Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Perceived Value, Leisure Experience, dan Willingness to Stay: Arsitektur Hotel untuk Dewasa Muda Indonesia Susanti, Ardina; Kusuma, Hanson E
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 14, No 3 (2015)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2015.14.3.3

Abstract

Abstrak. Konsep hospitality dapat dijelaskan dalam dua aspek yaitu dalam aspek filosofi dan ekonomi. Rancangan arsitektur yang terkait fasilitas hospitality seperti bangunan hotel, perlu menampilkan filosofi konsep hospitality yang berkaitan dengan pengelolaan experience dan konsep ekonomi hospitality yang berkaitan dengan harga/biaya untuk experience tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan antara persepsi dan preferensi (willingness to stay) dewasa muda Indonesia terhadap rancangan bangunan hotel dengan konsep perceived value (ekonomi) dan leisure experience (filosofis) dalam konteks hospitality. Penelitian untuk studi ini menggunakan metode sequential mixed-method untuk melihat persepsi dan willingness to stay responden, yang mana hasil analisis data tersebut akan dikaitkan dengan konsep perceived value dan leisure experience. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya indikasi keterkaitan antara preferensi (willingness to stay) responden pada tampilan bangunan dengan perceived value dan leisure experience.Kata kunci: perceived value, leisure experience, hospitality, willingness to stay, dewasa mudaAbstract. Hospitality concept can be defined in two aspects i.e. in philosophy and economy aspects. Architecture design that related with hospitality facilities such as hotel building, need to shows the philosophy of hospitality concept that related with experience management, and hospitality in economy concept that related with cost for the experience. The aim of this study is to reviewing relationship of Indonesian early-adulthoods perception and preference (willingness to stay) to hotel design with perceived value (in philosophy) and leisure experience (in economy) concepts in hospitality context. This study used sequential mixed-method to investigate respondents perception and willingness to stay, which is that result will be associated with perceived value and leisure experience concepts. The results showing the sign of a link between respondents willingness to stay with perceived value and leisure experience.Keywords: perceived value, leisure experience, hospitality, willingness to stay, early-adulthood
KAJIAN TIPOLOGI KONFIGURASI SONASI DAN FURNITURE PADA INTERIOR COFFEE SHOP DI DENPASAR Ardina Susanti
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2017
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.494 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v1i1.9

Abstract

Abstract:. Drinking coffee is a worldwide culture. Because the culture is now a global culture, then this culture was made commercially with the creation of a coffee shop. Coffee shop functions are growing, along with the development of lifestyle and social life of the surrounding community culture. With the evolving and changing function of the coffee shop, the interior configuration is definitely changed, especially in the configuration of space and furniture. Therefore, this study aims to examine the typology of the configuration of the sonasi and the interior furniture of the existing coffee shop, and to analyze the causal factors of the typology. Data collection method used is the method of observation, accompanied by qualitative data analysis method. The result of this research is furniture and sonasi configuration will arrange spatial organization that determine the tendency of function of a room / interior and function that runs in a coffee shop / coffee shop is very influenced by lifestyle that is developing Keyword: Coffee shop, furniture, interior, configuration, sonasi, typology Abstrak: Minum kopi merupakan suatu budaya yang mendunia. Oleh karena budaya tersebut kini menjadi budaya global, maka budaya ini pun dibuat komersial dengan diciptakannya coffee shop. Fungsi coffee shop pun semakin berkembang, seiring dengan perkembangan gaya hidup dan kehidupan sosial budaya masyarakat sekitarnya. Dengan berkembang dan berubahnya fungsi dari coffee shop, maka konfigurasi interiornya pun pasti berubah, terutama pada konfigurasi sonasi ruang dan furniture. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tipologi konfigurasi sonasi dan furnitur interior coffee shop yang ada, dan menganalisa faktor – faktor penyebab dari adanya tipologi tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, disertai dengan metode analisis data kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah konfigurasi furniture dan sonasi akan menyusun organisasi spasial yang menentukan kecenderungan fungsi suatu ruang/interior dan fungsi yang berjalan dalam suatu kedai kopi/coffee shop sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang sedang berkembang Kata Kunci: Coffee shop, furniture, interior, konfigurasi, sonasi, tipologi
DESAIN MURAL DAN KARAKTER HEDONIS – UTILITARIAN DARI KONSUMEN RESTAURANT PADA DAERAH SEMINYAK, KUTA Ardina Susanti; Freddy Hendrawan
Jurnal PATRA Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Patra Mei 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v1i1.7

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk melakukan kajian tentang pengaruh dari desain elemen dinding yaitu dinding mural pada ruangan terhadap psikologis konsumen khususnya terhadap efek restoratif yang dirasakan konsumen. Penelitian ini akan melihat perbedaan pengalaman restoratif pengguna pada obyek ruangan restaurant yang berbeda-beda, dengan mempertimbangkan pula faktor internal dari pengguna dari segi usia dan karakter hedonis dan utilitarian. Metode penelitian yang dipilih untuk penelitian ini adalah metode penelitian sequential mixed-method. Alur metode ini diawali dengan proses kualitatif dilanjutkan dengan proses kuantitatif, dimana proses kuantitatif merupakan prioritas utama dalam penelitian ini. Penelitian ini akan mengambil lokasi di daerah Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung – Bali. Pertimbangan pemilihan lokasi ini salah satunya karena jumlah restaurant yang berkembang di daerah ini. Selain dari aspek jumlah, desain fisik dari restaurant yang ada di daerah ini juga lebih variatif. Hasil dari penelitian ini adalah adanya gambaran tentang pengalaman restoratif responden pada obyek yang berbeda, serta pengaruh karakter hedonis-utilitarian responden terhadap pengalaman restoratif tersebut. Kata Kunci: hedonis, interior, mural, restaurant, utilitarian
TEMA DAN KONSEP BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM DESAIN INTERIOR PUSAT PELESTARIAN JAJE BALI DI GIANYAR Ni Made Diva Indriani; Ardina Susanti; I Gusti Agung Haryawan
Jurnal PATRA Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Patra Oktober 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v1i2.34

Abstract

Bali merupakan salah satu destinasi pariwisata yang terkenal dengan kebudayaannya. Kuliner tradisional bali yang disebut Jaje bali merupakan salah satu bagian dari budaya yang terdapat di Bali. Dewasa ini Jaje bali mulai tergeser dengan hadirnya kafe-kafe yang menawarkan makanan western atau makanan-makanan asing. Dalam hal banten atau sesajen, Jaje bali sudah mulai di digantikan oleh jajanan yang lebih modern lainnya seperti jajanan yang sering dijual di warung-warung. Meskipun demikian saat ini salah satu kabupaten di Bali yaitu kabupaten Gianyar Jaje bali sudah banyak di jual dipasar-pasar tradisional dan warung-warung kecil di sekitar pasar. Beberapa event yang menjadikan jaje bali sebagai tema dan mengikut sertakan para pelajar pun sudah mulai banyak di adakan. Hal tersebut menunjukan masih adanya keinginan masyarakat gianyar untuk mempertahankan dan melesetarikan Jaje bali. Permasalahan tersebutlah yang kemudian menjadi latar belakang pemilihan judul tugas akhir Perancangan Pusat Pelestarian Jaje bali di Gianyar dengan tema Ipidan dan konsep Pregembal.Tema konsep ini di harpakan dapat membantu masyarakat bali kususnya di kabupaten Gianyar untuk lebih memperhatikan salah satu warisan kebudayaan bali yaitu jaje Bali dan lebih mengenal macam-macam jaje Bali agar jaje Bali dapat bertahan bahkan bersaing dengan makanan-makanan dari negara lain secara internasional.
TRANSFORMASI KONSEP RUANG TUNGGU DALAM PROSES REDESAIN TERMINAL BATUBULAN Yoga Pratama Yuda; I Dewa Gede Putra; Ardina Susanti
Jurnal PATRA Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Patra Oktober 2019
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v1i2.46

Abstract

Bali mempunyai perkembangan pembangunan yang begitu pesat. Perkembangan pembangunan yang begitu pesat sebaiknya harus diimbangi dengan perkembangan transportasi umum sebagai fasilitas transpotasi perkotaan, guna mempermudah mobilitas masyarakat. Transpotasi umum memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian Bali, karena berkaitan dengan pendistribusian barang, jasa dan tenaga kerja, serta merupakan inti dari pergerakan perekonomian Bali. Sektor transpotasi umum harus mampu memberikan akses kemudahan bagi seluruh masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan di semua lokasi yang berbeda dan tersebar dengan karakteristik yang berbeda pula, salah satunya adalah sarana fasilitas terminal. Oleh karena itu, penulisan ini bertujuan untuk menata ulang Terminal Batubulan dengan mempertimbangkan sirkulasi jalur transpotasi umum dan menambah fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan dalam terminal, dengan memperhatikan keefektifan, kenyamanan, keamanan, serta estetika interior. Metode perancangan yang digunakan yaitu metode glass box, metode kualitatif dan metode sintesis programatik dimana metode ini merupakan proses analisis data yang didapatkan melalui literatur - literatur serta teori dari peneliti - peneliti sebelumnya dan data yang diperoleh melalui cacatan lapangan, observasi terhadap lokasi redesain dan hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait. Hasil analisa tersebut kemudian dilakukan proses sintesis sehingga menghasilkan kriteria desain yang harus dipenuhi dalam proses transformasi.
KAJIAN TIPOLOGI KONFIGURASI SONASI DAN FURNITURE PADA INTERIOR COFFEE SHOP DI DENPASAR Susanti, Ardina
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2017
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract:. Drinking coffee is a worldwide culture. Because the culture is now a global culture, then this culture was made commercially with the creation of a coffee shop. Coffee shop functions are growing, along with the development of lifestyle and social life of the surrounding community culture. With the evolving and changing function of the coffee shop, the interior configuration is definitely changed, especially in the configuration of space and furniture. Therefore, this study aims to examine the typology of the configuration of the sonasi and the interior furniture of the existing coffee shop, and to analyze the causal factors of the typology. Data collection method used is the method of observation, accompanied by qualitative data analysis method. The result of this research is furniture and sonasi configuration will arrange spatial organization that determine the tendency of function of a room / interior and function that runs in a coffee shop / coffee shop is very influenced by lifestyle that is developing Keyword: Coffee shop, furniture, interior, configuration, sonasi, typology Abstrak: Minum kopi merupakan suatu budaya yang mendunia. Oleh karena budaya tersebut kini menjadi budaya global, maka budaya ini pun dibuat komersial dengan diciptakannya coffee shop. Fungsi coffee shop pun semakin berkembang, seiring dengan perkembangan gaya hidup dan kehidupan sosial budaya masyarakat sekitarnya. Dengan berkembang dan berubahnya fungsi dari coffee shop, maka konfigurasi interiornya pun pasti berubah, terutama pada konfigurasi sonasi ruang dan furniture. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tipologi konfigurasi sonasi dan furnitur interior coffee shop yang ada, dan menganalisa faktor – faktor penyebab dari adanya tipologi tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, disertai dengan metode analisis data kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah konfigurasi furniture dan sonasi akan menyusun organisasi spasial yang menentukan kecenderungan fungsi suatu ruang/interior dan fungsi yang berjalan dalam suatu kedai kopi/coffee shop sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang sedang berkembang Kata Kunci: Coffee shop, furniture, interior, konfigurasi, sonasi, tipologi
KORELASI FAKTOR FISIK RUANG PUBLIK DENGAN PERSEPSI TEMPAT KETIGA (THIRD PLACE) BAGI GENERASI Y DAN Z: STUDI KASUS: Generasi Y dan Z di Wilayah Denpasar - Badung susanti, ardina; Ida Ayu, Shanty Pradnya Paramitha
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2025
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v9i1.3993

Abstract

Abstract: Variation and characteristics of third places can change and develop according to user needs and activities. So that, one of the third place concepts is unstructured, and can adapts the social interaction needs of the humans who use it. Therefore, this research aims to further examine the characteristics of public spaces that can meet the needs of a third place for the young productive population, namely generation Y and generation Z in Indonesia. This research will focus on examining the characteristics of the third place of generations Y and Z in Bali, especially in the Denpasar - Badung area. The data collection method was obtained through a questionnaire, and 119 respondents' answers were obtained which were in accordance with the sampling criteria. The results of this questionnaire will be a reference for selecting further observation objects The perceptual data from respondents was then analyzed for correlation with the physical characteristics of the objects of observation, and the results showed that the factors adequacy of seating, diversity of accommodation, environmental temperature, permeability of facades, and personalization of seating areas were physical factors of public space that were strongly correlated with perceptions of third places. Keyword: Physical factors, Public space, Third place Abstrak: Variasi dan karakteristik tempat ketiga dapat berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan kebutuhan dan aktivitas dari penggunanya. Salah satu konsep dari tempat ketiga adalah memiliki karakter yang tidak terstruktur, dan menyesuaikan dengan kebutuhan interaksi sosial dari manusia yang menggunakannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk dapat mengkaji karakteristik ruang publik dapat memenuhi kebutuhan tempat ketiga bagi penduduk usia muda produktif yaitu generasi Y dan generasi Z di Indonesia lebih lanjut. Penelitian ini akan memfokuskan untuk meneliti karakteristik tempat ketiga dari generasi Y dan Z di Bali, khususnya pada wilayah Denpasar – Badung. Metode pengumpulan data diperoleh melalui kuisioner, dan didapatkan 119 jawaban responden yang sesuai dengan kriteria sampling. Hasil kuisioner ini akan menjadi acuan pemilihan obyek observasi selanjutnya. Data perseptual dari responden kemudian dianalisis korelasinya dengan karakter fisik obyek observasi, dan hasil yang ditunjukkan bahwa faktor ketercukupan tempat duduk, keberagaman akomodasi, temperatur lingkungan, permeabilitas fasad, dan personalisasi area duduk menjadi faktor fisik ruang publik yang berkorelasi kuat dengan persepsi tempat ketiga Kata Kunci: Faktor fisik, Ruang publik, Tempat ketiga
Desain Interior Coffee Shop di Denpasar dan Loyalitas Konsumennya : Generasi Y dan Z: Generasi Y dan Z Susanti, Ardina; Triana Dewi, Putu Surya; Adnyana Putra, I Wayan Yogik
Waca Cipta Ruang Vol. 7 No. 1 (2021): Waca Cipta Ruang : Jurnal Ilmiah Desain Interior
Publisher : Program Studi Desain Interior Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/wcr.v7i1.4383

Abstract

Many local coffee shop brands are also present to enliven the coffee shop market in Bali, especially in Denpasar City. This actually presents a new phenomenon that affects the interior design of a coffee shop, that no longer emphasizes the area of ​​the coffee shop space, but presents a simpler interior design character with a unique theme. This variation also has its own consumer segmentation. Therefore, this study aims to assess the correlation of the sensuality value of the coffee shop brand with the level of consumer loyalty to the coffee shop brand. This is important to research further, because it can see in detail about the role of interior design on a coffee shop brand and also on people's consumption patterns. This study uses a mixed-method sequential method using questionnaire data collection methods for generations Y and Z, observation and direct interviews with consumers and coffee shop owners. The results of this study indicate that the coffee shop interior elements that have impact to the level of consumer loyalty are physical environmental factors such as furniture, lighting, color combinations, interior decoration, sound, temperature, good coffee quality, which will affect the pleasant aroma of coffee shop, as well as non-physical environmental factors such as social interactions that can increase comfort, feels like home, at a coffee shop.