Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERAN REGULASI EMOSI TERHADAP KUALITAS HIDUP DENGAN WORK LIFE BALANCE SEBAGAI MEDIATOR PADA PEREMPUAN PERAN GANDA Siregar, Gardenia Junissa; Rostiana, Rostiana; Satyadi, Heryanti
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i2.5551

Abstract

Kualitas hidup merupakan aspek yang penting dalam kehidupan, terlebih lagi untuk perempuan yang telah menjadi ibu. Regulasi emosi merupakan strategi yang dilakukan untuk merespon emosi yang terjadi. Secara teoritis regulasi emosi dapat dikatakan berperan untuk menentukan kualitas hidup, namun penelitian menemukan hasil berbeda, dimana hubungan kedua variabel tersebut dinyatakan cukup lemah. Work life balance merupakan keadaan ketika seseorang dapat menyeimbangkan perannya sebagai pekerja dan di dalam keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran regulasi emosi terhadap kualitas hidup dengan work life balance sebagai mediator. Populasi dalam penelitian ini adalah para perempuan peran ganda, yang memiliki aktivitas keseharian, selain menjadi ibu dan istri di dalam keluarga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 400 orang perempuan peran ganda. Penelitian ini menggunakan tiga alat ukur, yaitu World Health Organizational Quality of Life (WHOQOL-BREF), Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) dan Work Life Balance Scale (WLBS). Pengujian model penelitian dilakukan dengan menggunakan Path Analysis Structural Model menggunakan LISREL 8.80. Hasil pengujian model menunjukan bahwa work life balance dapat berperan sebagai mediator dengan nilai (p-value>0.05) yaitu p-value 1.000 sehingga model dapat dikatakan berada pada kategori good fit. Hasil nilai standardized solution untuk peran regulasi emosi terhadap kualitas hidup yang awalnya sebesar 0.10 juga mengalami peningkatan menjadi 0.1224. Sehingga dapat mengindikasikan bahwa peranan regulasi emosi terhadap kualitas hidup akan lebih besar, ketika para perempuan peran ganda memiliki work life balance. Quality of life is an important aspect of life, especially for women who have become mothers. Emotion regulation is a strategy undertaken to respond to emotions that arise. Theoretically, emotional regulation can be said to play a role in determining the quality of life, however, studies found different results, where the relationship between the two variables was stated to be quite weak. Work-life balance is a condition when a person can balance their role as a worker and in the family. Therefore, this study aims to look at the role of emotion regulation on quality of life with work-life balance as a mediator. The population in this study are dual role women, who have daily activities, besides being mothers and wives in the family. The sampling technique used was purposive sampling with a total sample of 400 dual role women. This research uses three measuring instruments, namely World Health Organizational Quality of Life (WHOQOL-BREF), Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) and Work Life Balance Scale (WLBS). Research model testing was done using the Path Analysis Structural Model using LISREL 8.80. The model testing result shows that work life balance can act as a mediator with (p-value> 0.05), which is p-value 1,000, that the model can be said to be in the good fit category. The results of the standardized solution for the role of emotion regulation on the quality of life which was originally at 0.10 also increased to 0.1224. It indicates that the role of emotion regulation on quality of life will be greater, when dual role women have work-life balance.
GAMBARAN PROFESSIONAL QUALITY OF LIFE (PROQOL) GURU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Purnamasari, Dewa Ayu Inten; Satyadi, Heryanti; Rostiana, Rostiana
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i2.7704.2021

Abstract

Professional Quality of Life (ProQOL) is a topic that has been growing for the last 20 years. Stamm is an expert who is developing theoretical concepts and its instrument in 2010. ProQOL explains individual’s perceptions professional quality of life, which consists of two aspects. Compassion Satisfaction (CS) is the positive aspect where someone is able to feel positive feelings such as altruism while working and Compassion Fatigue (CF) is the negative ones, where someone feels uncomfortable which can leads to Burnout and Secondary Traumatic Stress (STS) symptoms. Most of study has investigated ProQOL among health caring professional, therefore this study aims to overview ProQOL among special education teachers. Uses quantitative-non experimental design, this study involves 171 special education teachers as participants. Based on the collected data, it shows that individual’s perceptions about the quality of life as a special education teacher tends to be positive. However, this is not necessarily followed by low STS and burnout rates. This study found that around 77% teachers were at moderate to high burnout levels, while 72% also had moderate to high STS levels. Professional Quality of Life (ProQOL) merupakan sebuah topik yang sudah berkembang sejak 20 tahun terakhir. Seorang ahli bernama Stamm telah berjasa dalam mengembangkan konsep teoretis ProQOL beserta alat ukurnya pada tahun 2010. ProQOL menjelaskan persepsi individu mengenai kualitas hidup profesionalnya, yang terdiri dari dua aspek. Compassion Satisfaction (CS) merupakan aspek positif dimana individu mampu merasakan perasaan positif, altruisme terkait perkerjaannya dan Compassion Fatigue (CF) yang merupakan aspek negatif, dimana individu merasa tidak nyaman dalam menjalankan pekerjaannya yang berujung pada gejala Burnout dan Secondary Traumatic Stress (STS). Oleh karena sebagian besar penelitian mengenai ProQOL telah diteliti pada tenaga profesional kesehatan, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran ProQOL pada profesi guru ABK. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang melibatkan 171 guru ABK sebagai partisipan. Berdasarkan data yang terkumpul diperoleh bahwa persepsi individu terhadap kualitas hidup profesional sebagai guru ABK cenderung positif. Akan tetapi, hal tersebut tidak serta merta diikuti dengan tingkat burnout dan STS yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 77% guru ABK berada pada tingkat burnout Sedang-Tinggi dan 72% diantaranya juga memiliki tingkat STS Sedang-Tinggi.
PERAN SEMANGAT DALAM MEMEDIASI HUBUNGAN ANTARA RASA SYUKUR DAN DEPRESI PADA REMAJA Hardjasasmita, Irena Monica; Roswiyani; Satyadi, Heryanti
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v3i2.28302

Abstract

Depresi adalah gangguan mental yang umum ditemukan yang mana dapat secara negatif memengaruhi perasaan, cara berpikir, dan tindakan individu. Prevalensi dari depresi mulai meningkat ketika individu memasuki usia remaja. Faktor biologis, keluarga, pertemanan, dan lingkungan memengaruhi terbentuknya depresi pada remaja. Depresi dapat dihindari jika dalam dirinya, remaja memiliki karakter seperti rasa syukur dan rasa semangat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran rasa semangat dalam memediasi hubungan antara rasa syukur dan depresi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental dengan metode korelasional. Alat ukur yang digunakan adalah VIA Youth Survey untuk mengukur rasa syukur dan rasa semangat, sedangkan Beck Depression Inventory (BDI-II) untuk mengukur depresi. Terdapat 101 partisipan usia 15-17 tahun dalam penelitian ini. Melalui metode bootstraping dengan program LISREL, dinyatakan rasa semangat dapat memediasi hubungan antara rasa syukur dan depresi, = .297, F(2,98) = 20.735, p = < .01, 95% CI [-1,186, -0,344]. Dapat disimpulkan bahwa rasa syukur dapat menimbulkan rasa semangat yang kemudian dapat melindungi remaja dari depresi.
Social Support and Post Traumatic Growth in Wives of Domestic Violence Victims: Coping Strategies as Mediators Harry, Desty Dwi Kayanti; Soetikno, Naomi; Satyadi, Heryanti
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA Vol. 16 No. 2 (2024): ANALITIKA DECEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/analitika.v16i2.12814

Abstract

This Domestic violence experienced by wives is a traumatic event that has a negative impact. However, victims of domestic violence can experience positive changes after experiencing trauma (post traumatic growth). This study aims to examine the role of coping strategies as a mediator in the relationship between social support and PTG. The measuring instruments used were PTGI (α = .931), MSPSS (α = .941), Brief-COPE (α = .878) and PTSD Checklist DSM 5 (α = .940). Participants in this study were 118 wives who had experienced domestic violence in the form of physical violence, psychological violence, sexual violence or domestic neglect violence with an age range of 19-59 years. The results showed a significant positive relationship between social support and PTG (r=.412, p<0.01), a significant positive relationship between problem-focused coping (r=.436, p<0.01) and emotion-focused coping (r=.501, p<0.01) and PTG and an insignificant positive relationship between dysfunctional coping (r=.072) and PTG. Problem-focused coping (p<0.05, 95% CI [0.037, 0.185]) and emotion-focused (p<0.05, 95% CI [0.050, 0.188]) acted as mediators in the relationship between social support and PTG while dysfunctional coping (p<0.05, 95% CI [-0.012, 0.019]) did not act as a mediator. The benefits of this study help victims of domestic violence choose the right coping strategy. For the community, it increases their insight into the importance of social support from family, friends and other important people to help victims through the traumatic phase of domestic violence.
The Role of Teacher Behavior as a Mediator in the Relationship Between Social Support and Students’ School Well-Being at University X Mailani, Indah; Sahrani, Riana; Satyadi, Heryanti
International Journal of Science and Society Vol 7 No 2 (2025): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v7i2.1450

Abstract

This study examined the mediating role of teacher behavior in the relationship between parental and peer social support and students’ school well-being. Conducted as a case study at University X, the research aimed to understand how teacher behavior influences students’ academic well-being within the context of changing educational environments. Using a quantitative correlational design, data were collected from 305 active students aged over 18 through purposive sampling. Standardized questionnaires were used to measure teacher behavior, school well-being, and social support from parents and peers. The data were analyzed using path analysis with JASP and SPSS software. Results indicated that parental and peer social support significantly influenced students’ school well-being. Furthermore, teacher behavior was found to partially mediate this relationship, suggesting that supportive and consistent lecturer conduct enhances the positive impact of social support on academic well-being. These findings highlighted the importance of teacher behavior as an educational resource and offered valuable insights for improving student well-being, particularly in higher education settings experiencing transitions in learning modalities.
BELAJAR BAHAGIA: MEMBANGUN KESEJAHTERAAN AKADEMIK LEWAT DUKUNGAN SOSIAL DAN PERAN DOSEN Mailani, Indah; Sahrani, Riana; Satyadi, Heryanti
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis (IN PRESS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v4i2.35057

Abstract

Mahasiswa kerap menghadapi tantangan akademik yang berdampak pada kesejahteraan psikologis mereka. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dosen dan mahasiswa mengenai pentingnya dukungan sosial dan perilaku pengajar dalam membentuk school well-being. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari penelitian tesis yang menguji peran mediasi perilaku pengajar dalam hubungan antara dukungan sosial dan kesejahteraan akademik mahasiswa. Metode pelaksanaan berupa seminar daring dengan judul “Belajar Bahagia” yang melibatkan mahasiswa dan dosen dari berbagai universitas, termasuk Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai mitra. Materi disusun berdasarkan model school well-being dari Konu & Rimpelä serta hasil penelitian lapangan. Evaluasi melalui sesi tanya jawab dan umpan balik peserta menunjukkan adanya peningkatan kesadaran terhadap pentingnya peran dukungan sosial dan interaksi positif dengan dosen dalam menunjang kebahagiaan mahasiswa. Hasil ini mendukung perlunya kolaborasi aktif antara dosen, mahasiswa, dan institusi pendidikan untuk menciptakan lingkungan akademik yang mendukung kesejahteraan psikologis mahasiswa.