Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PEMANFAATAN AIR HUJAN SEBAGAI AIR BAKU DENGAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN Ustrati, Fauziah; Hisyam, Endang S; Sandy, Boy Dian Anugra
Civil Engineering Scientific Journal Vol 2, No 2 (2023): Civil Engineering Scientific Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/cesj.v2i2.3546

Abstract

ABSTRACT: A Based on the Regulation of the State Minister for the Environment No. 12 of 2009, it is explained that rainwater is a source of water that can be used as a filler for groundwater and or used directly to overcome water shortages during the dry season and floods during the rainy season. The construction of a new building for the Rectorate of the University of Bangka Belitung resulted in a change in land use, which previously was a forest that was still overgrown with plants into a building to support lecture activities. This will have an impact on decreasing the quantity of water that seeps into the ground and increasing runoff. One of the water conservation technologies that can be used to utilize rainwater is rainwater harvesting. The existence of management and utilization of rainwater can reduce surface runoff discharge and continuous use of groundwater. Therefore, rainwater harvesting is carried out as an appropriate water conservation technology to be applied at the Rectorate Building of the University of Bangka Belitung which is expected to save groundwater use and reduce surface runoff discharge. The method used is the method of collecting and processing data. In the analysis of Rainwater Harvesting (RH), the calculation of RH capacity is calculated based on the Minister of Public Works Regulation concerning Implementation of Non-Pipeline Road Network SPAM Development No. 01/PRT/M2009. From the research results, it was found that the raw water requirement for the Rector Building at the University of Bangka Belitung was 2.275 m3/day with a PAH tank capacity of 76 m3 and the total cost of building a rainwater reservoir for the Rector Building at the University of Bangka Belitung was Rp. 147,453,000.00.. Keywords: Rainwater, Raw Water, Rainwater StorageABSTRAK: Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 12 tahun 2009, dijelaskan bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai pengisi air tanah dan atau dimanfaatkan secara langsung untuk mengatasi kekurangan air pada musim kemarau dan banjir pada musim penghujan. Adanya pembangunanan gedung baru Rektorat Universitas Bangka Belitung mengakibatkan berubahnya tata guna lahan, yang sebelumnya kawasan tersebut adalah hutan yang masih ditumbuhi tanaman menjadi gedung untuk menunjang aktivitas perkuliahan. Hal ini akan berdampak pada menurunnya kuantitas air yang meresap ke dalam tanah dan meningkatnya aliran permukaan. Salah satu teknologi konservasi air yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan air hujan adalah pemanenan air hujan. Adanya penggelolaan dan pemanfaatan air hujan dapat menggurangi debit aliran permukaan dan penggunaan air tanah secara terus menerus. Oleh karena itu dilakukannya pemanenan air hujan sebagai teknologi konservasi air yang tepat guna untuk diaplikasikan di Gedung Rektorat Universitas Bangka Belitung yang diharapkan dapat menghemat penggunaan air tanah dan mengurangi debit limpasan aliran permukaan. Metode yang digunakan yaitu metode pengumpulan dan pengolahan data. Dalam analisis kapasitas Pemanenan Air Hujan (PAH), perhitungan kapasitas PAH dihitung berdasarkan Permen PU tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Jalan Perpipaan No. 01/PRT/M2009. Dari hasil penelitian, didapatkan kebutuhan air baku pada Gedung Rektorat Universitas Bangka Belitung sebesar 2,275 m3/hari dengan kapasitas tangki PAH sebesar 76 m3serta total biaya pembangunan penampung air hujan Gedung Rektorat Universitas Bangka Belitung sebesar Rp 147.453.000,00.Kata kunci: Air Hujan, Air Baku, Penampungan Air Hujan
Inventarisasi Kondisi Jaringan Irigasi pada Saluran Irigasi Bendung Metukul Kanan Daerah Irigasi Rias: Inventory of Irrigation Network Conditions in The Metukul Kanan Irrigation Channel-Rias Irrigation Area Frapas, Frapas Segara; Hambali, Roby; Sandy, Boy Dian Anugra
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 5 No. 1 (Juni 2025)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56860/jtsda.v5i2.134

Abstract

The Rias Irrigation Area is the largest irrigation area on Bangka Island. From 2020 to 2023, its irrigation channels have not been maintained, especially the right intake channel served by the Metukul Dam. Maintenance includes evaluating the condition and function of irrigation assets, including evaluating the structure of the channel, sluice gates, and measuring structures. The irrigation channel is 6,475 m long and has a service area of โ€‹โ€‹4,202 Ha. The channel consists of nine segments that begin with sluice gates separating each segment. This study aims to inventory the condition and function of irrigation assets and determine the priority value of irrigation asset maintenance in the Rias Irrigation Area. The asset survey was carried out by tracing the irrigation network and identifying damage based on the condition assessment form. After that, the condition of the components was calculated according to the type of construction (Structure, sluice gate, measuring structure). The results of the inventory of irrigation assets in the Metukul Kanan channel show that the condition of the channel structure scored 4 (good), the condition of the water gate scored 3.7 (lightly damaged), the function of the channel structure scored 3.1 (good). The function of the water gate scored 3.7 (good). The calculation results of the irrigation assets condition scored 3.01 (lightly damaged), and the function value of irrigation assets scored 2.69 (poor). The condition and function values โ€‹โ€‹of the measuring structure were scored 1 (severely damaged/bad) because no measuring structure was found in the irrigation channel. The function of the channel shows that the individual performance value of the network assets is 82% in the good performance category, with a damage index of 1.109% for the physical condition of the irrigation channel.
Pendampingan Masyarakat dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Desa (RTRD) Berbasis Perencanaan Partisipatif di Desa Sempan, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka Fitriansyah, Hadi; Sandy, Boy Dian Anugra; Setiawan, Fahri; Caesar, M. Yusuf; Zuhdi, Ahmad; Putri, Diti Artanti Utami; Widiana, Divina Aufa
Abdimas Galuh Vol 7, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i2.20691

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dalam merumuskan perencanaan struktur dan pola ruang Desa Sempan secara partisipatif, sebagai dasar pengelolaan wilayah yang berkelanjutan. Kegiatan dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan pemerintah desa, RT, dusun, dan masyarakat. FGD menghasilkan pemutakhiran batas wilayah RT dan dusun, serta identifikasi potensi, masalah, dan aspirasi masyarakat. Ditemukan bahwa seluruh wilayah desa mengalami perubahan batas wilayah RT dan dusun secara indikatif, yang menjadi dasar dalam penyusunan rencana ruang. Potensi utama desa meliputi luasnya lahan Perkebunan (2460,67 ha), perkebunan rakyat (711,88 ha), keberadaan hutan lindung (371,95 ha), serta ketersediaan ruang terbuka hijau dan kawasan permukiman yang terdistribusi. Pola ruang dirumuskan berdasarkan klasifikasi penggunaan lahan, mencakup kawasan permukiman perdesaan, perdagangan dan jasa, SPU, hutan lindung, perkebunan, hingga sarana pemakaman. Struktur ruang menunjukkan konektivitas antarwilayah yang baik, didukung oleh jalan kolektor, pedestrian, sistem drainase, IPAL, serta jaringan air bersih dan sanitasi. Perencanaan ini menjadi masukan penting bagi pemerintah desa dalam menyusun dokumen tata ruang dan usulan program pembangunan. Keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan memperkuat hasil perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan berkelanjutan.