Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

VARIASI MORFOLOGI LIMA POPULASI Meretrix spp. (Bivalvia:Veneridae) DI INDONES Akhmadi, Mohammad Fadnan; Trijoko, Trijoko
Jurnal Harpodon Borneo Vol 9, No 2 (2016): Volume 9 No 2 Oktober 2016
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.381 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v9i2.173

Abstract

Information on morphological characters is very important to know because it became the basis for the conventional cross-breeding to obtain superior quality seeds. Sampling was done by using Purposive Random Sampling at five stations namely Kota Tarakan, Ketapang, Takalar, Trenggalek and Demak. Based on the results Meretrix spp. as many as 84 individuals were grouped into 12 variations of hues. Specimens obtained grouped into three species, namely M. meretrix has the characteristics of a thick shell structure, strong and shiny. The size of the inner shells posterior margin is longer than the anterior margin. Margin dorsoposterior flat and angle ventroposterior form a triangle. Dorsoanterior margin slightly concave and ventroanterior corner in a half ellipse; Meretrix lusoria have characteristics size inner shells posterior margin is longer than the anterior margin. Margin dorsoposterior flat and angle ventroposterior form a triangle. Dorsoanterior margin slightly concave and ventroanterior corner in a half ellipse; Meretrix sp. has characteristics similar to M. meretrix overall but there are differences that have color variations on the internal shell (black-purple), it is different with the character of the Genus Meretrix Keywords : Meretrix meretrix, Meretrix lusoria, Clams Morphological.
KERAGAMAN KELAS BIVALVIA BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGIS DAN HABITAT DI PANTAI BINALATUNG DAN SELAYUNG KOTA TARAKAN KALIMANTAN UTARA Zainuddin, Zainuddin; Soesilo, Nyoman Puniawati; Trijoko, Trijoko
Jurnal Harpodon Borneo Vol 11, No 1 (2018): Volume 11 No.1 April 2018
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.602 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v11i1.531

Abstract

Sebagian besar Bivalvia di Kota Tarakan memiliki nilai ekonomis sehingga terus dieksploitasi untuk dijadikan bahan makanan maupun bahan baku cendramata. Akan tetapi belum ada catatan tentang kekayaan Bivalvia di perairan pantai Kota Tarakan. Tujuan penelitian ini mengetahui keanekaragaman Kelas Bivalvia di Pantai Binalatung dan Selayung Kota Tarakan berdasarkan karakter morfologis dan habitat. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode transek dengan ukuran 10 m x 10 m. Spesimen dikumpulkan dari zona subtidal dan intertidal Pantai Binalatung dan Selayung. Bivalvia yang didapatkan diidentifikasi karakter morfologi, fisikokimia air, substrat, dan tekstur subtrat diambil dan diukur pada semua stasiun. Data morfologi dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga spesies yang ditemukan dan dikelompokkan menjadi tiga Famili, tiga Ordo dan dua Subkelas. Karakter morfologi yang ditemukan yaitu, Bentuk cangkang, Warna cangkang, Keadaan cangkang, Pahatan cangkang, Periostrakum, Umbo, Bekas Otot, Garis Pallial. Spesies Meretrix meretrix di ditemukan pada masing-masing stasiun di zona intertidal maupun subtidal. Sedangkan spesies Saccostrea cucculata di ditemukan pada masing-masing stasiun di zona intertidal.
Studi Komparasi Pengolahan Data Global Positioning System Menggunakan Perangkat Lunak Komersial dan Perangkat Lunak Ilmiah Kurniawan Hidayat, Windu Tri; Sudarman, Sudarman; Lufti Ibrahim, Ahmad; Trijoko, Trijoko
Jurnal Hidropilar Vol. 1 No. 2 (2015): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.275 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v1i2.34

Abstract

Titik kontrol yang ada di seluruh wilayah Nusantara masih belum tersebar secara merata, dan juga kerapatannya belum optimal. Sehingga tidak jarang ketika melakukan survei GPS akan menggunakan baseline yang panjang. Banyak sekali tim survei dihadapkan dengan keberadaan titik referensi survei GPS yang berjarak ratusan kilometer (km) dari wilayah survei, sehingga baseline yang dibentuk ketika proses survei GPS jaraknya lebih dari 100 km. Dalam pelaksanaan survei yang dilakukan oleh Dinas Hidro-Oseanografi (Dishidros) selama ini untuk pengolahan data survei GPS masih menggunakan perangkat lunak komersial. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Jaring Kontrol Horizontal untuk jarak tipikal antartitik yang berdampingan dalam jaring < 10 km untuk pengolahan datanya dengan menggunakan perangkat lunak komersial, sedangkan untuk jarak tipikal antartitik yang berdampingan dalam jaring > 10 km untuk pengolahan datanya menggunakan perangkat lunak ilmiah. Dalam penelitian ini, kegiatan penentuan posisi dilakukan dengan menentukan koordinat titik yang jarak antartitik dalam jaring < 10 km dan jarak antartitik dalam jaring > 10 km. Penentuan posisi untuk jarak antartitik dalam jaring < 10 km dilakukan dengan mengunakan data pengamatan dua receiver GPS Trimble 5700 dan stasiun CORS dengan waktu pengamatan 2 jam, sedangkan untuk jarak antartitik > 10 km menggunakan data stasiun CORS dengan waktu pengamatan 24 jam. Selanjutnya melakukan pengolahan menggunakan perangkat lunak komersial dan ilmiah. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pengolahan data GPS menggunakan perangkat lunak komersial untuk menentukan koordinat definitif suatu titik dengan jarak antartitik < 10 km dengan waktu pengamatan 2 jam diperoleh nilai pergeseran terhadap deskripsi titik BJKU sebesar 0,220 m dan untuk menentukan koordinat definitif suatu titik dengan jarak antartitik > 10 km dengan waktu pengamatan 24 jam diperoleh nilai pergeseran terhadap deskripsi titik BAKO sebesar 0,031 m. Sedangkan hasil pengolahan data GPS menggunakan perangkat lunak ilmiah untuk menentukan koordinat definitif suatu titik dengan jarak antartitik < 10 km dengan waktu pengamatan 2 jam diperoleh nilai pergeseran terhadap deskripsi titik BJKU sebesar 0,029 m dan untuk jarak antartitik > 10 km dengan waktu pengamatan 24 jam diperoleh nilai pergeseran terhadap deskripsi titik BAKO sebesar 0,028 m.
Pengoperasian Alat Pengukur Arus Otomatis Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) Sontek Argonaut-XR (Studi Kasus Perairan Selat Badung Bali) Murjiyanto, Murjiyanto; Trijoko, Trijoko; Saroso, Saroso; Fauzi, Anan
Jurnal Hidropilar Vol. 1 No. 2 (2015): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.876 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v1i2.36

Abstract

Pengamatan arus laut merupakan bagian dari pengumpulan data yang dilaksanakan oleh Dinas Hidro-Oseanografi. Banyaknya kesulitan dalam pengambilan data secara manual diantaranya disebabkan oleh pengaruh cuaca buruk, ombak laut yang tidak menentu serta membutuhkan personil lebih dari 1 orang. Dengan mengikuti perkembangan teknologi modern, banyak menggunakan alat otomatis untuk pengambilan data arus yang diharapkan lebih mudah, efektif dan akurat sehingga akan mempermudah dalam proses pengolahan data. Salah satu alat otomatis yang digunakan adalah Acoustic Doopler Current Profiler (ADCP) SonTek Argonaut-XR yang ada di Dishidros. ADCP SonTek Argonaut-XR sebagai alat pengukur arus pada perairan dangkal dengan kedalaman tidak lebih dari 40 m, dimana data arus tersebut dapat digunakan sebagai informasi untuk penerapan lingkungan laut serta keselamatan navigasi pelayaran.
Penentuan Posisi Titik Tetap Menggunakan Satu Receiver GPS Yang Diolah Secara Diferensial dengan Titik Ikat Cors Menggunakan Software, Diolah Secara On-Line, dan Diolah Secara Statistik Hardianto, Budi; Sudarman, Sudarman; Setiyadi, Johar; Trijoko, Trijoko
Jurnal Hidropilar Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.203 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v4i1.94

Abstract

Pada umumnya, survei geodetik guna penentuan posisi titik tetap sebagai titik ikat dalam survei batimetri, garis pantai, dan detail pantai dilaksanakan menggunakan metode diferensial dengan diikatkan pada titik-titik Kerangka Dasar Geodesi Nasional (KDGN) orde-0 dan orde-1. Solusi alternatif penentuan posisi titik tetap dapat dilaksanakan dengan pengamatan GPS secara stand-alone.Dalam penelitian ini, pengamatan dilaksanakan menggunakan receiver GPS Trimble 5700 di titik N1.0294 dan HP.090053, kemudian data hasil pengamatan diolah secara diferensial dengan titik ikat Continuously Operating Reference Stations (CORS) menggunakan software Trimble Business Center (TBC), diolah secara on-line melalui layanan AUSPOS dan OPUS serta diolah secara statistik posisi absolut.
KEKAYAAN JENIS LANDAK LAUT (ECHINOIDEA) FAMILI DIADEMATIDE DI PANTAI SELATAN KABUPATEN GUNUNG KIDUL Purnami, S.E.; Trijoko, Trijoko; Rarastoeti, Pratiwi
Sains & Matematika Vol 1, No 1 (2012): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Sains & Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diadematidae is one of sea urchin families belongs to Class Echinoidea that can be found in intertidal zone untill deep sea. These sea urchins have long spines, and some of them are toxic spines. However, they have important ecological roles. This research aimed to identify the species richness of sea urchins that belong to Family Diadematidae in Pantai Selatan Gunung Kidul as well as describe their taxonomic characters. Specimens were collected from five beaches, namely Krakal, Kukup, Drini, Sepanjang, and Wediombo. Collected specimens were relaxated by using MgCl272% in sea water and the fixed by using 10% formalin in sea water. Finally, they were preserved in 70% Ethanol. Some morphological characters were observed carefully, namely shape and colour of spines, shape of test, shape of genital plate, the existance of orange ring, white spot and iridipore of apical system, interambulacral region, and number of pores. The results showed that there were five species of Diadematid sea urchis in Pantai Selatan Yogyakarta; they belong to two genus, namely genus Diadema dan genus Echinotrix. Genus Echinotrix and Diadema can be fount in Kukup, Wediombo, and Sepanjang, but can not be found in two others beach. 
Keanekaragaman Jenis Ikan di Sepanjang Sungai Opak Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia Yudha, Donan Satria; Trijoko, Trijoko; Eprilurahman, Rury; Nugraha, Rizki; Suranto, Rosita Dwi Putri; Abida, Farahsani Umi; Tobing, Vega Felicia; Fathiya, Raden Firly; Nopitasari, Sri
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 5, No 2 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v5i2.2939

Abstract

Penelitian mengenai keanekaragaman ikan air tawar di Sungai Opak DIY telah dilakukan dan dipublikasikan, tahun 2006, 2011 dan 2013. Data mengenai keanekaragaman ikan di Sungai Opak perlu dilakukan penambahan data, terutama data menyeluruh dari hulu hingga muara. Penambahan data perlu dilakukan, karena dimungkinkan ditemukan jenis ikan yang belum sempat tertangkap pada penelitian sebelumnya. Data jenis ikan yang tidak tertangkap pada penelitian sebelumnya, dapat menambah keanekaragaman jenis ikan di Sungai Opak. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi dan menambah data keanekaragaman jenis ikan yang terdapat di sepanjang Sungai Opak, dari hulu hingga muara. Pengambilan sampel dari hulu hingga muara menggunakan metode Purposive Random Sampling dengan bantuan jaring besar, kecil dan jala tebar. Sampling secara umum dibagi dalam empat bagian yaitu: hulu, tengah, hilir dan muara. Pada penelitian yang kami lakukan, terdapat beberapa jenis ikan yang tidak dijumpai pada penelitian sebelumnya, yaitu: lima jenis ikan dibagian hulu, di bagian tengah terdapat tiga jenis ikan yang tidak dijumpai pada penelitian sebelumnya, baik sampling hulu maupun hilir. Di bagian hilir dijumpai tujuh jenis ikan saat penelitian ini dan tidak dijumpai pada penelitian sebelumnya. Pada bagian muara, dijumpai lima belas jenis ikan yang tidak dijumpai di hilir pada penelitian sebelumnya. Total terdapat 28 jenis ikan yang dijumpai di tahun 2013 tetapi belum dijumpai di penelitian sebelumnya.
Media Pembelajaran Tari Tradisional Inklusif (TATRA) Berbasis Flash Bagi Siswa Sekolah Dasar Inklusif Maslahah, Sayidatul; Tiyas, Wahyuning; Chozin, Muhammad Nur; Juinarsih, Retno Wulan; Trijoko, Trijoko
MATRA: Jurnal Seni Musik Tari Teater & Rupa Vol 3, No 1 (2024)
Publisher : Pendidikan Seni Pertunjukan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/m.v3i1.26798

Abstract

Meninjau pelaksanaan sekolah inklusi, berdasarkan observasi di SD N 1 Gejayan yang merupakan sekolah inklusi di Yogyakarta didapatkan hasil belum ada media pembelajaran berbasis inklusi. Salah satu solusi adalah dengan media pembelajaran pengenalan Tari Tradisional Inklusif (TATRA). Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui rancangan dan implementasi dari media pembelajaran TATRA.  Luaran dari kegiatan penelitian ini adalah produk berupa software Media TATRA. Penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Model pengembangan yang digunakan ini diadaptasi dari model pengembangan 4D (four-D). Model pengembangan tersebut terdiri dari empat tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (desimination). Media yang telah dibuat kemudian dilakukan validasi untuk mengetahui kelayakan media. Berdasarkan validasi media oleh ahli media, memberikan skor rerata yaitu 3, 41 yang berarti media sangat layak untuk diimplenetasikan.  Sementara itu, dari hasil validasi materi oleh ahli tari dosen pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni UNY, didapat skor validasi dengan rerata skor 3,31 yang berarti bahwa media layak diimplenetasikan untuk pembelajaran
DETERMINANTS OF STUNTING INCIDENCE IN SUKARAME SUB-DISTRICT, TASIKMALAYA DISTRICT, JAWABARAT PROVINCE, INDONESIA Purwanto, Anto; Nurjazuli, Nurjazuli; Setiani, Onny; Trijoko, Trijoko
Mulawarman International Conference on Tropical Public Health Vol. 1 No. 1 (2025): The 3rd MICTOPH
Publisher : Faculty of Public Health Mulawarman University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : Stunting is a disorder of children's growth and development due to chronic malnutrition and recurrent infections, which is characterized by their length or height being below standard. The prevalence of stunting in Indonesia continues to decline from 2018-2022. The incidence of stunting in toddlers is related to various factors such as sanitation and ETC Objective : The research aims to determine the distribution of stunting in the Sukarame District, Tasikmalaya Regency, West Java Province in 2024 Research Methods/ Implementation Methods : This study is an analytical descriptive research. The subjects targeted in this study are mothers who have stunted toddlers in February 2024, the inclusion criteria in this study are respondents who are declared stunted and willing to be interviewed. There were 341 stunting incidents in Sukarame District Results : Based on the results of the study, there are several determinants of stunting in Sukarame District, namely access to healthy latrines has only reached (77.7%), there are still (12.6%) people who do not have access to proper drinking water, there are (7%) mothers of stunted toddlers who experience KEK during pregnancy and only (30%) families of children under five who have BPJS/JKN Conclusion/Lesson Learned : Based on research that has been conducted in Sukarame Subdistrict, Tasikmalaya Regency, there are four main factors that influence the incidence of stunting in children under five years old, namely: 1. Community access to healthy latrines 2. Community access to proper drinking water 3. Chronic Energy Deficiency (CHD) in pregnant women 4. BPJS National Health Insurance coverage.