Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

INTERAKSIONISME SIMBOLIK PEDAGANG TERNAK DALAM TRADISI MAROSOK DI KOTA PAYAKUMBUH Asrita, Stara; Rhizky, Deani Prionazvi
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol. 9 No. 3 (2024): EDISI JULI
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi Fisip UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/jikuho.v9i3.197

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana interaksionisme simbolik yang dilakukan pedagang ternak dalam tradisi Marosok menggunakan studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead dengan beberapa aspek yaitu tindakan, gesture, mind, self dan society. Hasil penelitian ini berupa, tindakan, yaitu kewajiban yang dilakukan pedagang ternak agar dipercaya oleh pembeli yaitu menentukan harga hingga menjamin keabsahan hewan ternak. Gesture (gerak tubuh), pedagang menggunakan gerakan jari ketika bertransaksi jual beli. Simbol signifikan, yang digunakan yaitu bahasa Minangkabau dan simbol-simbol jari untuk menentukan angka. Mind (pikiran), para pedagang yang awalnya didominasi laki-laki mulai menerima pedagang perempuan dalam tradisi Marosok. Self (diri), para pedagang menggunakan atribut sebagai identitas diri berupa sarung, handuk kecil, topi Morris atau peci, tas kecil dan sepatu boot. Society (masyarakat), ada nilai-nilai yang dipertahankan masyarakat Minangkabau agar tradisi Marosok tidak luntur. Implikasi temuan penelitian ini bahwa simbol-simbol yang digunakan pedagang ternak dalam tradisi Marosok menciptakan identitas budaya masyarakat Minangkabau. Aspek-aspek interaksionisme simbolik George Herbert Mead menjadi gambaran komunikasi tradisi Marosok yang diinternalisasi oleh para pedagang ternak untuk mempertahankan budaya Minangkabau.
Analisis Resepsi Penonton Terhadap Mitos Kecantikan dalam Video Musik “Tutur Batin” Adzkiya, Triana Ajeng; Asrita, Stara
COMMENTATE: Journal of Communication Management Vol. 4 No. 2 (2023): COMMENTATE: Journal of Communication Management
Publisher : Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/103004220236

Abstract

Mitos  kecantikan  di  masyarakat  membuat  para perempuan  tidak  bisa  bebas  dalam  menentukan bagaimana mereka berpenampilan dan berperilaku sehingga mereka terus menerus berusaha untuk memenuhi standar tertentu agar terhindar dari perasaan kurang aman yang dapat timbul sewaktu-waktu. Para perempuan telah berusaha melampaui mitos kecantikan untuk mengatasi hal tersebut dengan berbagai cara, salah satunya yaitu melalui media musik video. Musik video Yura Yunita “Tutur Batin” adalah salah satu musik video yang mengangkat  isu  perempuan  atau  mitos kecantikan  di  masyarakat.  Penelitian  ini  memiliki  tujuan  untuk mengetahui resepsi penonton terhadap upaya perempuan melampaui mitos kecantikan dalam video musik Yura Yunita “Tutur  Batin”. Penelitian ini  menggunakan  metode penelitian  kualitatif dengan  pendekatan analisis resepsi encoding-decoding milik Stuart Hall untuk mengetahui posisi penerimaan penonton. Subjek penelitian ini adalah penggemar dan followers Instagram @yurayunita dan @hiphipyura dengan rentang usia 18-30 tahun, didapati lima narasumber yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Data diperoleh melalui hasil wawancara dengan narasumber. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan perbedaan resepsi antar narasumber. Ditemukan tiga narasumber menempati posisi dominan, dan dua narasumber menempati posisi negosiasi. Peneliti menemukan bahwa musik video Yura Yunita “Tutur Batin” sudah menggambarkan perempuan yang telah berhasil melampaui mitos kecantikan dan mengajak perempuan agar bisa bebas atau memilih jalannya sendiri.
Pembuatan Video Klip sebagai Media Promosi Komunitas “Ketjil Bergerak” Asrita, Stara
Jurnal Abdimas Komunikasi dan Bahasa Vol. 2 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/abdikom.v2i1.589

Abstract

Ketjil Bergerak adalah sebuah komunitas di Yogyakarta yang memperhatikan pendidikan untuk anak-anak. Sejak tahun 2008, komunitas Ketjil Bergerak ini memilih kesenian sebagai media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pendidikan. Namun belum banyak masyarakat yang mengetahui kegiatan komunikasi ini. Sehingga pengabdi memiliki solusi menggunakan kesenian sebagai media penyampaian dan pengantar gagasan yang cukup menarik. Pengabdi melihat dan menyadari kesempatan bahwa Ketjil Bergerak sedang membutuhkan bantuan publikasi melalui video klip lagu baru mereka yang berjudul “Ada Cinta di Desa” untuk program Sekolah Desa. Pembuatan video klip ini juga sekaligus media promosi kepada masyarakat yang belum mengenal Sekolah Desa yang dijalankan oleh komunitas Ketjil Bergerak. Hasilnya, pembuatan video klip dilakukan di Desa Ngrawan, Getasan, Semarang, Jawa Tengah. Pengabdian ini dilakukan pada tanggal 4 – 6 Juni 2021 dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai talent. Pemilihan lokasi ini karena Desa Ngrawan adalah salah satu desa wisata di Jawa Tengah dan merupakan desa binaan dari komunitas Ketjil Bergerak. Proses pembuatan video klip ini adalah pra produksi seperti diskusi dengan komunitas Ketjil bergerak, pembagian tugas, penentuan ide konsep video klip, membuat storyboard, dan casting talent. Produksi, yaitu proses pengambilan gambar. Pasca produksi, melakukan proses editing dan revisi, kemudian serah terima video klip kepada Ketjil Bergerak melalui zoom.
WACANA MASKULINITAS DALAM VIDEO CAMPAIGN “BOYS DON’T CRY” VERSI WHITE RIBBON Asrita, Stara; Ajeng Nur Fauziah
NIVEDANA : Jurnal Komunikasi dan Bahasa Vol. 3 No. 2 (2022): NIVEDANA: Jurnal Komunikasi & Bahasa
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/nivedana.v3i2.650

Abstract

Rigid construction of gender roles in society causes a bad influence on a man was toxic masculinity. Several world organizations are trying to carry out a movement to defend the issue of gender equality, one of which is the White Ribbon organization. This study uses a qualitative method with a descriptive approach. The analytical technique used is Norman Fairclough's critical discourse analysis with three dimensions, namely the text dimension, discourse practice and socio cultural practice. Researchers collect data by observation by observing the video campaign, then collect data through documentation by taking screenshots of the scene. The results show that this video campaign provides an overview of people who still practice traditional masculinity or toxic masculinity and the negative impacts that accompany it. The impact of traditional masculinity in the form of character formation that leads to a negative realm, bullying treatment and toxic masculinity. As a form of resistance to male stereotypes in this video, it is shown that it doesn't matter if men have to cry, be emotional or even hurt because they are ordinary people. The White Ribbon seeks to promote a new paradigm of healthier and more positive masculinity in the midst of labeling society.
UNDERSTANDING HOW HARIAN JOGJA NEWSPAPERS FACE THE CHALLENGES OF MEDIA DIGITALIZATION Putra, Eagan Murtadho Dita; Adiyanto, Wiwid; Asrita, Stara
Journal of Digital Media Communication Vol 3, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dimedcom.2024.v3i1.11625

Abstract

The print media industry is experiencing a decline in circulation. One of the causes is advances in communication technology or digitization. The aim of this research is to describe how Harian Jogja faces the challenges of media digitization. This research uses the media Ecology theory initiated by McLuhan to help broadly describe the phenomena that occur. The method used refers to phenomenology which is used as an analytical tool. The results of this research show that Harian Jogja is trying to create a new alternative to enable their agency or company to continue to survive in any conditions and situations. The Harian Jogja print media tries to shift its marketing strategy to non-print form. The Harian Jogja creates a strategy in presenting news, namely regional news and also an ABC reporting strategy, namely accurate, actual, brief, balanced, clear and complete.
Pelatihan Foto Produk Dan Peningkatan Kesadaran Hoax Informasi Produk UMKM Di Media Online Purnamasari, Novita Ika; Asrita, Stara; Pamungkas, Andreas Tri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 4 (2024): Juni
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i4.912

Abstract

Persaingan bisnis UMKM seringkali membawa tantangan bahwa UMKM memberikan informasi yang tidak kredibel terkait produk yang ditawarkan. Hoak produk dalam hal ini meliputi informasi produk yang tidak sesuai dengan produk aslinya, foto yang tidak mendukung serta karakteristik produk yang tidak mencerminkan produk UMKM secara asli. Seringkali hoak informasi ini terjadi karena UMKM ingin agar produk mereka tampak bagus dan menarik sehingga konsumen membeli. Sayangnya, hoak informasi produk usaha justru menimbulkan masalah baru ketika konsumen melakukan komplain atau enggan membeli produk. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan informasi agar UMKM sadar bahwa sebuah produk perlu memiliki kekhasan dan informasi yang menggambarkan detail asli produk dan menghindari hoaks informasi yang mengecewakan konsumen. Bekerjasama dengan mitra Ecoprint Tembindigo, mitra ini merupakan Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) yang berkembang dibidang pengolahan batik motif alam biasa disebut dengan Ecoprint. Tembindigo menghasilkan banyak produk fashion seperti pakaian, tas, syal, dan  berbagai produk fashion lainnya. Awal mula UMKM ini berdiri sejak 24 Maret 2022 di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Walupun masih terbilang baru, UMKM Ecoprint Tembindigo ini seiring berjalannya waktu akan mengikuti perkembangan jaman saat ini. Dengan adanya hal tersebut, pihak UMKM akan digunakan sebagai referensi penjualan produk mereka. Selama ini pihak UMKM tersebut masih mengandalkan cara penjualan tradisional yakni dengan cara mempromosikan dari mulut kemulut atau Word of Mouth (WOM marketing) sehingga perkembangan penjualan Tembindigo tergolong rendah. Oleh karena itu, perlu adanya pembenahan atau perubahan yang difokuskan pada bidang digitalisasi demi memperluas pasar dan menyebarkan produk kesemua konsumen di seluruh dunia. Maka dari itu, digitalisasi ini sangat diperlukan agar konsumen dapat melakukan transaksi dan jual beli secara online. Dilihat dari permasalahan yang ada, digitalisasi pada UMKM Ecoprint Tembindigo layak untuk dikembangkan dan diimplementasikan secara benar.
Perempuan dan Wacana Poligini dalam Film “Berbagi Suami” Asrita, Stara
Jurnal PIKMA : Publikasi Ilmu Komunikasi Media Dan Cinema Vol. 1 No. 1 (2018): September 2018
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.046 KB) | DOI: 10.24076/PIKMA.2018v1i1.385

Abstract

Artikel ini menjelaskan bagaimana peran perempuan dalam wacana poligini dan relasi kuasa yang dimiliki laki-laki dalam keluarga. Istilah “poligini” adalah bentuk poligami untuk menjelaskan bahwa seorang laki-laki memiliki beberapa pasangan. Wacana tersebut sering menjadi isu besar di dunia nyata maupun representasi tentang laki-laki yang ditunjukkan media. Relasi kuasa adalah kekuatan yang membuat perempuan berada dalam kondisi termarginalkan, inferior dan cenderung tidak berdaya. Keadaan tersebut menjadi inspirasi sebuah film berjudul “Berbagi Suami”. Film ini adalah representasi dari superioritas laki-laki yang memiliki istri lebih dari satu orang. Uang dan faktor ekonomi adalah kuasa mereka untuk mengontrol istri-istrinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana. Melalui analisis wacana, peneliti dapat menemukan suatu pesan, konsep, informasi yang ingin diungkapkan dalam film tersebut secara implisit.
Dekonstruksi Identitas Androgini sebagai Akumulasi Kapital Mikro Selebriti Tik Tok Rhizky, Deani Prionazvi; Asrita, Stara
Jurnal PIKMA : Publikasi Ilmu Komunikasi Media Dan Cinema Vol. 7 No. 1 (2024): September 2024
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24076/pikma.v7i1.1741

Abstract

Androgini adalah gaya busana yang tidak hanya menjadi identitas namun dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kapital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dekonstruksi androgini yang ditampilkan mikro selebriti Tik Tok yaitu Ale dan Yumi dalam menciptakan akumulasi keuntungan. Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan dekonstruksi Paula Saukko untuk melihat makna baru dari androgini. Teori modal kapital Pierre Bourdieu yaitu modal ekonomi, modal sosial, modal budaya dan modal simbolik digunakan untuk menganalisis relasi kuasa yang dibentuk mikro selebriti Tik Tok tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Data yang diperoleh melalui analisis wacana Norman Fairclough dengan tiga dimensi yaitu teks, nilai relasional dan nilai ekspresif. Hasil yang didapatkan bahwa Ale dan Yumi merepresentasikan androgini secara lebih cair karena mereka memiliki modal budaya yaitu pengetahuan fashion, modal sosial berupa endorsement, modal simbolik yaitu pemberian julukan sebagai fashion influencer dan modal ekonomi yaitu pendapatan dari unggahan konten Tik Tok atau pekerjaan di dunia fashion lain.