?Wahana Bambu Wilis? located in Dasan Bara Hamlet, Taman Sari Village. The study results showed that the goods production cost per unit based on SMEs calculation was IDR 4,043,000 for bamboo berugak, IDR 683,226 for chair, IDR 300,246 for lazy cots, IDR 238,040 for shelves, and IDR 125,500 for bedek. Based on full costing methods, the calculation results was IDR 4,047,473 for bamboo berugak, IDR 699,165 for chair, IDR 316,271 for lazy cots, IDR 253,979 for shelves, and IDR 142,552 for bedek. Whereas with activity based costing system calculation cost of goods manufactured per unit was IDR 4,103,175 for bamboo berugak, IDR 709,598 for chair, IDR 302,759 for lazy cots, IDR 200,132 for shelves, and IDR 117,716 for bedek. The cost of goods manufactured calculated by SMEs was lower than the full costing methods. When compared with the activity based costing, there was an undercosting for SMEs, whereas the cost of goods manufactured was lower than activity based costing for bamboo berugak, chair and lazy cots with cost difference amounting IDR 60,175; IDR 26,372 and IDR 2,513. Cost of goods manufactured for shelves and bedek based on SMEs calculation was higher than activity based costing system that results on overcosting with cost difference amounting IDR 37,908 and IDR 7,784.
ANALISIS VARIASI DAN TINGKAT AKURASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 23 DI KOTA MATARAM Isnawati Isnawati; Zuhrotul Isnaini; Indria Puspitasari Lenap
Jurnal Aplikasi Akuntansi Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Aplikasi Akuntansi, April 2017
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (920.884 KB) | DOI: 10.29303/jaa.v1i2.5

Abstract

Pajak penghasilan (PPh) pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Aturan mengenai PPh Pasal 23 ini seringkali mengalami perubahan. Dharma (2007:1) menyatakan bahwa seiiring dengan perkembangan usaha, Direktur Jenderal Pajak melakukan perubahan terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-170/PJ/2002 tentang Jenis Jasa lain dan Perkiraan Penghasilan Neto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terkahir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. Dengan telah dikeluarkannya 1 (satu) Keputusan Direktur Jenderal Pajak dan 2 (dua) Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Jenis Jasa Lain dan Perkiraan Penghasilan Netto PPh.Pasal 23 yang mempunyai masa berlaku yang berbeda, disamping itu perbedaan paling menonjol dari ketiga peraturan tersebut adalah masalah perkiraan penghasilan netto dan pengaturan mengenai obyek penyerahan yang harus dipotong PPh. Pasal 23. Apabila fiskus maupun wajib pajak kurang cermat, maka dampaknya akan mempengaruhi hak dan kewajibannya dibindang perpajakan. Kekhawatiran yang dinyatakan oleh Dharma tersebut tentunya berlaku juga untuk wilayah Kota Mataram, mengingat Kota Mataram berada di wilayah propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan propinsi dengan peringkat ke 27 dari 34 propinsi di Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana cara fiskus maupun wajib pajak menghitung PPh.Pasal 23 tersebut. Selain itu penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa akurat perhitungan yang dilakukan untuk PPh Pasal 23 tersebut. Penelitian ini merupakan Penelitian Deskriptif dengan menggunakan studi pustaka, yaitu menganalisa data yang sudah tertuang pada Laporan PKL Mahasiswa Prodi DIII Perpajakan FEB Unram. Dan hasil penelitian ini menggambarkan bahwa variasi perhitungan PPh Pasal 23 yang terdappat di Kota Mataram menggunakan tarif terbaru yaitu 2% dan 15% dikalikan dengan penghasilan Bruto. Tidak ditemukan pada sampel bahwa masih ada perusahaan maupun instansi yang masih menggunakan tarif yang lama seperti yang dilaporkan pada salah satu Laporan PKL mahasiswa Prodi D-III Perpajakan FEB Unram. Adapun kesalahan tersebut murni bersumber dari mahasiswa yang masih kurang memahami mengenai perhitungan PPh Pasal 23 tersebut
ANALISIS KEHILANGAN PENERIMAAN NEGARA DI SEKTOR PAJAK SEBAGAI KONSEKUENSI DARI PENGUKUHAN BESARAN KENAIKAN PTKP (Studi Kasus Pada Dirjen Pajak Nusa Tenggara) Isnawati Isnawati; Bq. Anggun Hilendri; Zuhrotul Isnaini; Lalu Takdir Jumaidi
Jurnal Aplikasi Akuntansi Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Aplikasi Akuntansi, April 2018
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1261.53 KB) | DOI: 10.29303/jaa.v2i2.24

Abstract

Terkait dengan wacana Pemerintah yang akan melakukan penyesuaian lagi terhadap besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), banyak pihak yang menilai bahwa kenaikan PTKP ini membuat target pertumbuhan penerimaan negara dari Pajak Penghasilan (PPh) 21 atau karyawan tahun ini tidak akan tercapai. Namun selama ini Pemerintah tetap melakukan penyesuaian terhadap besaran PTKP tersebut dengan beranggapan bahwa kehilanagan angka penerimaan tersebut hanya bersifat sementara. Selain itu Pemerintah optimis untuk mengejar angka tersebut dari pertumbuhan penerimaan PPN, PPn BM, PPh Final serta dengan melakukan ekstensifikasi pajak melalui menambahn jumlah WP OP maupun WP Badan. Namun kenyataannya angka ini belum dapat terkejar dari kenaikan penerimaan Negara lainnya sebagai dampak dari kenaikan PTKP yang dilakukan oleh Pemerintah. Sehingga penelitian ini dirasakan sangat urgent dalam rangka memberikan bukti empiris mengenai dampak dari kenaikan PTKP yang dilakukan Pemerintah selama ini. Jenis Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif, dan merupakan studi kasus yang dilakukan di Mataram, tepatnya pada Kanwil DJP Nusa Tenggara yang beralamatkan di Jalan Sriwijaya No.182-B Mataram 83126. Hasil penelitian menolak hipotesis yang dibangun, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa besaran PTKP yang baru tidak memberikan dampak terhadap rata-rata penerimaan negara dari sector pajak. Hasil penelitian ini tidak mendukung opini Pemerintah yang menyatakan bahwa dengan penyesuaian besaran PTKP ini akan mampu meningkatkan daya beli Masyarakat yang nantinya akan meningkatkan penerimaan negara dari sector yang lainnya seperti PPN. Akan tetapi opini Pemerintah tersebut dibantah juga oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Jonathan dan Husaini (2014) bahwa tidak terbukti kenaikan PTKP akan meningkatkan daya beli Masyarakat
KONSEP SYARIAH PADA PEMBIAYAAN JAMINAN SERTIFIKASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN RISIKO (Studi Kasus Pada BPR Syariah Di Kota Mataram) Isnawati Isnawati; Muttaqillah Muttaqillah; Siti Sofiyah
Jurnal Aplikasi Akuntansi Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Aplikasi Akuntansi, Oktober 2018
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.454 KB) | DOI: 10.29303/jaa.v3i1.38

Abstract

DAMPAK NILAI FINAL TERHADAP KINERJA DOSEN DALAM PERSPEKTIF MAHASISWA AKUNTANSI Yusli Mariadi; Isnawati Isnawati; Zuhrotul Isnaini
Jurnal Aplikasi Akuntansi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Aplikasi Akuntansi, April 2019
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1048.316 KB) | DOI: 10.29303/jaa.v3i2.54

Abstract

DETERMINAN PERJANJIAN UTANG BERBASIS AKUNTANSI (ACCOUNTING - BASED COVENANT) PADA OBLIGASI YANG DITERBITKAN OLEH PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR INDEKS KOMPAS 100 Nurabiah Nurabiah; Herlina Pusparini; Alamsyah Alamsyah; Nur Fitriyah; Isnawati Isnawati
Valid: Jurnal Ilmiah Vol 15 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.964 KB)

Abstract

The objective of this study is to examine the influence of maturity, collateral, firm size, profitability, leverage, spread, firm reputation, and bond quality toward the accounting-based convenant. The sample of this study was index kompas 100 during the period of 2014- 2016, so that sample total is 114. This research was conducted based on documentation, while data is acquired through the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) and Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact. Data were analyzed based on multiple linear regression, and t-test using the e-views. The results of the analysis in this study indicate that the collateral spread,firm reputation and bond quality, have significant influence on the accounting-based convenant while maturity, firm size profitability, and leverage does not
DETERMINAN TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2016-2018 Animah Animah; Ni Luh Made Deswinta Wirmadewi; Isnawati Isnawati
Jurnal Ilmiah Akuntansi Indonesia Vol 6, No 1 (2021): JIAI (JURNAL ILMIAH AKUNTANSI INDONESIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jiai.v6i1.5063

Abstract

Transfer pricing is the policy of a company in determining the price of a transaction between parties that have a special relationship. The purpose of this study is to determine the effect of Effective Tax Rate (ETR), tunneling incentives, bonus mechanisms and foreign ownership on transfer pricing. The dependent variable in this study is transfer pricing, which is calculated by a dichotomous approach, namely by looking at the sales position of those who have related parties. The independent variables in this study are Effective Tax Rate (ETR), tunneling incentives, bonus mechanisms and foreign ownership. The population in this study is manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the periodof 2016-2018. The sample was chosen based on the purposive sampling method, which resulted in a sample of 90 data coming from 30 companies. The results of logistic regression analysis in this study indicated that tunneling incentives affect transfer pricing, whereas Effective Tax Rate (ETR), bonus mechanism and foreign ownership have no effect on transfer pricing.
ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA KECIL MENENGAH SENTRA PENGRAJIN BAMBU PADA UKM WAHANA BAMBU WILLIS GUNUNG SARI LOMBOK BARAT Luh Nyoman Cinthya; Larasanty Larasanty; Animah Animah; Isnawati Isnawati
Jurnal Ilmiah Akuntansi Indonesia Vol 4, No 2 (2019): JIAI (JURNAL ILMIAH AKUNTANSI INDONESIA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jiai.v4i2.2657

Abstract

The aim of this study was to determine (1) Calculation of the goods manufactured cost at SMEs, (2) Calculation of the goods manufactured cost based on full costing methods at SMEs ds manufactured cost supposed to be based on activity based costing system at SMEs,(3) Calculation of the goo and (4) Comparison of the goods manufactured cost based on SMEs calculation, full costing methods, and activity based costing system. This was a case study research at “Wahana Bambu Wilis” located in Dasan Bara Hamlet, Taman Sari Village. The study results showed that the goods production cost per unit based on SMEs calculation was IDR 4,043,000 for bamboo berugak, IDR 683,226 for chair, IDR 300,246 for lazy cots, IDR 238,040 for shelves, and IDR 125,500 for bedek. Based on full costing methods, the calculation results was IDR 4,047,473 for bamboo berugak, IDR 699,165 for chair, IDR 316,271 for lazy cots, IDR 253,979 for shelves, and IDR 142,552 for bedek. Whereas with activity based costing system calculation cost of goods manufactured per unit was IDR 4,103,175 for bamboo berugak, IDR 709,598 for chair, IDR 302,759 for lazy cots, IDR 200,132 for shelves, and IDR 117,716 for bedek. The cost of goods manufactured calculated by SMEs was lower than the full costing methods. When compared with the activity based costing, there was an undercosting for SMEs, whereas the cost of goods manufactured was lower than activity based costing for bamboo berugak, chair and lazy cots with cost difference amounting IDR 60,175; IDR 26,372 and IDR 2,513. Cost of goods manufactured for shelves and bedek based on SMEs calculation was higher than activity based costing system that results on overcosting with cost difference amounting IDR 37,908 and IDR 7,784.
PENINGKATAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DALAM PENYUSUNAN RENCANA KERJA MELALUI KONSEP BALANCED SCORECARD (BSC) PADA KOPERASI Isnawati Isnawati; Bq. Anggun Hilendri L.; Lukman Effendy
Jurnal Abdimas Sangkabira Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Abdimas Sangkabira, Desember 2020
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdimassangkabira.v1i1.22

Abstract

Konsep Balanced Scorecard(BSC) belakangan ini tampil sebagai alat ukur kinerja yang diunggulkan melebihi alat ukur kinerja sebelumnya yang hanya mengandalkan satu aspek saja, yaitu aspek keuangan. Pada BSC ini melihat kinerja organisasi dari 4 aspek; yaitu aspek keuangan; aspek pelanggan; aspek bisnis Internal; dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Oleh karena itu tim pengabdian menawarkan salah satu solusi yaitu melakukan kegiatan pelatihan menghitung kinerja koperasi dengan menggunakan alat ukur kinerja Balanced Scorecard, serta membuat program kerja berdasarkan konsep Balanced Scorecard tersebut. Tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk melatih pengurus koperasi mengukur kinerja koperasinya dengan menggunakan alat ukur Balanced Scorecard (BSC), serta penyusunan rencana (program) kerjanya dengan konsep Balanced Scorecard (BSC) tersebut. Pendekatan/metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode workshop / pelatihan, yaitu pelatihan pengukuran kinerja koperasi dengan menggunakan alat ukur kinerja Balaced Scorecard (BSC), serta menyusu program kerja dengan pendekatan BSC tersebut. Target luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah publikasi hasil kegiatan pengabdian berupa artikel pada salah satu media masa di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada hari senin tanggal 24 September 2018 berlokasi di kantor
KIAT MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI UMKM “BENGKEL FIRA” DI MASA PANDEMI COVID-19 Isnawati Isna; Biana Adha Inapty; Eni Indriani
Jurnal Abdimas Sangkabira Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Abdimas Sangkabira, Desember 2021
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdimassangkabira.v2i1.86

Abstract

UMKM merupakan usaha paling berdampak sehingga berdasarkan survei ADB sebanyak 48,6 persen UMKM tutup sementara. Tak hanya itu UMKM Indonesia juga turut mengalami permasalahan lain akibat pandemic yaitu sulit mendapatkan bahan baku dan terhambatnya distribusi karena logistic yang tersendat akibat terbatasnya pergerakan orang dann barang. Bengkel “Fira” merupakan salah satu perusahaan jasa yang berlokasi di Dasan Lekong Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur. Bengkel “Fira” juga merupakan salah satu UMKM yang terdampak dengan pandemic Covid-19, dimana banyaknya kebijakan pemerintah larangan berkerumun menyebabkan angkutan umum yang menjadi konsumen utama Bengkel ini juga tidak banyak beroperasional, sehingga menyebabkan jumlah pemasukan menurun, bahkan dikhawartirkan tutup jika kondisi pandemic berjalan terus. Sementara faktanya usaha Bengkel ini merupakan sumber penghasilan utama bagi bapak Nurjayadi, semua kebutuhan sehari-hari bergantung dari usaha ini. Sehingga. Solusi yang ditawarkan untuk pemecahan masalah yang dijelaskan di atas adalah dengan cara memberikan edukasi tentang kita-kiat untuk bertahan di masa Pandemi Covid-19. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat berjalan sesuai dengan rencana yang dijadwalkan selama 5 (lima) bulan untuk keseluruhan rangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan pelaksanaan, evaluasi sampai dengan penyusunan laporan. Khusus kegiatan pelaksanaan terlaksana hanya 2 kali yaitu pada hari Jumat tanggal 6 bulan Agustus 2021 dan hari Jumat tanggal 3 bulan September 2021. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh tim selama kegiatan pengabdian untuk membantu Bengkel Fira bangkit dan bertahan di masa pandemic Covid 19, antara lain: a)Inovasi Pemasaran, yaitu New Normal di mata pengusaha asrtinya harus new Strategi untuk bisa bertahan di masa pandemic. b) Inovasi Pelayanan Selain melakukan inovasi pemasaran, Bengkel Fira juga diarahkan untuk melakukan inovasi pelayanan. Jika sebelumnya pelayanan dilakukan untuk mobil-mobil yang dating langsung ke Bengkel, namun sekarang sudah berinovasi layanan “panggil ke rumah