Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGEMBANGAN COURSEWARE DIGITAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK HIDROKARBON inayah, ita
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v3i1.9967

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan courseware digital learning yang dapat meningkatkan kemampuan generik sains dan penguasaan konsep siswa pada topik hidrokarbon. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) ) yang terbatas hingga tahap studi pendahuluan. Studi pendahuluan tersebut meliputi studi literatur dan pengembangan produk awal. Pada tahap studi literatur dilakukan kajian terhadap berbagai courseware digital learning pada topik hidrokarbon yang telah tersedia. Sementara itu, berdasarkan hasil studi literatur, pada tahap pengembangan produk awal, dilakukan analisis, desain, produksi, validasi dan revisi produk. Penelitian ini menghasilkan suatu courseware materi hidrokarbon yang didesain untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dari courseware yang sudah ada sebelumnya khususnya pada topik hidrokarbon dalam sisi keinteraktifan. Sejumlah bentuk interaksi dapat dimunculkan melalui courseware seperti tutorial dan drill&practise. Siswa dimungkinkan untuk memberikan respon, menerima umpan balik, menerima koreksi, mempunyai kesempatan untuk perbaikan dan memperoleh penguatan yang memadai
Studi In Silico Senyawa dari Herba Sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap Protein Dihydrofolate Reductase (4KM2) pada Mycobacterium tuberculosis Inayah, Ita; Hadisoebroto, Ginayanti; Aini, Fauziyyah Nur
Jurnal Sabdariffarma: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2024): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v12i1.1317

Abstract

Tuberculosis merupakan satu dari 10 penyebab kematian  yang  merupakan  penyebab  utama  dari  agen infeksi  tunggal. Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Dihydrofolate reductase (DHFR) adalah salah satu protein yang berperan penting dalam biosintesis nukleotida dan disetujui sebagai target obat antibakteri dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mencari senyawa dalam tanaman sambiloto yang paling berpotensi sebagai antituberkulosis. Penelitian ini dilakukan secara in silico, tahapan awal dari metode in silico adalah pengujian toksisitas dan pengujian ADME secara virtual melalui web server pro tox II dan web server pkCSM, proses molecular docking senyawa uji terhadap protein Dihydrofolate reductase menggunakan software autodock tools yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu preparasi senyawa uji dan reseptor, validasi metode docking dan visualisasi docking senyawa uji dengan reseptor menggunakan software discovery studio. Hasil molecular docking menunjukkan senyawa 7-O-methylwogonin, wogonin dan apigenin merupakan senyawa yang paling berpotensi sebagai obat antituberkulosis dengan nilai Binding affinity berturut-turut sebesar -6,59 kkal/mol, -6,49 kkal/mol, -5,80 kkal/mol dan nilai konstanta inhibsi berturut-turut sebesar 14,84 μm, 17,53 μm, 55,87 μm. Selain itu ketiga senyawa tersebut memiliki sisi ikatan dan jenis ikatan yang hampir sama dengan trimethoprim sehingga dapat diprediksikan menjadi kandidat obat antibakteri dan dapat menghambat reseptor Dihydrofolate reductase.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS CANGKANG TELUR AYAM DAN CANGKANG TELUR BEBEK SEBAGAI BIOADSORBEN LOGAM Zn DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) Hanifah, Hesty Nuur; Hadisoebroto, Ginayanti; Cunayah, Cucun; Inayah, Ita
Jurnal Sabdariffarma: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2022): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v10i2.502

Abstract

Logam Seng (Zn) merupakan salah satu logam berat yang banyak ditemukan di perairan dan berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan jika kadarnya sudah melebihi ambang batas yaitu 0,05 mg/L. Salah satu cara untuk mengurangi dampak pencemaran perairan dapat dilakukan dengan pemanfaatan limbah sebagai adsorben. Cangkang telur memiliki 10.000-20.000 pori-pori, CaCO3 dan protein asam mukopolisakarida sehingga dapat digunakan sebagai bioadsorben. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan perbandingan efektivitas antara cangkang telur ayam dan bebek melalui penentuan pH optimum, waktu kontak optimum dan massa optimum, serta mengetahui karakteristik bioadsorben diantaranya analisis kadar air, daya serap terhadap methylene blue dan iodin serta SEM-EDS. Penetapan kadar Zn diukur menggunakan alat Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 213,9 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk cangkang telur ayam mengadsorpsi Zn pada pH optimum 6, waktu kontak optimum 75 menit, dan massa optimum 400 mg dengan efektivitas adsorpsi 99,44%. Sedangkan cangkang telur bebek pada pH 6, waktu kontak optimum 60 menit, dan massa optimum 500 mg dengan efektivitas adsorpsi 99,55%.
UJI AKTIVITAS ANTHELMINTIK EKSTRAK ETANOL DAUN KUCAI (Allium tuberosum) TERHADAP CACING Ascaridia galli SECARA IN VITRO kartikawati, endah; Hartono, Kusdi; Sagita, Riris; inayah, ita
Jurnal Sabdariffarma: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2023): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v11i1.1059

Abstract

Ekstrak etanol daun kucai (Allium tuberosum) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan tanin yang diketahui memiliki aktivitas anthelmintik. Masyarakat Indonesia telah lama memanfaatkan kucai untuk pengobatan, diantaranya untuk mengatasi keputihan, sembelit serta infeksi kuman bakteri dalam usus. Selain itu, kucai juga berkhasiat melancarkan aliran darah, sekaligus mencegah pembekuan darah. Hasil skrining pada ekstrak daun kucai menunjukkan bahwa sampel positif mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas pengujian ekstrak etanol daun kucai (Allium tuberosum) terhadap kematian cacing Ascaridia galli dan menentukan pada konsentrasi berapa ekstrak etanol daun kucai (Allium tuberosum) mampu mematikan cacing Ascaridia galli. Pengujian anthelmintik dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, setiap kelompok terdiri dari 3 ekor cacing dengan 3 kali replikasi. Konsentrasi ekstrak etanol daun kucai yang digunakan adalah 10%, 20% dan 30%, NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif dan pirantel pamoat sebagai kontrol positif. Masing-masing kelompok perlakuan dilakukan dengan metode perendaman pada cacing Ascaridia galli. Waktu pengamatan dan perhitungan kematian cacing dilakukan tiap 1 jam selama 24 jam perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun kucai yang digunakan semakin cepat cacing mengalami kematian. Konsentrasi yang paling efektif untuk membunuh cacing Ascaridia galli pada penelitian ini adalah 30% karena sudah mendekati hasil kontrol positif.
IDENTIFIKASI STRUKTUR SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN KESUM (Polygonum minus Huds.) MENGGUNAKAN METODE PEREAKSI GESER Inayah, Ita; Saepudin, Syumillah; Mudrikah Ramdhani, Humairo
JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda) Vol. 8 No. 1 (2024): Vol. 8 No. 1, September Tahun 2024
Publisher : Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jifarmasi.v8i1.1761

Abstract

Polygonum minus Huds atau tanaman kesum merupakan tanaman khas Kalimantan Barat. Kandungan metabolit sekunder pada tanaman ini yaitu fenol, terpenoid, alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa adanya isolat senyawa kimia golongan flavonoid. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur senyawa flavonoid pada daun kesum menggunakan metode pereaksi geser. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol selama 7x24 jam. Setelah itu, dilakukan skrining fitokimia menggunakan pereaksi Wilstater, H2SO4, dan NaOH 10%. Pemantauan ekstrak dilakukan menggunakan plat KLT dengan eluen n-heksan : etil asetat : asam asetat 98% (8 : 1 : 1). Kemudian dilakukan fraksinasi kromatografi cair vakum dengan eluen n-heksan (100%), n-heksan : etil asetat (50% : 50%), etil asetat (100%), etil asetat : metanol (50% : 50%), metanol (100%) dan kromatografi kolom dengan eluen n-heksan : etil asetat : asam asetat 98% (8 : 1 : 1). Tahap selanjutnya, isolasi menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif dan dilakukan uji kemurnian dengan kromatografi lapis tipis dua dimensi. Identifikasi struktur senyawa flavonoid menggunakan pereaksi geser dilakukan dengan penambahan pereaksi geser seperti NaOH 2N, AlCl3 5%, NaOAc, NaOAc/H3BO3 dilakukan untuk menentukan kedudukan gugus hidroksil fenol bebas pada inti flavonoid. Berdasarkan hasil interpretasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis (metode pereaksi geser) menunjukkan adanya flavonoid golongan flavonol (flavonoid 3-OH tersubstitusi). Berdasarkan teori kemotaksonomi, tumbuhan dalam satu famili umumnya mempunyai senyawa kimia yang serupa, sehingga kemungkinan mempunyai potensi yang serupa untuk pengobatan penyakit.