Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Efata: Jurnal Teologi dan Pelayanan

Rekonstruksi Misi Hospitalitas Gereja melalui Pembacaan Ulang Kisah Para Rasul 2:41-47 dalam Bingkai Moderasi Beragama di Indonesia Siahaan, Harls Evan R.; Hartono, Handreas; Tjiptosari, Yogi
Jurnal EFATA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 8, No 2: Juni 2022
Publisher : STT Iman Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47543/efata.v8i2.62

Abstract

Moderasi beragama menjadi salah satu tema yang sedang digalakkan di lingkungan Kementrian Agama Republik Indonesia; dalam rangka menghadapi berbagai kecenderungan negatif, disruptif, hingga destruktif, yang dibangun atas nama agama. Fundamentalisme, radikalisme, dan terorisme telah meningkat eskalasinya, sehingga membutuhkan penanganan yang serius dari berbagai pihak, termasuk kelompok Kristen. Sentimen kelompok menjadi ekses yang bertumbuh subur seiring polarisasi masyarakat yang juga dipengaruhi oleh praktik politik identitas. Sentimen itu tidak muncul secara instan, namun dapat disinyalir sebagai respon yang terakumulasi oleh, salah satunya, pola beragama yang sarat dengan nuansa kolonial dengan jargon evangelisasi di masa lalu. Pekabaran Injil telah meninggalkan jejak stigma kristenisasi, karena begitu sarat dengan semangat kolonialisme. Itu sebabnya, gereja perlu membangun sebuah konstruksi misi yang ramah dan anti-kolonial, melalui refleksi biblikal, atau pembacaan ulang nas kitab suci yang kerap digunakan sebagai dasar bermisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengonstruksi sebuah bentuk misi yang berbasis hospitalitas di kalangan kelompok Pentakostal dan Karismatik, melalui pembacaan ulang Kisah Para Rasul 2:41-47 dengan bingkai moderasi beragama di Indonesia. Penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif analisis interpretatif. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks Kisah Para Rasul 2:41-47, sebagai landasan konseptual misi hospitalitas, dengan membandingkannya terhadap konsep hospitalitas. Hasil rekonstruksi teks menunjukkan bahwa misi yang ditunjukkan melalui Kisah Para Rasul 2:41-47 merupakan misi hospitalitas. Kesimpulannya, Kekristenan perlu membangun doktrin misi yang hospitalitas sebagai bentuk moderasi beragama.
Tipologi Relasi Gereja dan Pemerintah Menurut Philip J. Wogaman: Konstruksi Teologi Publik Perspektif Pentakostal di Indonesia Hasiholan, Anggi Maringan; Siahaan, Harls Evan R.
Jurnal EFATA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 11, No 1: Desember 2024
Publisher : STT Iman Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47543/efata.v11i1.91

Abstract

The typology of church and government relations proposed by Philip J. Wogaman provides a conceptual framework for understanding the levels of church engagement in the public sphere. This study explores how Pentecostal communities in Indonesia can actively participate in the socio-political arena without losing their theological identity. Through the seven levels of participation, the church can influence societal ethos, educate congregations, and even take more radical steps, such as civil disobedience. However, political neutrality for the sake of peace is not included in the levels of participation outlined by Wogaman. By integrating pneumatological values and public theology principles, Pentecostal churches hold significant potential to become social and spiritual transformation agents, addressing the challenges of religious pluralism, poverty, and social injustice in Indonesia. Abstrak Tipologi relasi gereja dan pemerintah menurut Philip J. Wogaman memberikan kerangka konseptual untuk memahami level keterlibatan gereja dalam ruang publik. Penelitian ini membahas bagaimana komunitas Pentakostal di Indonesia dapat berperan aktif dalam ranah sosial-politik tanpa kehilangan identitas teologisnya. Melalui tujuh tipologi partisipasi, gereja dapat memengaruhi etos masyarakat, mendidik jemaat, hingga mengambil langkah-langkah yang lebih radikal seperti pembangkangan sosial. Namun, netralitas politik demi perdamaian tidak termasuk dalam kategori partisipasi yang disebutkan oleh Wogaman. Dengan pendekatan yang mengintegrasikan nilai pneumatologis dan prinsip teologi publik, gereja Pentakostal memiliki potensi besar untuk menjadi agen transformasi sosial dan spiritual, menjawab tantangan pluralisme agama, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial di Indonesia.
Koinonia sebagai Spiritualitas Persahabatan Lintas Iman: Sebuah Tawaran Konstruktif Teologi Kristen Siahaan, Harls Evan R.; Putri, Agustin Soewitomo; Pardede, Nurmalia; Sumakul, Nicolien Meggy
Jurnal EFATA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 11, No 2: Juni 2025
Publisher : STT Iman Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47543/efata.v11i2.188

Abstract

This constructive theological study examines the potential of koinonia as a theological foundation for authentic interfaith spiritual friendship. This research demonstrates that koinonia has universal aspects rooted in the Trinity that can inform interfaith relationships while preserving the distinctiveness of Christian beliefs. This study employs a constructive theology methodology alongside a library research approach to analyze primary biblical sources and secondary scholarship from both classical and contemporary traditions. The research demonstrates that koinonia's ability to involve and transform people, primarily through the work of the Holy Spirit, facilitates an understanding of the Spirit's life-giving role even outside of church settings. Friendship spirituality, which serves as a mode of interfaith koinonia, offers deeper personal engagement than formal dialogue models; it is characterized by mutual vulnerability, a commitment to shared flourishing, and the celebration of diversity as a divine gift. For Indonesian churches, this framework provides practical guidance for navigating pluralistic contexts while maintaining theological integrity. The study contributes to global interfaith discourse by bridging international scholarship with Indonesian contextual wisdom, offering an innovative synthesis between Trinitarian theology and interfaith engagement. Abstrak Studi teologi konstruktif ini mengeksplorasi potensi koinonia sebagai fondasi teologis bagi spiritualitas persahabatan lintas iman yang autentik. Kajian ini menunjukkan bahwa koinonia memiliki aspek yang bersifat umum yang berakar pada konsep Trinitas dan bisa menjadi model untuk hubungan antaragama tanpa menghilangkan ciri khas Kristen. Dengan menggunakan metode teologi konstruktif dan penelitian pustaka, studi ini memeriksa sumber-sumber utama dari Alkitab dan penelitian tambahan dari tradisi lama dan baru. Penelitian menunjukkan bahwa sifat partisipatif dan mengubah dari koinonia, terutama aspek yang berkaitan dengan Roh Kudus, memberikan ruang teologis untuk mengakui kerja Roh Kudus yang memberi kehidupan di luar batas-batas gereja. Spiritualitas persahabatan sebagai cara koinonia antaragama memberikan keterlibatan pribadi yang lebih mendalam dibandingkan dengan model dialog formal, yang ditandai oleh kerentanan bersama, komitmen untuk kesejahteraan bersama, dan perayaan keragaman sebagai anugerah ilahi. Bagi gereja-gereja di Indonesia, kerangka ini memberikan panduan praktis untuk menghadapi berbagai kepercayaan sambil tetap menjaga keyakinan teologis mereka. Studi ini menambah pembicaraan tentang hubungan antaragama di seluruh dunia dengan menghubungkan penelitian internasional dengan kebijaksanaan yang ada di Indonesia, serta memberikan gabungan baru antara teologi Trinitarian dan keterlibatan antaragama.