This study aims to describe the impact of implementing the Kabupaten Layak Anak (KLA) policy on efforts to protect children in Aceh Barat Regency from various threats of violence. The research employs a descriptive qualitative method. Data were collected through observation, interviews, and documentation, then analyzed using the Miles and Huberman model. The findings indicate that the implementation of the Kabupaten Layak Anak (KLA) policy has been highly significant in protecting children from various threats of violence. The presence of the Office for Women's Empowerment, Child Protection, and Family Planning (DP3AKB) in Aceh Barat Regency has greatly facilitated the handling and assistance of cases of violence against children. However, the impact of the implementation of the Kabupaten Layak Anak (KLA) policy on child protection in Aceh Barat Regency remains suboptimal. This is due to the frequent occurrence of violence against children, insufficient socialization of the Kabupaten Layak Anak (KLA) policy in Aceh Barat, limited human resources, inadequate child-friendly school/pesantren and health facilities, the lack of child-friendly information platforms, and the limited availability of child-friendly public spaces.AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan dampak dari implementasi Kabupaten Layak Anak (KLA) terhadap upaya perlindungan anak di Kabupaten Aceh Barat dari berbagai ancaman kekerasan. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian pengumpulan data tersebut diolah menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Kabupaten Layak Anak (KLA) sangat signifikan terhadap perlindungan anak dari berbagai ancaman kekerasan. Keberadaan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Aceh Barat berdampak positif terhadap penanganan dan pendampingan kasus kekerasan terhadap anak. Namun, dampak implementasi Kabupaten Layak Anak (KLA) terhadap perlindungan anak di Kabupaten Aceh Barat belum optimal. Hal ini karena kasus kekerasan terhadap anak kerap terjadi, kurangnya sosialisasi keberadaan Kabupaten Layak Anak (KLA) di Kabupaten Aceh Barat; keterbatasan sumber daya manusia; fasilitas sekolah/pesantren dan kesehatan ramah anak yang belum memadai; minimnya wadah informasi ramah anak dan masih minimnya ruang publik ramah anak.