Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA SELAI ROTI DI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2016 Yulia Effendi, S. Ranny; Fardian, Nur; Maulina, Fury
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 3: No. 1 (Mei, 2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.583 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v3i1.453

Abstract

Selai merupakan  makanan setengah padat yang dibuat dari buah-buahan ataupun produk olahan lain. Proses pembuatannya dapat ditambahkan bahan tambah pangan (BTP) yakni pemanis buatan, seperti siklamat. Siklamat dapat mengganggu kesehatan jika dikonsumsi dengan kadar yang melewati batas maksimumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kandungan dan kadar siklamat pada selai roti di Kota Lhokseumawe tahun 2016. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan tujuh sampel selai roti yang dilakukan secara kualitatif (pengendapan) dan kuantitatif (gravimetri). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh sampel positif mengandung siklamat dengan kadar berkisar antara 14-70 mg/kg yang menunjukkan bahwa seluruh sampel tidak melebihi batas maksimun. Hal ini menunjukkan bahwa selai roti yang beredar di Kota Lhokseumawe tahun 2016 memenuhi persyaratan BPOM No. 4 Tahun 2014.
HUBUNGAN NYERI TENGGOROK DAN FAKTOR RISIKO PASIEN PASCA OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM INTUBASI ENDOTRAKEAL DI PPK BLUD RSU CUT MEUTIA ACEH UTARA Millizia, Anna; Maulina, Fury
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 4: No. 2 (November, 2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.233 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v4i2.1037

Abstract

Nyeri tenggorok adalah komplikasi umum yang terjadi pasca operasi dengan anestesi umum intubasi endotrakeal. Nyeri tenggorok dikaitkan dengan beberapa faktor risiko pasien pasca operasi dengan anestesi umum intubasi endotrakeal seperti  usia, jenis kelamin, riwayat merokok, durasi intubasi dan ukuran pipa endotrakeal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nyeri tenggorok dan faktor risiko pasien pasca operasi dengan anestesi umum intubasi endotrakeal di PPK BLUD RSU Cut Meutia Aceh Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang diadakan pada 41 pasien yang mengalami nyeri tenggorok pasca operasi dengan anestesi umum intubasi pada April-Mei 2018, dengan menggunakan uji Pearson Chi-square. Distribusi frekuensi nyeri tenggorok derajat sedang dalam 24 jam Pasca operasi adalah 61%, usia 18-60 tahun yaitu 95,1%, jenis kelamin laki-laki yaitu 63,4%, perokok yaitu 56,1%, durasi itubasi >60 menit yaitu 56,1% dan yang sering digunakan adalah ukuran pipa endotrakeal 7,0 ID. Berdasarkan uji Pearson Chi-Square, didapatkan bahwa nyeri tenggorok tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin serta terdapat hubungan nyeri tenggorok dan riwayat merokok (p=0,004); durasi intubasi (p=0,011) dan ukuran pipa endotrakeal (p=0,002) pasien pasca operasi dengan anestesi umum intubasi endotrakeal di PPK BLUD RSU Cut Meutia Aceh Utara. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan nyeri tenggorok dan riwayat merokok, durasi intubasi serta ukuran pipa endotrakeal pasien pasca operasi dengan anestesi umum intubasi endotrakeal di PPK BLUD RSU Cut Meutia Aceh Utara.
KARAKTERISTIK PERILAKU MEROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2019 Sawitri, Harvina; Maulina, Fury; Dwi Aqsa, Radhika Kharima
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 6: No. 1 (Mei, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.814 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v6i1.2630

Abstract

Konsumsi rokok dikalangan remaja dan mahasiswa meningkat setiap tahunnya. Data The Tobacco Atlas menyebutkan Indonesia memiliki jumlah perokok remaja pria terbesar (66%). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik serta faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa pria di Universitas Malikussaleh. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling dengan jumlah sampel 192 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa 71,4% responden berusia 20-24 tahun dan 28,5%  berusia 16-19 tahun. Sementara 62,5% responden menghabiskan 1-10 batang rokok per hari, 28,6% mengkonsumsi rokok 11-20 batang per hari, 5,2% mengkonsumsi 21-30 batang rokok per hari dan 3,6% mengkonsumsi >30 batang rokok per hari. Lamanya responden segera merokok setelah bangun tidur adalah >60 menit sebanyak 53,6%, 31-60 menit sebanyak 19,8%, 6-30 menit sebesar 12% dan dalam 5 menit sebesar 14,6%. Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok dari persentase tertinggi adalah faktor kesenangan (55,7%), stress (51,6%), stimulasi (37,5%), pegangan (37%), sosial (35,4%), kebiasaan (31,3%) dan craving (28,6%). Kesimpulannya sebagian besar responden adalah berusia 20-24 tahun dengan sebagian besar konsumsi rokok 1-10 batang per hari serta lebih dari setengah responden mengkonsumsi rokok lebih dari 60 menit setelah bangun tidur dengan faktor yang paling mempengaruhi perilaku merokok adalah faktor kesenangan dan stres.
MCCUNE-ALBRIGHT SYNDROME (MAS) Mardiati, Mardiati; Maulina, Fury
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 5: No. 2 (November, 2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.525 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v5i2.2085

Abstract

McCune-Albright Syndrome (MAS) adalah suatu penyakit yang etiologinya adalah akibat mutasi gen guanine nucleotide binding alpha stimulating (GNAS1) pada masa embrionik. Mutasi gen GNAS1 ini terjadi pada masa kehamilan dan secara acak yang akan menghasilkan sebagian sel tubuh yang normal dan sebagian lainnya akan mengalami mutasi, fenomena ini yang disebut mosaicism. Sindrom ini memiliki tiga tanda klinis yaitu, displasia fibrosa, pigmentasi kulit (cafe-au-lait), dan disertai puibertas prekoks. Diagnosis MAS biasanya berdasarkan pemeriksaan klinis, radiografi, biopsi dan uji genetik. Aspek yang paling penting dari konseling kepada keluarga adalah untuk memberikan pengetahuan kepada keluarga bahwa penyakit ini tidak menular, juga tidak berhubungan dengan lingkungan atau dari kelompok etnis tertentu. Penatalaksanaan terhadap MAS adalah berdasarkan manifestasi klinis yang muncul dan membutuhkan kerjasama tim yang melibatkan  bedah orthopedi, bedah plastik dan ahli endokrin.
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP DI KOTA LHOKSEUMAWE Fitriany, Julia; Maulina, Fury; Witanti, Cut Ela
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 4: No. 1 (Mei, 2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.006 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v4i1.802

Abstract

Menarche adalah periode menstruasi pertama dalam kehidupan seorang wanita dan merupakan penanda akhir perkembangan pubertas di sekitar usia 12-14 tahun. Menarche dini berhubungan dengan beberapa faktor yang meliputi  keadaan  gizi,  genetik,  sosioekonomi,  hormonal,  dan  keterpaparan  media  massa  orang  dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche pada siswi SMP di Kota Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional survey yang diadakan pada 55 siswi yang mengalami menarche dalam Januari 2018, dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov. Responden paling banyak didapatkan dari Kecamatan Banda Sakti, usia paling banyak adalah usia 13 tahun dan diantaranya adalah kelas VII. Responden yang paling banyak didapatkan adalah IMT normal dan usia menarche dalam batas normal. Berdasarkan uji kolmogorov smirnov, didapatkan nilai p=0,992 pada hubungan IMT dengan usia menarche. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan IMT dengan usia menarche pada siswi SMP di Kota Lhokseumawe.
KARAKTERISTIK PERILAKU MEROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2019 Sawitri, Harvina; Maulina, Fury
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 6: No. 1 (Mei, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v6i1.2663

Abstract

Konsumsi rokok dikalangan remaja dan mahasiswa meningkat setiap tahunnya. Data The Tobacco Atlas menyebutkan Indonesia memiliki jumlah perokok remaja pria terbesar (66%). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik serta faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa pria di Universitas Malikussaleh. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling dengan jumlah sampel 192 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa 71,4% responden berusia 20-24 tahun dan 28,5%  berusia 16-19 tahun. Sementara 62,5% responden menghabiskan 1-10 batang rokok per hari, 28,6% mengkonsumsi rokok 11-20 batang per hari, 5,2% mengkonsumsi 21-30 batang rokok per hari dan 3,6% mengkonsumsi >30 batang rokok per hari. Lamanya responden segera merokok setelah bangun tidur adalah >60 menit sebanyak 53,6%, 31-60 menit sebanyak 19,8%, 6-30 menit sebesar 12% dan dalam 5 menit sebesar 14,6%. Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok dari persentase tertinggi adalah faktor kesenangan (55,7%), stress (51,6%), stimulasi (37,5%), pegangan (37%), sosial (35,4%), kebiasaan (31,3%) dan craving (28,6%). Kesimpulannya sebagian besar responden adalah berusia 20-24 tahun dengan sebagian besar konsumsi rokok 1-10 batang per hari serta lebih dari setengah responden mengkonsumsi rokok lebih dari 60 menit setelah bangun tidur dengan faktor yang paling mempengaruhi perilaku merokok adalah faktor kesenangan dan stres.
HUBUNGAN INTERPRETASI WHO (WORLD HEALTH ORGANIZATION) ANTROPOMETRI Z-SCORE DAN INFEKSI KECACINGAN PADA ANAK USIA 36 – 60 BULAN DI KOTA LHOKSEUMAWE Mardiati, Mardiati; Maulina, Fury; Sayuti, Muhammad
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 6: No. 2 (November, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v6i2.3325

Abstract

Masalah pada anak yang masih menjadi perhatian khusus yaitu masalah status gizi. Penentuan status gizi yang sering digunakan adalah dengan interpretasi WHO antropometri z-score. Selain penentuan status gizi, sangat penting mengetahui infeksi yang dialami oleh anak, salah satunya yaitu infeksi kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan hubungan interpretasi WHO antropometri z-score berdasarkan Berat Badan (BB) menurut usia dan infeksi kecacingan pada anak usia 36 – 60 bulan di Posyandu Pusong Kota Lhokseumawe. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah anak di Gampong Pusong yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Interpretasi menggunakan software WHO Anthro serta infeksi kecacingan  dilakukan dengan pemeriksaan feses dengan teknik direct thin smear feces menggunakan mikroskop. Data dianalisis secara secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan anak usia 36-47 bulan sebanyak 44,7% serta usia 48 – 60 bulan sebesar 55.3%; 57,9% adalah perempuan, dengan rata – rata berat badan adalah 14±2.07 kg dan rata – rata tinggi badan adalah 92±6,71 cm. Interpretasi WHO antropometri z-score berdasarkan BB menurut usia diperoleh sebesar 60,5% dengan status gizi baik, 39,5% dengan status gizi kurang, serta tidak ditemukan gizi lebih dan gizi buruk. Sebanyak 26,3% positif mengalami infeksi kecacingan dengan 80% mengalami infeksi oleh cacing Ascaris lumbricoides serta 20% mengalami infeksi oleh cacing Ascaris lumbricoides + Trichuris trichiura. Hasil analisis bivariat didapatkan tidak terdapat hubungan antara interpretasi WHO antropometri z score berdasarkan BB menurut usia dengan infeksi kecacingan pada anak usia 36 – 60 bulan di Posyandu  Gampong Pusong Kota Lhokseumawe.
Hepatitis C dengan Chronic Heart Failure di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Nazaruddin, Nazaruddin; Maulina, Nora; Fawwaza, Nasywa; Sawitri, Harvina; Maulina, Fury; Wahyuni, Sri
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 3 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Juni 2025
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v4i3.21673

Abstract

Gagal jantung merupakan keadaan dimana jantung tidak lagi mampu memompa darah dalam jumlah yang memadai ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (forward failure) atau kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi (backward failure) atau dapat pula keduanya. Penyakit hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan virus hepatitis C. Virus hepatitis C merupakan salah satu virus RNA dari keluarga Flaviviridae. Virus hepatitis C dapat menyerang hati dan menyebabkan peradangan. Kasus pasien laki-laki 60 tahun datang dengan keluhan nyeri perut dan kembung sehingga pasien susah tidur serta kaki dan wajah bengkak disertai dengan keluhan nyeri dada dibagian kiri pasien. Buang air kecil juga seperti teh. Penatalaksanaan non farmakologi (tirah baring, kompres NaCl 0,9%) dan farmakologi diberikan inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam, inj. Omeprazole 40mg/12 jam, inj.Ondansetron 1 amp/12 jam, Inj. Lasix 1 amp/12 jam, Nitrokaf retard 3x1, Urdahex 1x1, Lansoprazole 2x1, Sucralfat sirup 3x1c, Curcuma 2x1, Domperidone 3x1. Berdasarkan hasil anamesis dan pemeriksaan fisik pada pasien dapat ditegakkan Hepatitis C dengan CHF.
Pendekatan Directly Observed Therapy Short Course pada Pengentasan Tuberkulosis: Aspek Efektivitas dalam Perspektif Kesehatan Komunitas Masyarakat Indonesia Maulina, Fury
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 3 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Juni 2025
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v4i3.22366

Abstract

Laporan global tuberkulosis tahun 2024 menempatkan Indonesia pada posisi ke-2 jumlah TB terbesar di dunia. Komitmen dalam mengakhiri TB di Indonesia merujuk pada End TB strategy serta pendekatan DOTS. Sejumlah studi melaporkan inefektivitas DOTS yang belum terbukti lebih unggul dalam memastikan keberhasilan pengobatan TB. Tinjauan pustaka ini bertujuan mengkaji efektivitas DOTS dalam konteks Indonesia sebagai negara berkembang dengan lanskep yang dinamis dalam perspektif kesehatan komunitas. Implementasi DOTS di Indonesia efektif karena sejalan dengan konsep sosiokultural masyarakat Indonesia yaitu collectivist society serta menganut prinsip gotong royong. Pelaksanaan DOTS dapat diterapkan dengan beradaptasi pada konteks dan realitas masyarakat setempat.
KARAKTERISTIK PERILAKU MEROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2019 Sawitri, Harvina; Maulina, Fury
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol.6 : No.1 (Mei, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v6i1.2663

Abstract

Konsumsi rokok dikalangan remaja dan mahasiswa meningkat setiap tahunnya. Data The Tobacco Atlas menyebutkan Indonesia memiliki jumlah perokok remaja pria terbesar (66%). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik serta faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa pria di Universitas Malikussaleh. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling dengan jumlah sampel 192 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa 71,4% responden berusia 20-24 tahun dan 28,5%  berusia 16-19 tahun. Sementara 62,5% responden menghabiskan 1-10 batang rokok per hari, 28,6% mengkonsumsi rokok 11-20 batang per hari, 5,2% mengkonsumsi 21-30 batang rokok per hari dan 3,6% mengkonsumsi >30 batang rokok per hari. Lamanya responden segera merokok setelah bangun tidur adalah >60 menit sebanyak 53,6%, 31-60 menit sebanyak 19,8%, 6-30 menit sebesar 12% dan dalam 5 menit sebesar 14,6%. Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok dari persentase tertinggi adalah faktor kesenangan (55,7%), stress (51,6%), stimulasi (37,5%), pegangan (37%), sosial (35,4%), kebiasaan (31,3%) dan craving (28,6%). Kesimpulannya sebagian besar responden adalah berusia 20-24 tahun dengan sebagian besar konsumsi rokok 1-10 batang per hari serta lebih dari setengah responden mengkonsumsi rokok lebih dari 60 menit setelah bangun tidur dengan faktor yang paling mempengaruhi perilaku merokok adalah faktor kesenangan dan stres.