Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Students' Critical Thinking Ability Reviewed Learning Styles in Learning with SCAMPER Method the Assisted by E-Module Sarifuddin, Muhamad; Isnarto, Isnarto; Wiyanto, Wiyanto
Unnes Journal of Mathematics Education Research Vol 10 No 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The ability to think critically is a must for students in the learning process because it can support understanding a problem appropriately and systematically. This research aims to describe the quality of learning with SCAMPER method the assisted by e-module on students’ critical thinking ability and describe students’ critical thinking ability in terms of learning styles. This type of research is mixed method research. The subjects in this study were students of class XI AKL 2 in the academic year 2020/2021. Data obtained from critical thinking ability tests, learning style questionnaires, student response questionnaires, and interviews. The quantitative data analysis includes the average achievement test, the proportion test, the average difference test, the proportion difference test, and the average increase difference test. Qualitative data analysis includes data reduction, data presentation, and making conclusions. The results showed that learning mathematics using the SCAMPER method assisted by e-module can be said to be of high quality. This is based on the results at the planning stage and the implementation stage in the minimal good category and at the assessment stage, it is said to be effective. Students’ critical thinking ability viewed from the learning style in learning with the SCAMPER method assisted by e-module that to get the high category TKBK at least master three indicators, the medium category students master two indicators, and the low category master at most one indicator.
SISTEM INVERSI DALAM BAHASA INGGRIS Hasby, Asrul; Sarifuddin, Muhamad
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 5, No 3 (2021): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v5i3.2290

Abstract

Penelitian ini membahas masalah-masalah pokok yang terkait dengan struktur inversi dalam bahasa inggris yaitu: 1. Ada berapa jenis inversi?, 2. Kalimat-kalimat yang bagaimana yang dapat diinversi?, 3. Apakah fungsi dari inversi?. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengupas hal-hal penting terkait dengan struktur inversi dalam kalimat bahasa inggris. Penelitian ini bertujuan menyajikan uraian tentang jenis-jenis inversi dalam bahasa inggris, kalimat-kalimat dalam bahasa inggris yang dapat diinversi serta fungsi inversi dalam struktur bahasa inggris. Bahasa ingris termasuk bahasa yang memiliki susunan sintaksis kalimat dengan pola umum S V O. Sebenarnya, di samping pola umum S V 0 tersebut, dalam kondisi tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu, susunan S VO tersebut dapat dibalik menjadi V S O. Pembalikan susunan subjek verb ini dalam grammar bahasa inggris disebut inversi. Inversi merupakan istilah dalam grammar bahasa inggris dimana susunan subjek dan verb dalam suatu kalimat dibalik; yang semula S V menjadi V S. inversi dibedakan menjadi dua jenis yaitu inversi sebagian, dimana verb yang dipindahkan kedepan subjectnya hanya auxiliary verbnya saja, dan inversi keseluruhan, dimana keseluruhan verb baik auxiliary maupun ordinary dipindah ke depan subjek. secara umum bahasa inggris termasuk bahasa yang bersusunan S V O, namun demikian dalam bahasa inggris juga dimungkinkan adanya pembalikan unşur-unsur tersebut. Pembalikan tersebut kemudian dikenal dengan istilah inversi. Secara bahasa inversi berasal dari kata inverse yang mempunyai thakna reversed in position' atau posisi yang terbalik (Oxford, 1995:222). Menurut Kridalaksana inversi adalah perubahan urutan bagian-bagian kalimat (Kridalaksana, 1984:77). Dalam struktur kalimat bahasa inggris, inversi merupakan perubahan urutan susunan S V menjadi V S. perubahan susunan ini terjadi dalam kondisi tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu, artinya kita tidak bisa begitu saja membalik susunari S V bila memang kondisinya tidak mensyaratkan dan tidak memungkinkan bagi kalimat tersebut untuk diinversi. Struktur inversi juga dapat dijumpai dalam bahasa Indonesia meskipun pada dasarnya bahasa Indonesia termasuk bahasa yang memiliki susunan S V O. dengan demikian dalam bahasa Indonesia bukanlah harga mati untuk meletakkan subjek sebelum predikatnya. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia dikatakan bahwa dalam bahasa Indonesia subjek diletakkan sebelum predikatnya tetapi ketika subjeknya panjang, subjek tersebut diletakkan setelah predikatnya. Paper ini ditulis melalui penelitian pustaka atau library reseach. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati sumber-sumber tertulis yang terkait dengan struktur inversi. Data diambil dari berbagai penjelasan dari buku-buku yang membahas tentang struktur bahasa inggris dan juga dari teks-teks bahasa inggris yang memuat struktur inversi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskriftif disertai contoh-contoh.
Bahasa, Pikiran, dan Kebudayaan Sarifuddin, Muhamad
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 4, No 4 (2020): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v4i4.1562

Abstract

Kajian ini berfokus pada Bahasa, Pikiran, dan Kebudayaan. Sebuah masyarakat tidak dapat terbentuk tanpa komunikasi. Ini diperlukan, bahwa manusia harus menemukan sesuatu diluar symbol dimana dapat mengungkapkan ide yang membuatnya berpikir, sehingga dapat dipahami oleh yang lain. Sesuatu itu adalah pengalaman, lingkungan, dan budaya. Berpikir digunakan untuk memunculkan suatu tanda yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia lain, serta membentuk persepsi suatu masyarakat. Ketiganya tidak dapat terlepas dan berdiri sendiri. Berpikir merupakan suatu proses awal dalam membentuk bahasa dan budaya. Ada 4 teori yang diadankan dalam topik yang dibahas oleh oleh penulis yaitu : 1. ujaran terlepas dari berpikir, 2. bahasa terlepas dari berpikir, 3.  bukan bahasa yang menentukan persepsi kita, tetapi lingkungan dan pengalaman, 4.bukan bahasa yang menentukan pandangan kita terhadap dunia. Perbedaan pendapat dari 4 teori yang diajukan adalah bahwa bahasa (dalam hal ini tatabahasa) dapat merepresentasikan semua makna yang ada, padahal kenyataannya tidak. Pemberian makna membutuhkan sumber non-linguistik seperti pengalaman, situasi, dan manah. Kesalahan behavioristik juga membedakan adanya superior dalam bahasa, padahal hal itu tidak ada. Masyarakat tetap mempunyai konsep yang ada di masyarakat lain, hanya mereka tidak mempunyai cukup leksikon sebagai penandanya.
Pelatihan Tote Bag Teknik Eco-Shibori Kolaborasi Nusa Creative Community Nofisulastri, Nofisulastri; Adawiyah, Siti Rabiatul; Dharmawibawa, Iwan Doddy; Sarifuddin, Muhamad
Nuras : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): January
Publisher : Lembaga Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kamandanu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.191 KB) | DOI: 10.36312/njpm.v3i1.148

Abstract

Training on making cloth tote bags is one of the government's programs to reduce the use of plastic, is the right step, and as a citizen you should also support this program. Support in training to make cloth shopping bags (Tote Bags) that can be used to carry groceries when shopping at super markets, supermarkets, or department stores, so that consumers are expected to no longer use plastic bags when shopping. The choice of a fabric tote bag with the Eco-Shibori technique in this service activity is an illustration of eco-friendly ecoprint or eco-dyeing techniques, which are in great demand and are recognized as having high selling value. The target of the activity was 14 people, including representatives of 6 female students from Private MA Annajah Sesela, Gunungsari District, West Lombok Regency, 5 MTs students. Private Annajah Sesela, Gunungsari District, West Lombok Regency, and 3 students from Mataram Janamarga High School, Mataram City. The activities will be carried out from 3 October - 4 December 2022, with the overall activity stages, namely communication, observation, legalization, training on making the Eco-Shibori Tote Bag technique, and evaluation of activity responses. Based on the evaluation, activity responses obtained 98-100% understanding of shibori batik and being able to take part in training demonstrations, and being able to work collaboratively to create eco-prints on Tote Bags from various leaves provided and or obtained from the surrounding environment.
Improving Students’ Speaking Skill Through Short Answer Questions (SAQS) Sarifuddin, Muhamad
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 9, No 1 (2025): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) (Januari)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v9i1.8254

Abstract

This research is aimed at finding out  whether the application of the Technological Pedagogical Content Knowledge Approach (TPACK) is effective or not in teaching students speaking skills to students at MA MA Putra Al-Islahuddiny Kediri in Academic Year 2024/2025. The research was an experimental research and the design was used as one group pre-test and post-test. The population of the study was the XI grade students of MA Putra Al-Islahuddiny Kediri in Academic Year 2024/2025. The sample of this was taken only 22 students. The data was collected through speaking test namely interview. This research had been done in eight meetings. For the data analysis, the researcher used parametric statistics, namely Paired Sample T-test through SPSS. The results of the analysis showed that the Sig. (2-tailed) is 0.000 so that because the value of Sig. (2-tailed) < 0.05 (5%) then Ho is rejected and Ha is accepted so that there is an effect of the short answer questions technique/ SAQs speaking for the XI grade students at MA Putra Al-Islahuddiny Kediri in Academic Year 2024/2025. 
Konsep Dasar Makna Dalam Ranah Semantik Sarifuddin, Muhamad
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 5, No 2 (2021): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v5i2.2024

Abstract

Kajian tentang konsep dasar makna dalam ranah semantik ini merupakan kajian tentang keutuhan bahasa terletak pada hadirnya kedua lapisan itu, yakni lapisan bentuk dan lapisan makna.  Keeratan hubungan ini dianalogikan sebagai dua sisi yang terdapat pada uang logam. Sisi yang satu merupakan bagian dari keutuhan sisi yang lain dan begitupun sebaliknya. Artinya salah satunya tidak mungkin dilepaskan. makna begitu  penting  dalam  bahasa; makna itu sangat vital  bagi bahasa walaupun abstrak, makna itu tetap  memiliki  posisi  yang sentral  dalam  bahasa. Alasannya dengan kemampuannya dalam  menyimpan makna  itulah, kedudukan  bahasa  menjadi vital dalam kehidupan manusia. Bahasa juga adalah  sarana penyampai makna dari manusia yang  satu kepada  manusia yang lain. Oleh sebab itu ketika bahasa dianggap sudah tidak bisa menyampaikan makna lagi, untuk apalagi ada bahasa, untuk apa diciptakan bahasa karena ternyata nilai yang penting dalam bahasa terletak pada kemampuannya dalam menyampaikan makna. Bahasa digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu hal apa yang terjadi dan menyatakan hubungan diluar bahasa. Salah satu cara pendekatan kajian makna adalah mencoba mengkorelasikan ekspresi-ekspresi dalam bahasa dengan aspek-aspek diluar bahasa. Hal ini dikenal dengan pendekatan ekstensional. Sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh ekspresi-ekspresi tertentu disebut dengan referen (acuan). makna bersifat abstrak dan dipandang sulit untuk dideskripsikan. Dalam kurun waktu yang panjang, kajian makna masih saja diposisikan secara peripheral. Walaupun demikian, seiring dengan adanya pergeseran pandangan dari formalism menuju ke fungsionalisme, kajian makna semakin mendapat tempat yang semestinya dalam khazanah kajian linguistik. Hal ini terbukti dengan semakin populernya kajian bidang semantik dan pragmatik didalam ranah linguistik.