Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENDIDIKAN NILAI DAN MASA DEPAN BANGSA Wira Sugiarto
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Universal values are increasingly difficult to find in Indonesia. The reform movement that was designed to improve the fate of the nation turned out to be unable to improve the Indonesian nation. The various crises that hit Indonesia have made the Indonesian people increasingly critical and uncertain of their direction. The normless condition can be seen from the behavior of the Indonesian people who tend to be undisciplined, corrupt, manipulated, and disobedient to the law, fanaticism and other destructive behavior. This condition resulted in a moral crisis that threatened the destruction of the nation. The moral crisis is one of the nation's crucial problems at the moment so it needs awareness to fix it. We are very concerned to see the children of the nation who live without a strong moral foundation. The behavior of the nation's children in all fields increasingly deviates from the applicable values and provisions. Anti-social attitudes are also growing. It seems that the Indonesian people are not heading towards the process of nation-building as a whole but towards the process of destruction.Nilai-nilai universal semakin sulit ditemukan di Indonesia. Gerakan reformasi yang dirancang untuk memperbaiki nasib bangsa ternyata belum mampu memperbaiki bangsa Indonesia. Berbagai krisis yang melanda Indonesia telah membuat bangsa Indonesia semakin kritis dan tidak tentu arah tujuannya. Kondisi normless dapat dilihat dari perilaku bangsa Indonesia yang cenderung tidak disiplin, korupsi, manipulasi, tidak taat hukum, sikap fanatik dan perilaku merusak lainnya. Kondisi ini menghasilkan krisis moral yang mengancam kehancuran bangsa. Krisis moral merupakan salah satu persoalan bangsa yang sangat krusial saat ini sehingga perlu kesadaran untuk memperbaikinya. Kita sangat prihatin melihat anak-anak bangsa yang hidup tanpa landasan moral yang kuat. Perilaku anak bangsa dalam semua bidang semakin menyimpang dari nilai dan ketentuan yang berlaku. Sikap anti-sosial pun semakin berkembang. Tampaknya bangsa Indonesia tidak sedang menuju proses pembangunan bangsa seutuhnya tetapi menuju proses kehancuran.___________________Keywords: Pendidikan Nilai, Karakter Bangsa.
Toleransi Hidup Umat Beragama (Studi Interaksi Sosial Menuju Integrasi Keagamaan di Mandau) - Prayugo; Wira Sugiarto; Sahrul Sori Alom Harahap
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.194 KB)

Abstract

Social Interaction is a reality that exists in people’s lives; interaction also shows a dynamic change that causes an individual or group to experience change. In Mandau sub district exists several religions, namely Islam, Catholic, Protestant, Konghucu, Buddha, and others. The existence of those religions brings very high tolerance attitude among the societies. Forms of social interaction towards social integration are the main needs in living a peaceful life in a society such as cooperation and accommodation in various fields. The research finding indicates that the social society interaction occurs in Mandau such as in National Holidays and Religious Holidays. Whereas in the field of education shows the integration among the students with different religions in the schools of Mandau sub district.___________________Keywords: Social Interaction, Religious, Integration.
TRADISI BELE KAMPUNG STUDI KASUS PAMBANG PESISIR Wira Sugiarto; Prayugo Prayugo; Ervina Ervina
Jurnal Edukasi : Jurnal Bimbingan Konseling Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Edukasi : Jurnal Bimbingan Konseling
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/je.v6i1.6766

Abstract

Tradisi Bele kampung yang dilakukan oleh masyarakat pambang pesisir merupakan suatu bentuk upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat dan upacara ini mempunyai makna yaitu sebagai kesangupan untuk kewajiban berbakti kepada kampung tempat tinggal serta mepertahankan warisan dari leluhur secara kolektif dalam bentuk upacara tradisi bele kapung yaitu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat pambang pesisir dengan sebuah harapan agar kehidupan tetap aman jauh dari segala macam persoalan.             Adapun maksud dan tujuan  dari tradisi bele kampung masyarakat pambang pesisir merupakan ekspresi keterbatasan manusia, dimana para nelayan mengharapkan keselamatan sewaktu bekerja di laut dan didarat dan hasil panen pun meningkat. Untuk itu mereka mengadakan ritual bele kampuang, untuk meningkatkan pendapatan atau kekuatan atau perlindungan, salah satu yang nampak bahwa ritual bele kampung sebagai ekspresi religius adalah keyakinan mereka bahwa ritual ini sebagai wujud rasa sukur terhadap Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberi rezeki melalui hasil panen di laut dan didarat. Disamping itu, ketika pelaksanaan ritual bele kampung, suasana religius nampak mulai dari bacaan-bacaan mantra oleh tokoh masyarakat yang sebagian doa-doanya mengunakan bahasa arab. Berkaitan dengan hal tradisi bele kampung, maka masyarakat kampung pambang pesisir. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis termasuk yang berupaya untuk mewujudkan keterpadauan antara sesuatu yang sakral dan yang profan,
Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang Terdapat pada Gerakan Pencak Silat Nahdatul Ulama Pagar Nusa Dewi Jayanti; Wira Sugiarto
JLEB: Journal of Law, Education and Business Vol 1, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jleb.v1i2.1078

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran siswa dalam nilai-nilai pendidikan Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pencak silat Nahdatul Ulama Pagar Nusa di Pondok Pesantren Al-Ma’arif Siak Kecil dan nilai-nilai Pendidikan Islam pada pencak silat Nahdatul Ulama Pagar Nusa di Pondok Pesantren Al-Ma’arif Siak Kecil. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun sampel penelitian ini adalah 3 orang pelatih pencak silat Pagar Nusa pelatih dan siswa yang berjumlah 42 orang yang mengikuti pencak silat Pagar Nusa di Pondok Pesantren Al-Ma’arif orang. Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini terdapat proses pelaksanaan pencak silat Pagar Nusa di Pondok Pesantren Al-Ma’arif Siak Kecil diantaranya berdoa, membaca Prasetya Pagar Nusa, melakukan gerakan salam Pagar Nusa, pemanasan, latihan fisik, materi, evaluasi dan do’a. adapun nilai-nilai Pendidikan Islam yang terdapat pada pencak silat Nahdatul Ulama Pagar Nusa di Pondok Pesantren Al-Ma’arif Siak Kecil diantaranya nilai aqidah, nilai akhlak dan nilai ibadah.
PERAN WANITA SEBAGAI IBU DALAM PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF MURTADHA MUTHAHHARI Wira Sugiarto; Putri Sari Ayu; Siti Al Fiza
Al-Hasanah : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 8 No 2 (2023): Al-Hasanah : Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : STAI Pelabuhan Ratu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51729/82200

Abstract

This research explores the thoughts of Murtadha Muthahhari (1919-1979) regarding the role of women, particularly as mothers, in providing Islamic education to children. Muthahhari, a thinker from Iran, is the central focus of this study. The aim of the research is to elaborate on Muthahhari's views regarding women's rights in accordance with their nature, with a specific focus on their role in educating children. The research methodology employed is literature review or library research. The primary data for this study are derived from the translated book by Murtadha Muthahhari titled "Filsafat Perempuan Dalam Islam: Hak Perempuan dan Relevansi Etika Sosial," while secondary data are collected from various sources such as journals, books, and websites. The research findings highlight the crucial role of women, especially as mothers, in educating children. Murtadha Muthahhari asserts that women are entitled to their rights in line with their inherent nature. Therefore, in terms of education, mothers can undertake several roles, including: 1) consuming halal and wholesome food during pregnancy, regularly reading and listening to the Quran for the fetus, 2) providing breastfeeding to infants, as it enhances intelligence and reduces the risk of specific diseases in children, 3) setting a good example for children, and 4) being the primary teacher in imparting knowledge of religion and science to children.
Toleransi Hidup Umat Beragama (Studi Interaksi Sosial Menuju Integrasi Keagamaan di Mandau) - Prayugo; Wira Sugiarto; Sahrul Sori Alom Harahap
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol. 14 No. 2 (2018): Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan | Desember 2018
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/jkp.v14i2.55

Abstract

Social Interaction is a reality that exists in people’s lives; interaction also shows a dynamic change that causes an individual or group to experience change. In Mandau sub district exists several religions, namely Islam, Catholic, Protestant, Konghucu, Buddha, and others. The existence of those religions brings very high tolerance attitude among the societies. Forms of social interaction towards social integration are the main needs in living a peaceful life in a society such as cooperation and accommodation in various fields. The research finding indicates that the social society interaction occurs in Mandau such as in National Holidays and Religious Holidays. Whereas in the field of education shows the integration among the students with different religions in the schools of Mandau sub district.___________________Keywords: Social Interaction, Religious, Integration.
PENDIDIKAN NILAI DAN MASA DEPAN BANGSA Wira Sugiarto
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol. 15 No. 2 (2019): Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan | Desember 2019
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/jkp.v15i2.85

Abstract

Universal values are increasingly difficult to find in Indonesia. The reform movement that was designed to improve the fate of the nation turned out to be unable to improve the Indonesian nation. The various crises that hit Indonesia have made the Indonesian people increasingly critical and uncertain of their direction. The normless condition can be seen from the behavior of the Indonesian people who tend to be undisciplined, corrupt, manipulated, and disobedient to the law, fanaticism and other destructive behavior. This condition resulted in a moral crisis that threatened the destruction of the nation. The moral crisis is one of the nation's crucial problems at the moment so it needs awareness to fix it. We are very concerned to see the children of the nation who live without a strong moral foundation. The behavior of the nation's children in all fields increasingly deviates from the applicable values and provisions. Anti-social attitudes are also growing. It seems that the Indonesian people are not heading towards the process of nation-building as a whole but towards the process of destruction.Nilai-nilai universal semakin sulit ditemukan di Indonesia. Gerakan reformasi yang dirancang untuk memperbaiki nasib bangsa ternyata belum mampu memperbaiki bangsa Indonesia. Berbagai krisis yang melanda Indonesia telah membuat bangsa Indonesia semakin kritis dan tidak tentu arah tujuannya. Kondisi normless dapat dilihat dari perilaku bangsa Indonesia yang cenderung tidak disiplin, korupsi, manipulasi, tidak taat hukum, sikap fanatik dan perilaku merusak lainnya. Kondisi ini menghasilkan krisis moral yang mengancam kehancuran bangsa. Krisis moral merupakan salah satu persoalan bangsa yang sangat krusial saat ini sehingga perlu kesadaran untuk memperbaikinya. Kita sangat prihatin melihat anak-anak bangsa yang hidup tanpa landasan moral yang kuat. Perilaku anak bangsa dalam semua bidang semakin menyimpang dari nilai dan ketentuan yang berlaku. Sikap anti-sosial pun semakin berkembang. Tampaknya bangsa Indonesia tidak sedang menuju proses pembangunan bangsa seutuhnya tetapi menuju proses kehancuran.___________________Keywords: Pendidikan Nilai, Karakter Bangsa.