Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Optimasi Kualitas Fisik dan Kimia Virgin Coconut Oil (VCO) Melalui Penambahan Enzim Papain dan Variasi Lama Fermentasi Limbong, Ferawati; Fathurahmi, Siti; Spetriani, Spetriani; Sabariyah, Sitti; If'all, If'all
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan Vol 9, No 1 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51213/jamp.v9i1.115

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak kelapa murni yang diperoleh melalui berbagai metode, salah satunya fermentasi dengan enzim papain. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas fisik dan kimia VCO dengan variasi penambahan enzim papain dan lama fermentasi. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, yaitu konsentrasi enzim papain (0, 1, 2, dan 3 gram) dan lama fermentasi (24, 36, dan 48 jam), dengan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Parameter yang dianalisis meliputi rendemen, kadar air, asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan iod, bilangan penyabunan, dan derajat kejernihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enzim papain dan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap sifat fisik dan kimia VCO. Perlakuan terbaik diperoleh pada fermentasi selama 24 jam dengan penambahan 1 gram enzim papain (T1M1), yang menghasilkan kadar air 0,2%, asam lemak bebas 0,3%, bilangan peroksida 1,14 meq/kg, bilangan iod 9,70 g iod/100 g, bilangan penyabunan 69,94 mg-KOH/g, dan kejernihan 71%. Rendemen tertinggi (6,63%) diperoleh pada perlakuan T1M3 (fermentasi 24 jam, enzim papain 3 gram). Dengan demikian, penggunaan enzim papain dan pengaturan lama fermentasi berpotensi meningkatkan kualitas VCO secara optimal.
EKSTRAKSI PEWARNA ALAMI KULIT BUAH NAGA MERAH Fathurahmi, Siti; If'all; Spetriani; Ilham
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v7i2.97

Abstract

Penelitian dilakukan menggunakan desain 3 faktor yakni jenis kemasan, waktu dan suhu penyimpanan. Parameter yang diamati selama penelitian adalah rendemen ekstraksi, total antosianin, dan uji aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen ekstrak kulit buah naga merah serta kadar antosianin dan antioksidan dari pewarna alami yang terkandung dalam kulit buah naga merah. Sebanyak 50 g kulit buah naga merah dihaluskan menggunakan blender selama 30 detik dengan perbandingan 1:4 (bahan : pelarut). Pelarut yang digunakan yaitu aquades dengan konsentrasi asam sitrat 2%. Bubur kulit buah naga merah dimasukkan kedalam botol gelap dan maserasi selama 2 x 24 jam pada suhu ruang. Hasil maserasi (maserati) disaring dengan kain saring lalu disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 4000 rpm/menit. Supernatan disaring dengan kertas whatman no. 41. Hasil penelitian menunjukan bahwa rendemen ekstraksi kulit buah naga merah sebesar 45%. Kadar total antosianin terbaik yang terkandung dalam ekstraksi kulit buah naga merah adalah 38,33 mg/100 g yang diperoleh melalui perlakuan kemasan transparan yang disimpan pada suhu refrigerator selama 4 minggu. Sedangkan aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa hasil terbaik yaitu 80,13 % yang diperoleh melalui perlakuan penyimpanan menggunakan kemasan gelap selama 4 minggu dalam suhu refrigerator.
SIFAT KIMIA DAN SENSORIS BROWNIES PANGGANG UBI BANGGAI UNGU (Dioscorea spp) Babe, Tomotius; Sitti Sabariyah; Fathurahmi, Siti
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi sifat kimia dan sensoris brownies panggang ubi Banggai ungu (Dioscorea spp). Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan sehingga terdapat 15 unit percobaan. Perlakuan yang dicobakan yaitu tingkat formulasiubi Banggai kukus yaitu 75 g, 100 g, 125 g, 150 g, dan 175 g. Adapun parameter analisisnya diantaranya uji sensoris, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, dan aktivitas antioksidan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5 %.Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi ubi Banggai ungu dikukus berpengaruh terhadap rasa, tekstur, aroma, dan warna, serta penerimaan kesukaan terhadap brownies panggang.Hasil uji kimia terbaik terdapat pada perlakuan formulasi 175 g ubi Banggai ungu dikukus dengan kadar air (25,33%), kadar abu (2,33 %), kadar lemak (22,73 %), kadar protein (7,99 %), kadar karbohidrat (41,62 %), dan aktivitas antioksidan (106,55 ppm).Formula brownies terbaik berdasarkan penerimaan kesukaan melalui uji sensoris adalah perlakuan formulasi 175 g ubi Banggai ungu dikukus dengan nilai 4,12 pada 175 g ubi Banggai kukus yang diberi skor suka.
PENGARUH PENAMBAHAN SARI DAUN KATUKTERHADAP KUALITAS PRODUK SUSU KEDELAI Bisinda, Sultan N; Misriyani; Fathurahmi, Siti
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama karena kandungan proteinnya. Protein susu kedelai mengandung proporsi yang sama dari protein susu sapi sekitar 3,5 %, juga 2 % lemak, 2,9 % karbohidrat dan 0,5 % abu. Selain itu susu kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks (kecuali B12), dan air. Susu kedelai juga mengandung isoflavonid. Dalam pembuatannya sangat sederhana dan mudah. Namun biasanya jika diolah sendiri dirumah susunya akan berbau langu dan kurang disukai. Olehnya perlu ditambahkan suatu bahan yang dapat menghilangkan rasa langu dan menambah kualitasnya. Salah salah satu contohnya adalah daun katuk. Daun katuk yang disebut juga dengan cekop manis (sweet leaf) karena memiliki rasa manis yang khas dan kandungan gizi yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar kalsium, protein, isoflavon dan juga organoleptik. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Satu faktor dengan rancangan perlakuan kontrol, Penambahan 50 ml sari daun katuk, Penambahan 60 ml sari daun katuk, Penambahan 70 ml sari daun katuk dan Penambahan 80 ml sari daun katuk. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan susu kedelai dengan berbagai tingkat penambahan sari daun katuk diperoleh nilai kalsium tertinggi 12,02% (pada penambahan 80 ml), Protein 11,46% (pada penambahan 80 ml), isoflavon 5,21 mg (perkaluan kontrol). Berdasarkan uji organoleptik rasa terbaik pada perlakuan kontrol, warna terbaik pada penambahan 60 ml sari daun katuk dan aroma terbaik pada penambahan 60 ml sari daun katuk. Perlakuan terbaik yaitu pada penambahan 60 ml sari daun katuk.
KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET IKAN MUJAIR PADA PERBANDINGAN DAGING IKAN DAN ESKTRAK BAYAM MERAH Djaru, Lala H; If'all, If'all; Fathurahmi, Siti; Sabariyah, Sitti; Indriasari, Yuanita; Spetriani, Spetriani
Journal Of Agritech Science (JASc) Vol 9 No 1 (2025): Journal Of Agritech Science -Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jasc.v9i1.1451

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik kimia dan organoleptik nugget ikan mujair (Oreochromis mossambicus) dengan penambahan ekstrak bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dalam berbagai proporsi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan lima perlakuan dan empat kali ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Nugget dibuat dengan lima formulasi berbeda berdasarkan rasio daging ikan dan ekstrak bayam merah, lalu dianalisis kadar air, protein, kalsium, antosianin, serat kasar, serta mutu sensoris (aroma, rasa, tekstur, dan warna). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah ekstrak bayam merah menyebabkan penurunan kadar air dan penerimaan warna, namun meningkatkan kadar protein, kalsium, serat kasar, dan antosianin. Formulasi MB5 (70% daging ikan : 30% bayam merah) menghasilkan kadar protein tertinggi (22,95%), kalsium (47,99%), dan antosianin (1,02%), dengan kadar air terendah (56,99%). Dari aspek organoleptik, aroma, rasa, dan tekstur nugget MB5 masih dalam kategori disukai meskipun penerimaan warna sedikit menurun. Penambahan ekstrak bayam merah terbukti meningkatkan nilai fungsional produk tanpa mengurangi kualitas sensoris secara signifikan. Dengan demikian, penggunaan ekstrak bayam merah sebagai bahan tambahan dalam pembuatan nugget ikan mujair dapat menjadi inovasi pangan fungsional yang menarik dan menyehatkan.
Effect of Partial Substitution of Beef with White Oyster Mushroom (Pleurotus ostreatus) on Nutritional Profile and Sensory Quality of Meatball Products If'all, If'all; Nofrianto, Nofrianto; Spetriani, Spetriani; Sabariyah, Sitti; Fathurahmi, Siti; Indriasari, Yuanita; Asrawaty, Asrawaty
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i2.374

Abstract

The increasing consumption of processed meat products has driven innovation in the partial substitution of raw materials with healthier, functional plant-based alternatives such as white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus). This study aimed to evaluate the effect of partially substituting beef with oyster mushrooms on the nutritional profile and sensory quality of meatball products. A quantitative approach was employed using a Completely Randomized Design (CRD) with one factor and five treatment levels (J0–J4), each replicated three times. The treatments consisted of 0 g, 25 g, 50 g, 75 g, and 100 g of oyster mushrooms combined with 300 g, 275 g, 250 g, 225 g, and 200 g of beef, respectively. The results showed that increasing the proportion of oyster mushrooms significantly (p < 0.05) increased moisture content (from 28.57% to 35.37%), crude fiber (from 0.80% to 3.10%), carbohydrate content (from 2.50% to 4.80%), and water-holding capacity (from 55.50% to 68.10%). Conversely, protein and fat contents decreased significantly, with protein dropping from 18.50% (J0) to 13.00% (J4), and fat from 15.80% to 7.20%. Sensory evaluation using a hedonic test with 20 semi-trained panelists revealed that treatment J2 (50 g oyster mushroom + 250 g beef) received the highest scores for taste (3.90), aroma (3.95), texture (3.85), and color (3.95). Treatments with higher levels of mushroom substitution (J3 and J4) led to a significant decline in sensory acceptance, particularly in taste and texture. Therefore, partial substitution with up to 50 g of white oyster mushroom is recommended as an optimal level to improve the nutritional quality of meatballs without compromising sensory attributes, supporting the development of healthier and more functional meat-based products.