Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sejarah Pemikiran Empat Ulama Mazhab Hanifah, Syifa; Sayuti, Hendri
Mauriduna: Journal of Islamic Studies Vol 5 No 5 (2024): Mauriduna: Journal of Islamic Studies, December 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/mauriduna.v6i1.1376

Abstract

Sejarah pemikiran empat ulama mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali merupakan warisan intelektual yang signifikan dalam hukum Islam. Pemikiran mereka mencerminkan upaya merespons kebutuhan masyarakat yang beragam di berbagai konteks sosial dan geografis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji latar belakang, metodologi, dan kontribusi masing-masing mazhab dalam perkembangan hukum Islam, sekaligus menyoroti relevansinya di era modern. Dengan pendekatan kualitatif melalui studi literatur, penelitian ini menganalisis karya-karya utama para pendiri mazhab dan literatur sekunder yang mendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap mazhab memiliki ciri khas metodologis yang unik: Mazhab Hanafi dikenal dengan fleksibilitasnya melalui qiyas dan istihsan, Mazhab Maliki menonjolkan tradisi amal ahlul Madinah, Mazhab Syafi’i memperkenalkan sistem usul fikih yang sistematis, dan Mazhab Hanbali menekankan pendekatan literal yang berpegang pada teks. Keempat mazhab ini tidak hanya berkontribusi dalam membentuk sistem hukum Islam yang responsif, tetapi juga menawarkan variasi pendekatan dalam menegakkan keadilan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberagaman metodologis dalam empat mazhab tidak hanya memperkaya tradisi hukum Islam, tetapi juga memberikan fleksibilitas dalam merespons dinamika zaman, menjadikan hukum Islam relevan hingga masa kini. The History of Thought of the Four Mazhab Scholars—Hanafi, Maliki, Syafi'i, and Hanbali—represents a significant intellectual legacy in Islamic law. Their thoughts reflect efforts to respond to the diverse needs of society in various social and geographical contexts. This study aims to examine the background, methodology, and contributions of each mazhab in the development of Islamic law while highlighting their relevance in the modern era. Using a qualitative approach through literature study, this research analyzes the primary works of the mazhab founders and supporting secondary literature. The findings reveal that each mazhab has a unique methodological characteristic: the Hanafi mazhab is known for its flexibility through qiyas (analogical reasoning) and istihsan (juridical preference), the Maliki mazhab emphasizes the tradition of amal ahlul Madinah (practices of the people of Madinah), the Syafi'i mazhab introduced a systematic usul fiqh methodology, and the Hanbali mazhab focuses on a literal approach grounded in textual sources. These four mazhabs not only contribute to shaping a responsive Islamic legal system but also offer diverse approaches to achieving justice. This study concludes that the methodological diversity of the four mazhabs enriches the tradition of Islamic law and provides flexibility in addressing the dynamics of the times, ensuring its continued relevance today.
PRINCIPLES OF ISLAMIC LAW IN ACTIVITIES ENDORSEMENT FOR MUSLIM FEMALE INFLUENCERS: STUDY BASED ON TAFSIR AL-QUR'AN Susanti, Desi; Ismail, Hidayatullah; al Sarireh, Amer Jamil Abduh; Hadi, Henrizal; Abrar, Ahyarul; Hanifah, Syifa
Hukum Islam Vol 24, No 2 (2024): ISLAMIC FAMILY AND ACONOMIC LAW
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/hi.v24i2.33566

Abstract

In the increasingly developing digital era, endorsements have become a popular marketing strategy on social media. However, for a Muslim woman who becomes an influencer, this activity must be by Sharia values, which include honesty, transparency, and moral responsibility. This study aims to analyze the application of Islamic legal principles in endorsement activities by Muslim influencers. The research method is descriptive and qualitative, with data obtained through observation and literature studies. The results of the research show that all muamalah can be done unless there are arguments that prohibit it. Therefore, Muslim influencers must comply with Sharia principles, which include product halalness, clarity of status in transactions, price compliance with quality, and honesty in conveying information. The novelty of this research lies in the deep integration of Islamic legal principles with digital endorsement. This study extends the discourse of Islamic law into the context of modern marketing. It offers applicable ethical guidance for Muslim influencers in the digital era by introducing the perspective of maqashid Sharia (the objectives of Sharia) in endorsement activities.
Problematika Rumah Tangga Muallaf di Kota Pekanbaru dan Penyelesaiannya Perspektif Sosiologi Keluarga Hanifah, Syifa; Arisman, Arisman; Azni, Azni
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 11 No 1.D (2025): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muallaf is the term for non-Muslims who have just converted to Islam. It is also interpreted as someone who receives guidance. Religion aims to provide guidance and guidance in living human life on this earth. Everyone has the right to determine the religion they believe in and also has the right to change their own choices and there is no element of coercion from anyone in choosing the religion they believe in. The problems faced by every convert to Islam are different and the efforts to solve them are also different. Therefore, there is special treatment for converts to Islam, for example being able to receive zakat without having to pay attention to their economic situation is entitled to receive guidance about Islam until they are able and receive the same treatment in the social environment even though they have the status of a convert. Because basically deciding to embrace any religion is regulated in the laws of the Republic of Indonesia. The type of research in this research is field research, namely research that examines applicable legal provisions and what happens in reality in society. In this research the author used qualitative data analysis with descriptive methods. The results of this research show that Muslim households in Pekanbaru City face a number of challenges that can determine family harmony and welfare. One of the main challenges is rejection from the family and social environment after embracing Islam, experiencing a decline in the economy due to losing the facilities provided by the family and even losing one's job. The research also found that religious formation efforts, especially through the An-Nur Center for Muallaf Institutions in Pekanbaru City, have an important role in helping overcome this problem.
Isolat Senyawa dari Spons Laut: Sitotoksisitas terhadap Lini Sel Kanker dan Mekanisme Kematian Sel Amalia, Riezki; Hanifah, Syifa; Hadad, Nur Diana; Sahidin, Idin; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2023.12.2.60970

Abstract

Peningkatan angka kematian akibat kanker menyebabkan berkembangnya penelitian mengenai obat antikanker, terutama penelitian terhadap senyawa penuntun (lead compound) yang diisolasi dari bahan alam. Struktur yang unik disertai dengan kombinasi baru kelompok fungsional dan aktivitas biologis spesifik menyebabkan metabolit yang diisolasi dari spons laut menarik untuk diteliti potensinya sebagai antikanker. Dari berbagai senyawa yang telah diisolasi dari spons laut, diketahui dua diantaranya telah disetujui sebagai obat anti-kanker. Artikel ini membahas keterlibatan berbagai senyawa yang diisolasi dari spons laut terhadap mekanisme kematian sel dan potensinya untuk dikembangkan sebagai antikanker. Sebanyak 14 senyawa, yaitu gukulenin A, aaptamin, halikondramida, skalaradial, kakospongionolida, monanchocidin A, monanchocidin B, monanchoxymycalin C, N6-isopentenyladenosine, (Z)-5-(4-hydroxybenzylidene)-imidazolidine-2,4-dione, stellettin B, sipholenol A, sipholenol L, dan heteronemin, dibahas pada artikel ini serta potensinya sitotoksistasnya terhadap berbagai lini sel kanker dan mekanisme spesifiknya. Pencarian data ilmiah yang digunakan pada artikel review ini dilakukan dengan kata kunci “cancer cell line,” “cytotoxicity,” “marine sponges,” serta “anticancer mechanism,” dan berhasil didapatkan 13 artikel hasil penelusuran secara spesifik menunjukkan potensi sitotoksistas terhadap lini sel kanker senyawa yang diisolasi dari spons laut. Studi in vitro ini menunjukkan bahwa senyawa-senyawa yang dibahas pada review ini memiliki potensi untuk memicu kematian sel melalui berbagai mekanisme, yaitu induksi protein proapoptosis, penghambatan protein antiapoptosis, penghentian siklus sel, inhibisi NF-kB, penekanan metastasis, serta berbagai mekanisme lainnya. Artikel review ini diharapkan dapat menjadi rujukan penelitian lanjutan mengenai potensi sitotoksisitas senyawa yang diisolasi dari spons laut dan pengembangannya sebagai senyawa penuntun antikanker melalui eksplorasi mekanisme spesifik dan modifikasi struktur turunannya.
Sitotoksisitas Ekstrak Metanol dan n-Heksan dari Spons Laut Stylotella aurantium dan Callyspongia aerizusa terhadap Lini Sel HeLa Amalia, Riezki; Mirdayani, Eli; Hanifah, Syifa; Hadad, Nur Diana; Sahidin, Idin; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 14, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2025.v14i2.63894

Abstract

Spons laut merupakan salah satu sumber utama senyawa bioaktif karena kemampuannya menghasilkan metabolit dengan struktur unik, seperti manzamine A, avarol, dan callyaerin G, yang memiliki aktivitas biologis tinggi sebagai mekanisme pertahanan diri. Dua spesies spons laut yang dilaporkan memiliki potensi aktivitas biologis adalah Stylotella aurantium dan Callyspongia aerizusa, namun studi mengenai potensi sitotoksisitas dan antikanker keduanya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi sitotoksisitas ekstrak metanol dan n-heksan dari S. aurantium dan C. aerizusa terhadap lini sel kanker serviks HeLa dengan menggunakan metode water soluble tetrazolium-8 (WST-8). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak metanol S. aurantium memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai IC₅₀ sebesar 873.65 µg/mL pada waktu perlakuan 24 jam. Berdasarkan kriteria ISO 10993-5, ekstrak metanol S. aurantium pada konsentrasi 1.000 µg/mL dengan waktu perlakuan 24 jam menghasilkan persentase sel viabel sebesar 39,88 ± 2,88%, yang dikategorikan sebagai aktivitas sitotoksisitas moderat hingga kuat. Sebaliknya, ekstrak n-heksan S. aurantium serta ekstrak metanol dan n-heksan C. aerizusa menunjukkan nilai IC₅₀ >1.000 µg/mL pada waktu perlakuan 24 jam dan tidak menunjukkan aktivitas sitotoksisitas signifikan terhadap sel HeLa pada konsentrasi 1.000 µg/mL. Temuan ini mengindikasikan bahwa ekstrak metanol S. aurantium memiliki potensi sitotoksik yang layak diteliti lebih lanjut sebagai kandidat antikanker.