Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

SENYAWA BIOAKTIF KROMEN PADA GENUS PEPEROMIA Syumillah Saepudin; Yasmiwar Susilawati
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v7i2.229

Abstract

Senyawa kromen memiliki aktivitas farmakologi yang beragam. Senyawa kromen ditemukan diberbagai genus tanaman. Peperomia merupakan genus terbesar kedua dalam keluarga Piperaceae. Berbagai aktivitas farmakologis Peperomia telah diketahui seperti antidiabetes, antibakteri, antijamur, dan analgesik. Peperomia mengandung metabolit sekunder salah satunya adalah senyawa kromen. Hasil penelusuran pustaka diketahui beberapa spesies Peperomia yang memiliki senyawa kromen antara lain Peperomia pellucida, Peperomia dindygulensis Miq, Peperomia sui, Peperomia villipetiola, Peperomia serpens dan Peperomia oreophila Hensch. Beberapa isolat kromen pada spesies Peperomia telah diuji aktivitas farmakologi antara lain antijamur, antidiabetes dan antiangiogenik.
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK BATANG AKAR KUNING (Arcangelisia flava (L.) Merr.) SECARA IN VITRO Syumillah Saepudin; Taufik Septiyan Hidayat; Yunita Al-Azzahra; Ade Cahyati
Jurnal Buana Farma Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v4i1.934

Abstract

Inflammation is a natural response that occurs in tissue damage caused by oxidative stress. Yellow root plant is one of the plants from the Menispermaceae family that contains bioactive compounds with several potential pharmacological activities, including as anti-inflammatory. The purpose of this study was to test the effect of administration of n-hexane, ethyl acetate, and 70% ethanol extract of yellow root on anti-inflammatory activity and test the most optimal anti-inflammatory activity on the type of solvent of yellow root extract (Arcangelisia flava (L.) Merr.). This study used a method of stabilizing red blood cell membranes in vitro which was measured using a UV-Vis spectrophotometer. Stabilization was observed through the inhibitory ability of yellow root extract against red blood cell lysis due to the induction of a hypotonic solution which was then compared with a positive control (Ibuprofen). Results showed that n-hexane, ethyl acetate, and 70% ethanol extracts of yellow root can stabilize red blood cell membranes. Data analysis showed significant significance that there was a significant percent difference in red blood cell membrane stabilization in the four test groups. The most optimal anti-inflammatory activity was found in yellow root n-hexane extract at a concentration of 250 ppm which was 48.76% comparable to the positive control (Ibuprofen) at a concentration of 50 ppm of 59.09%.
UJI AKTIVITAS ANALGESIK FRAKSI DAUN SENGGANI (Clidemia hirta [L] D.Don) PADA MENCIT PUTIH GALUR SWISS WEBSTER Taufik Septiyan Hidayat; Dadan Rohdiana; Syumillah Saepudin; Dini Febrianty; Yunita Al Azzahra
Jurnal Buana Farma Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v4i1.935

Abstract

Pain is a sensation that can interfere with activities and reduce the quality of life of the sufferer if left untreated and left prolonged. Senggani is one of the plants that contains flavonoid compounds and steroids that have analgesic activity. This study aimed to test the analgesic activity of senggani leaf fraction (Clidemia hirta [L] D.Don) in white mice swiss webster strain induced acetic acid and determine the fraction that most effectively produces analgesic activity. The type of research conducted is true experimental design based on Complete Randomized Design (RAL). The test animals used were 25 heads divided into 5 groups with 5 replications, namely negative control (CMC 1%), positive control (dexamethasone) and the test group of senggani leaf fraction, namely n-hexane, ethyl acetate, and ethanol fractions. The data obtained were analyzed using an alternative test from One Way ANOVA namely Kruskal Wallis with a follow-up test post hoc Mann Whitney test. The results showed that the fraction of senggani leaves in all types of solvents had analgesic activity compared to negative controls (CMC 1%) with a significant difference (p0.05). From these results it is concluded that the senggani leaf fraction can be used as an analgesic.
PENAMBATAN MOLEKUL SENYAWA AKTIF SIRIH (Piper betle L) TERHADAP RESEPTOR HSV-1 SEBAGAI KANDIDAT ANTI HERPES Al Azzahra, Yunita; Taufik Septiyan Hidayat; Syumillah Saepudin
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 2 No 1 (2024)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v2i1.22

Abstract

Tanaman sirih secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit seperti bau mulut, penyembuhan luka, anti radang, batuk pilek, gangguan pencernaan. Sebagian besar manfaat sirih untuk kesehatan berasal dari senyawa bioaktif fenolik yang terdapat pada tanaman sirih, senyawa polifenol juga diketahui memiliki berpotensi sebagai antivirus. Herpes Simplex Virus (HSV) adalah patogen yang sangat menular yang menyebabkan infeksi berulang. Infeksi herpes disebabkan oleh masuknya virus ke dalam sel hingga mencapai lapisan membran atau gabungan sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat ADMET dan memprediksi ikatan senyawa bioaktif yang terkandung dalam sirih terhadap reseptor HSV-1 dengan kode protein 2KI5 sebagai kandidat obat antiherpes. Metode yang digunakan pada penelitian ini secara in silico yaitu penambatan molekul menggunakan aplikasi AutodockTools dengan visualiasi menggunakan aplikasi Discovery Studio. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa senyawa bioaktif dari tanaman sirih mempunyai aktivitas pengikatan terhadap reseptor HSV-1, senyawa 4-Allylphenol dengan nilai ΔG -7.79 Kkal/Mol dan Ki 1.96 µM dan 4 kemiripan asam amino dengan senyawa pembanding diprediksi dapat dijadikan sebagai kandidat obat antiherpes karena memiliki sifat absorbsi, distribusi, metabolisme, eksresi dan toksisitas yang baik.
Uji Aktivitas Antihipertensi Seduhan Rambut Jagung (Zea mays L.) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Webster Septiyan, Taufik; Dewi, Lisna; Saepudin, Syumillah; Rahayu, Iseu
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 2 No 2 (2024)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v2i2.30

Abstract

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri. Hipertensi ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan darah yang tidak normal dan menetap pada beberapa kali pengukuran tekanan darah yang disebabkan oleh satu atau lebih faktor risiko yang tidak bekerja dengan baik untuk mempertahankan tekanan darah normal. Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional adalah rambut jagung (Zea Mays L.) umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai obat herbal dengan cara diseduh. Bagian tanaman ini mengandung banyak manfaat karena mengandung senyawa metabolit seperti flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Uji aktivitas antihipertensi dilakukan dengan induksi NaCl 2% dengan cara oral serta mengukur tekanan darah menggunakan metode non-invasive Blood Pressure dengan alat Mice rat blood pressure IT science terhadap mencit. Respon antihipertensi ditandai dengan meningkatnya tekanan darah hewan uji. Seduhan rambut jagung dengan dosis 2, 4 dan 6 gram memiliki efek antihipertensi terhadap mencit jantan galur Swiss webster. Seduhan rambut jagung yang paling berpengaruh terdapat pada seduhan rambut jagung dengan dosis 4 gram (dosis 2) karena dosis tersebut memberikan pengaruh yang paling mendekati obat amlodipin. Seduhan rambut jagung memiliki kadar flavonoid sebesar 5,366 mg/L dan kadar alkaloid yang didapatkan sebesar 1,176 mg/L. Kata Kunci: Hipertensi; Rambut jagung; NaCl; Mencit; Non-invasive Blood Pressure.
Phytochemical Screening of 96% Ethanol Extract of Elephant Grass and Indian Goosegrass Herba with Various Chemical Reagents Saepudin, Syumillah; Dewi, Lisna; Herawati, Sinta Oktaviani; Kartikawati, Endah; Hidayat, Taufik Septiyan
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 2 No 2 (2024)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v2i2.31

Abstract

Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schumach) dan Rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn) merupakan tanaman dari famili Poaceae. Kedua tanaman tersebut belum banyak diketahui kandungan senyawa metabolit sekundernya. Skrining fitokimia adalah metode kualitatif yang bertujuan untuk menelusuri adanya metabolit sekunder yang terkandung pada tanaman sehingga potensinya sebagai tanaman obat bisa digunakan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kandungan golongan senyawa metabolit sekunder dari simplisia dan ekstrak etanol 96% herba rumput gajah dan herba rumput belulang dengan menggunakan berbagai pereaksi kimia. Hasil yang diperoleh dari analisis kandungan golongan senyawa metabolit sekunder pada herba rumput gajah dan herba rumput belulang terdapat enam golongan senyawa metabolit sekunder diantaranya alkaloid, fenol, flavonoid, tanin, saponin, serta steroid-terpenoid.
IDENTIFIKASI STRUKTUR SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN KESUM (Polygonum minus Huds.) MENGGUNAKAN METODE PEREAKSI GESER Inayah, Ita; Saepudin, Syumillah; Mudrikah Ramdhani, Humairo
JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda) Vol. 8 No. 1 (2024): JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda)
Publisher : Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jifarmasi.v8i1.1761

Abstract

Polygonum minus Huds atau tanaman kesum merupakan tanaman khas Kalimantan Barat. Kandungan metabolit sekunder pada tanaman ini yaitu fenol, terpenoid, alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa adanya isolat senyawa kimia golongan flavonoid. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur senyawa flavonoid pada daun kesum menggunakan metode pereaksi geser. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol selama 7x24 jam. Setelah itu, dilakukan skrining fitokimia menggunakan pereaksi Wilstater, H2SO4, dan NaOH 10%. Pemantauan ekstrak dilakukan menggunakan plat KLT dengan eluen n-heksan : etil asetat : asam asetat 98% (8 : 1 : 1). Kemudian dilakukan fraksinasi kromatografi cair vakum dengan eluen n-heksan (100%), n-heksan : etil asetat (50% : 50%), etil asetat (100%), etil asetat : metanol (50% : 50%), metanol (100%) dan kromatografi kolom dengan eluen n-heksan : etil asetat : asam asetat 98% (8 : 1 : 1). Tahap selanjutnya, isolasi menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif dan dilakukan uji kemurnian dengan kromatografi lapis tipis dua dimensi. Identifikasi struktur senyawa flavonoid menggunakan pereaksi geser dilakukan dengan penambahan pereaksi geser seperti NaOH 2N, AlCl3 5%, NaOAc, NaOAc/H3BO3 dilakukan untuk menentukan kedudukan gugus hidroksil fenol bebas pada inti flavonoid. Berdasarkan hasil interpretasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis (metode pereaksi geser) menunjukkan adanya flavonoid golongan flavonol (flavonoid 3-OH tersubstitusi). Berdasarkan teori kemotaksonomi, tumbuhan dalam satu famili umumnya mempunyai senyawa kimia yang serupa, sehingga kemungkinan mempunyai potensi yang serupa untuk pengobatan penyakit.
ANALISIS KADAR ALKALOID DAN FLAVONOID SEDUHAN RAMBUT JAGUNG (Zea mays L. ) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Al Azzahra, Yunita; Hidayat, Taufik Septiyan; Dewi, Lisna; Saepudin, Syumillah; Kartikawati, Endah; Rahayu, Iseu; Ajeng, Nurtina Dwi; Widiyaningrum, Eva Mutba
Jurnal Buana Farma Vol. 4 No. 3 (2024): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v4i3.1126

Abstract

Corn silk is generally a waste of sweet corn plants after being harvested and is rarely used, however, on the other hand, corn silk is also used by the community as herbal medicine and is believed to reduce the risk of hypertension and other types of chronic diseases such as kidney infections. Corn silk is thought to contain metabolite compounds such as flavonoids, essential oils, steroids, and alkaloids. Alkaloid compounds can function as drugs and strong activators for immune cells that can destroy bacteria, viruses, fungi, and cancer cells. Flavonoid compounds are compounds that have various bioactive effects such as anti-inflammatory, antiviral, cardioprotective, anti-diabetic, anti-cancer, anti-aging, and antioxidants. it is necessary to measure the levels of alkaloids and flavonoids from corn silk infusion to determine the levels of alkaloid and flavonoid compounds in corn silk infusion. The method used in this study is the Uv-Vis spectrophotometry method. The alkaloid content was calculated using the regression formula y = 0.0895x - 0.3046, the results obtained in the corn hair infusion extract were 46.36 mg / g extract, and the flavonoid content was calculated using the regression formula y = 0.0144 x - 0.025 and the results obtained in the corn hair infusion extract were 85.42 mg / g extract. So it can be concluded that corn hair infusion contains more flavonoid compounds, namely with alkaloid compound levels of 46.36 mg / g extract and flavonoid compounds of 85.42 mg / g extract.
Uji aktivitas antibakteri dan analisis KLT - bioautografi ekstrak etanol 70% daun Peperomia obtusifolia (L.) A. Dietr terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 2305 Kartikawati, Endah; Saepudin, Syumillah; Marni, Aulia; Hidayat, Taufik Septiyan; Azzahra, Yunita Al
Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan) Vol. 8 No. 2 (2024): Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51873/jhhs.v8i2.343

Abstract

Latar belakang: Peperomia obtusifolia (L.) A. Dietr merupakan tanaman dari keluarga Piperaceae. Peperomia obtusifolia (L.) A. Dietr secara empiris dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti pengobatan asma, sakit maag, nyeri, peradangan dan infeksi bakteri. Tujuan penelitian: Mengetahui daya hambat dari ekstrak ekstrak etanol 70% daun Peperomia obtusifolia (L.) A. Dietr terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Metode penelitian: Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun Peperomia obtusifolia (L.) A. Dietr dengan metode difusi secara in vitro (Kirby-Bauer) menggunakan kertas cakram dengan konsentrasi 6,25; 12,5; 25; dan 50%. Pengujian dengan metode KLT-Bioautografi menggunakan Bioautografi kontak langsung. Aktivitas antibakteri terhadap ekstrak daun Peperomia obtusifolia dilakukan dengan uji KLT-Bioautografi menggunakan fase gerak metanol : n-heksan (8:2). Hasil: Berdasarkan hasil uji Duncan, konsentrasi terbaik ekstrak etanol 70% daun Peperomia obtusifolia (L.) A. Dietr yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yaitu konsentrasi 50% dengan rata-rata zona hambat sebesar 7,08 ± 0,18 mm. Hasil pengujian menggunakan metode KLT-Bioautografi menunjukkan bahwa tidak adanya zona hambat pada bercak noda kromatografi lapis tipis. Simpulan: Konsentrasi terbaik dari semua konsentrasi ekstrak etanol 70% daun Peperomia obtusifolia (L.) A. Dietr terdapat pada konsentrasi 50% dengan rata-rata zona hambat sebesar 7,08 ± 0,18 mm. Pada metode KLT-Bioautografi ekstrak daun Peperomia obtusifolia (L.) A. Dietr, pada profil kromatografi terdapat tiga bercak noda dengan nilai Rf 1: 0,71, Rf 2: 0,65, dan Rf 3: 0,57, dan Bioautografi kontak tidak mampu memberikan zona hambat.
SKRINING FITOKIMIA dari TIGA TANAMAN FAMILI ASTERACEAE dengan BERBAGAI PEREAKSI KIMIA Saepudin, Syumillah -
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 3 (2024): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v13i3.7069

Abstract

Tumbuhan famili Asteraceae banyak terdapat di Indonesia. Beberapa spesies dari famili Asteraceae seperti bandotan (Ageratum conyzoides (L.) L.), kirinyuh (Chromolaena odorata (L.)), dan ketul (Bidens pilosa L.) belum banyak diketahui kandungan senyawa metabolit sekundernya. Skrining fitokimia adalah metode kualitatif yang bertujuan untuk menelusuri adanya metabolit sekunder yang terkandung pada tanaman sehingga potensinya sebagai tanaman obat bisa digunakan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kandungan golongan senyawa metabolit sekunder dari simplisia dan ekstrak etanol 96% daun bandotan, daun kirinyuh, dan daun ketul dengan menggunakan berbagai pereaksi kimia. Hasil yang diperoleh dari analisis kandungan golongan senyawa metabolit sekunder pada daun bandotan, daun ketul dan daun kirinyuh terdapat enam golongan senyawa metabolit sekunder diantaranya alkaloid, fenol, flavonoid, tanin, saponin, serta terpenoid.