Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perubahan Karakteristik Tegakan Hutan pada Petak Ukur Permanen Taman Wisata Alam Gunung Meja, Manokwari, Papua Barat Ramandani, Leli; Mapandin, Laurensia Verina; Wambrauw, Kalvin; Tetelepta, Ezra; Mofu, Andris F. Z.; Oruw, Daniel Jemmy; de Fretes, Yance; Wanma, Jimmy F; Heatubun, Charlie D.
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.6.2024.111-122

Abstract

Tahun 2016 telah dibangun Petak Ukur Permanen dengan metode Rainfor pada kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja. TWA Gunung Meja merupakan salah satu kawasan yang digunakan untuk mempelajari proses perubahan struktur dan komposisi tegakan pohon. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk membandingkan hasil pengamatan terhadap struktur dan komposisi hutan pada pengukuran tahun 2016 dan pengukuran terkini pada tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur diameter pohon dan tinggi tegakan pohon yang ada dalam lokasi penelitian. Kemudian dilakukan perhitungan volume pohon dan pengolahan data menggunakan indeks dominansi dan indeks kekayaan jenis untuk melihat tinggi rendahnya jenis yang dimiliki pada kawasan Petak Ukur Permanen ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat perbedaan komposisi tegakan selama kurun waktu 5 tahun (tahun 2016 sampai 2021). Walaupun jumlah jenis pohon tetap sama yakni 76 jenis, tetapi terdapat penambahan jenis pohon yakni Adenanthera novoguinensis, Porterandia sp. dan Harpullia sp. Jumlah individu mengalami pengurangan sebanyak 7 individu dari tahun 2016. Namun volume masih terlihat peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebanyak 380,771 m3. Penambahan rata-rata diameter pohon terbesar antara 0,226-2,716 cm per tahun, sementara rata-rata pertambahan volume pohon tercepat adalah 0,119 - 1,280 m3. Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan volume di TWA Gunung Meja sangat kecil. Tidak ada jenis pohon yang dominan berdasarkan indeks dominansi dengan nilai 0,049. Nilai Indeks Kekayaan Jenis dengan nilai 12,60 menunjukkan kekayaan jenis pada TWA Gunung Meja tergolong tinggi.
Kelimpahan Sampah Plastik di Pesisir Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya Liling, Irman; Patria, Mufti Petala; Bowolaksono, Anom; Ismail; Supriatna, Jatna; Heatubun, Charlie D.
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 7 No 1 (2025)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.7.2025.43-51

Abstract

Perkembangan populasi penduduk berbanding lurus dengan peningkatan jumlah sampah atau limbah. Kota Sorong dengan daya tarik sebagai pintu gerbang Papua membuat perkembangan populasinya meningkat pesat. Sampai saat ini, manajemen pengelolaan persampahan di Kota Sorong belum berjalan dengan baik. Pengelolaan sampah di Kota Sorong belum mencakup seluruh wilayah yang ada. Pesatnya perkembangan dan pertumbuhan wilayah menyebabkan sampah yang dihasilkan menjadi besar. Kelimpahan sampah laut terutama jenis plastik menjadi perhatian dunia karena potensi bahaya yang dapat ditimbulkan terhadap kehidupan di bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan sampah plastik di pesisir Kota Sorong. Metode pengambilan sampel dilakukan dua kali secara sengaja menggunakan transek kuadrat (ukuran 2 x 2 m2) pada lima lokasi atau stasiun penelitian. Hasil Penelitian menunjukkan Kelimpahan sampah plastik pada pengambilan sampel I memiliki range antara 0,47 – 20,26 item/m2 dan pada pengambilan sampel II yaitu 0,36 – 13,64 item/m2. Stasiun I memiliki kelimpahan sampah terbesar yaitu 20,26± 16,56 item/m2 (Pengambilan sampel I) dan 13,64± 11,41 item/m2 (Pengambilan sampel II) dan kelimpahan sampah terendah yaitu 0,13± 0,28 item/m2 berlokasi di Stasiun IV pada pengambilan sampel I dan 0,36± 0,48 item/m2 berlokasi di Stasiun V pada pengambilan sampel II. Sampah plastik yang ditemukan didominasi oleh kemasan makanan, serpihan plastik, kemasan plastik dan botol minuman.
Perception and Participation of Women in Conservation and Ecotourism of Bird Watching in Kwau and Syoubri Villages Baransano, Lince; Atria, Mega; Wambrauw, Ludia; Batorinding, Ezrom; Heatubun, Charlie D.
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 5 (2025): May
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i5.10820

Abstract

Kwau and Syoubri Villages in the Arfak Mountains are areas with Bird watching ecotourism. Women in these villages are often involved in ecotourism activities. This study aims to find out the perception and participation of women and their roles in ecotourism and conservation in Kwau and Syoubri Villages, as well as to find out the local knowledge and forms of activities and their application. The research was done in October–November 2023 in Kwau and Syoubri Villages, Manokwari Regency. The respondents were 40 women from each Kwau and Syoubri villages. Data was collected by filling out questionnaires and interviews, then the data was analyzed qualitatively and presented in the form of descriptive statistics.  The measurement uses the Likert Scale method and participation rate. Women of Kwau and Syoubri Villages have a very good perception of Birdwatching, ecotourism, and conservation efforts. In the development and management of ecotourism and conservation, women in Kwau Village have a better perception than women in Syoubri Village, who have a neutral perception. The level of female participation in Kwau and Syoubri Villages is low. Women in Kwau Village have participated in the therapy stage such as running programs that support ecotourism and conservation activities. The participation rate of women in Syoubri Village at the manipulation stage is only listening to ecotourism programs and activities, but not being involved, and only partially at the therapy stage. Ecotourism management in Kwau Village is carried out based on the local communities, hence all communities benefit and participate at a certain stage.  On the other hand, in Syoubri Village, it is only managed by individual ecotourism managers, and not all communities are involved.  Therefore, most women are not directly involved. This research can contribute in terms of scientific information to strengthen ecotourism-based science learning and bird observation conservation