Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN STUNTING OLEH KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KOTA MANADO Sewa, Rista; Tumurang, Marjes; Boky, Harvani
KESMAS Vol 8, No 4 (2019): Volume 8, Nomor 4, Mei 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya. Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar mereka dapat mandiri dalam mengembangkan setiap kegiatan yang ada. Kader posyandu merupakan salah satu bentuk kemandirian masyarakat. Tugas kader dalam kegiatan posyandu sangat besar karena bukan hanya sebagai pemberi informasi kesehatan tetapi juga sebagai penggerak masyarakat untuk bisa hadir di posyandu.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan stunting oleh kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bailang Kota Manado. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen sungguhan (true eksperimen) yang menggunakan pre-test post-test dengan kelompok kontrol.  Jumlah responden 30 kader posyandu yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok eksperimen a (penyuluhan) 10 kader, kelompok eksperimen b (penyuluhan dan leaflet) 10 kader dan kelompok kontrol (tidak diberikan intervensi) 10 kader. Kesimpulan ada pengaruh yang signifikan promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan stunting oleh kader posyandu pada kelompok eksperimen a dan kelompok eksperimen b dengan p-value < 0.05 dan tidak ada pengaruh yang signifikan pada kelompok kontrol dengan nilai p > 0.05.  Kata kunci: Penyuluhan, Leaflet, Pengetahuan, Sikap, Tindakan Pencegahan Stunting ABSTRACTStunting is a condition where someone’s height is shorter compare to others’ normal height. Health promotion is an effort to increase public’s abilities through self-learning by and for the society itself, hence, independence can established in developing every available activity. Volunteer framework is regarded as one of community independence practice. Its responsibility in integrated post service (posyandu) is highly important not only as information providers, but also as public motivators to take part in posyandu. This study aims to discover the impact of health promotion towards awareness and attitudes with stunting prevention actions by volunteer framework at Bailang Community Health Centre workplace in Manado. This study employs true experiment design using pre-test post-test with control group. The total of respondents were 30 Posyandu volunteers who were divided into three groups which are the experiment group a (counseling) 10 volunteers, the experiment group b (counseling and leaflet) 10 volunteers and control group (intervention is not given) 10 volunteers. Conclusion shows significant impacts of health promotion towards awareness and attitudes with stunting prevention actions by volunteer framework of integrated service post (posyandu) on experiment group a and group experiment b when given intervention with p-value <0.05, whereas there is no significant impacts of health promotion on group control which not given intervention with p-value >0.05  Keywords: stunting, counseling, leaflet, awareness, attitude, preventing action.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMP NEGERI 4 SATAP LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Pakaja, Jeifisa C.; Engkeng, Sulaemana; Tumurang, Marjes
KESMAS Vol 8, No 4 (2019): Volume 8, Nomor 4, Mei 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja merupakan salah satu sasaran program kesehatan reproduksi. Pada masa remaja perubahan emosi menjadi sensitif serta perilaku ingin mencoba hal-hal yang baru. Perilaku ini jika tidak didasari dengan pengatahuan dan sikap yang tidak benar maka dapat merugikan remaja tersebut, seperti perilaku seksual beresiko terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dan dapat berlanjut pada aborsi serta penularan penyakit menular seksual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja di SMP Negeri 4 Satap Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Dalam penelitian ini menggunakan survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Satap Likupang Timur pada bulan Oktober 2018-Maret 2019. Populasi seluruh siswa kelas VI, VII, dan IX berjumlah 88 remaja. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 84 remaja. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan CI = 95%, α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual yaitu nilai p = 0,000 serta tidak terdapat hubungan antara sikap tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual yaitu nilai p = 0,403. Kata Kunci : Remaja, Kesehatan Reproduksi, Perilaku Seksual ABSTRACTAdolescents are one of the targets of the reproductive health program. In adolescence emotional changes become sensitive and behavior wants to try new things. This behavior if it is not based on knowledge and incorrect attitudes can harm the adolescents, such as sexual behavior at risk of unwanted pregnancy and can continue to abortion and transmission of sexually transmitted diseases. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes about reproductive health with adolescent sexual behavior at SMP Negeri 4 Satap Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. In this study using analytical surveys with research designs cross sectional study implemented at SMP  Negeri 4 Satap Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. In October 2018 - March 2019. Population of all class students VI, VII, and IX amount 88 adolescents. The sampling technique is total sampling using inclusion and exclusion criteria amount 84 Adolescents. The research instrument used was a questionnaire. Bivariate analysis using the test chi-square with CI = 95%, α = 0,05. The results showed that there was a relationship between knowledge about reproductive health and sexual behavior, namely value p = 0,000. and there is no relationship between attitudes about reproductive health and sexual behavior, namely value p = 0,403. Keywords : Adolescents, Reproductive Health, Sexual Behavior
PERAN PETUGAS PROMOSI KESEHATAN, PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA Maramis, Frilya I.; Tumurang, Marjes; Kalesaran, Angela F.C
KESMAS Vol 6, No 4 (2017): Volume 6, Nomor 4, Juli 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Promosi kesehatan memiliki peran penting dalam kegiatan preventif dan promotif di Pusat Kesehatan Masyarakat. Laporan tahunan Kabupaten Minahasa Utara mencatat bayi yang mendapat ASI Eksklusif yaitu (39.6%), laporan Puskesmas Airmadidi menjelaskan (32.7%) bayi mendapat ASI Eksklusif, kurang dari target Kemenkes yaitu 50%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Petugas Promosi Kesehatan, Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga Dalam Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 6 informan. Hasil wawancara mengenai peran petugas promosi kesehatan terkait dengan ASI Eksklusif telah dilakukan namun tidak merata sehingga masih ada ibu-ibu yang belum mendapatkan informasi tentang ASI Eksklusif. Ibu tahu tentang ASI Eksklusif namun pada penerapan masing-masing ibu memiliki sikap berbeda, ada yang memberikan ASI Eksklusif dan tidak memberikan ASI Eksklusif. Dukungan keluarga sangat mempengaruhi ibu dalam keberhasilan ASI Eksklusif. Hasil wawancara dengan kepala keluarga masing-masing infoman mempunyai jawaban berbeda. Ada suami yang mendukung ada yang tidak mendukung. Faktor keberhasilan ASI Eksklusif selain pengetahuan tentu nya disertai dengan kemauan ibu sendiri. Peran tenaga kesehatan adalah pengaruh terbesar bagi ibu dalam proses menyusui eksklusif. Keberhasilan ASI Eksklusif juga tidak luput dari dukungan keluarga karena keluarga adalah orang terdekat yang dapat mendorong ibu untuk tetap memberikan ASI secara Eksklusif.Kata Kunci : Promosi, Pengetahuan, Dukungan keluargaABSTRACTHealth promotion has an important role in preventive and promotive activities at Community Health Centers. The annual report of North Minahasa regency records the babies who have exclusive breastfeeding (39.6%), Puskesmas Airmadidi reports explain (32.7%) of babies are exclusively breastfed, less than Kemenkes target of 50% .This study aims to determine the Role of Health Promotion Officer, Mother Knowledge and Family Support In Increasing Exclusive Breastfeeding. This research is a qualitative research by conducting in-depth interviews on 6 informants. The results of interviews on the role of health promotion officers associated with Exclusive Breast Milk have been done but not evenly so there are still mothers who have not been informed about Exclusive Breast Milk. Mothers know about Exclusive Breastmilk but on the application of each mother has a different attitude, some give Exclusive Breast milk and do not give Exclusive Breast Milk. Family support greatly affects mothers in the success of exclusive breastfeeding. The results of interviews with the head of each infomal family have different answers. There are husbands who support those who do not support. Exclusive breastfeeding success factors in addition to knowledge of course accompanied by the mother's own will. The role of health workers is the greatest influence for mothers in exclusive breastfeeding. Exclusive Breastfeeding success is also not escaped from family support because the family is the closest person who can encourage mothers to continue breastfeeding Exclusively.Keywords : Promotion, Knowledge, Family Support
GROUP ACTIVITY THERAPY REDUCES SYMPTOMS OF PSYCHOSOCIAL DISORDERS OF THE ELDERLY (ELDERLY) Pasambo, Yourisna; Karundeng, Yanni; Imbar, Henry Sonny; Tumurang, Marjes; Desyani, Ni Luh Jayanthi
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KOMUNITAS KESEHATAN Vol 1 No 1 (2023): DESEMBER
Publisher : Poltekkes Kemenkes Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jb.v1i1.852

Abstract

Pada umumnya setelah orang memasuki lansia akan mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Keadaan itu berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Di antaranya adalah secara psikososial yaitu ketergantungan pada orang lain, mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan, bingung, panik, depresif, apatis, dan sebagainya. Penurunan fungsi kognitif dan psikomotor juga lansia yang berada di Desa Silian Satu Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara. Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa orang lansia ditemukan bahwa lansia tersebut tidak lepas dari masalah psikososial. Kondisi psikososial seperti ini tentunya menyebabkan lansia mengalami penurunan kualitas kesehatan, kurang berdaya guna dalam masa tua serta kurang menikmati masa tua mereka. Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kesehatan lansia adalah dengan menerapkan terapi aktivitas kelompok (TAK). TAK merupakan salah satu cara agar lansia berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dapat mempengaruhi psikososialnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanni dkk (2018) terhadap lansia di Panti Agape Tondano dan Panti Debora Tondano Propinsi Sulawesi Utara menunjukkan bahwa terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori memberi hasil yang bermakna dimana terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris terhadap gangguan psikososial lanjut usia. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensoris dilakukan dengan metode diskusi dan sharing persepsi dengan panduan modul yang disusun oleh tim peneliti. Hasil penelitian tersebut dapat menjawab masalah kesehatan psikososial yang dialami oleh lansia di Desa Silian Satu. Pengabdian masyarakat dilaksanakan melalui terapi aktifitas kelompok persepsi sensori dengan menggunakan Modul Terapi Aktifitas Kelompok hasil penelitian dari Yanni Karundeng dkk. Terapi aktifitas kelompok dilaksanakan selama empat hari. Kegiatan ini difokuskan pada lansia yang mengalami penurunan / gangguan fungsi psikososial dengan target sasaran 50 -70 lansia. Hasil analisa data menunjukkan bahwa terjadi penurunan gejala gangguan psikososial yang dialami oleh lansia setelah menjalani Terapi Aktivitas Kelompok (TAK). Kesimpulan yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terjadi penurunan gejala gangguan psikososial yang dialami oleh lansia di Desa Silian Satu Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara setelah diberikan TAK. Pada umumnya setelah orang memasuki lansia akan mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Keadaan itu berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Di antaranya adalah secara psikososial yaitu ketergantungan pada orang lain, mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan, bingung, panik, depresif, apatis, dan sebagainya. Penurunan fungsi kognitif dan psikomotor juga lansia yang berada di Desa Silian Satu Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara. Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa orang lansia ditemukan bahwa lansia tersebut tidak lepas dari masalah psikososial. Kondisi psikososial seperti ini tentunya menyebabkan lansia mengalami penurunan kualitas kesehatan, kurang berdaya guna dalam masa tua serta kurang menikmati masa tua mereka. Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kesehatan lansia adalah dengan menerapkan terapi aktivitas kelompok (TAK). TAK merupakan salah satu cara agar lansia berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dapat mempengaruhi psikososialnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanni dkk (2018) terhadap lansia di Panti Agape Tondano dan Panti Debora Tondano Propinsi Sulawesi Utara menunjukkan bahwa terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori memberi hasil yang bermakna dimana terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris terhadap gangguan psikososial lanjut usia. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensoris dilakukan dengan metode diskusi dan sharing persepsi dengan panduan modul yang disusun oleh tim peneliti. Hasil penelitian tersebut dapat menjawab masalah kesehatan psikososial yang dialami oleh lansia di Desa Silian Satu. Pengabdian masyarakat dilaksanakan melalui terapi aktifitas kelompok persepsi sensori dengan menggunakan Modul Terapi Aktifitas Kelompok hasil penelitian dari Yanni Karundeng dkk. Terapi aktifitas kelompok dilaksanakan selama empat hari. Kegiatan ini difokuskan pada lansia yang mengalami penurunan / gangguan fungsi psikososial dengan target sasaran 50 -70 lansia. Hasil analisa data menunjukkan bahwa terjadi penurunan gejala gangguan psikososial yang dialami oleh lansia setelah menjalani Terapi Aktivitas Kelompok (TAK). Kesimpulan yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terjadi penurunan gejala gangguan psikososial yang dialami oleh lansia di Desa Silian Satu Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara setelah diberikan TAK.