Articles
Penentuan Posisi Titik Tetap Menggunakan Satu Receiver GPSYang Diolah Secara Diferensial dengan Titik Ikat Cors Menggunakan Software, Diolah Secara On-Line, dan Diolah Secara Statistik
Hardianto , Budi;
Lufti Ibrahim, Ahmad;
Sudarman;
Trijoko
Jurnal Hidropilar Vol. 1 No. 1 (2015): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1180.401 KB)
|
DOI: 10.37875/hidropilar.v1i1.18
Pada umumnya, survei geodetik guna penentuan posisi titik tetap sebagai titik ikat dalam survei batimetri, garis pantai, dan detail pantai dilaksanakan menggunakan metode diferensial dengan diikatkan pada titik-titik Kerangka Dasar Geodesi Nasional (KDGN) orde-0 dan orde-1. Ada kemungkinan karena sesuatu hal hanya tersedia satu receiver Global Positioning System (GPS) yang masih bisa berfungsi, sehingga pengadaan titik tetap dengan pengikatan ke KDGN tidak bisa dilaksanakan. Solusi alternatif penentuan posisi titik tetap dapat dilaksanakan dengan pengamatan GPS secara stand-alone. Dalam penelitian ini, pengamatan dilaksanakan menggunakan receiver GPS Trimble 5700 di titik N1.0294 dan HP.090053, kemudian data hasil pengamatan diolah secara diferensial dengan titik ikat Continuously Operating Reference Stations (CORS) menggunakan software Trimble Business Center (TBC) dan diolah secara on-line melalui layanan AUSPOS dan OPUS serta diolah secara statistik posisi absolut. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketelitian titik tetap hasil pengolahan secara diferensial dengan titik ikat CORS baik menggunakan software TBC maupun melalui on-line menggunakan layanan AUSPOS dan OPUS mempunyai jarak pergeseran posisi terbesar 46 sentimeter (< 50 sentimeter), sehingga memenuhi syarat sekunder IHO. Titik tetap hasil pengolahan posisi absolut menggunakan metode statistik bisa memenuhi ketelitian + 3 meter.
Studi Komparasi Pengolahan Data Global Positioning System Menggunakan Perangkat Lunak Komersial dan Perangkat Lunak Ilmiah
Kurniawan Hidayat, Windu Tri;
Sudarman, Sudarman;
Lufti Ibrahim, Ahmad;
Trijoko, Trijoko
Jurnal Hidropilar Vol. 1 No. 2 (2015): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (342.275 KB)
|
DOI: 10.37875/hidropilar.v1i2.34
Titik kontrol yang ada di seluruh wilayah Nusantara masih belum tersebar secara merata, dan juga kerapatannya belum optimal. Sehingga tidak jarang ketika melakukan survei GPS akan menggunakan baseline yang panjang. Banyak sekali tim survei dihadapkan dengan keberadaan titik referensi survei GPS yang berjarak ratusan kilometer (km) dari wilayah survei, sehingga baseline yang dibentuk ketika proses survei GPS jaraknya lebih dari 100 km. Dalam pelaksanaan survei yang dilakukan oleh Dinas Hidro-Oseanografi (Dishidros) selama ini untuk pengolahan data survei GPS masih menggunakan perangkat lunak komersial. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Jaring Kontrol Horizontal untuk jarak tipikal antartitik yang berdampingan dalam jaring < 10 km untuk pengolahan datanya dengan menggunakan perangkat lunak komersial, sedangkan untuk jarak tipikal antartitik yang berdampingan dalam jaring > 10 km untuk pengolahan datanya menggunakan perangkat lunak ilmiah. Dalam penelitian ini, kegiatan penentuan posisi dilakukan dengan menentukan koordinat titik yang jarak antartitik dalam jaring < 10 km dan jarak antartitik dalam jaring > 10 km. Penentuan posisi untuk jarak antartitik dalam jaring < 10 km dilakukan dengan mengunakan data pengamatan dua receiver GPS Trimble 5700 dan stasiun CORS dengan waktu pengamatan 2 jam, sedangkan untuk jarak antartitik > 10 km menggunakan data stasiun CORS dengan waktu pengamatan 24 jam. Selanjutnya melakukan pengolahan menggunakan perangkat lunak komersial dan ilmiah. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pengolahan data GPS menggunakan perangkat lunak komersial untuk menentukan koordinat definitif suatu titik dengan jarak antartitik < 10 km dengan waktu pengamatan 2 jam diperoleh nilai pergeseran terhadap deskripsi titik BJKU sebesar 0,220 m dan untuk menentukan koordinat definitif suatu titik dengan jarak antartitik > 10 km dengan waktu pengamatan 24 jam diperoleh nilai pergeseran terhadap deskripsi titik BAKO sebesar 0,031 m. Sedangkan hasil pengolahan data GPS menggunakan perangkat lunak ilmiah untuk menentukan koordinat definitif suatu titik dengan jarak antartitik < 10 km dengan waktu pengamatan 2 jam diperoleh nilai pergeseran terhadap deskripsi titik BJKU sebesar 0,029 m dan untuk jarak antartitik > 10 km dengan waktu pengamatan 24 jam diperoleh nilai pergeseran terhadap deskripsi titik BAKO sebesar 0,028 m.
Studi Kartografi Untuk Pengolahan Data Bathymetric ENC (Studi Kasus Alur Pelabuhan Bakaheuni, Lampung)
Purwanto, Rudy;
Yazid, Mohamad;
Puji Hascaryo, Anom;
Lufti Ibrahim, Ahmad
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (369.102 KB)
|
DOI: 10.37875/hidropilar.v2i1.38
Generasi ENC pada saat ini dibuat dengan cara mendigitasi peta kertas. Proses ini menyebabkan ketidak akuratan informasi detail topografi dasar laut pada saat diperbandingkan dengan sumber data surveinya. Informasi topografi dasar laut ini sangatlah penting pada area-area dimana kedalamannya cepat sekali mengalami perubahan, salah satu contoh proses alamiah seperti sedimentasi atau aktivitas-aktivitas manusia lainya yaitu pengerukan laut. Secara terus menerus data batimetri terbaru tersedia dengan publikasi yang kurang lengkap apabila dibandingkan dengan standar ENC yang diproduksi atau terupdate. Data batimetri yang terbarukan dapat digabungkan ke dalam ENC, untuk digunakan dalam bernavigasi oleh kapal-kapal. Salah satu datanya adalah data kontur kedalaman atau layer sounding yang akan ditampalkan ( overlay ) dengan data ENC yang lain. Dengan perangkat lunak CARIS GIS menggunakan metode base sueface dapat memproses garis kontur yang diinginkan. Kontur kedalaman yang dibuat menggunakan perangkat lunak Caris GIS pada Base Surface relatif sama dengan kontur lembar lukis teliti ( LLT ) dan cell ID4095R1. Proses pengujian dengan ECS atau ECDIS tidak mempengaruhi perubahan-perubahan topografi atau informasi peta lainnya. Oleh karena itu dinamakan Batimetri ENC. Batimetri ENC sangat tepat untuk keselamatan Navigasi.
Penentuan Kedalaman Menggunakan Metode RTK Tides (Studi Kasus Perairan Ancol Teluk Jakarta)
Sunaryo, Sunaryo;
Sudarman, Sudarman;
Lufti Ibrahim, Ahmad;
Setiyadi, Johar
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (436.689 KB)
|
DOI: 10.37875/hidropilar.v2i1.41
Batimetri adalah pengambilan data kedalaman di bawah air yang menunjukkan nilai ukuran kedalaman atau topografi 3-Dimensi dari dasar perairan. Sekarang ini tuntutan untuk mendapatkan peta batimetri secara real- time belum dapat diwujudkan. Berdasarkan International hydrographic Organization (IHO) pengamatan pasang surut harus dilakukan selama minimal 29 piantan (±30 hari) untuk mendapatkan koreksi pasut, guna mereduksi data kedalaman hasil survei batimetri. Untuk itu dengan metode RTK Tides, survei batimetri real-time diharapkan dapat memberikan metode alternatif di dalam melaksanaan kegiatan survei batimetri, dengan tuntutan hasil yang efisien dan sesuai standar IHO. Dengan mengganti komponen koreksi pasut ini dengan parameter undulasi geoid, selisih nilai tinggi Mean Sea Level (MSL)/Geoid ke chart datum dan mengukur tinggi antena GPS di kapal terhadap permukaan air laut, survei batimetri real-time bisa diwujudkan.
Pengukuran Muka Air Laut dengan Sistem Telemetri Menggunakan Alat LUWES (Live Uninterrupted Water Sensor) Studi Kasus Teluk Jakarta
Pandiangan, Jamesron;
Adrianto, Dian;
Andreas D, Luddy;
Lufti Ibrahim, Ahmad
Jurnal Hidropilar Vol. 2 No. 2 (2016): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1162.809 KB)
|
DOI: 10.37875/hidropilar.v2i2.50
LUWES (Live Uninterrupted Water Sensor) adalah alat pencatat elevasi muka air laut yang sensornya dipasang dipermukaan air laut dengan ketinggian tertentu dengan metode gelombang ultrasonic. Alat LUWESdimiliki PUSHIDROSAL (Pusat Hidrografi Dan Oseanografi TNI AngkatanLaut) dipergunakan untuk mencatat data pasang surut dimodifikasi sebagai pencatat gelombang permukaan air laut dengan frequaensi 6 heartz atau enam kali pengukuran dalam 1 detik.Pengamatan pasang surut dibandingkan dengan 3 (tiga) stasiun berada di Teluk Jakartadari pada data gelombangnya. Dari penelitian diperoleh alat LUWES yang dimodifikasi untuk pengukuran gelombang dapat mengukur pasang surut dengan menambahkan bahasa “script pemograman alat†di dalam alat data logger serta menaikkan seri alat sensor Maxbotix MB7363 menjadi Maxbotix serie MB7386. Hasil perhitungan data pengukuran pasang surut dari keempat stasiun relatif sesuai dengan tipe pasang surut harian tunggal. Masing–masing nilai bilangan Formzal keempat stasiun tersebut adalah stasiun Putri Duyung F=4,24, stasiun Marina F=3,90, stasiun BIG Pondok Dayung F=4,24 dan stasiun IOC Kolinlamil F=3,79.
Verifikasi Data Gelombang Alat Luwes Dengan RBR Duo (Study Kasus di Perairan Ancol Jakarta Utara)
Soleman, Soleman;
Adrianto, Dian;
Surya Dharma, Candrasa;
Lufti Ibrahim, Ahmad
Jurnal Hidropilar Vol. 3 No. 1 (2017): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (776.917 KB)
|
DOI: 10.37875/hidropilar.v3i1.53
Pushidrosal sebagai lembaga resmi dalam pembuatan peta laut telah memiliki alat LUWES (Live Uninterrupted Water Sensor). Dengan modifikasi tertentu alat ini dapat mengukur gelombang air laut, sehingga perlu adanya verifikasi data dengan alat ukur gelombang lain yang telah baku yaitu RBR Duo. Metode pengukuran dilaksanakan dalam satu tempat secara bersama-sama. LUWES menggunakan sensor ultasonik dengan setting alat berada di dermaga dan pengambilan data dalam 1 detik menghasilkan 6 data, sedangkan RBR Duo menggunakan sensor tekanan berada didalam laut dan pengambilan data dalam 10 menit menghasilkan 1 data. Verifikasi dilakukan pada parameter data tinggi gelombang rata-rata, dimulai dengan sinkronisasi waktu dan menggunakan metode perataan fase dalam pengolahan data. Penentuan gelombang LUWES dihasilkan dari tinggi air sebenarnya dikurangi data LUWES rata-rata, selain itu dilaksanakan filtering nilai puncak gelombang dan nilai lembah gelombang untuk menghasilkan tinggi gelombang rata-rata. verifikasi data tinggi gelombang rata-rata dua alat menunjukan sebaran data yang bergerak sejajar dan relatif sama. Nilai regresi linear sebesar 0.924 yang menggambarkan hubungan data yang dihasilkan kedua alat mendekati sempurna. Gelombang representatif alat LUWES mendapatkan H ave = 0,039 m, Hs = 0.70 m, dan H max = 0.122 m sedangkan alat RBR Duo mendapatkan H ave = 0.037 m, Hs = 0.073 m dan H max = 0.134 m. Dengan verifikasi tersebut maka alat LUWES dapat mengukur pasang surut gelombang permukaan air laut.
Pembuatan Peta Laut Kertas Menggunakan Perangkat Lunak Caris GIS 4.5 (Studi Kasus Perairan Teluk Banten)
Yayan Yosidian, Yanky;
Lufti Ibrahim, Ahmad;
Novianto, Andry;
Imam Fatoni, Khoirol
Jurnal Hidropilar Vol. 3 No. 1 (2017): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (679.227 KB)
|
DOI: 10.37875/hidropilar.v3i1.56
Penulisan ini dilatarbelakangi oleh pembuatan peta laut di Pushidros TNI AL melalui beberapa tahapan dan proses agar menghasilkan peta laut yang sesuai standar S-4 IHO, tahapan dan proses tersebut menggunakan perangkat lunak Computer Aided Resource Information System Geographic Information System (CARIS GIS) 4.5. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari dalam pembuatan peta laut kertas menggunakan perangkat lunak CARIS GIS 4.5 sesuai kaidah S-4 IHO. Perangkat lunak CARIS GIS 4.5 merupakan perangkat lunak dengan tampilan yang sederhana yang mempunyai menu dan tool untuk memudahkan proses digitasi pada layar monitor (on screen) seperti titik, garis, dan area, yang mewakili informasi hidrografi yang akan disajikan kedalam peta laut. Tahapan dalam pembuatan peta laut kertas meliputi pengumpulan data, kompilasi, pembuatan peta laut (capturing), validasi manual dan cetak. Dengan menggunakan perangkat lunak CARIS GIS 4.5 akan menghasilkan peta laut kertas untuk kepentingan keselamatan dalam bernavigasi.
Pengelolaan Data Batimetri Menggunakan Perangkat Lunak Caris Bathy Database
Vinny Christian Tumuday, Mexi;
Lufti Ibrahim, Ahmad;
Rexano B , Leonardo
Jurnal Hidropilar Vol. 3 No. 2 (2017): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (763.507 KB)
|
DOI: 10.37875/hidropilar.v3i2.90
Penulisan ini dilatarbelakangi oleh penyimpanan data multibeam echosounder MBES di PUSHIDROSAL melalui beberapa tahapan dan proses agar menghasilkan data MBES yang sesuai standar S-57 IHO, tahapan dan proses tersebut menggunakan perangkat lunak Computer Aided Resource Information System. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari dalam pengelolaan data MBES menggunakan perangkat lunak CARIS BDB 4.2 sesuai kaidah S-57 IHO. Perangkat lunak CARIS BDB 4.2 merupakan perangkat lunak dengan tampilan yang sederhana yang berfokus pada penyimpanan validasi data batimetri multibeam. Tahapan dalam pengelolaan data MBES meliputi Interpolasi, generalisasi, pembuatan garis contour (contouring), pembuatan area kedalaman (depth area) sounding dan penyimpanan data MBES ke dalam Database. Dengan menggunakan perangkat lunak CARIS BDB 4.2 akan menghasilkan data MBES sesuai standard S-57 IHO sebagai bahan kompilasi data dalam pembuatan peta laut.
Analisis Pembuatan Peta Laut Kertas Menggunakan Software Arcgis 10.4.1 Berdasarkan Standarisasi Peta No. 1, S-4 dan S-57 IHO Studi Kasus Peta Laut Kertas Nomor 86 (Perairan Teluk Jakarta)
Susanto, D Aris;
Lufti Ibrahim, Ahmad;
Novianto, Andry;
Adrianto, Dian
Jurnal Chart Datum Vol. 3 No. 2 (2017): JURNAL CHART DATUM
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37875/chartdatum.v3i2.122
Pusat Hidografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) merupakan lembaga hidrografi nasional sebagai perwakilan dari pemerintah Indonesia dalam keanggotaan resmi International Hidrographic Organization (IHO) bertanggung jawab untuk mampu menyediakan data dan informasi Hidro-oseanografi yang akurat dan mutakhir sebagai data dasar yang akan digunakan sebagai bahan analisa dalam bidang militer dan juga bertanggung jawab untuk memberikan jaminan keselamatan navigasi pelayaran di seluruh wilayah perairan yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk dapat menjamin keselamatan navigasi pelayaran di seluruh wilayah perairan Indonesia, Pushidrosal mengeluarkan salah satu produk berupa peta laut kertas yang digunakan untuk bernavigasi di wilayah perairan Indonesia. Dalam pelaksanaannya, Pushidrosal menggunakan beberapa software untuk membuat peta laut. Sedangkan untuk penggunaan software ArcGis belum digunakan secara maksimal. Pada software ArcGIS sudah dilengkapi dengan tool Nautical Resolution INT1 untuk membuat peta laut. Berdasarkan hasil pengolahan pembuatan peta laut menggunakan software ArcGIS yang berdasarkan ketentuan yang ada pada Peta No. 1, S-4 dan S-57 IHO dapat dilakukan dan menghasilkan peta laut yang sesuai standar IHO.
Pembuatan Dan Pengelolaan Peta Laut Indonesia Berbasiskan Sistem Datasentris Hydrographic Production D (HPD)
Trio Mudho, Hendrik;
Bachrodin, Imam;
Lufti Ibrahim, Ahmad;
Budi Sukoco, Nawanto;
Putra, Iska Putra
Jurnal Chart Datum Vol. 6 No. 2 (2020): JURNAL CHART DATUM
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37875/chartdatum.v6i2.199
Pushidrosal ditetapkan sebagai Lembaga Hidrografi Nasional berdasarkan Perpres Nomor 62 Tahun 2016. Pushidrosal bertugas menyelenggarakan pembinaan hidro-oseanografi yang meliputi survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut, dan keselamatan navigasi pelayaran baik untuk kepentingan TNI maupun untuk kepentingan umum, dan menyiapkan data dan informasi wilayah pertahanan di laut dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Laut. Salah satu produk Pushidrosal yang digunakan secara resmi dalam pelayaran di kawasan Perairan Indonesia adalah peta laut. Pushidrosal menggunakan tiga tool software dalam pembuatan peta laut, salah satunya yaitu Caris HPD. Perangkat lunak HPD (Hydrographic Production) terdiri dari Source Editor, Product Editor dan Paper Chart Editor (PCE). Pembuatan dan pengelolaan Peta Laut Kertas menggunakan Paper Chart Editor (PCE). Peta kertas yang dihasilkan berupa format vektor atau raster dari gudang data, sehingga terjaga konsistensinya dari duplikasi data.