Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Application Of Spons Callispongia Sp Origin Of Halong Water (Ambon Bay) As Biomonitoring Contamination Trace Metals Pb,Cr,Cr And Zn Siahaya, Antho Netty; Noor, Alfian; Soekamto, Nunuk H.
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 1 No 2 (2014): Edisi Bulan Januari (Edition For January)
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ijcr.2014.1-ant

Abstract

The purpose of research it is cycles how knowing cycle trace metals Pb, Cd, Cr and Zn in Callispongia Sp, sediment and water. Techniques of the analysis of trace metals use ICP-OES ((Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy). Analysis dramatic of the relationship between sponge significant sediment and water show that highest trace metal is Zn to Callispongia sp (6.250 mg/kg dry weight), sediment (0.750 ppm and water 0.790 ppm)
Bioconcentration of Chrome (Cr) Metal in Three Types of Sponge (Callispongia sp., Xetospongsia sp. and Petrosia sp.) from Ambon Bay Siahaya, Antho Netty; Noor, Alfian; Joris, Shielda Natalia
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 9 No 1 (2021): Edition for May 2021
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ijcr.2021.9-ant

Abstract

Research about bioconcentration of Chrome metal in three types of sponge (Callispongia sp., Xetospongia sp., and Petrosia sp.) from Ambon Bay. This research main is to know the most effective type to accumulate Cr metal in water. The Cr concentration measurement of water, sediment, and sponges at each location shows that metal concentration is 0.001-0.030 ppm in sediment higher than 0.001-0.003 ppm in water. Concentration based on sponges type Callispongia sp., Xetospongia sp., and Petrosia sp. are 0.001-0.262 mg/kg dry weight: 0.001-0.134 mg/kg dry weight, 0.001-0.330 mg/kg dry weight, respectively. The adsorption factor (AF) of Cr metal ranges from 0.000-0.028 ppm. Bioconcentration factor (BCF) based on sponges type Callispongia sp., Xetospongia sp., and Petrosia sp. are -0.011-0.261 mg/kg dry weight, -0.001-0.132 mg/kg dry weight, and -0.001-0.329 mg/kg weight dry, respectively. Sponges type that suitable used as Cr metal pollution monitoring media is Callispongia sp. and Xetospongia sp.
Pemanfaatan Sayur Bayam Sebagai Cemilan Sehat untuk Mengatasi Stunting di Desa Hatusua, Kab. Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku Male, Yusthinus Thobias; Sohilait, Hanoch Julianus; Sekewael, Serly Jolanda; Kapelle, Imanuel Berly Delvis; Tehubijuluw, Hellna; Bijang, Chaterina Manukpadang; Hattu, Nikmans; Telussa, Ivonne; Siahaya, Antho Netty; Rosmawaty, Rosmawaty; Sohilait, Mario Rowan
Innovation for Community Service Journal Vol 3 No 1 (2025): April 2025
Publisher : Department of Chemistry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/icsj.v3i1.19628

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Desa Hatusua, Seram Bagian Barat, menghadapi tantangan dalam pemenuhan gizi seimbang akibat rendahnya konsumsi makanan bergizi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi serta memperkenalkan inovasi pengolahan sayur bayam sebagai cemilan sehat yang menarik bagi anak-anak. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini mencakup survei awal, dan pelatihan pembuatan cemilan berbahan dasar bayam. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya konsumsi makanan bergizi, serta perubahan pola makan anak-anak yang lebih menerima cemilan berbahan dasar bayam. Selain itu, beberapa peserta berantusias mengikuri pelatihan dalam pembuatan kripik bayam berbasis cemilan sehat sebagai peluang ekonomi lokal. Keberhasilan program ini mengindikasikan bahwa pendekatan berbasis pangan lokal dan keterlibatan masyarakat secara aktif dapat menjadi solusi efektif dalam penanggulangan stunting. Program ini berpotensi dikembangkan lebih luas dengan dukungan pemerintah dan berbagai pihak terkait guna menciptakan keberlanjutan dalam peningkatan kualitas gizi masyarakat.