Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Tanah Burkholderia Pseudomalllei Penyebab Melioidosis Di Kota Makassar Munir, Nur Faidah; Munir, Nur Wahyuni; Zainuddin, Zaraswati D
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 3 No. 1 (Januari, 2020)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.202 KB) | DOI: 10.33368/woh.v0i0.254

Abstract

Burkholderia pseudomallei is a type of saprophytic bacteria, is an opportunistic pathogen, and as a causative agent of melioidosis. These bacteria are found living in soil, water, and agricultural fields. Cases of melioidosis have been widely reported in Asian countries, but there is not much specific information regarding the incidence of these diseases in Indonesia. The study aims to identify the soil bacteria Burkholderia pseudomalllei in Makassar City. Sampling was carried out randomly in 11 districts in Makassar City, namely Mamajang, Tamalate, Rappocini, Mariso, Bontoala, Wajo, Biringkanaya, Manggala, Tamalanrea, Tallo, and Makassar. Data analysis uses descriptive qualitative methods in the form of figures and tables. Cultivation of isolates using selective medium Ashdown Agar. Identification of bacteria using gram staining, and several biochemical tests. The results were obtained as many as 100 isolates of samples, each of 28 isolates of Burkholderia pseudomalllei positive samples and 72 isolates of other types of bacteria. The study concluded that there was a spread of the Burkholderia pseudomallei bacterium in Makassar City, so it was suggested to be a reference for further research on melioidosis
Infused Water Jeruk Lemon (Citrus Limon) dan Jahe Merah (Zingiber Officinale Roxb.Var. Rubrum) Munir, Nur Faidah; Munir, Nur Wahyuni
JIKI Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/jiki.v8i2.199

Abstract

Infused Water adalah air minum yang dimasukkan dengan tambahan potongan buah, sayuran atau herbal sehingga sari-sari dari buah atau sayuran, buah yang direndam dalam air putih akan keluar, yang memberikan cita rasa, dan berbagai manfaat bagi yang meminum air atau Infused Water tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lama perendaman dan suhu terhadap mutu organoleptik infused water jeruk lemon (Citrus limon) dan jahe merah (Zingiber officinale Roxb.var. Rubrum). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor suhu (ruang dan refrigerator) dan lama perendaman yang terdiri dari 2, 4, 6, 10 dan 12 jam. Selanjutnya dilakukan pengamatan Uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi terbaik Infused Water jeruk lemon-jahe merah terdapat pada sampel A2B3 dengan lama perendaman 6 jam dan pada suhu refrigerator.
Preliminary Study on Antifungal Activity of Soursop Leaf Crude Extract (Annona muricata L.) towards Fungi Isolated from Bolu Paranggi Cake Juwita, Andi Ita; Munir, Nur Faidah; Mustafa, Arnida
Journal of Biological Science and Education Vol 4, No 1 (2022): June
Publisher : Universitas Sembilanbelas November Kolaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31327/jbse.v4i1.1746

Abstract

Soursop leaf extract (Annona muricata L.) contains a many potential active compounds, one of which is antifungal. Bolu Paranggi is a traditional cake from Mandar (West Sulawesi), made from wheat flour and brown sugar so it is at risk of being damaged and overgrown with fungus. This study aimed to extract soursop leaves using double RO (Reverse Osmosis) water solvent with variations in extraction time and the ratio of soursop leaf mass and water volume, identify groups of secondary metabolites compounds from soursop leaf water extract, isolate and identify fungi in Paranggi Bolu cake, and perform antifungal activity test of soursop leaf extract against fungi isolated from Paranggi Bolu cake. Extraction of soursop leaves using double RO water as a solvent with maceration for 24 hours and heating for 15 minutes with a variation of the ratio of soursop leaf mass and water volume of 1:1; 1:1.5; 1:2; 1:2.5; and 1:3. The analysis of the secondary metabolite compound was analyzed using the phytochemical test method and antifungal activity using the agar diffusion method on PDA (Potato Dextrose Agar) media and then measuring the inhibition zone using 6 mm diameter paper discs. The results showed that extraction with the heating method for 15 minutes produced more extract than the 24-hour maceration method at room temperature (RT), where the highest amount of extract was obtained from the ratio of soursop leaf mass and water volume of 1:3. The results of the phytochemical analysis of soursop leaf water extract, both heating and maceration methods, contained flavonoids, alkaloids, terpenoids, steroids and saponins, and antifungal activity tests against Aspergillus isolated from Bolu Paranggi showed weak antifungal activity at extract concentrations of 5,000 ppm - 50,000 ppm. with an inhibition zone diameter of 2 mm. Keywords: soursop leaf extract, antifungal, Bolu Paranggi cake
Pelatihan produksi ekado ikan bandeng pada inkubator bisnis Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Matti, Agussalim; Fattah, Nurlaeli; Syamsuar, Syamsuar; Munir, Nur Faidah; Asha, Nur Aisha; Jannah, Miftahul Aisha
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 2 No 2 (2023): Edisi November
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v2i2.714

Abstract

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki potensi sumberdaya perikanan bandeng cukup tinggi yang berasal dari hasil perikanan budidaya. Hasil budidaya perikanan bandeng ini masih rendah diversifikasi dalam bentuk produk olahan. Ikan bandeng di daerah ini lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk segar dan utuh. Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memberikan pelatihan diversifikasi olahan ikan bandeng kepada UMKM dan Kelompok Pengolahan Hasil Perikanan yang berada di bawah binaan Inkubator Bisnis Balitbangda Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan dengan teknik pembelajaran partisipatif dan pendampingan. Proses pelatihan dan pendampingan dimulai dari tahap pemilihan bahan baku produk ekado ikan bandeng, penyusunan formulasi, pengolahan ekado, cara penyajian, serta pemberian informasi terkait gizi ikan bandeng. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan dan pendampingan dalam mengolah ikan bandeng adalah produk ekado ikan bandeng. Ekado ikan bandeng yang dihasilkan disajikan kepada para peserta dalam keadaan siap saji dilengkapi dengan sambel sebagai penambah nikmat produk ekado. Testimoni peserta pelatihan menyampaikan bahwa produk olahan ekado ikan bandeng rasanya sangat enak, kenampakan menarik, aroma khas gorengan, dan tekstur yang renya, cocok dijadikan sebagai makanan cemilan, dan bagus dikonsumsi saat kondisinya masih hangat. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah peserta dapat memahami pentingnya menciptakan inovasi baru dalam mengolah makanan agar dapat merebut dan memenangkan persaingan bisnis kuliner dan memiliki keterampilan dalam mengolah olahan ikan hasil budi daya menjadi produk olahan kekinian.
Pemberdayaan Masyarakat Desa Allesipittoe Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep dengan Penerapan Pengolahan Sirup Jeruk Pamelo Tartar, Sri Udayana; Fitri, Muhammad; Munir, Nur Faidah
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 4 No 1 (2025): Edisi Mei
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v4i1.961

Abstract

Jeruk Pamelo memiliki cita rasa manis, asam, dan segar karena banyak mengandung air dan mengandung vitamin B, provitamin A, vitamin B1, B2,dan asam folat. Setiap 100 gram jeruk bali mengandung 53 Kkal energi protein 0,6 g,lemak 0,2 g, karbohidrat 12,2 g, retinol 125 mcg, kalsium 23 mg, dan fosfor 27 mg. Kandungan lain seperti flavonoid, pektin, dan lycopene. Desa Allesipitoe Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan merupakan salah sentra budidaya jeruk pamelo dengan potensi areal 350 ha dengan jumlah 70.000 pohon. Sebagai komoditas pertanian unggulan kabupaten Pangkep jeruk pamelo memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai produk olahan bernilai tambah. Produk olahan dari jeruk pamelo yang dimaksud salah satunya adalah sirup. Pengabdian Pada Masyarakat ini bertujuan mampu meningkatkan keterampilan masyarakat desa Allesipitoe, untuk membuat minuman sirup buah dari jeruk pamelo. Metode yang diterapkan dalam pelaksanan kegiatan pengabdian adalah FGD dan pelatihan bahan baku potensi kabupaten Pangkep jeruk pamelo berfokus pelatihan bagaimana mengolah buah jeruk pamelo menjadi sirup dan selei untuk memberikan nilai tambah dari buah jeruk pamelo. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Peserta kegiatan sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini karena peserta mendapatkan tambahan pengetahuan yang berkaitan dengan pengolahan jeruk pamelo mejadi sirup dan selei
Peningkatan Keberdayaan Usaha Budidaya Jamur Tiram Melalui Implementasi Penyiraman Otomatis Berbasis IoT di Panjallingan, Bontoa, Kabupaten Maros Nildayanti, Nildayanti; Budi Prastiyo, Yulius; Munir, Nur Faidah; Kadir, Muhammad; Ashan, Muh Dzulkifly; Fitriyani, Fitriyani
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 4, No 5 (2024): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v4i5.881

Abstract

Oyster mushroom cultivation has increased along with the increasing consumption of oyster mushrooms, so that oyster mushroom businesses including those in the Panjallingan district of Bontoa in Maros village are trying to increase their yield. The problem faced in an effort to increase mushroom yield is the micro-climate for mushroom cultivation needed. Uncontrolled temperature and humidity will cause the mushroom micellium to fail to grow optimally. To maintain optimal conditions from drought and increased temperatures that inhibit mushroom growth, special attention is needed, including a routine and appropriate watering process to maintain temperature and humidity. The efficiency of time and energy for watering cannot be done manually watering, so appropriate technology is needed to determine automatic watering based on IoT through smartphones that have been implemented in oyster mushroom barns. This activity is carried out with training and practical installation methods which ultimately allow watering in the barn to be carried out at any time automatically and can be controlled remotely so that you do not have to come to the barn to do watering. This automatic watering system works based on air humidity conditions in the barn that are read by sensors. The results of the activity show that the IoT- based automatic watering technology installed in mushroom barns runs well and makes the mushroom harvest successfully increase from an average of only 5 kg per day in harvest period to 8 - 10 kg. Automatic Watering Installation increases Number of Good Baglogs from 637 to 957 every 1000 baglogs.ABSTRAKBudidaya Jamur tiram mengalami peningkatan seiring meningkatnya konsumsi Jamur Tiram, sehingga usaha-usaha jamur Tiram termasuk yang ada di Lingkungan Panjallingan, Kelurahan Bontoa Maros berupaya meningkatkan produksinya. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan produksi Jamur yaitu iklim mikro yang dibutuhkan budidaya jamur. Suhu dan kelembaban yang tidak terkontrol akan mengakibatkan micellium jamur gagal untuk tumbuh maksimal. Untuk menjaga kondisi optimal dari kekeringan dan peningkatan suhu yang menghambat pertumbuhan jamur, diperlukan perhatian khusus, diantaranya adalah proses penyiraman yang rutin dan sesuai untuk menjaga suhu dan kelembaban. Efisiensi waktu dan tenaga penyiraman tidak dapat dilakukan secara manual, maka diperlukan teknologi tepat guna untuk membantu penyiraman secara otomatis yang berbasis IoT melalui smartphone yang telah diimplementasikan pada kumbung jamur tiram. Kegiatan ini dilakukan dengan metode pelatihan dan praktek Instalasi yang akhirnya memungkinkan penyiraman dalam kumbung dapat dilakukan setiap saat secara otomatis dan dapat dikontrol dari jarak jauh sehingga tidak harus datang ke kumbung untuk melakukan penyiraman. Sistem penyiraman otomatis ini bekerja berdasarkan kondisi kelembaban udara pada kumbung yang terbaca oleh sensor. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa teknologi penyiraman otomatis berbasis IoT yang terpasang pada kumbung jamur berjalan baik dan membuat panen jamur berhasil meningkatkan dari rata-rata hanya 5 Kg per hari saat masa panen menjadi 8– 10 Kg. Instalasi Penyiraman Otomatis meningkatkan Jumlah Baglog Baik dari 637 menjadi 957 setiap 1000 baglog.