Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Hubungan Lingkar Pinggang Dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP) Terhadap Kadar Gula Puasa pada Mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat STIKes Kharisma Persada Ilmi, Ayatun Fil; Utari, Diah Mulyawati
Journal of Nutrition College Vol 9, No 3 (2020): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i3.27658

Abstract

Latar Belakang : Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan naiknya kadar glukosa darah, baik disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin, resistensi terhadap insulin maupun karena keduanya. Seseorang dengan obesitas abdominal atau sentral dengan penimbunan lemak disekitar perut mempunyai asosiasi terhadap faktor risiko lebih tinggi terhadap DM. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dan RLPP dengan kadar glukosa darah puasa. Metode : Desain studi  dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan purposive sampling. Kriteria inklusi dan eksklusi penelitian ini adalah bersedia dan menandatangani informed consent, saat pengambilan darah responden puasa tidak makan dan hanya minum air putih selama 8 jam, tidak menderita DM dan tidak sedang mengkonsumsi antidiabetik. Sampel penelitian berjumlah 69 mahasiswa yang berasal dari  Prodi S1 Kesehatan Masyarakat. Variabel  terdiri dari kadar gula darah puasa, lingkar pinggang, dan Rasio Linggar Pingang Panggul (RLPP). Data dianalisis dengan menggunakan Uji Chi Square dengan signifikasi (α) = 0,05. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 31,9% mahasiswa dengan kategori kadar gula darah puasa yang tinggi (≥ 100 mg/dl), berdasarkan lingkar pinggang sebanyak 33,3% mahasiswa termasuk kategori obesitas, sedangkan berdasarkan RLPP sebanyak 46,4% persen mahasiswa termasuk kategori obesitas, serta. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang (p=0,459) dan RLPP (p=0,470) dengan kadar gula darah puasa. Simpulan Tidak ada hubungan yang signifikan  antara lingkar perut dan RLPP dengan kadar glukosa darah  pada mahasiswa Prodi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes Kharisma Persada. Dapat dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan melibatkan variabel yang berbeda sehingga hasil penelitian berikutnya lebih luas.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Ayatun Fil Ilmi; Elyn Widya Selasmi
Edu Masda Journal Vol 3, No 2 (2019): Edu Masda Journal Volume 3 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v3i2.39

Abstract

Menstruation is the release of blood and the rest of the endometrium from the vagina. The first day of menstruation is considered to be the beginning of a new cycle. Menstrual cycle is the distance between the date of the start of a previous menstruation and the onset of menstruation. Irregular menstrual cycles can be received by infertility, 28% Increased risk of coronary heart disease, and type 2 diabetes mellitus. The aim of this study is to study the factors related to the menstrual cycle in adolescent girls in South Tangerang City Senior High School 6. Study design: in this study was cross sectional with sampling using the simple random sampling method. The study sample returned 64 people from the XI class of SMA Negeri 6 South Tangerang City. The variables that are issued are nutritional status, stress level, physical activity, and age of menarche. Data about the menstrual cycle, stress level, physical activity obtained by temporary interviews of the Body Mass Index by measuring body weight and height. Data processing is done by chi square test analysis. Results: Research shows as many as 59.4% of respondents who experience irregular menstrual cycles. There was a significant relationship between menarche age (p = 0.028) with the menstrual cycle. And balanced nutritional status (63.2%) to have irregular menstrual cycles. Conclusion: From the results of the analysis of the data it can be concluded that there is a relationship between the age of menarche and the menstrual cycle. And there is no relationship between nutritional status (p = 0.822) with the menstrual cycle.
Digital health intervention for enhancing self-perceived and compliance with anti tuberculosis treatment Fenita Purnama Sari Indah; Ayatun Fil Ilmi; Tri Okta Ratnaningtyas
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v5i1.5145

Abstract

Background: Pulmonary tuberculosis is a global health problem that has become a global concern for the last two decades. One-third of the world's population has been infected with pulmonary tuberculosis. This causes pulmonary tuberculosis to become the second leading cause of death from infectious diseases in the world after Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS.Purpose: To analyze the effectiveness of digital health intervention for enhancing self-perceived and compliance with anti-tuberculosis treatmentMethod: This study uses a quantitative approach. This research is pre-experimental research with one group pretest and posttest design. In this study, respondents were given treatment using the ‘Ayo DOTS’ (Directly Observed Treatment Short-course) application. The intervention was carried out within 4 (four) weeks. Every week the respondents were given twice interventions. Posttest 1 for knowledge, perception, and practice of adherence to TB medication was conducted after 2 weeks of intervention, while posttest 2 was conducted after 4 weeks of intervention. The sample in this study were all TB patients at Pamulang Health Center, Serpong 1 Health Center and Bambu Apus Health Center who were willing to become research respondents, as evidenced by filling out the informed consent that had been given, a sample of 33 TB patients.Results: There are differences in knowledge, self-perception and adherence to taking TB drugs between pre test and post test 1 with the application of ‘Ayo DOTS’ (Directly Observed Treatment Shortcourse) p value <0.05. Similarly, the results of post test 1 and post test 2 show differences in knowledge, self-perception and adherence to taking TB medication between post test 1 and post test 2 with the application of 'Ayo DOTS' (Directly Observed Treatment Shortcourse).Conclusion: The implementation of the application ‘Ayo DOTS’ (Directly Observed Treatment Shortcourse) intervention is effective in increasing knowledge, self-perception and adherence to taking TB drugs in TB patients. 
FAKTOR DOMINAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA MAHASISWI (STUDI PADA MAHASISWI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS INDONESIA) Ayatun Fil Ilmi; Diah Mulyawati Utari
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 10 No 1 (2018): Media Gizi Mikro Indonesia Desember 2018
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.623 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v10i1.1062

Abstract

Latar belakang. Premenstrual syndrome (PMS) merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi, yang dialami wanita pada 7-14 hari sebelum mentruasi akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus ovulasi. Gejala yang sering dirasakan adalah perubahan mood, nyeri sendi atau otot, dan nyeri perut. PMS pada remaja putri dapat mengganggu aktivitas dan konsentrasi belajar. Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan gejala premenstrual syndrome pada mahasiswi Universitas Indonesia. Metode. Desain studi dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan consecutive sampling technique. Sampel penelitian berjumlah 130 mahasiswi yang berasal dari S1 reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Departemen Arsitek Fakultas Teknik angkatan 2015/2016. Variabel yang diteliti terdiri dari gejala premenstrual syndrome, tingkat stres, aktivitas fisik, asupan gizi mikro (piridoksin, vitamin D, kalsium dan magnesium), pola tidur, dan status gizi. Hasil. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 36,9 persen mahasiswi mengalami gejala PMS sedang hingga berat. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres (p=0,001), asupan piridoksin (p=0,003), asupan magnesium (p=0,044), pola tidur (p=0,006) dengan gejala premenstrual syndrome. Faktor yang paling dominan mempengaruhi gejala PMS adalah pola tidur (OR=3,580). Mahasiswi dengan pola tidur yang buruk berisiko mengalami premenstrual syndrome 3,580 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswi yang memiliki pola tidur yang baik. Kesimpulan. Disarankan pihak kampus dapat memberikan promosi kesehatan yang berhubungan dengan gejala premenstrual syndrome, pentingnya pola tidur yang baik dan cukup, pengendalian stres, dan pentingnya asupan gizi mikro.
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA DI PMI KOTA TANGERANG SELATAN Nia Octaviani; Fenita Purnama Sari Indah; Ayatun Fil Ilmi
Jurnal Asuhan Kebidanan Vol 2 No 02 (2022): Journal of Midwifery Care
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jmc.v2i2.481

Abstract

Jenis pekerjaan yang menggunakan tenaga kerja yang sangat besar, aktivitas yang berulang, dan peregangan otot yang berlebihan dapat menyebabkan masalah muskuloskeletal. PMI sebagai organisasi kemanusiaan yang melakukan pelayanan kesehatan pada masyarakat sehingga pajanan ergonomi dapat dialami oleh pekerjanya. 7 dari 10 pekerja di PMI Kota Tangerang Selatan mengalami keluhan muskuloskeletal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja di PMI Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer (kuesioner dan observasi) dan sekunder (data pekerja) menggunakan metode cross sectional. Sampel diambil menggunakan total sampling dengan jumlah 59 orang. Berdasarkan hasil analisis uji bivariate, diketahui bahwa terdapat 2 variabel independen yang berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal yaitu usia kerja (p-value = 0,049) dan masa kerja (p-value = 0,011) sedangkan yang tidak berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal yaitu Indeks Massa Tubuh (p-value = 0,907). Dapat disimpulkan bahwa hasil analisis uji Chi Square menunjukan terdapat hubungan antara usia kerja dan masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja di PMI Kota Tangerang Selatan dan tidak ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja di PMI Kota Tangerang Selatan. Bagi pihak PMI Kota Tangerang Selatan diharapkan dapat menyesuaikan posisi dengan alat kerja yang digunakan dan melaksanakan pelatihan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal untuk mengurangi keluhan muskuloskeletal pada pekerja di PMI Kota Tangerang Selatan.
Pengaruh “Kulwap” (Kuliah Whatsapp) Terhadap Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pencegahan Balita Stunting Di Kelurahan Rajeg Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang Ayatun Fil Ilmi; Tri Okta Ratnaningtyas; Muhammad Cahyadi Yanuar
ARKESMAS [Arsip Kesehatan Masyarakat] Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/arkesmas.v7i1.7922

Abstract

ABSTRAK Stunting adalah keadaan gagal tumbuh dan malnutrisi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat diakibatkan pola makan yang tidak sesuai dengan angka kecukupan gizi dalam rentang waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian “kulwap” (kuliah whatsapp) terhadap pengetahuan wanita usia subur tentang pencegahan stunting. Desain penelitian preexperimental design dengan rancangan one group pretest-posttest dalam penelitian ini. Subjek penelitian sebanyak 30 wanita usia subur diperoleh dengan teknik purposive sampling. Data pengetahuan wanita usia subur mengenai stunting diperoleh dari kuesioner pre-test dan post-test. Pemberian “kulwap” (kuliah whatsapp) dengan metode edutainment dan brainstorming. Rerata skor pengetahuan wanita usia subur pada saat pre-test 56,27±6,119, terjadi kenaikan skor pada post-test63,33±7,355. Analisis statistik menggunakan paired sample t-test menunjukkan adanya perubahan signifikan antara pengetahuan wanita usia subur tentang stunting pada waktu sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (p=0,001). Kata Kunci: Stunting, Whatsapp, Brainstorming, Edutainment
ANALISIS FAKTOR DETERMINAN KELUHAN LOW BACK PAIN PADA GURU MTsN 1 TANGERANG SELATAN Yulia Dwi Fatmawati; Ayatun Fil Ilmi; Holidah Holidah; Riris Andriati
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 9, No 3 (2022): JURNAL KESMAS (KESEHATAN MASYARAKAT) KHATULISTIWA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jkmk.v9i3.3803

Abstract

ABSTRAKNyeri merupakan penyakit yang dapat mengganggu kualitas hidup seseorang, salah satu nyeri yang dapat menyebabkan kecacatan dan dapat menyebabkan masalah dalam kesehatan adalah Nyeri punggung bawah atau Low back pain. Menurut WHO 2013 Low back pain   merupakan diagnosis untuk suatu penyakit namun merupakan nyeri yang dirasakan di area yang terkena bervariasi lama terjadinya nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis faktor determinan keluhan Low back pain   pada guru MTsN 1 Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dimana jumlah populasi sebanyak 76 responden guru. Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Faktor yang berhubungan adalah variabel lama duduk dengan p-value 0,024 dan variabel posisi kerja dengan p-value 0,016 faktor yang tidak berhubungan adalah variabel usia dengan p-value 0,344, variabel jenis kelamin dengan p-value 0,118, variabel masa kerja dengan p-value 0,108 dan kebiasaan merokok dengan p-value 1,000 berdasarkan hasil analisis multivariate didapatkan OR = 4,125 yang menunjukan responden yang bekerja dengan waktu duduk yang lama memiliki peluang 4,125 kali mengalami risiko keluhan low back pain. Maka dari itu variabel yang paling dominan adalah lama duduk berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 76 guru MTsN 1 Tangerang Selatan. Disimpulkan bahwa dari total 76 responden terdapat 63 responden (82,9%) mengalami keluhan low back pain ringan-sedang dan 13 responden (17,2%) mengalami keluhan low back pain parah – sangat tersiksa dan variabel yang paling dominan adalah variabel lama duduk. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dan pemahaman bagi guru di MTsN 1 Tangerang Selatan dan dapat menggunakan waktu kosong saat jam kerja dengan merenggangkan otot tubuh. Kata kunci: Low back pain, Posisi Kerja, Lama Duduk dan Guru
HUBUNGAN POLA MAKAN FAST FOOD DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN DI MI SA’ADATUL MAHABBAH PONDOK CABE Herliana Fajrini; Ayatun Fil Ilmi; Lela Kania Rahsa
Jurnal Health Sains Vol. 3 No. 8 (2022): Jurnal Health Sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v3i08.564

Abstract

Obesity is a person who has excess body weight associated with excessive accumulation of body fat. Obesity is influenced by many things, one of which is diet and physical activity. This study aims to determine the relationship between diet and physical activity with the incidence of obesity in children aged 9-11 years at MI Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe. This is a quantitative research that uses a correlation analytic research design with a cross sectional approach with the aim of knowing the relationship between the independent variable and the dependent variable. The data were collected using a questionnaire, the sampling technique was using simple random sampling with certain inclusions and exclusions and the sample size was 182 students calculated by the Lameshow formula. From the univariate results for children aged 9- 11 years at MI Sa'adatul Mahabbah, it was found that 58 people (60.4%) often did fast food, then 55 people (57.3) did physical activity. %) and 36 children (37.5%). The results of the bivariate study showed that most of the students were obese by frequently eating fast food, namely 19 people (32.8%) with a significant chi-square test result or (p-value = 0.028) and most of the students had obesity in the category of sometimes sometimes doing physical activity, namely 27 people (49.1%) with the results of the chi-square test with (p-value = 0.018). So it can be concluded that there is a relationship between diet and physical activity with obesity in children aged 9-11 years at MI Sa'adatul Mahabbah. Suggestions that can be given in this study for students are expected to prioritize and improve the quality of nutrition and body health in maintaining a healthy diet and physical activity so that students are expected to feel comfortable living a healthy lifestyle. Increased information about the risk of obesity and the role of teachers in schools, health workers and family support is very necessary.
Effectiveness of a live-chat social media and leaflets for people living with HIV/AIDS (PLWHA) under antiretroviral therapy (ARVs) Tri Okta Ratnaningtyas; Fenita Purnama Sari Indah; Ayatun Fil Ilmi
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v5i2.5137

Abstract

Background: Adherence to taking ARV (antiretroviral) is a term used to describe the patient's behavior in taking medication correctly regarding dose, frequency, and time. To get a response to suppress the number of viruses up to 85%, 95% compliance is required in the use of drugs. Failure to achieve adherence rates of less than 95% will reduce the suppression of HIV replication. In general, non-compliance is explained.Purpose: To analyze the effectiveness of live-chat social media and leaflets for people living with HIV/AIDS (PLWHA) under antiretroviral therapy (ARVs)Method: This study uses a quantitative approach. This research is pre-experimental research with one group pretest and posttest design. In this study, respondents were given treatment using live-chat social media and leaflets within 4 (four) weeks. Every week respondents are given 2x a live-chat social media and leaflets. Posttest 1 for knowledge, attitudes, and practice of adherence to antiretroviral therapy was conducted after 2 weeks of intervention, while posttest 2 was conducted after 4 weeks of intervention. The sample in this study were all PLWHA (People With HIV/AIDS) in PSG (Peer Support Groups) who were willing to become research respondents, as evidenced by filling out the informed consent given by 30 PLWHA.Results: There is a difference in knowledge, attitude, and adherence to ARV between pre-test and post-test 1 by live-chat social media and leaflets with a p-value < 0.05. Likewise, with the results between post-test 1 and post-test 2, there are differences in knowledge, attitudes, and adherence to taking ARV between post-test 1 and post-test 2 by live-chat social media and leaflets.Conclusion: The intervention of live-chat social media and leaflets is effective in increasing knowledge, attitude, and adherence to taking ARV in PLWHA (People Living with HIV/AIDS). 
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Lansia di Posyandu Kutilang Bojongsari Baru Kota Depok Salwa Putri Fauzia; Frida Kasumawati; Ayatun Fil Ilmi
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 1 No. 8 (2022): Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v1i5.75

Abstract

Lansia mengalami berbagai gejala akibat penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi lansia diposyandu kutilang Bojongsari Baru Kota Depok. Penelitian ini merupakan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel adalah 45 lansia dengan pengambilan sampel purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square dengan tingkat kemaknaan p< 0,05.hasil univariat pada dukungan Keluarga pada partisipasi lansia didapatkan hasil bahwa yang selalu melakukan partisipasi lansia sebesar 34 orang (75,6%). motivasi lansia yang tidak pernah melakukan partisipasi lansia sebesar 13 orang (28,0%). jarak rumah yang jauh melakukan partisipasi lansia sebesar 40 orang (88,9%). pelayanan kesehatan yang selalu melakukan partisipasi lansia sebesar 29 orang (50,9%). partisipasi lansia yang tidak aktif ke posyandu lansia sebesar 40 orang (70,2%). Hasil analisis bivariat menunjukan sebagian besar lansia memliki motivasi lansia yang tidak pernah melakukan partisipasi lansia sebesar 13 orang (28,0%) dengan hasil uji chi square (p-value = 0,077) dan sebagian lansia yang memiliki jarak rumah dengan katogori jauh 30 orang (12,9%) dengan hasil uji chi square (p-value = 0,075) dan sebagian besar responden yang memiliki dukungan Keluarga dengan kategori selalu 34 orang (75,6%) dengan hasil uji chi square (p-value = 0,015) dan sebagian lansia yang memiliki pelayanan kesehatan dengan kategori selalu 29 orang (50,9%) dengan hasil uji chi square (p-value = 0,016).