Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Genikng Niti dalam Upacara Adat Kematian Suku Dayak Tunjung Rentenukng Desa Linggang Muara Batuq Kabupaten Kutai Barat Alya, Farah; Arsana, I Nyoman Cau; Laksono, Joko Tri
SELONDING Vol 20, No 1 (2024): : Maret 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sl.v20i1.7677

Abstract

Genikng menurut masyarakat suku Dayak Tunjung Rentenukng berarti Instrumen Gong dan Niti berarti sebutan bunyi dari pada Genikng ketika terdapat adanya kabar duka. Genikng Niti merupakan tindakan yang wajib dalam upacara adat kematian suku Dayak Tunjung Rentenukng. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian Genikng Niti dalam upacara adat kematian serta mengetahui wujud komunikasi Genikng Niti dalam upacara adat kematian. Untuk menganalisis objek material tersebut, menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Etnomusikologis. Genikng Niti dalam upacara adat kematian suku Dayak Tunjung Rentenukng, memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat dari aspek tekstual dalam penyajiannya yaitu, pelaku, instrumen, pola Genikng, tempat, dan waktu. Wujud komunikasi pada Genikng  dapat dilihat dari komunikasi vertikal dan horizontal. Komunikasi horizontal yaitu, komunikasi Genikng Niti sebagai aktivitas simbolis, komunikasi Genikng Niti sebagai proses upacara adat kematian, komunikaasi Genikng Niti sebagai makna.Kata kunci: Genikng Niti, Upacara adat kematian, Suku Dayak Tunjung Rentenukng, Komunikasi.
Putusan Mahkamah Konstitusi Terkait Batas Usia Minimal Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Dalam Putusan MK Nomor 90/Puu-Xxi/2023 Perspektif Etika Profesi dan Tanggung Jawab Hukum Muyassar, Alifia Nada; Putri, Khairunnisa Wiladi; Alya, Farah; Maniari, Elsa; Pramudya, Aissyah Lintang; M, Mulyadi
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 3 (2025): September
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15567839

Abstract

The Constitutional Court (MK) has a crucial role in upholding the supremacy of law and the constitution in Indonesia. However, the independence and integrity of MK judges are in the spotlight in MK Decision Number 90/PUU-XXI/2023 which changes the provisions on the age limit for presidential and vice presidential candidates. This decision has sparked controversy due to allegations of violations of the code of ethics by one of the MK judges who has a conflict of interest with the party benefiting from the decision. This study aims to analyze the effect of violations of the code of ethics by MK judges on the legitimacy and acceptance of MK decisions. The research method used is juridical-normative with a statutory regulatory approach and analysis of decisions and their impacts. The results of the study show that violations of the code of ethics can damage public trust in the MK and give rise to debate about the validity of the resulting decisions. In addition, non-compliance with the code of ethics has the potential to weaken the independence of the judiciary and create a bad precedent for the enforcement of constitutional law in the future. Therefore, a stricter oversight mechanism is needed for MK judges as well as strict enforcement of sanctions to ensure that the resulting decisions remain objective and based on the principle of justice.
IDENTIFIKASI FUNGSI SOSIAL DAN KOMERSIAL BAITUL MAL WA TAMWIL (BMT) UGT SIDOGIRI CAPEM BELIMBING DALAM MEMINIMALISIR RENTENIR DI PASAR (STUDI KASUS PASAR BLIMBING) ALYA, FARAH
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol. 8 No. 1
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran baitul maal wa tamwil UGT Sidogiri Capem Blimbing khususnya fungsi sosial dan komersial dalam meminimalisir rentenir di Pasar Blimbing. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari jumlah anggota sebesar 2202 orang dan 1918 dari jumlah pedagang pasar Blimbing, dapat diartikan bahwa masyarakat  sudah  beralih  untuk  memilih BMT sebagai  lembaga  keuangan  syariah  untuk  urusan transaksi ekonomi sehari-hari, hal ini lah yang menjadikan rentenir berkurang dan kurang diminati oleh masyarakat pasar Blimbing. Pedagang pasar blimbing sudah paham mengenai dampak jangka panjang dari rentenir dan menemukan BMT sebagai alternatif lain dalam hal pembiayaan ataupun tabungan dari hasil usaha mereka sehari hari. Kata kunci: Fungsi Sosial, Fungsi Komersial, Baitul Maal Wa Tamwil, Pedagang Pasar Blimbing,dan Rentenir