Sembiring, Anita Ch
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perilaku sarapan pagi kaitannya dengan status gizi dan anemia pada anak sekolah dasar Utama, Lalu Juntra; Sembiring, Anita Ch; Sine, Juni Gressilda L
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.17 KB) | DOI: 10.14710/jgi.7.1.63-68

Abstract

Background : The children are a nation's investment, because they are the next generation of the nation. The quality of the nation in the future is determined by the quality of children today. Indonesia and other developing countries in general are still dominated by four major nutritional problemsObjective : This research aimed to analyze prevalence of anemia, breakfast habits, nutritional status in school children and compare two childhood education centers located in public and private school in Kupang City, East Nusa TenggaraMethods : This research used 645 were included in this cross sectional study and was done in March until May 2017. The subjects were fourth, fifth and sixth grade of elementary of public school (SD bertingkat Kelapa Lima 1, SD Inpres Bakunase) and private school (SD Asumta, SD GMIT Naioni, SDI Maulafa dan SDK Don Bosco 3). Breakfast habits data were collected by filling questionnaire; nutritional status was estimated by BMI/Age , Height/Age which weight and height of subjects were measured directly; and anemia status was estimated by hemoglobin test/hemocue. The frequency of breakfast is determined based on always breakfast and no breakfast and the sample usually consume breakfast before 7 am.Result : Compare two childhood education centre was Significant differences between public and private schools were found in nutritional status variables with height for age indicators and on breakfast habits. The prevalence of anemia in elementary school children in Kupang by 27% which is measured by blood hemoglobin levels. Contribution of great family, gender and age in students were higher with regular breakfast. The difference in the variable nutritional status with height for age indicator with a value of p = 0.034 and breakfast habits with a value of p = 0.002Conclusion : The differences in breakfast habits in public and private elementary school children are thought by the role of teachers in schools and breakfast habits can help improve nutritional status and blood hemoglobin levels
SOSIAL BUDAYA DAN PEMBERIAN MP ASI TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI DAERAH TERPENCIL PULAU SEMAU KABUPATEN KUPANG Nita, Maria Helena Dua; Adi, AAA Mirah; Sembiring, Anita Ch; Nur, Astuti
Kupang Journal of Food and Nutrition Research Vol. 4 No. 1 (2023): Kupang Journal of Food and Nutrition Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/kjfnr.v4i1.1134

Abstract

Masa Kanak–kanak dan remaja merupakan masa pertumbuhan ,belajar dan perkembangan dengan cepat. Mereka memiliki  kebutuhan  gizi yang tinggi dan dalam banyak hal kebutuhan gizinya berbeda dengan kebutuhan gizi orang dewasa. Berdasarkan Hasil Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2018 Prevalensi  anak 0-23 bulan dengan prevalensi status gizi kurang ( menurut BB/U)  sangat tinggi yaitu 17,6 di atas prevalensi Nasional yaitu 11,4 dan juga  prevalensi sangat pendek ( menurut TB/U) 17,4 di atas prevalensi nasional yaitu 12,8 dan sangat pendek 18,5 di atas prevalensi Nasional yaitu 17,1. Sedangkan Prevalensi kurus (menurut  IMT/U)  terdiri dari 4,6 % sangat kurus dan 8,2 % kurus. Prevalensi kurus diatas prevalensi nasional yaitu 6,2 %. Mulaiusia 6bulan hingga 12 bulan,ASI masih dapat memenuhi  setengah atau lebih kebutuhan gizi bayi, dan mulai usia 12 bulan hingga 24 bulan. Bila umur bertambah ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, maka perlu diberikan MP-ASI. Makanan tambahan berupa makanan cair dan padat disebut MP-ASI, karena sebagai tambahan hanyauntuk melengkapi ASI.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran  sosial budaya dan MP ASI serta status gizi bayi  di daerah terpencil Pulau Semau Kabupaten Kupang. Jenia penelitian adalah observasional dengan studi cross- sectional. Lokasi penelitian di Desa Batuinan Kecamatan Semau,.Sampel yang di ambil ada Balita yang terdaftar di Posyandu Beringin Sehat Desa Batuinan Kecamatan Semau.Penelitian di laksanakan pada bulan Mei 2022.Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara langsung dan kuesioner tentang social budaya pemberian MP ASI dan status gizi pada anak di Pulau Semau.Data status gizi di peroleh dari ahli gizi yang bertugas di Desa Batuinan, Setelah semua data di kumpulkan, di kelompokkan dan di analisa. Sebanyak 5 orang ( 62,5% ) berjenis kelamin wanita dan 3 orang (37,5) berkelamin laki- laki.Sebagian besar berjumlah 7 orang berumur 12-24 bulan. Dalam pemberian MP ASI hanya 1 orang (12,5) mengalami MP ASI dini .Untuk jenis MP ASI yang di berikan semuanya adalah MP ASI pabrikan dan tidak ada pantangan dalam pemberikan jenis makanan. Berdasarkan indicator BB/U  sebanyak 6 orang ( 75 %) status gizi normal  dan 2 ( 25 %) orang status gizi kurang. Berdasarkan indicator BB/U sebanyak 7 orang ( 87,5 % ) status gizi normal dan hanya 1 orang ( 12,5 % ) pendek. Sedangkan berdasarkan indicator BB / TB semuanya status gizi baik.
KANDUNGAN GIZI ROTI “ LEMBUNING’ YANG DISUBSTITUSI TEPUNG IKAN LEMURU (SARDINELLA LEMURU) DAN TEPUNG LABU KUNING ( CUCURBITA MOSCHATA ) Adi, Anak Agung Ayu Mirah; Loaloka, Meirina S; Sine, Juni Gressilda Louisa; Sembiring, Anita Ch
Kupang Journal of Food and Nutrition Research Vol. 4 No. 1 (2023): Kupang Journal of Food and Nutrition Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/kjfnr.v4i1.1139

Abstract

Masalah gizi  gizi kurang  pada balita  perlu mendapatkan prioritas penanganan. Pemberian makanan tambahan (PMT) dapat mengurangi masalah gizi kurang pada balita.Dalam pemberian makanan tambahan diperlukan   adanya inovasi baru misalnya dengan menggunakan bahan pangan local. Salah satu inovasi dalam mengolah produk  makanan tambahan adalah roti “Lembuning” , dimana dalam pembuatannya  menggunakan perpaduan campuran tepung ikan lemuru dan tepung labu kuning untuk mensubstitusi  tepung terigu ditambah dengan bahan tambahan lain yang memiliki kemungkinan menjadi salah satu alternative PMT bagi balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kandungan Gizi  Roti “ Lembuning’ Yang Disubstitusi Tepung Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) Dan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perbandingan tepung terigu; tepung labu kuning dan tepung ikan lemuru berturut-turut, P1( 65:30:5),P2(60:40:10),dan P3 (35:50:15) dengan 3 kali pengulangan. . Hasil:Kadar air,abu,protein dan lemak tertinggi ada pada P3 sedangkan kadarkarbohidrat tertinggi terdapat pada P1.Terdapat pengaruh nyata tepung labu kuning dan tepung  ikan lemuru sebagai bahan pensubstitusi tepung terigu terhadap nilai proksimat (kadar air, kadar abu, kadar lemak , kadar protein dan kadar karbohidrat ) roti Lembuning.
GAMBARAN TINGKAT KESUKAAN LANSIA DAN DAYA TERIMA MENU SAYURAN DI UPTD KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA DI KUPANG: GAMBARAN TINGKAT KESUKAAN LANSIA DAN DAYA TERIMA MENU SAYURAN DI UPTD KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA DI KUPANG Benu, Yolanda; Sembiring, Anita Ch; Nita, Maria Helena Dua
Kupang Journal of Food and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2023): Kupang Journal of Food and Nutrition Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/kjfnr.v4i2.1354

Abstract

Pada lansia, hilangnya indera perasa membuat mengunyah makanan menjadi tidak nyaman atau menimbulkan masalah, sehingga menyebabkan kelesuan atau anoreksia, terutama pada makanan keras dan berserat tinggi seperti makanan nabati, hewani, atau daging. Penerimaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penampilan dan rasa makanan yang disajikan serta waktu penyajiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kesukaan lansia dan daya terima menu sayuran di UPTD Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Di Kupang Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan berbasis survei untuk mengumpulkan informasi mengenai tingkat kesukaan lansia terhadap sayuran. Populasi adalah lansia yang berada di UPTD Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia di Kupang berjumlah 79 orang yang menggunakan teknik purposive sampling.Instrumen yang digunakan yaitu Kuesioner untuk mengukur tigkat kesukaan, timbangan dan Formulir Comstok untuk mengukur daya terima makanan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesukaan lansia terhadap menu sayuran yang dihidangkan menurut lansia yang mengatakan kurang puas terhadap rasa menu sayuran sebanyak 11 lansia (36.7%) dari 30 lansia, aroma menu sayuran sebanyak 15 lansia (50.0%) dari 30 lansia, tekstur menu sayuran sebanyak 13 lansia (43,3%) dari 30 lansia, dan warna menu saayuran sebanyak 15 lansia (50.0%) dari 30 lansia. Sedangkan daya terima lansia terhadap sayuran dari 30 responden terdapat 21 lansia (70,0%) memiliki daya terima yang baik.