Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN KUALITAS PELAYANAN REKAM MEDIS Temesvari, Nauri Anggita; Nurmalasari, Mieke; Qomarania, Witri Zuama
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 7, No 04 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v7i04.4500

Abstract

Unit kerja rekam medis merupakan salah satu unit kerja yang ada di dalam rumah sakit. Peningkatan pengetahuan terkait kualitas pelayanan rekam medis sangat penting diberikan baik secara umum kepada masyarakat dan secara khusus mahasiswa jurusan rekam medis maupun perekam medis dan informasi kesehatan. Informasi terkini terkait kualitas pelayanan rekam medis dibutuhkan karena mendukung terwujudnya kualitas pelayanan di rumah sakit dan kepuasan pasien. Kondisi pandemi COVID-19 memungkinkan penggunaan teknologi untuk menyampaikan pengetahuan tersebut, salah satunya memanfaatkan aplikasi media sosial seperti instragram. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat secara umum dan secara khusus mahasiswa maupun perekam medis dan informasi kesehatan terkait kualitas pelayanan rekam medis. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah bekerjasama dengan akun media sosial yang terprogram menyampaikan edukasi terkait rekam medis dan informasi kesehatan, yaitu AskHIM Indonesia. Waktu pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah Sabtu, 28 November 2020. Materi yang disampaikan terkait penerapan mutu di rekam medis dapat terkasana mulai dari penyusunan indikator, kemudian metode yang digunakan dapat berupa analisis kuantitatif dan kualitatif, dimensi yang tergambar dalam pelayanan rekam medis yaitu tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan emphaty (empati), dan keterkaitannya dengan kendali mutu dan biaya. Peserta materi berinteraksi dengan baik selama pelaksanaan pengabdian masyarakat. Kata kunci : kualitas rekam medis, rumah sakit, instagram
GERAKAN REMAJA SEHAT DENGAN SADARI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI Nurhayati, Ety; Sukaesti, Diah; Qomarania, Witri Zuama; Amanda, Kiki; Salamiyah, Barokatus; Ranggani, Nila; Meutia, Nurma
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 7, No 03 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v7i03.4114

Abstract

Kanker payudara terjadi akibat adanya keganasan di dalam jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Gejala yang timbul biasanya berupa benjolan yang merupakan tumor ganas, dimana sel-sel payudara akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang tidak dapat dikendalikan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan angka kejadian kanker payudara yaitu dengan tenknik SADARI (perikSA payuDara sendiRI). Permasalahan saat ini adalah banyaknya remaja yang kurang mengetahui bagaimana menjaga dan memeriksa kesehatan payudaranya sendiri, sehingga perlu dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dan teknik SADARI dengan tujuan peningkatan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang pentingnya melakukan SADARI untuk mendeteksi secara dini kanker payudara. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu melalui penyuluhan secara daring dengan media power point, diskusi tanya jawab, serta membagikan booklet. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada remaha terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang pentingnya teknik SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Remaja aktif dan antusias selama mengikuti kegiatan. Pengimpementasian teknik SADARI oleh remaja ini penting untuk dilakukan tidak hanya saat ini namun secara rutin setiap bulannya. Pelaksanaan teknik pemeriksaan SADARI secara rutin dapat membantu dalam mengatasi deteksi awal kanker payudara dan menurunkan angka kejadiannya. Kata kunci : remaja, kanker payudara, SADARI
Autocorrelation Spatial Based on Specific Nutritional Interventions Achievement with Stunting Cases in Toddlers at Kendari City Using Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA) Method Pertiwi, Tria Saras; Nurmalasari, Mieke; Qomarania, Witri Zuama; Supryatno, Adi; Saputra, Alief Imran; Salim, Agus
Public Health of Indonesia Vol. 10 No. 3 (2024): July - September
Publisher : YCAB Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v10i3.834

Abstract

Background:Stunting is a priority target both globally and in Indonesia. There are 10 provinces in Indonesia that are the main focus of the stunting reduction program, one of which is Southeast Sulawesi Province. Kendari City, located in Southeast Sulawesi, has experienced an increase in stunting incidence over the past three years. However, progress in reducing stunting in Kendari City has not been evenly distributed across its regions and sub-regions, with significant disparities in stunting rates between different sub-districts. Objective:To determine the spatial autocorrelation based on the achievement of specific nutritional interventions for toddlers and the incidence of stunting in Kendari City using the Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA). Method:This quantitative study used the Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA) method. The data on stunting incidence consisted of the number of stunting cases among toddlers in 2023 across 11 sub-districts in Kendari City. The sub-districts analyzed were Abeli, Baruga, Kadia, Kambu, Kendari, West Kendari, Mandonga, Nambo, Poasia, Puuwatu, and Wua-Wua. The study was conducted from November 2023 to May 2024 in Kendari City. A local autocorrelation test with LISA was performed to determine the spatial relationships among the sub-districts based on the research variables, with results displayed in the form of Moran's scatterplot, cluster map, and significance map. Results:The results of Moran's local bivariate test (LISA) indicated that the majority of sub-districts, particularly Kambu, exhibited significant positive autocorrelation with neighboring sub-districts and fell into the cold-spot category. This indicates that the number of specific nutritional intervention programs for toddlers and the cases of stunting in toddlers in 2023 were low in Kambu and its surrounding sub-districts, which also had similarly low values. Conclusion:There is spatial autocorrelation among the sub-districts in Kendari City. Although the cases of stunting in the Kambu sub-district are low, the achievement of intervention programs should remain optimal, as cases still exist in the area. Additionally, since Kambu has a spatial correlation with its neighboring areas, the government should target these areas for appropriate interventions to accelerate stunting reduction, particularly in Kendari City. Keywords:Spatial Autocorrelation; LISA; Specific Nutrition Interventions; Stunting Toddlers
ANALISIS BEDA RATA-RATA WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENGGUNAAN APLIKASI MOBILE JKN DI RUSD KOTA TANGERANG Utami, Arti Pristiwati; Qomarania, Witri Zuama
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 7, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v7i4.2349

Abstract

Abstract: Waiting time is an important component of the service and is the first gateway that plays an important role in making a good first impression on patients. The Mobile JKN application is an application for the national health insurance system which is a form of digital transformation of the business model created by BPJS Kesehatan. The purpose of this study is to find out the Difference in Average Waiting Time for the Use of Mobile JKN Application services. The study used a cross sectional design. The research was conducted at the Tangerang City Hospital at the dental polyclinic and internal medicine polyclinic. The sampling technique uses the quota sampling technique with a total of 400 samples. The data analysis technique in this study uses the Mann Whitney Test. The results of the study showed that the minimum waiting time for respondents at the dental polyclinic was 67 minutes, and the maximum was 178 minutes. The average waiting time of respondents was 119.15 minutes. Meanwhile, in the internal medicine polyclinic, the minimum waiting time for respondents is 65 minutes, and the maximum is 202 minutes. The average waiting time for respondents was 129.71 minutes.  At the dental polyclinic, as many as 62 respondents (44.0%) were users of the Mobile JKN Application and as many as 79 respondents (56.0%) were respondents who came directly. Meanwhile, in the internal medicine poly, as many as 98 respondents (37.8%) were users of the Mobile JKN Application and as many as 161 respondents (62.2%) were respondents who came directly. Keywords: Waiting Time, Mobile JKN, Service Abstrak: Waktu tunggu merupakan komponen penting dalam pelayanan dan merupakan pintu gerbang pertama yang berperan penting dalam memberikan kesan pertama yang baik bagi pasien. Aplikasi Mobile JKN adalah aplikasi untuk sistem asuransi kesehatan nasional yang merupakan bentuk transformasi digital model bisnis yang dibuat oleh BPJS Kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui beda rata-rata waktu tunggu pelayanan penggunaan Aplikasi Mobile JKN. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di RSUD Kota Tangerang pada poliklinik gigi dan poliklinik penyakit dalam. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dengan jumlah 400 sampel. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan Uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukan bahwa minimal waktu tunggu responden pada poliklinik gigi adalah 67 menit dan maksimal adalah 178 menit. Rata–rata waktu tunggu responden yaitu 119,15 menit. Sedangkan pada poliklinik penyakit dalam, minimal waktu tunggu responden adalah 65 menit dan maksimal adalah 202 menit. Rata–rata waktu tunggu responden 129,71 menit.  Pada poliklinik gigi sebanyak 62 responden (44,0%) adalah pengguna Aplikasi Mobile JKN dan sebanyak 79 responden (56,0%) adalah responden yang datang secara langsung. Sedangkan pada poli penyakit dalam sebanyak 98 responden (37,8%) adalah pengguna Aplikasi Mobile JKN dan sebanyak 161 responden (62,2%) adalah responden yang datang secara langsung. Kata kunci: Waktu Tunggu, Mobile JKN, Pelayanan
Studi Readmisi Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSUD Kota Tangerang Rahmawati, Danisa Ocha; Nurmalasari, Mieke; Hosizah, Hosizah; Qomarania, Witri Zuama
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 10, No 2 (2024): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Kedua 2024
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29241/jmk.v10i2.1922

Abstract

Gagal jantung kongestif termasuk penyakit yang sering terjadi readmisi di rumah sakit meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal. Pasien gagal jantung kongestif mengalami readmisi pada saat tidak patuh terhadap tindak lanjut medis, ketidakpahaman pasien dan keluarga mengenai cara perawatan di rumah yang menyebabkan komplikasi dan terjadinya rawat inap ulang (readmisi). Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi readmisi pada pasien gagal jantung kongestif di RSUD Kota Tangerang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel terdiri dari 117 rekam medis menggunakan teknik sampling jenuh. Analisis menggunakan Analisis Regresi Logistik Berganda. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa distribusi frekuensi faktor demografi pasien yang paling banyak terjadi readmisi pada pasien berusia < 65 tahun sebanyak 52 responden (83,1%), dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 34 responden (53,1%). Faktor lainnya adalah LOS < 4 hari sebanyak 41 responden (64,1%) dengan komorbiditas yang dimiliki pasien gagal jantung kongestif adalah pasien dengan komorbiditas kardiovaskular sebanyak 47 responden (73,4%). Terdapat pengaruh yang signifikan antara Length of Stay (LOS) dan komorbiditas terhadap kejadian readmisi pada pasien gagal jantung kongestif. Pasien dengan dengan Length of Stay (LOS) ≥4 hari berpeluang untuk readmisi sebesar 3,105 kali dibandingkan dengan pasien yang LOS nya <4 hari. Pasien dengan komorbid kardiovaskular berpeluang mengalami readmisi sebesar 4,3 kali dibandingkan pasien gagal jantung kongestif dengan komorbid non kardiovaskular. Kata kunci : Readmisi, Gagal Jantung Kongestif, LOS, Komorbiditas
Number of ANC Visits at RSIA AMC Metro Based on Mother's Age and Parity Azza, Azizatul; Nurmalasari, Mieke; Hosizah, Hosizah; Qomarania, Witri Zuama
International Journal of Health and Information System Vol. 1 No. 1 (2023): May
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/ijhis.v1i1.10

Abstract

WHO declared COVID-19 as a pandemic on March 11, 2020. Obstacles found in ANC services during the COVID-19 pandemic were pregnant women afraid of contracting COVID-19 if they had to carry out ANC examinations at health services. ANC examinations play an important role in preventing and detecting pregnancy complications. Predisposing factors are one of the factors that influence the behavior of pregnant women in making ANC visits. Some of which are included in the predisposing factors are age and parity. This study aims to determine the effect of age and maternal parity on the number of ANC visits during the COVID-19 pandemic at RSIA AMC Metro. The sample consisted of 100 pregnant women who visited ANC between January and October 2022, and data analysis with multiple logistic regression. The majority of pregnant women were aged 20-35 years (71%), had given birth 2-4 times (36%), and made 1-5 ANC visits (82%). However, the study found that neither age nor maternal parity significantly affected the number of ANC visits during the pandemic at RSIA AMC Metro.
Faktor yang memengaruhi kunjungan penderita hipertensi di posbindu penyakit tidak menular (PTM) Nurhasanah, Raden; Qomarania, Witri Zuama; Hosizah, Hosizah; Temesvari, Nauri Anggita
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 2 (2025): Volume 19 Nomor 2
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i2.807

Abstract

Background: The results of the 2023 Indonesian Health Survey show that the prevalence of hypertension in Indonesia based on measurements of the population aged ≥18 years is 30.8%, but only 8.6% are diagnosed by doctors, while cases of hypertension at the Sukasari Health Center between 2020 and 2023 have doubled from 3.428 to 6.229 people. Integrated non-communicable disease development posts are one strategy in dealing with hypertension. On the other hand, hypertension sufferers who routinely visit integrated non-communicable disease development posts are still low at 45.7%. Purpose: To determine the factors that influence visits by hypertension sufferers to integrated non-communicable disease development posts. Method: An observational quantitative study using a cross-sectional method was conducted at the Sukasari Health Center, Sukasari Village, Tangerang District, Tangerang City, Banten in March-June 2024. The sampling technique used was total sampling and 155 samples were obtained. The research data collection was carried out by reviewing documents (secondary data) and the instrument used was a document review sheet to review data on visits to the integrated non-communicable disease development post. Results: This study shows that the most influential factors on visits by hypertension sufferers to the integrated non-communicable disease development post are primary education level (p-value = 0.007 OR = 11.140), secondary education (p-value = 0.026 OR = 7.266), prehypertension blood pressure (p-value = 0.041 OR = 2.698), and hypertension blood pressure level 2 (p-value = 0.045 OR = 0.369). Meanwhile, the variables that had no effect were gender (p-value=0.205), occupation (p-value=0.743), and comorbidity (p-value=0.497). Conclusion: The most influential factors on visits by hypertension sufferers to the integrated non-communicable disease development post were education level and blood pressure status. Suggestion: There should be efforts to increase the active role and support of health cadres and village officials in promoting the activities of the integrated non-communicable disease development post, through social media groups for residents in each region so that the community can diligently visit the integrated non-communicable disease development post.   Keywords: Hypertension; Visit; Integrated Development Post; Non-Communicable Diseases.   Pendahuluan: Hasil Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023, menunjukan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥18 tahun sebesar 30.8%, namun hanya sebesar 8.6% yang terdiagnosis dokter, sedangkan kasus penyakit hipertensi di Puskesmas Sukasari antara tahun 2020 dan 2023 meningkat dua kali lipat dari 3.428 menjadi 6.229 jiwa. Posbindu PTM merupakan salah satu strategi dalam penanggulangan hipertensi. Di sisi lain, penderita hipertensi yang rutin berkunjung ke posbindu PTM masih rendah dengan persentase 45.7%. Tujuan: Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kunjungan penderita hipertensi di posbindu penyakit tidak menular (PTM). Metode: Penelitian kuantitatif observasional menggunakan metode cross sectional yang dilaksanakan di Puskesmas Sukasari, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten pada Bulan Maret-Juni 2024. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dan didapatkan sebanyak 155 sampel. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara telaah dokumen (data sekunder) dan instrumen yang digunakan adalah lembar telaah dokumen untuk melakukan tinjauan data kunjungan posbindu PTM. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kunjungan penderita hipertensi di posbindu PTM adalah jenjang pendidikan dasar (p-value=0.007 OR=11.140), pendidikan menengah (p-value=0.026 OR=7.266), tekanan darah prehipertensi (p-value=0.041 OR=2.698), dan tekanan darah hipertensi tingkat 2 (p-value=0.045 OR=0.369). Sementara itu, variabel yang tidak ada pengaruh adalah jenis kelamin (p-value=0.205), pekerjaan (p-value=0.743), dan komorbiditas (p-value=0.497). Simpulan: Faktor yang paling berpengaruh terhadap kunjungan penderita hipertensi di posbindu PTM adalah jenjang pendidikan dan status tekanan darah. Saran:  Adanya upaya untuk meningkatkan peran aktif dan dukungan kader kesehatan serta perangkat desa dalam mempromosikan kegiatan posbindu PTM, melalui grup media sosial warga pada tiap wilayah agar masyarakat dapat rajin berkunjung ke posbindu PTM.   Kata Kunci: Hipertensi; Kunjungan; Penyakit Tidak Menular (PTM); Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu).
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (PMIK) DI DPD PORMIKI DKI JAKARTA Salsabilla, Jihan Saskia; Qomarania, Witri Zuama; Hosizah, Hosizah; Pertiwi, Tria Saras
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 8, No 2 (2025): May 2025
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v8i2.3066

Abstract

Abstract: Performance plays an important role in healthcare services, but challenges such as lack of work motivation due to high workloads, time pressure, minimal recognition, limited career development, and lack of supervisor support can reduce motivation and impact the performance of medical recorders.The purpose of this research is to determine the effect of work motivation on the performance of Medical Recorders and Health Information (PMIK) at the DPD PORMIKI DKI Jakarta.The type of research used is quantitative research employing a cross-sectional design.From a total of 2,011 PMIK members, 95 respondents were selected using the quota sampling technique. Data were collected through questionnaires and analyzed using simple linear regression tests.The results of the analysis using simple linear regression show that there is an influence between the work motivation variable and the performance variable of Medical Recorders and Health Information (PMIK) at DPD PORMIKI DKI Jakarta, with a significance value (P-value) of 0.000 (<0.05), and the obtained regression equation is Y = 9.773 + 0.389X. Keywords: Work Motivation, Performance, Medical Record and Health Information                  Officers (PMIK) Abstrak: Kinerja memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan, namun tantangan seperti kurangnya motivasi kerja akibat beban kerja tinggi, tekanan waktu, minimnya pengakuan, terbatasnya pengembangan karier, serta kurangnya dukungan atasan dapat menurunkan motivasi dan berdampak pada kinerja perekam medis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) di DPD PORMIKI DKI Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kuantitatif menggunakan desain cross-sectional. Dari total  2.011 anggota PMIK didapatkan 95 responden yang dipilih menggunakan teknik kuota sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji regresi linear sederhana. Hasil analisis dengan regresi linear sederhana, dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh antara variabel motivasi kerja dengan variabel kinerja Perekam Medis dan  Informasi  Kesehatan (PMIK) di DPD PORMIKI DKI Jakarta dengan nilai signifikansi P-value 0,000 (<0.05), dengan persamaan regresi yang didapatkan yaitu Y= 9.773 + 0.389X. Kata kunci: Motivasi Kerja, Kinerja, Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK)