Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS MEDAN KEKUATAN TERHADAP BARAPAN KEBO SEBAGAI ATRAKSI COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT Ma'ruf, Amir
Jurnal Kepariwisataan Indonesia : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia Vol 14 No 1 (2020): Jurnal Kepariwisataan Indonesia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisata
Publisher : Ministry Of Tourism

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1020.993 KB)

Abstract

Pariwisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT) merupakan konsep pengelolaan pariwisata yang menjanjikan manfaat maksimal bagi masyarakat, menjadikan pariwisata inklusif bagi masyarakat, dan lebih menjamin keberlanjutan pariwisata sendiri. Atraksi wisata yang paling mungkin dikelola ala CBT adalah wisata budaya yang memiliki banyak atraksi yang digemari para wisatawan saat ini. Dalam pada itu, Barapan kebo merupakan permainan rakyat yang secara rutin diselenggarakan oleh masyarakat di Pulau Sumbawa. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesesuaian barapan kebo untuk dijadikan daya tarik wisata berbasis masyarakat dan menganalisis langkah strategis apa yang perlu dilakukan untuk menjadikan barapan kebo sebagai daya tarik wisata berbasis masyarakat. Alat yang digunakan adalah AMK. Hasilnya menunjukkan bahwa Barapan Kebo layak dijadikan daya tarik wisata berbasis masyarakat dan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) pendorongnya adalah kecenderungan wisatawana terhadap budaya yang unik dan FKK penghambatnya adalah belum dipasarkannya Barapan Kebo sebagai daya tarik wisata. Opsi langkah strategis terbaik yang harus segera dilakukan adalah memadukan atara penguatan FKK pendorong dan pelemahan FKK penghambat. Yaitu mempromosikan Barapan Kebo ke pasar pariwisata.
MODIFIKASI BAKSO AYAM DENGAN SUBSTITUSI PARSIAL BUAH NANGKA (Artocarpus heterophyllus) MUDA Intani, Ertha Martha; Safutra, Rijal; Kirmanto, Kirmanto; Ma'ruf, Amir; Fitriah, Isna; Arriani, Rista Intan; Faizah, Nor
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 9, No 2 (2024):
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jstp.v9i2.47492

Abstract

Upaya meningkatkan kadar serat pangan dalam bakso ayam dapat dilakukan melalui teknologi substitusi parsial menggunakan buah nangka muda. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi substitusi parsial buah nangka muda yang dapat menghasilkan bakso ayam yang masih disukai panelis uji sensoris, serta membandingkan kadar air dan kadar serat pangan total antara bakso ayam kontrol dan bakso ayam nangka muda yang masih disukai panelis dari hasil pengujian sensoris. Penelitian dilakukan dengan membuat sampel bakso ayam nangka muda 0% (b/b), 15% (b/b), 30% (b/b), dan 45% (b/b) sebanyak 2 kali ulangan. Selanjutnya, dilakukan pengujian sensoris oleh 20 orang panelis tidak terlatih. Bakso ayam kontrol dan bakso ayam nangka muda yang masih disukai panelis dari hasil pengujian sensoris selanjutnya diuji kadar air dan kadar serat pangan total sebanyak 2 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik pada tingkat signifikansi 5% menggunakan SPSS One Way ANOVA dan uji lanjut Duncan's Multiple Range Test (DMRT) untuk pengujian sensoris, serta SPSS Paired t-test untuk pengujian kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi substitusi parsial buah nangka muda yang dapat menghasilkan bakso ayam yang masih disukai panelis uji sensoris, yaitu konsentrasi 30% (b/b). Kadar air dan kadar serat pangan total bakso ayam nangka muda 30% (b/b) lebih tinggi dibandingkan bakso ayam kontrol (0% (b/b)).
Cultural Invasion in the Javanese Language on Social Media Sholihah, Rizki Amalia; Ma'ruf, Amir; Munandar, Aris
Scaffolding: Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme Vol 5 No 1 (2023): Pendidikan Islam dan Multikulturalisme
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/scaffolding.v5i1.2208

Abstract

This paper aims to complement the shortcomings of previous studies by examining the existence of cultural invasion in general, namely by selecting specific communities, in this case, the Ponorogo Regency, for the use of regional languages and social media as the focus of the discussion. This paper is based on the argument that the cultural invasion also penetrated the regional languages as part of the culture with the means of shifting, namely on social media. Through a survey method conducted on the people of Ponorogo Regency to fill out a questionnaire about the use of language on social media, it was found that the respondents actively used social media consisting of social networking, namely Facebook and Twitter, photo sharing, namely Instagram, and interactive media, namely TikTok. This data collection was carried out within three months, from July to September 2022. All respondents used social media to use Indonesian and foreign languages. Of all the respondents, apart from using this language, 28 respondents also used Javanese. Another 72 respondents only use Indonesian and foreign languages when surfing social media. However, compared to foreign languages, the number of Javanese users on social media is still more significant. This shows that cultural invasion did occur in Ponorogo, namely with the Javanese language, which experienced a shift from the primary language in communication because more people used Indonesian as the national language. In addition, the increasing use of foreign languages in social media shows symptoms of an even greater cultural invasion.
Following the Global Rejection: The Motives of Majelis Ulama Indonesia's Fatwas on Ahmadiyah Alnizar, Fariz; Manshur, Fadlil Munawwar; Ma'ruf, Amir
Studia Islamika Vol. 29 No. 3 (2022): Studia Islamika
Publisher : Center for Study of Islam and Society (PPIM) Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36712/sdi.v29i3.15349

Abstract

This article examines the motives behind the decisions of the Majelis Ulama Indonesia (MUI), in 1980 and 2005, to issue fatwas condemning the Ahmadiyah. Using critical discourse analysis, this study reveals MUI’s motives behind its fatwas on the Ahmadiyah by drawing on the text and the context of the issuance of the fatwas. Underpinning MUI’s issuance of its fatwa on the Ahmadiyah Qadiyan in 1980 was the global rejection of the Ahmadiyah, particularly in Pakistan and Saudi Arabia. Meanwhile, MUI’s fatwa on the Ahmadiyah in 2005 was informed by an increased rejection of the Ahmadiyah in Indonesia, which was based on the Jalsa Salana Ahmadiyah meeting in 2005, in Parung, Bogor. In the fatwa’s dictum, MUI positions itself as the guardian of the Islamic creed. MUI’s choice of wording and language style in its fatwas demonstrates its desire to display its authority as a quasi-non-governmental organization.