Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Manajemen Konflik Pemerintah Daerah terhadap Eksistensi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Alun-Alun Kabupaten Ponorogo Djuwitaningsih, Ekapti Wahjuni
Jurnal Transformative Vol 2, No 2 (2016): Kompleksitas Pemerintahan Daerah
Publisher : Faculty of Social and Political Science Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) menjadi penyelamat bagi pengangguran untuk dapat bersaing di dunia kerja serta membantu Pemerintah dalam upayanya mengurangi angka pengangguran. Namun dalam kenyataannya, volume PKL yang terus meningkat setiap waktu membuat keberadaan PKL menjadi salah satu persoalan penataan tata ruang kota. Akibatnya terjadi disfungsi ruang publik tersebut dalam pemanfaatannya seperti mulai hilangnya fungsi utama ruang publik sebagai tempat pejalan kaki dan terjadinya kemacetan lalu lintas sebagai akibat aktivitas PKL yang menganggu di pinggir jalan. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa 1) Sumber Konflik Eksistensi PKL Alun-Alun Kabupaten Ponorogo meliputi: Masalah Kebijakan, Komunikasi yang tidak efektif, Gesekan kepribadian, Perbedaan Nilai dan Kooptasi Terhadap Pemimpin oleh Pihak Pemerintah. 2) Bentuk konflik yang ada pada pedagang kaki lima di alun-alun Kabupaten Ponorogo ada tiga, yaitu: konflik antar individu, konflik antar anggota dalam satu kelompok dan konflik antar kelompok. 3) Manajemen yang dilakukan Pemerintah Daerah terhadap konflik eksistensi pedagang kaki lima di kawasan alun-alun Kabupaten Ponorogo terdiri dari lima (5) jenis gaya, yaitu: kompetisi (competing), kolaborasi (collaborating), kompromi (compromising), menghindar (avoiding) dan mengakomodasi (accomodating). 
Analisis Tingkat Pendidikan Perangkat Dalam Mendukung Pembangunan Desa Manuk Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo Laily, Salsa Nadia; Nasution, Robby Darwis; Harsono, Jusuf; Hilman, Yusuf Adam; Djuwitaningsih, Ekapti Wahjuni
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 6, No 3 (2022): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v6i3.3333

Abstract

Penelitian dengan judul Analisis Tingkat Pendidikan Perangkat dalam Pembangunan desa bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pendidikan perangkat dalam pembangunan desa. Sistem pendidikan di Indonesia mencakup banyak jenjang pendidikan. Tingkat pendidikan merupakan sebuah proses jangka panjang yang di tempuh seseorang agar terorganisir dalam memasuki dunia kerja dan menciptakan tenaga ahli. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah pendekatan kalitatif, penelitian ini dilakukan di salah satu desa di Kecamatan Siman  Kabupaten Ponorogo yaitu Desa Manuk. Di Desa Manuk terdapat 9 perangkat desa yang memiliki tingkat pendidikan akhir yang berbeda-beda. Yang artinya tingkat pendidikan perangkat desa di Desa Manuk belum sama rata. Dengan mayoritas tingkat pendidikan akhir SLTA atau sederajat. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda inilah muncul beberapa permasalahan mengenai kinerja perangkat desa. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan perangkat memang mempengaruhi kinerja perangkat desa, karena perangkat desa yang menempuh pendidikan akhir SLTA atau sederajat harus menguasai teknologi informasi sehingga dapat bekerja secara maksimal. Hal itu dapat dilakukan melalui pelatihan.
Tracing the Historical Evolution of Form and Aesthetic Meaning in Dhadak Merak Reyog Ponorogo, 1920s-1990s Wijayanto, Heri; Sugianto, Alip; Djuwitaningsih, Ekapti Wahjuni
Paramita: Historical Studies Journal Vol 34, No 1 (2024): The Election and Political History
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v34i1.32396

Abstract

The Dhadak Merak Reyog Ponorogo is a mask that embodies aesthetic and philosophical values. Therefore, this study aims to capture the form of Dhadak Merak Reyog Ponorogo over time and uncover the values it represents. The methodology in this research uses a visual semiotics approach to explain the symbols in Dhadak Merak Reyog Ponorogo. The findings reveal that the development of Dhadak Merak was initially very simple, lacking peacock feathers, and performed by two people acting as jegol in the 1920s. Subsequently, the peacock appearance was neatly arranged, but it did not have peacock cohong until 1940. During the Sukarno period, the peacock cohong began adorning Dhadak Merak, giving it a realistic impression until the New Order era, when the form of Dhadak Merak was standardized. The evolution of Dhadak Merak’s form is related to the community’s social, political, and economic conditions. Dhadak Merak holds meanings that symbolize the representation of a king and queen, embodying high aesthetic and philosophical values for the people of East Java, Indonesia.Dhadak Merak Reyog Ponorogo merupakan sebuah topeng yang mengandung makna nilai estetis dan filosofis. Oleh karena itu penelitian ini ingin memotret bentuk Dhadak Merak Reyog Ponorogo dari waktu ke waktu serta mengungkap nilai yang terkandung di dalamnya. Metodologi dalam penelitian ini mengunakan pendekatan semiotika visual untuk menjelaskan simbol-simbol secara objektif yang terdapat dalam Dhadak Merak Reyog Ponorogo. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perkembangan Dhadak Merak pada awal sangat sederhana, belum memiliki bulu merak dan dimainkan oleh dua orang yang berperan sebagai jegol tahun 1920an. Selanjutnya tampilan burung merak sudah ditata dengan rapi tetapi belum memiliki cohong burung merak sampai dengan tahun 1940. Pada periode Sukarno, cohong burung merak sudah menghiasi Dhadak Merak sehingga terkesan realis sampai pada era Orde Baru ada pembakuan bentuk Dhadak Merak. Perjalan perubahan bentuk Dhadak Merak terkait dengan kondisi sosial, politik dan ekonomi masyarakat. Dhadak Merak menyimpan makna yang melambangkan representasi dari raja dan permaisuri yang memiliki nilai estetik dan filosofi yang tinggi bagi masyarakat Jawa TImur, Indonesia.
Analisis Pembangunan Embung Sedodok Dalam Rangka Pengembangan Potensi Desa Manuk Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo Astuti, Ririn Setia; Nasution, Robby Darwis; Harsono, Jusuf; Djuwitaningsih, Ekapti Wahjuni
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 6, No 3 (2022): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v6i3.3319

Abstract

Pengembangan wisata desa merupakan tugas bagi seluruh komponen desa baik pemerintah maupun masyarakatnya. Selain pemerintah maupun masyarakat tentunya dukungan dari luar juga menjadi salah satu hal penting yang harus ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut tentang begitu banyak bantuan untuk pengembangan Embung Sedodok yang juga temasuk dalam perencanaan dalam RPJM-Des dalam rangka pengembangan Embung Sedodok. Penelitan ini dilaksanakan di Desa Manuk, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo. Pengumpulan data dalam penelitian ini yakni kualitatif dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode yang digunakan dalam analisis data ialah deskriptif. Tulisan ini menunjukkan bahwa Pada pembangunan Embung Sedodok sejak tahun 2017 hingga saat ini masih belum dapat dikatakan maksimal. Pembangunan Embung yang kedaannya hingga saat ini masih menjadi tempat memancing serta menjadi sumber pengairan bagi sawah-sawah di Desa Manuk maupun desa yang berada di dekat kawasan Desa Manuk. Hal ini dipengaruhi oleh faktor beberapa kendala yang menyebabkan pembangunan Embung masih stagnan hingga saat ini, yakni: 1). Minimnya dana, 2). Pandemi, dan 3). Akses jalan.
How Is E-Government Readiness and Its Impact On Muhammadiyah Citizens? (An Analysis of Ponorogo Internet Program Enters RT) Kusuma Dewi, Dian Suluh; Yulianti, Dwiana Binti; Djuwitaningsih, Ekapti Wahjuni
Journal of Government and Civil Society Vol 8, No 1 (2024): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v8i1.9432

Abstract

In today's digital age, the internet is a crucial necessity. There are now more digital-based tasks than manual ones. Local governance as it is currently practiced is based entirely on digital technology. The Internet enters RT program was developed to advance the Ponorogo community's human resources. This article examines the e-government's readiness to administer the Internet enters RT program and explores how it has affected Muhammadiyah members in Ponorogo. The quantitative approach was employed in the conduct of this study. The Ponorogo Muhammadiyah community received the questionnaire. Data were processed using PLS SEM and descriptive quantitative analysis was performed. The study's findings demonstrate that 95% of e-government readiness has already been achieved, specifically in the areas of ICT infrastructure, law and regulations, social environment, managerial work, leadership, workforce competencies, and information security. By realizing e-government readiness in the Internet enters RT program, it encourages public trust. The public's trust in e-government serves as the foundation for the network of political confidence in the administration. As a result, it's critical to establish public trust so that people can comprehend the e-government implementation process and increase government accountability.Di era digital saat ini, internet adalah kebutuhan yang sangat penting. Tata kelola pemerintahan lokal seperti yang saat ini dipraktikkan sepenuhnya didasarkan pada teknologi digital. Program Internet Masuk RT dikembangkan untuk memajukan sumber daya manusia masyarakat Ponorogo. Artikel ini mengkaji kesiapan e-government untuk mengelola program Internet Masuk RT dan mengeksplorasi bagaimana hal itu telah mempengaruhi anggota Muhammadiyah di Ponorogo. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam melakukan penelitian ini. Masyarakat Muhammadiyah Ponorogo menerima kuesioner tersebut. Data diolah menggunakan PLS SEM dan dilakukan analisis deskriptif kuantitatif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa 95% kesiapan e-government telah tercapai, khususnya di bidang infrastruktur TIK, hukum dan peraturan, lingkungan sosial, pekerjaan manajerial, kepemimpinan, kompetensi tenaga kerja, dan keamanan informasi. Dengan mewujudkan kesiapan e-government dalam program Internet Masuk RT, mendorong kepercayaan publik. Kepercayaan publik terhadap e-government berfungsi sebagai fondasi bagi jaringan kepercayaan politik dalam pemerintahan. Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun kepercayaan publik sehingga masyarakat dapat memahami proses implementasi e-government dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah.