Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BUKU KIA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN tjahjani, ely
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 3 No 1 (2016): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.728 KB)

Abstract

Pendahuluan: Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan ibu dan anak. Buku KIA bermanfaat sebagai catatan kesehatan yang lengkap sejak ibu hamil sampai anak berusia 5 tahun. Ibu hamil diharapkan dapat memiliki pengetahuan yang baik mengenai buku KIA. Adapun faktor ? faktor yang mempengaruhi pemahaman ibu antara lain : sikap, pendidikan, dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang buku KIA berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan. Metode: Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Populasi 148 orang, sampel 73 orang yang diambil dengan cara Non Probability Sampling dengan teknik accidental sampling. Pengambilan data menggunakan data primer yakni koesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas ibu hamil berpendidikan rendah sebesar 47,94 %, mayoritas ibu hamil tidak bekerja sebesar  63,01%, dan dapat disimpulkan mayoritas ibu tidak bekerja memiliki pengetahuan kurang sebesar (54,35%), dibandingkan ibu yang berkerja sebesar (18,52%). Diskusi: Dari hasil penelitian disimpulkan masih banyak ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang rendah mengenai buku KIA. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tugas kita sebagai tenaga kesehatan dalam memperkenalkan, memberikan informasi, dan menggunakan buku KIA dalam pelayanan kesehatan pada ibu dan anak.
UMUR DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TRIMESTER I DENGAN KEJADIAN ANEMIA Tjahjani, Ely
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 2 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.908 KB)

Abstract

Anemia adalah keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal. Berdasarkan data yang diperoleh di BPS Zulfiah Surabaya ditemukan adanya kecenderungan peningkatan kejadian anemia pada ibu hamil trimester I mulai tahun 2013 sebesar  34,85%, tahun 2014 sebesar  36,63%, dan tahun 2015 sebesar 41,17%. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara umur dan tingkat pendidikan ibu hamil trimester I dengan kejadian anemia di BPS Zulfiah Surabaya tahun  2016. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah analitik jenis cross sectional dengan data sekunder tahun  2016 di BPS Zulfiah Surabaya. Populasi 226 orang dan besar sampel 69 orang dipilih dengan cara systematic random sampling. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang, dan di analisis dengan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu hamil trimester I di BPS Zulfiah Surabaya tahun 2016 mayoritas tidak mengalami anemia sebanyak 39 orang (56,55%), umur 20-35 tahun sebanyak 23 orang (69,70%) dan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 28 orang (68,29%). Dari tabulasi silang ibu hamil yang berusia < 20 tahun dan < 35 tahun lebih banyak mengalami anemia sebanyak 20 orang (55,56 %), dan ibu hamil dengan pendidikan rendah yang mengalami anemia sebesar 17 orang (60,71%). Hasil uji chi-square didapatkan bahwa variabel umur  >  (18,76 > 3,84) sedangkan variabel tingkat pendidikan  >  (44,49 > 3,84) yang berarti H0 ditolak. Diskusi:  Ada hubungan antara umur dan tingkat pendidikan ibu hamil trimester I dengan kejadian anemia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan yang teratur selama kehamilan guna deteksi dini komplikasi pada kehamilan serta pemberian informasi tentang nutrisi dan cara mengkonsumsi tablet besi yang tepat.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 BULAN – 2 TAHUN Tjahjani, Ely
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 5 No 1 (2018): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.68 KB)

Abstract

Diare adalah buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Berdasarkan hasil survei data sekunder di BPS Ny. Ayu, angka kejadian diare pada tahun 2016 masih tinggi dari target yaitu sebesar 21,36%. Diare dapat disebabkan karena bayi tidak diberikan ASI eksklusif, jika kejadian diare tidak ditangani akan terjadi dehidrasi dan membawa dampak yang buruk pada bayi. Oleh karena itu masalah ini dipandang perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare di BPS Ny. Ayu. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel secara probability sampling dengan teknik sistematic random sampling dengan populasi seluruh bayi usia 6 bulan ? 2 tahun sebanyak 628 orang dan jumlah sampel sebanyak 199 orang. Pengambilan data secara sekunder dari register anak. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan analisa dengan uji chi-square dengan a = 0,05. Hasil: Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif sebesar 53,77%,dan bayi yang menderita diare sebesar 50,25%. Berdasarkan hasil uji chi-square pada pemberian ASI eksklusif didapatkan ?2Hitung  > ?2tabel yaitu 6,8 > 3,84 sehingga H0 ditolak. Diskusi: Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare. Oleh karena itu untuk menurunkan angka kejadian diare maka petugas kesehatan harus memberi KIE dan penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan  hal - hal yang mungkin terjadi jika tidak diberikan ASI eksklusif, agar menciptakan bayi yang sehat.
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BUKU KIA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN tjahjani, ely
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 3 No 1 (2016): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.728 KB)

Abstract

Pendahuluan: Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan ibu dan anak. Buku KIA bermanfaat sebagai catatan kesehatan yang lengkap sejak ibu hamil sampai anak berusia 5 tahun. Ibu hamil diharapkan dapat memiliki pengetahuan yang baik mengenai buku KIA. Adapun faktor ? faktor yang mempengaruhi pemahaman ibu antara lain : sikap, pendidikan, dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang buku KIA berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan. Metode: Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Populasi 148 orang, sampel 73 orang yang diambil dengan cara Non Probability Sampling dengan teknik accidental sampling. Pengambilan data menggunakan data primer yakni koesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas ibu hamil berpendidikan rendah sebesar 47,94 %, mayoritas ibu hamil tidak bekerja sebesar  63,01%, dan dapat disimpulkan mayoritas ibu tidak bekerja memiliki pengetahuan kurang sebesar (54,35%), dibandingkan ibu yang berkerja sebesar (18,52%). Diskusi: Dari hasil penelitian disimpulkan masih banyak ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang rendah mengenai buku KIA. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tugas kita sebagai tenaga kesehatan dalam memperkenalkan, memberikan informasi, dan menggunakan buku KIA dalam pelayanan kesehatan pada ibu dan anak.
UMUR DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TRIMESTER I DENGAN KEJADIAN ANEMIA Tjahjani, Ely
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 2 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.908 KB)

Abstract

Anemia adalah keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal. Berdasarkan data yang diperoleh di BPS Zulfiah Surabaya ditemukan adanya kecenderungan peningkatan kejadian anemia pada ibu hamil trimester I mulai tahun 2013 sebesar  34,85%, tahun 2014 sebesar  36,63%, dan tahun 2015 sebesar 41,17%. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara umur dan tingkat pendidikan ibu hamil trimester I dengan kejadian anemia di BPS Zulfiah Surabaya tahun  2016. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah analitik jenis cross sectional dengan data sekunder tahun  2016 di BPS Zulfiah Surabaya. Populasi 226 orang dan besar sampel 69 orang dipilih dengan cara systematic random sampling. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang, dan di analisis dengan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu hamil trimester I di BPS Zulfiah Surabaya tahun 2016 mayoritas tidak mengalami anemia sebanyak 39 orang (56,55%), umur 20-35 tahun sebanyak 23 orang (69,70%) dan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 28 orang (68,29%). Dari tabulasi silang ibu hamil yang berusia < 20 tahun dan < 35 tahun lebih banyak mengalami anemia sebanyak 20 orang (55,56 %), dan ibu hamil dengan pendidikan rendah yang mengalami anemia sebesar 17 orang (60,71%). Hasil uji chi-square didapatkan bahwa variabel umur  >  (18,76 > 3,84) sedangkan variabel tingkat pendidikan  >  (44,49 > 3,84) yang berarti H0 ditolak. Diskusi:  Ada hubungan antara umur dan tingkat pendidikan ibu hamil trimester I dengan kejadian anemia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan yang teratur selama kehamilan guna deteksi dini komplikasi pada kehamilan serta pemberian informasi tentang nutrisi dan cara mengkonsumsi tablet besi yang tepat.
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 BULAN – 2 TAHUN Tjahjani, Ely
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 5 No 1 (2018): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.68 KB)

Abstract

Diare adalah buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Berdasarkan hasil survei data sekunder di BPS Ny. Ayu, angka kejadian diare pada tahun 2016 masih tinggi dari target yaitu sebesar 21,36%. Diare dapat disebabkan karena bayi tidak diberikan ASI eksklusif, jika kejadian diare tidak ditangani akan terjadi dehidrasi dan membawa dampak yang buruk pada bayi. Oleh karena itu masalah ini dipandang perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare di BPS Ny. Ayu. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel secara probability sampling dengan teknik sistematic random sampling dengan populasi seluruh bayi usia 6 bulan ? 2 tahun sebanyak 628 orang dan jumlah sampel sebanyak 199 orang. Pengambilan data secara sekunder dari register anak. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan analisa dengan uji chi-square dengan a = 0,05. Hasil: Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif sebesar 53,77%,dan bayi yang menderita diare sebesar 50,25%. Berdasarkan hasil uji chi-square pada pemberian ASI eksklusif didapatkan ?2Hitung  > ?2tabel yaitu 6,8 > 3,84 sehingga H0 ditolak. Diskusi: Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare. Oleh karena itu untuk menurunkan angka kejadian diare maka petugas kesehatan harus memberi KIE dan penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan  hal - hal yang mungkin terjadi jika tidak diberikan ASI eksklusif, agar menciptakan bayi yang sehat.
TINGKAT UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI tjahjani, Ely
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 6 No 2 (2019): Journal Midwifery
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) yaitu permulaan menyusu dini atau bayi mulai menyusu sendiri dalam satu jam pertama segera setelah lahir. Jika bayi diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama akan menurunkan 22%  angka kematian bayi dibawah 28 hari (Roesli, Utami: 2008). Data yang diperoleh di BPS Ny. Kisworo Pratiwi Surabaya tahun 2018 diperoleh hasil ibu yang tidak melaksanakan IMD cenderung terjadi peningkatan sebesar 1,59% tapi masih dibawah target dimana ibu bersalin normal harus melakukan IMD setelah melahirkan karena IMD merupakan langkah awal dalam keberhasilan ASI eklusif. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan tingkat pendidikan ibu bersalin dengan pelaksanaan IMD di BPS Ny. Kisworo Pratiwi Surabaya tahun 2018. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah analitik jenis cross sectional dengan data sekunder tahun 2018 di BPS Ny. Kisworo Pratiwi Surabaya. Populasi sebesar 334 orang dan sampelnya 180 orang dipilih secara systematic random sampling. Hasil penelitian dibuat tabel frekuensi, tabulasi silang dan dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan ibu bersalin di BPS Ny. Kisworo Pratiwi Surabaya tahun 2018 mayoritas umur <20 tahun 94 orang (52,22%), mayoritas pendidikan rendah 101 orang (56,11%) dan mayoritas tidak melakukan IMD sebesar 120 orang (66,67%) dan yang melakukan IMD mayoritas pada umur >20 tahun sebesar 46 orang (28,67%), pendidikan tinggi 45 orang (26,33%). Dari hasil uji Chi-Square didapatkan variabel umur ?2hitung>tabel (30,09>3,84) sedangkan variabel pendidikan ? 2hitung>tabel (35,39>3,84) yang berarti Ho ditolak. Diskusi:  Ada hubungan antara umur dan tingkat pendidikan dengan pelaksanaan IMD. Oleh karena itu, perlu bagi petugas kesehatan untuk mensosialisasikan pelaksanaan IMD dengan cara memberikan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) pada ibu hamil dan bersalin tentang pentingnya IMD pada bayi baru lahir.