Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI ADSORPSI LOGAM Pb PADA TANAH TERCEMAR ABU TERBANG (Fly Ash) DENGAN MENGUNAKAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) Yul Uca Sali Putri; Khairuddin; Husain Sosidi; Dwi Juli Pusptasari
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 5 No. 2 (2019): Edisi Agustus
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.686 KB) | DOI: 10.22487/kovalen.2019.v5.i2.12651

Abstract

Pb metal adsorption studies on land water spinach (Ipomoem reptans poir) have been carried out. The method of analysis was carried out using a completely randomized design with two independent variables, i.e amount of Pb metal concentration adsorb on the roots of land spinach and the lifetime of the land spinach roots. The results show that the amount of Pb metal adsorp on the land spinach roots with variations in the age of 2-5 consecutive weeks was 0,023 µg/g; 0,03 µg/g; 0,084 µg/g; 0,099 µg/g, respectively. The results of both statistical tests, F test and LSD test, show that there was a significant difference in the concentration of Pb in each age of harvest, which in the fifth week showed the highest Pb level. BCF test results show that Pb metal adsorption takes piace with a phytoextraction mechanism. Keywords: Absorption, Lead Metal, Land Weter Spinach, Pb Levels, Length Of Planting Time
Teknik Identifikasi Zat Aditif pada Makanan untuk Menghindari Dampak Negatifnya terhadap Kesehatan M. Yamin; A. Wahab Jufri; Jamaluddin; Khairuddin; Andra Ade Riyanto
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 2 (2022): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.478 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i2.1529

Abstract

Penggunaan zat aditif berupa bahan pengawet, penyedap, pemanis mapun suplemen pada makanan dewasa ini tidak dapat dihindari untuk menjamin persediaan dan peningkatan mutu makanan, namun sangat sedikit orang yang tahu, sadar dan peduli terhadap dampak negatifnya. Tulisan ini menyajikan informasi mengenai teknik identifikasi keberadaan zat aditif pada makanan dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran kepada khalayak sasaran untuk meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, tim pengabdian ini melakukan dua macam kegiatan yaitu penyulahan dan demonstrasi. Kegiatan penyuluhan untuk penyampaian materi dampak zat aditif pada makanan terhadap kesehatan. Demontrasi cara identifikasi keberadaan zat aditif pada makanan dan contoh jeni-jenis makanan yang mengandung zat aditif. Hasilnya, kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada 08 September Tahun 2020 diikuti oleh 20 orang siswa dan 10 orang guru SMP Negri 4 Gunungsari Kabupaten Lombok Barat.
Pemanfaatan Air Buah Kelapa untuk Pembuatan Natadecoco pada Kelompok Wirausaha Mandiri (KWM) di Desa Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat M. Yamin; Khairuddin; L. Japa; I. Putu Artayasa
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 2 (2022): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.254 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i2.1573

Abstract

Air buah kelapa sampai saat ini terutama di pasar Desa Gunungsari masih dibuang percuma belum dimanfaatkan secara optimal, padahal memiliki banyak manfaat kesehatan dan nilai ekonomi, misalnya untuk pembuatan nata de coco. Nata de coco adalah makanan yang terbuat dari sari air buah kelapa, berbentuk seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan mempunyai tekstur kenyal. Makanan ini digemari banyak orang dan bernilai ekonomi tinggi, pembuatannya tidak terlalu sulit. Makanan ini dihasilkan dari proses fermentasi air buah kelapa. Bibitnya adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditempatkan atau dikembangkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi ini, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, dapat menghasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih maupun transparan dan sudah bisa disebut dengan ‘nata’. Acetobacter xylinum tumbuh pada pH 3,5–7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, dan suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5–5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Pelaksanaan kegiatan berupa Pendidikan dan pelatihan, diikuti oleh 20 orang peserta dari desa lokasi. Alat dan bahannya yaitu: Panci/Langseng dari stenless, pengaduk/sinduk stenless, kompor, timbangan duduk, gelas ukur, baki plastic, koran penutup, karet pengikat, rak untuk baki plastik, muk ukur dan kain kassa/saringan halus. Bahan: Air kelapa murni, gula pasir/putih, Za/Urea, cuka Biang dan bibit Nata de Coco