Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Studi Komparatif Sistem Penanggalan Istirhamiah dan Sistem Penanggalan Masehi Marwah, Andi Marwah; Alimuddin; Chotban, Sippah
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i2.44335

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Sistem Penanggalan yang di gunakan di Indonesia khususnya pada masyarakat Jawa dan masyarakat umum. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pustaka atau disebut dengan library research. Adapun pendekatan yang digunakan ada dua yaitu pendekatan syar’i dan pendekatan astronomis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 3 perbedaan Penanggalan Istirhamiah dan Penanggalan Masehi. Yang pertama, terletak pada nama-nama Bulan. Nama Bulan pada Penanggalan Istirhamiah yaitu : Miladi, Albaits, Ashifa, Najmi, Shalli, Sallim, Baarik, Samandi, Rahmani, Rahimi, Miratsi, dan Turatsi sedangkan pada Penanggalan Masehi yaitu : Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember. Yang kedua terletak pada penentuan Tahun Kabisat. Pada Penanggalan Istirhamiah tahun kabisatnya adalah tahun yang tidak habis dibagi 100, dan tahun yang habis dibagi 400. Sedangkan pada Penanggalan Masehi tahun kabisatnya adalah angka yang habis dibagi 4 dan yang ketiga, terletak pada penentuan tanggal permulaan tahun. Pada Penanggalan Istirhamiah dimulai pada tanggal 12 Mei 1998 sedangkan Penanggalan Masehi dimulai tanggal 1 Januari tahun 1. Implikasi dari penelitian ini adalah diharapkan kepada pihak yang berwenang memperluas wawasan tentang penanggalan istirhamiah dan penanggalan masehi serta untuk mengetahui keakuratan penanggalan srcara tepat dan benar.
PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH BERDASARKAN INFORMASI PREDIKSI CUACA DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUN Suryah Rahmah; Kusmiran, Amirin; Chotban, Sippah
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.46792

Abstract

Menentukan masuknya awal bulan Kamariyah yang berpatokan pada peredaran bulan mengelilingi bumi memiliki metode tersendiri. Metode khusus seiring dengan perkembangan zaman yang digunakan dalam menentukan awal bulan Kamariyah, yakni Rukyatul Hilal dan Hisab Astronomi. Metode Hisab dengan perhitungannya, dan Rukyatul Hilal dengan pembuktiannya secara ilmiah dari data Hisab. Namun, kesemuanya itu tidak lepas dari inti penentuan awal bulan Kamariyah, yakni ketampakan hilal. Hal ini sangat bergantung dengan kondisi cuaca terkait dengan keberhasilan pengamatan. Hilal tidak dapat teramati dengan jelas ketika keadaan langit tertutup awan gelap (mendung) atau bahkan hujan. Penelitian ini meneliti penentuan prediksi cuaca yang berpatokan pada peluang curah hujan untuk melihat peluang ketampakan hilal. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yang menggunakan data cuaca dan data hilal tahun sebelumnya sebagai patokan perbandingan. Penelitian ini diolah dengan memproyeksikan data-data kondisi curah hujan yang diperoleh sebagai data kuantitatif dan akan digunakan sebagai data pengujian untuk melakukan prediksi, dan hasil proyeksi data tersebut sebagai deskripsi hasil penelitian dari data prediksi yang diperoleh menggunakan metode jaringan syaraf tiruan (JST) pada perangkat lunak MatLab. Tujuannya, agar memudahkan memahami penetapan penentuan awal bulan Kamariyah berdasarkan pada hasil prediksi cuaca. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh signifikan kondisi cuaca dengan ketampakan hilal dari hasil prediksi curah hujan sebagai faktor yang mempengaruhi ketampakan hilal. Terbukti pada bulan Januari – Maret 2024 berdasarkan hasil prediksi cuaca yang dilakukan, intensitas curah hujan cukup tinggi, sehingga penentuan awal bulan Kamariyah untuk bulan Rajab 1445 H (Januari 2024 M) dari data Hisab, hilal telah wujud, namun secara Rukyat, hilal tidak tampak dikarenakan kondisi cuaca berdasarkan data hasil rukyat yang diperoleh dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Penelitian ini berimplikasi pada prediksi cuaca dalam penentuan awal bulan Kamariyah beserta faktor penghalangnya terkait keberhasilan pengamatan, untuk melihat kemungkinan terlihatnya hilal.
Membangun Ketahanan Institusi Keluarga Muslim di Indonesia: Kajian Hukum Perkawinan Islam Menghadapi Tantangan Hegemoni Arus Globalisasi Chotban, Sippah
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab VOLUME 5 ISSUE 3, SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/shautuna.v5i3.55432

Abstract

The title of this research is "Building the Resilience of Family Institutions in Facing the Hegemony of Globalization Currents from the Perspective of Islamic Marriage Law in Indonesia". This research is library research with the type of data analysis being descriptive-qualitative. The research found that building family resilience amidst the hegemony of globalization is a necessity and a challenge that must be carried out. Moreover, there are also many cases that befall and threaten the resilience of families, both coming from within and from outside. Family resilience has a very important and strategic position in Islamic Marriage Law in Indonesia because family resilience is related to marriage and the purpose of marriage itself. Islamic Marriage Law in Indonesia has its own perspective in building family resilience amidst the hegemony of globalization. This research is expected to provide enriching references as well as scientific insight into Islamic law in answering various problems that often befall and threaten family resilience.
Studi Analisis Rasi Bintang Orion Sebagai Acuan Penentu Arah Kiblat di Malam Hari Perspektif Astronomi Sulnanda; Rahmatiah,HL; Chotban, Sippah
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 3 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i3.37601

Abstract

Qibla direction is the direction in which Muslims worship. The sun, stars and other celestial bodies have been used by human civilizations as clues to establish their position for several centuries, and are closely related to the implementation of worship. As an illuminator and decorator of the sky there are constellations that are used as a reference at night. Because at night the constellations can be used as directions. The constellation Orion serves as a guide for fishermen and all mankind because it is too young to be seen with the naked eye with its position pointing west. This type of research uses library research "Library Research" refers to this type of research, which describes the subject matter accurately, systematically, and normatively to the object. The data sources used are primary data and secondary data, Primary Data in this study are data obtained directly from the research topic to be examined or data collection tools that are directly used as topics, which are the source of the information sought. Secondary data in this study is a source of information that supports this research, From the results of this study obtained that 1. Identification of the Orion Constellation as a reference for determining the Qibla direction at night. 2. The accuracy of the Orion Constellation as a reference for determining the Qibla direction at night. Qibla direction at night can be determined by referring to the constellation of Orion. By using one of its stars, Rigel, as a benchmark for determining the Qibla direction, namely by knowing the azimuth of the star, which can be observed using the stellarium application, or by using data and formulas to determine the Qibla direction using the azimuth of the Rigel star. The results after three comparisons, there is only a difference of one minute and one second between the azimuth of the Sun and Rigel star, according to calculations, this indicates that Rigel star is accurate as a reference for determining the Qibla direction at night. The implication of this research is that the use of Rigel star in the Orion constellation in this study is used as an alternative to determine the Qibla direction at night.
HUKUM MEMILIH PEMIMPIN NON-MUSLIM DALAM SYARIAH ISLAM Chotban, Sippah
SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Syariah IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/sangaji.v2i2.412

Abstract

Pemimpin dalam Islam adalah sesuatu yang sangat uregent, bahkan ketika Rasulullah Saw. wafat, hal pertama yang dilakukan oleh para sahabat adalah memilih pemimpin yang menggantikan Rasulullah, bukan pengganti sebagai Rasul atau Nabi, tapi pemimpin sebagai khalifah. Tentang bagaimana sebuah negeri berjalan sesuai hukum, keadilan ditegakkan tampa memilah dan memilih adalah semua bergantung kepada pemimpin. Oleh karenanya, memilih pemimpin bukan sesuatu yang dianggap remeh dan mudah. Terlebih apabila pemimpin tersebut adalah orang non-muslim atau kafir sementara yang dipimpin dan menjadi rakyatnya adalah mayoritas orang Islam atau muslim. Syaikh Yufuf Qardhawi menyatakan dalam Fatwa Kontemporernya, ketika seseorang menusukkan paku untuk memilih maka pada saat itu ia sedang bersaksi bahwa orang tersebut layak untuk menjadi pemimpin bagi orang Islam dan semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt dihari yang diajnjikan-nya kelak.
MEMBACA ULANG RELASI SAINS DAN AGAMA DALAM PERSFEKTIF NALAR ILMU FALAK Chotban, Sippah
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 4 No 2 (2020): Desember
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v4i2.18091

Abstract

The discourse on the relationship between Science and Religion continues to be discussed by various groups. This dialogue increasingly finds space for its actuality, especially when the world is shocked by the outbreak of a disease called Covid 19. Its existence does not only present a variety of wild speculations at least about its origin, but also reopens classical discourse on the relation of Science and Religion; whether in line or even contradictory. As always, it always creates a split in views and attitudes towards it There are pros and cons. In such a context, it is interesting to restate the polemic of the relation between Science and Religion within the framework of the science of Falak reasoning. With it, the authentic face of the relation between Science and Religion will be identified again in an Islamic perspective.Keywords: Falak Science; Science and Religion Relations
KEWENANGAN OMBUDSMAN KOTA MAKASSAR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PELAYANAN PUBLIK : (PERSPEKTIF SIYASAH DUSTURIYAH) Nurul Aprilia, Andi; Samin, Sabri; Chotban, Sippah
Siyasatuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Siyasah Syar'iyyah Vol 5 No 2 (2024): SIYASATUNA
Publisher : Prodi Hukum Tata Negara (Siyasah Syariyyah) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Ombudsman is a state institution whose existance is quite important in the constitutional system, because to supervise the implementation of public services is one of the main tasks of a state government. This study aims to determine how the authority of the Makassar City Ombudsman in public services. This study uses emprical and normative research methods, whit an empirical juridical approach, normative jurdical and syar’i, the data used are secondary and primary data taken from the field, namely the Ombudsman of Makassar City. The results show that the Makassar City Ombudsman in resolving public service disputes is still not optimal due to limited authority, so that not all reports can be handled by the Makassar City Ombudsman because on of the requirements is to be domiciled in Makassar.