Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Transformation Of Pesantren Traditions In Face The Globalization Era Suradi, A
Nadwa Vol 12, No 1 (2018): Islamic Education and Peace
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2018.12.1.2464

Abstract

AbstractThe phenomenon of Pesantren has been adopting common knowledge but still retaining the teaching classic books that attempts to the main purpose of the institution..The effort to improve the quality of education in the global era, the pesantren needs to do the transformation. Research method using library research. Result of research indicate that there are three things should be done by pesantren in doing transformation include : First. Pesantren must use practical purposes that  producing a generation of Islam. not only a smart serve smart vertically but also horizontally. Second: Pesantren must use ideological purposes it should be pesantren as main pillars of  aqidah who ruled the General Science. Third : Pesantren make changes to the format, shape, orientation and method of education with no change the vision, mission and spirit of boarding, but the change only on the outside only, while on the side in the still retained  AbstrakFenomena Pesantren telah mengadopsi pengetahuan umum tetapi tetap mempertahankan pengajaran buku-buku klasik sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama dari lembaga, yaitu untuk mendidik para  ulama. Dalam upaya melakukan peningkatan kualitas pendidikan di era global, maka pesantren perlu melakukan transformasi. Metode penellitian menggunakan library research. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga hal yang seharusnya dilakukan oleh pesantren dalam melakukan transformasi meliputi : Pertama. Pesantren  harus memiliki tujuan praktis yang menghasilkan satu generasi Islam tidak hanya pintar melayani secara vertikal tetapi juga secara horizontal. Kedua: Pesantren harus memiliki tujuan ideologis, seharusnya pesantren sebagai pilar utama pembentukan aqidah yang menguasai Ilmu Pengetahuan Umum; ketiga: Pesantren melakukan perubahan pada format, bentuk, orientasi dan metode pendidikan tanpa mengubah visi, misi dan semangat pesantren, tetapi perubahan hanya di luar saja, sementara di sisi dalam masih dipertahankan
KONSEP ASESMEN NASIONAL SEBAGAI UPAYA ALTERNATIF PEMERIKSAAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA SEKOLAH Haq, Ahmad Hifdzil; S, Sirajuddin; S, Zilkarnain; Suradi, A
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v11i1.385

Abstract

Tahun 2021, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan Asesmen Nasional (AN) sebagai evaluasi terkini dalam sistem pendidikan nasional. Sebelumnya model evaluasi pendidikan alternatif nasional ini telah beberapa kali mengalami pasang surut, perubahan sistem evaluasi terus dilakukan untuk pengembangan mutu pendidikan. AN menjadi upaya alternatif pemeriksaan kemampuan siswa belajar untuk selanjutnya secara bersama-sama dapat dilakukan refleksi guna mempercepat perbaikan kualitas pendidikan. Tulisan ini melihat konsep AN sebagai upaya untuk dalam pemeriksaan pertumbuhan kemampuan belajar siswa pada sekolah dasar dan menengah. Dengan menggunakan metode kualitatif studi literature penulis mengharapkan mampu menggambarkan dinamika dan melengkapi studi pelaksanaan evaluasi pendidikan dalam nuansa baru yang sebelumnya tidak pernah digunakan di Indonesia. Dari perjalanan panjang evaluasi pendidikan, penekanan yang menjadi titik fokus AN bukan berdasar pada kemampuan menguasai materi sesuai kurikulum seperti dalam Ujian Nasonal (UN), tetapi dirancang untuk memetakan dan memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) berfokus pada penguasaan kompetensi literasi dan numerasi yang akan diukur. Dengan demikian, pelaksanaannya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi siswa di Sekolah. Jauh dari itu, semua pemangku kepentingan dapat belajar agar evaluasi pendidikan tidak kembali terjebak hanya untuk mengejar hasil seperti evaluasi yang ada sebelumnya (Ujian Nasional), tanpa menghiraukan proses. Faktor biaya, luas cakupan, komitmen pemerintah sebagai penyelenggara, dan hasil evaluasi untuk pengembangan satuan pendidikan menjadi faktor penting yang menunjukkan bahwa AN dapat diterima sebagai pilihan alternatif dalam pemeriksaan pertumbuhan belajar siswa pada tingkat sekolah dasar dan menengah yang perlu diperhitungkan dari beragam pilihan yang lama.
Analysis Of The Concept Of Human Equality And Gender In Religious Relations In A Multicultural Society Pratama, M. Arifky; Suradi, A; Herawati, Emy; Irama, Dedi
El-Ghiroh : Jurnal Studi Keislaman Vol. 22 No. 2 (2024): September
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37092/el-ghiroh.v22i2.894

Abstract

This study analyzes the concept of human and gender equality in religious relations within Indonesia's multicultural society. The main objective is to explore the perspectives of major religions in Indonesia, such as Islam, Christianity, Catholicism, Hinduism, Buddhism, and Confucianism, on human and gender equality, and how these teachings interact in a diverse cultural context. A descriptive qualitative approach using literature review was employed. The findings reveal that despite doctrinal differences, all religions share common values of human dignity, compassion, and social justice. Gender equality is recognized in each religious teaching, emphasizing the importance of equal treatment for both men and women. Additionally, the study underscores the need for more robust interfaith dialogues to reduce gender discrimination and foster a more inclusive and harmonious social environment. Collaboration across religious communities can strengthen these equality values, contributing to more equitable social and economic development in Indonesia. This cooperative effort is essential for promoting peace and cohesion in a society rich with cultural and religious diversity.
An Analysis of the Islamic Religious Education Curriculum in Religious Schools and Colleges within the Framework of the National Education System Law of 2003 Rupiah; Amin, Alfauzan; Suradi, A; Rohimin
IJER (Indonesian Journal of Educational Research) Vol. 9 No. 2 (2024): IJER Vol 9 No 2 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/ijer.v9i2.325

Abstract

Curriculum in general is a set of plans and arrangements regarding objectives, content and learning materials as well as methods used as guidelines for implementing learning activities to achieve certain educational goals. Islamic religious education is one of the government's efforts to educate the nation's children based on Islamic religious values and noble morals. The aim of this research is to look in more detail at the position of the PAI curriculum in the National Education System Law no. 20 of 2003; three basic principles are used as the basis for PAI: the juridical basis, which consists of an ideal basis, namely the basic philosophy of the State of Pancasila, the first principle, belief in the one, and only God. Structural/constitutional basis, namely constitution (UUD) 1945 Chapter Religious basis, which comes from Al-Qur’an and Hadith. For Muslims, Islamic religious education is mandatory. The psychological basis is the basis related to the psychological aspects of people's lives. The position of Islamic Religious Education in the National Education system is explained in Article 15 of the National Education System Law no. 20 of 2003; in Article 12, section (1) religious education is taught by religious teachers who are in accordance with the students' religion. To fulfill students' rights to religious education, Article 37 paragraph (1) states that the primary and secondary education curriculum must contain religious education, paragraph 2. The higher education curriculum must include religious education, citizenship education, and language. This means that PAI teachers and lecturers have a strong foundation for developing the Islamic Religious Education teaching process in schools/madrasahs and universities
Transformasi Tradisi Pesantren dalam Menghadapi Era Globalisasi Suradi, A
Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan Vol. 14 No. 1 (2018): Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Ilmiah (LP3M) Institut Agama Islam (IAI) Al-Qodiri Jember, Jawa Timur Indonesia bekerjasama dengan Kopertais Wilayah 4 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.708 KB)

Abstract

Fenomena pesantren sekarang yang mengadopsi pengetahuan umum untuk para santrinya, tetapi masih tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik merupakan upaya untuk meneruskan tujuan utama lembaga pendidikan tersebut, yaitu pendidikan calon ulama yang setia kepada paham Islam tradisional. Dalam upaya melakukan meningkatkan kualitas pendidikan, pesantren perlu menata kembali kurikulum pesantren. Kurikulum pesantren yang terpaku kepada orientasi ilmu agama klasik menjadi tantangan dengan kemajuan dunia pemikiran masa kini, maka perlu adanya pengajaran dalam lingkungan pesantren yang mampu menelaah kemajuan pemikiran dan isu pemikiran yang up to date di dunia akademis. Karena pada sekarang ini, persaingan global merupakan fenomena efek domino atas laju modernitas dengan produk-produknya misalnya adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir yang dihasilkan dari proses penelitian-penelitian yang terbaru dan yang dilakukan dengan matang. Dampak selanjutnya dalam dunia global adalah menghasilkan dua tipikal sifat ekonomi yaitu yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akan menghegomoni dan bertindak sebagai produsen dan tipe satunya menjadi manusia yang cenderung menjadi konsumen. Kata Kunci: Transformasi, Tradisi, Pesantren