Saputra, Komang Andi Dwi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Nilai Mean Platelet Volume (MPV) Pada Pasien Otitis Media Supuratif Kronis di RSUP Sanglah Denpasar Periode 2019-2021 Br Sinulingga, Yemima Linsay; Rahayu, Made Lely; Asthuta, Agus Rudi; Saputra, Komang Andi Dwi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 12 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i12.P10

Abstract

Otitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan peradangan kronis pada telinga bagian tengah dengan perforasi membran timpani dan otorea selama lebih dari dua bulan. MPV merupakan indikator aktivasi platelet yang memberikan gambaran rata-rata ukuran platelet dan mudah diperoleh melalui darah tepi dengan pemeriksaan darah lengkap. MPV dapat digunakan sebagai prediktor inflamasi akibat adanya peningkatan aktivitas platelet pada kondisi inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik nilai MPV pada pasien OMSK di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah pada periode 2019-2021. Penelitian ini menggunakan metode descriptive cross-sectional dengan mengambil data sekunder yang diperoleh dari rekam medis dan hasil pemeriksaan darah lengkap pasien OMSK. Teknik pengumpulan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling. Dari 74 sampel yang didapatkan, diperoleh pasien OMSK terbanyak adalah pasien laki-laki, usia 10-20 tahun, dan mengalami tipe berbahaya. Peningkatan nilai MPV paling banyak ditemukan pada pasien laki-laki sedangkan penurunan nilai MPV paling banyak ditemukan pada pasien perempuan. Peningkatan nilai MPV juga paling banyak pada rentang usia 10-20 dan 20-30 tahun. Ditijau dari tipe OMSK, peningkatan dan penurunan nilai MPV paling banyak pada tipe berbahaya. Kata kunci : OMSK, MPV, RSUP Sanglah
PENGARUH KEBIASAAN PENGGUNAAN ALAT PIRANTI DENGAR TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Claudya, Veren Febriana; Saputra, Komang Andi Dwi; Sucipta, I Wayan; Ratnawati, Luh Made
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 8 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i8.P13

Abstract

Mendengarkan materi perkuliahan atau mendengarkan musik melalui alat piranti dengar sudah menjadi gaya hidup mahasiswa. Namun ternyata kebiasaan ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran. Menurut The National Health and Nutrition Examination Survey America pada tahun 1988, tercatat 15% remaja mengalami masalah pada pendengaran dan melonjak menjadi 19,5% pada tahun 2000. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan penggunaan alat piranti dengar terhadap gangguan pendengaran pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian merupakan penelitian analitik korelasi dengan metode crosssectional menggunakan instrument berupa kuesioner untuk menilai kebiasaan penggunaan alat piranti dengar dan gangguan pendengaran terhadap 289 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Hasil pengujian Fisher’s Exact Test menunjukkan adanya pengaruh (p<0.05) antara kebiasaan penggunaan alat piranti dengar dengan gangguan pendengaran pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kata Kunci: alat piranti dengar, gangguan pendengaran, mahasiswa, kebiasaan.
TINGKAT PENGETAHUAN DALAM MEMBERSIHKAN TELINGA PADA MAHASISWA PSSKPD FK UNUD ANGKATAN 2019 DAN 2020 Wijaya, Visakha Karuna; Rahayu, Made Lely; Saputra, Komang Andi Dwi; Suanda, I Ketut
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i10.P16

Abstract

Latar Belakang: Serumen merupakan kombinasi dari sekresi kelenjar minyak dan kelenjar keringat yang melindungi liang telinga dari air, trauma, benda asing, serta infeksi. Kanalis akustikus eksterna memiliki mekanisme alami dalam mengeluarkan serumen dari liang telinga melalui gerakan rahang. Membersihkan telinga sendiri dengan memasukkan benda ke dalam liang telinga justru mengganggu mekanisme alami tersebut dan dapat menimbulkan gangguan telinga. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dalam membersihkan telinga pada mahasiswa PSSKPD FK Unud angkatan 2019 dan 2020. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif. Stratified random sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel. Subjek penelitian berjumlah 102 mahasiswa yang terdiri dari masing-masing 51 mahasiswa angkatan 2019 dan 2020. Kuesioner didistribusikan secara daring untuk menilai tingkat pengetahuan dan perilaku membersihkan telinga. Data dianalisis dengan SPSS versi 20. Hasil: Hanya 16 mahasiswa (15,7%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan masing-masing 43 mahasiswa (42,2%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan kurang. Mayoritas mahasiswa angkatan 2019 memiliki tingkat pengetahuan cukup (23,5%) sedangkan mahasiswa angkatan 2020 memiliki tingkat pengetahuan kurang (23,5%). Cotton buds merupakan alat pembersih telinga yang paling banyak digunakan (79,4%). Frekuensi pembersihan terbanyak yaitu seminggu sekali (23,5%).
Tingkat Pengetahuan Dalam Membersihkan Telinga Pada Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Angkatan 2019 Dan 2020 Wijaya, Visakha Karuna; Rahayu, Made Lely; Saputra, Komang Andi Dwi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 11 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i11.P09

Abstract

Latar Belakang: Serumen merupakan kombinasi dari sekresi kelenjar minyak dan kelenjar keringat yang melindungi liang telinga dari air, trauma, benda asing, serta infeksi. Kanalis akustikus eksterna memiliki mekanisme alami dalam mengeluarkan serumen dari liang telinga melalui gerakan rahang. Membersihkan telinga sendiri dengan memasukkan benda ke dalam liang telinga justru mengganggu mekanisme alami tersebut dan dapat menimbulkan gangguan telinga. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dalam membersihkan telinga pada mahasiswa PSSKPD FK Unud angkatan 2019 dan 2020. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif. Stratified random sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel. Subjek penelitian berjumlah 102 mahasiswa yang terdiri dari masing-masing 51 mahasiswa angkatan 2019 dan 2020. Kuesioner didistribusikan secara daring untuk menilai tingkat pengetahuan dan perilaku membersihkan telinga. Data dianalisis dengan SPSS versi 20. Hasil: Hanya 16 mahasiswa (15,7%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan masing-masing 43 mahasiswa (42,2%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan kurang. Mayoritas mahasiswa angkatan 2019 memiliki tingkat pengetahuan cukup (23,5%) sedangkan mahasiswa angkatan 2020 memiliki tingkat pengetahuan kurang (23,5%). Cotton buds merupakan alat pembersih telinga yang paling banyak digunakan (79,4%). Frekuensi pembersihan terbanyak yaitu seminggu sekali (23,5%).
Retrieval of a spherical foreign body in the right bronchus of a small child Frasiska, Kadek Devi Ari; Dewantara, I Putu Santhi; Sucipta, I Wayan; Putra, I Dewa Gede Arta Eka; Asthuta, Agus Rudi; Saputra, Komang Andi Dwi; Wiranadha, I Made
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol. 55 No. 1 (2025): VOLUME 55, NO. 1 JANUARY - JUNE 2025
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32637/orli.v55i1.708

Abstract

Background: Bronchial foreign body aspiration can result in life-threatening obstruction of the airway, which makes it a serious emergency, particularly in children. Purpose: To report and discuss the challenges in extracting a spherical foreign body in right bronchus of a small child. Case report: A 3-year-old child, inadvertently inhaled a tiny, metallic ball, which resulted in respiratory distress. Diagnostic evaluation revealed high density opacity on chest X-ray, suggestive of a foreign body in the right main bronchus. The round metallic foreign body was successfully retrieved through bronchoscopy using optical forceps and magnetic forceps. Method: Literature search was conducted using keywords ”round foreign body in bronchus”, ”bronchial foreign body”, and ”bronchoscopy” in Medline and PubMed. Result: A total of 5 cases of round foreign bodies in the bronchus were published from 2003 to 2020. One case reported surgical removal of the foreign body, while 4 others were extracted via bronchoscopic intervention. Discussion: This case underscores the complexities in managing bronchial foreign body aspiration, particularly spherical shaped foreign body. The foreign body was round shaped and metallic, so it was difficult to be grasped, and the patient’s bronchus was very frail. Prompt diagnosis and appropriate interventions, guided by thorough clinical assessment and imaging, are crucial in ensuring favorable outcomes in such cases. Conclusion: In managing patients with foreign bodies in the bronchi, it is essential to select the appropriate instruments depending on the shape and type of foreign body, and surgical intervention should be considered as the last resort for foreign body extraction.