Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Potensi Penggunaan Metode In Vitro dalam Memperkirakan Pemeringkatan Indeks Glikemik In Vivo pada Beberapa Varietas Beras yang Dimasak Aprinia Dian Nurhayati; Rimbawan Rimbawan; Faisal Anwar; Adi Winarto
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 6 No. 2 (2019)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.6

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menguji metode in vitro yang paling potensial digunakan dalam skrining indeks glikemik (IG) pada nasi yang menurut literatur memiliki IG berbeda (rendah, sedang dan tinggi). Metode Englyst et al. (2003) dan Argyri et al. (2016) menjadi metode in vitro terpilih yang diuji validitasnya untuk mengetahui kemampuan keduanya dalam menggolongkan pangan sesuai hasil pengujian IG in vivo. Sebanyak enam varietas beras dimasak menggunakan rice cooker kemudian nasi diuji kadar proksimat (protein, lemak, air, abu, karbohidrat), serat pangan total, amilosa, amilopektin dan pati. Sebanyak 20 orang yang memenuhi kriteria inklusi dibagi dalam dua kelompok sebanding untuk diukur kadar gula darah 2 jam setelah mengonsumsi makanan. Nasi hitam Cirebon, Cisokan dan Inpara 5 memiliki IG sedang, sedangkan nasi Inpari 24, Sintanur dan ketan Grendel tergolong IG tinggi. Kadar glukosa nasi pada metode Englyst et al. (2003) menit ke-20 dan Argyri et al. (2016) menit ke-120 apabila dibuat pemeringkatan terendah hingga tertinggi menunjukkan urutan peringkat yang sesuai dengan urutan nilai IG in vivo. Kesimpulan penelitian ini adalah metode Argyri et al. (2016) menunjukkan hasil yang lebih mendekati nilai IG in vivo dan prosedur pengukuran yang dilakukan lebih mirip dengan proses pencernaan pada tubuh manusia, sehingga metode ini lebih direkomendasikan dalam memperkirakan pengkategorian IG in vivo pada sampel berupa nasi (r2=0,461, p<0,01).Kata kunci: indeks glikemik, in vitro, nasi Abstract  The aim of this study was to test the most potential in vitro methods to used in screening the glycemic index (GI) of rice which according to the literature had different GI category (low, medium, high). Englyst et al. (2003) and Argyri et al. (2016) became the selected in vitro method that tested their validity by determine their ability to classify food according to the results of in vivo GI. Six rice varieties were cooked using a rice cooker then tested for proximate analysis (protein, fat, water, ash, carbohydrate), total dietary fiber, amylose, amylopectin and starch. A total of 20 subjects who met the inclusion criteria were divided into two comparable groups to measure their blood glucose levels for 2 hours after consuming test food. Cirebon black rice, Cisokan and Inpara 5 have moderate GI, while Inpari 24, Sintanur and Grendel glutinous rice were classified as high GI. Glucose levels of rice as measured by Englyst et al. (2003) at 20th minute and Argyri et al. (2016) at 120th minute has a comparable rank with in vivo GI. The conclusion of this study is method by Argyri et al. (2016) showed results that were closer to the in vivo GI and the measurement procedure was more similar to the digestive process in the human body, thus its became more recommended method to estimating the categorization of in vivo GI in rice samples (r2=0,461, p<0,01). Keywords: glycemic index, in vitro, rice
THE INFLUENCE OF DIFFERENT GROWING MEDIA ON THE GROWTH OF WATER SPINACH (IPOMEA REPTANS Poir) USING AQUAPONIC TECHNOLOGY Sukma, Clarasita Renadevisari Marifel; Mardliyah, Auliya Tuhfatul; Handono, Fidela Nur Azizah; Nurhayati, Aprinia Dian
BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan) Vol. 11 No. 1 (2024): Biolink Agustus
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/biolink.v11i1.12150

Abstract

This research aims to determine the best-growing medium to support the growth of water spinach plants using aquaponic technology. The study used a non-factorial Completely Randomized Design (CRD) method. There were four types of planting media treatments, namely, rockwool (control), cocopeat (P1), pasir malang (P2), and burnt husk (P3), there were five growth parameters observed (plant height (cm), number of leaves, stem diameter (mm), wet weight (gr), and leaf color) were monitored once a week starting from 7 HST to 28 HST. Data were analyzed using variance at a confidence level of 5% and continued with the Duncan test (DMRT) at a level of 5%. The results showed that the type of growing medium affects the growth of water spinach. pasir malang provided the best results for all plant parameters. However, it was not significantly different from burnt husk, except for stem diameter, where pasir malang differed significantly from the other treatments. Rockwool, pasir malang, and the burnt husk produced better and healthier leaf colors compared to cocopeat.
Pelatihan Pemanfaatan Bekatul Sebagai Snack Bar Sumber Serat di Desa Rojopolo Nusa, Cassandra Permata; Nurhayati, Aprinia Dian; Nirbaya, Arindra
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) 2024: Membangun Masyarakat Berkelanjutan melalui Penerapan Teknologi di Era Society 5.0
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bekatul, produk turunan padi merupakan salah satu sumber pangan lokal di Desa Rojopolo yang belum optimal pemanfaatannya. Seringnya bekatul digunakan masyarakat sekitar sebagai pakan ternak. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang potensinya, terbatasnya akses teknologi dan pengetahuan pengolahan, serta belum tersedianya pasar yang mendukung. Bekatul berpotensi untuk dikembangkan karena tinggi protein, serat, mineral, dan senyawa nutraseutikal. Pengolahan bekatul sebagai limbah pangan juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs ke-12 yaitu zero waste product. Pengabdian kepada masyarakat di Desa Rojopolo bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat sekitar terkait pemanfaatan bekatul sebagai snack bar sumber serat. Snack bar dipilih karena sifatnya yang praktis dan mudah dibawa sebagai camilan. Kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). Kegiatan ini diawali dengan pemberian materi edukasi tentang bekatul dan kandungan gizinya, kemudian dilanjutkan dengan praktek pembuatan produk, dan sesi tanya jawab. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta antusias dengan pelatihan tersebut ditandai dengan aktifnya peserta yang bertanya. Sebanyak 36 orang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini dan beberapa peserta langsung mempraktekkan cara pembuatan snack bar bekatul. Keterampilan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan masyarakat setempat terkait limbah pangan dan dapat meningkatkan perekonomian lokal melalui produksi snack bar bekatul. Kata kunci—bekatul, pengabdian masyarakat, snack bar, sumber serat, zero waste product
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU MENGGUNAKAN KARTU STUNTALERT DALAM DETEKSI DINI STUNTING DI KABUPATEN MALANG Nurhayati, Aprinia Dian; Zanieqah, Dzata Ziek; Manik, Hanna Eklesia; Nusa, Cassandra Permata; Setyo, Didiek Darmadi Tri; Paramita, Farah; Wahyuningsih, Dwi Oktavia; Athaya, Nazhira; Sepbrina, Aurelia Faza; Apriah, Neni Nur; Mulya, Hasti; Habibatullah, Hanifah
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 8 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i8.2713

Abstract

Stunting menjadi permasalahan gizi yang memiliki dampak serius pada tumbuh kembang anak di Kabupaten Malang. Salah satu faktor yang dinilai menjadi kendala adalah keterbatasan media untuk deteksi dini stunting. Kondisi ini mendorong kebutuhan inovasi intervensi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengidentifikasi risiko stunting. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan masyarakat Kabupaten Malang dalam melaksanakan deteksi dini risiko stunting secara mandiri melalui pemanfaatan media StuntAlert. Pelaksanaan program ini meliputi analisis masalah dan koordinasi pihak terkait, pembuatan media StuntAlert berbasis QR-Code dan Augmented Reality, sosialisasi dan pelatihan penggunaan, serta evaluasi efektivitas melalui analisis pre-test dan post-test menggunakan paired t-test. Tim pengabdian memberikan edukasi mengenai pentingnya deteksi dini stunting yang dilanjutkan dengan pelatihan penggunaan kartu StuntAlert dalam deteksi dini stunting. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta sebesar 21% berdasarkan formulir pre-test dan post-test. Peserta yang terdiri dari ibu hamil, kader dan keluarga balita mampu mempraktikkan penggunaan StuntAlert untuk deteksi dini secara mandiri. Partisipasi aktif peserta selama sesi pelatihan dan sosialisasi mengindikasikan tingginya minat dan kebutuhan terhadap informasi ini. Media StuntAlert terbukti efektif dan diterima dengan baik sebagai alat bantu yang inovatif, praktis, dan mudah digunakan oleh masyarakat sasaran di Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil pengamatan tim pengabdian, peserta tampak antusias mengikuti kegiatan yang diukur dari adanya 8 orang penanya selama sesi edukasi dan pelatihan berlangsung. Hasil pengabdian ini menunjukkan StuntAlert dapat digunakan sebagai kartu deteksi dini stunting bagi ibu, keluarga balita, dan kader posyandu di Kabupaten Malang.
Korelasi Pengetahuan Gizi dan Status Gizi pada Siswa Kelas 1 di SD Muhammadiyah 1 Kota Malang Nurhayati, Aprinia Dian; Zanieqah, Dzata Ziek; Silvia, Rizka
PHARMADEMICA : Jurnal Kefarmasian dan Gizi Vol 5 No 1 (2025): April - September
Publisher : LPPM-KI - POLTEKKES PIM (Formerly AKAFARMA-AKFAR PIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54445/pharmademica.v5i1.93

Abstract

Nutritional status in schoolchildren is known to affect their concentration in learning, cognitive abilities, growth, development, and immune system. Nutritional knowledge is one of the factors known to influence the nutritional status of schoolchildren. However, research that analyzes the correlation between the nutritional knowledge of students who are just starting elementary school and their nutritional status is still limited. This study intends to analyze the correlation between nutritional knowledge and nutritional status in first-grade students at SD Muhammadiyah 1, Malang City, East Java. This was an observational study with a cross-sectional approach, conducted in July 2025. The study involved first-grade students at SD Muhammadiyah 1, Malang City. Ethical approval with number 01.07.09/UN32.14.2.8/LT/2025 was obtained from the Ethics Committee of Universitas Negeri Malang. Data on nutritional knowledge were obtained from interviews using a student knowledge questionnaire. Data on the students' nutritional status were obtained from the average results of weight (W) and height (H) measurements, which were processed into BMI-for-age (body mass index for age) data. The results showed no statistically significant correlation between nutritional knowledge and the nutritional status of first-grade students at SD Muhammadiyah 1, Malang City (correlation coefficient of 0.071 with p>0.05). Other factors, such as parental habits, environment, and access to food, may be more influential on children's eating practices than nutritional knowledge.