Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemberdayaan Umkm Melalui Pengolahan Ikan Asin dan Terasi Menjadi Produk Unggulan Desa Muarabaru Kabupaten Karawang Wulandari, Yeni Sari; Syahputra, Ali Fahmi; Abdi, Grisela Nurinda; Melani, Ana
Jurnal Budiman: Pembangunan dan Pengabdian Masyarakat Nusantara Vol. 2 No. 1 (2024): April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/budiman.v2i1.10723

Abstract

Karawang merupakan sebuah wilayah di Provinsi Jawa Barat yang sering disebut sebagai kota lumbung padi dan kota perjuangan.Meski demikian, hasil perikanan dan kelautan di wilayah ini mempunyai potensi yang sama dengan wilayah lainnya.Salah satunya adalah Kecamatan Cilamaya Wetan yang memiliki luas wilayah pertanian dan perikanan sekitar 22,62 km2 diantaranya Desa Muarabaru. Berdasarkan identifikasi potensi daerah penangkapan ikan, Desa Muara Baru mempunyai potensi pengolahan hasil laut yang sangat besar sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut dengan produk unggulannya adalah ikan asin dan terasi. Namun industri olahan ikan asin dan terasi di Desa Muara Baru, Kecamatan Cilamaya Wetan, masih menghadapi permasalahan. Kemasan produk yang ditawarkan kurang menarik, tidak ada tanggal kadaluwarsanya, selain itu permasalahan legalitas usaha yang membuat produk ini tidak dapat dipasarkan secara meluas. Oleh karena itu, perlu adanya pendampingan strategi pengolahan diversifikasi produk dan pemasaran bagi industri ikan asin dan terasi di Desa Muara Baru. Tujuan dari strategi diversifikasi produk ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan variasi dari produk ikan asin dan terasi sehingga bisa menjadi produk unggulan desa. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini diperlukan optimalisasi potensi daerah baik dari sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya keuangan lainnya untuk pembangunan ekonomi daerah.
Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Petani Mangga (Mangifera indica L.) di Desa Sumberjaya Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang Mardiah, Aila Hayatul; Wulandari, Yeni Sari; Syahputra, Ali Fahmi
Paspalum: Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/paspalum.v12i2.760

Abstract

Mango is one type of fruit that has high economic value and is popular in many countries, including Indonesia. According to data from BPS Karawang Regency, Tempuran District is one of the largest mango producers in Karawang Regency. The decline in mango fruit production in Tempuran Subdistrict is one of the problems in mango fruit cultivation which causes a lack of net income received by mango farmers. The purpose of this study is to determine the effect of land area, total production, selling price, labor, production costs, plant age and number of plants simultaneously and partially on the income of mango farmers. This research was conducted in Sumberjaya Village, Tempuran District, Karawang Regency. The research method used in this research is descriptive quantitative. The research data used are primary data and secondary data. Primary data used was obtained from interviews using a questionnaire. Secondary data used was obtained from books, journals, previous research reports and data from the Central Bureau of Statistics of Karawang Regency and related agencies. The sample was determined using the proportionate stratified random sampling method. The data analysis technique used was multiple linear regression analysis using SPSS 22. The results showed that the variables of land, amount of production, selling price, labor, production costs, plant age and number of plants had a significant influence simultaneously on the income of mango farmers. The variables of land, amount of production, and selling price partially have a significant positive effect. The variables of labor and production costs partially have a significant negative effect. The variables of plant age and number of plants partially do not have a significant influence on the income of mango farmers.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN RISIKO PRODUKSI USAHATANI PISANG MAS KIRANA (Musa acumunata) (Studi pada Kelompok Petani Mitra CV. Cipta Agri Pratama di Kabupaten Purwakarta) Hardy, Ratu Genialda; Sulandjari, Kuswarini; Syahputra, Ali Fahmi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Vol 11, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v11i3.14098

Abstract

Pisang merupakan komoditas hortikultura yang paling banyak dikonsumsi, mas kirana salah satu produk unggulan di Kabupaten Purwakarta. Desa Gununghejo adalah sentra produksi pisang mas kirana dengan naungan CV. Cipta Agri Pratama. Usahatani memiliki berbagai daya tarik yaitu pendapatan tinggi dan menguntungkan, maka usahatani dapat dikatakan layak untuk dikerjakan. Petani pisang mas kirana ini belum mempunyai data pengeluaran dan data pendapatan usahatani. Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis total biaya, pendapatan, pendapatan, kelayakan finansial dan tingkat risiko produksi usahatani. Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif. Data primer dan sekunder diambil menggunakan metode wawancara menggunakan kuesioner dan observasi. Data yang dianalisis adalah total biaya, penerimaan, pendapatan, R/C Ratio , Break Even Point MultiProduk dan analisis risiko produksi. Hasil penelitian usahatani pisang mas kirana dalam satu musim tanam per hektar dengan rata-rata total biaya produksi Rp.7.637.273, penerimaan Rp.21.651.014, pendapatan Rp.14.014.798. R/C Ratio sebesar 2,83 maka usahatani pisang mas kirana layak untuk diusahakan. BEP Multi Produk untuk produksi grade A 205,01 kg dengan kenyataan hasil 2.772,5 kg, grade B 29.64 kg dengan kenyataan hasil 664,3 kg, grade C 12,35 kg dengan kenyataan hasil 326,26 kg, secara total BEP produk titik impas 247 kg dengan kenyataan produksi 3.762,06 kg. BEP penerimaan untuk grade A Rp.1.332.565 dengan hasil kenyataan Rp.18.015.048, kelas B Rp.133.380 dengan hasil kenyataan Rp.2.657.198, kelas C Rp.43.225 dengan hasil kenyataan Rp.978.768 dan total BEP penerimaan titik impas Rp.1.509.170 dengan kenyataan sebesar Rp.21.651.014. Usahatani dinyatakan layak karena produksi dan penerimaan melebihi perhitungan BEP Multi Produk . Risiko produksi termasuk kategori tingkat rendah karena koefisien variasi produksi sebesar 0.0615011 (<0,5).
Business Feasibility Analysis in the Dodol Pineapple Agroindustry in Jalancagak District, Subang Regency Aulia, Rieke Gaby; Yusiana, Ekalia; Syahputra, Ali Fahmi
International Journal of Education, Information Technology, and Others Vol 8 No 2 (2025): International Journal of Education, information technology   and others
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalancagak District is the only district that produces the highest pineapple fruit in Subang Regency. The pineapple dodol agroindustry in Subang Regency in its marketing has problems, namely the lack of promotion and distribution of products by pineapple dodol entrepreneurs which causes marketing to be limited, sales tend to fluctuate so that the business is not developing well. Pineapple dodol is one of the processed pineapple fruit mixed with sticky rice flour, sugar, coconut milk, and other ingredients. This study has the following objectives: (1) To analyze the costs, revenues, and income of the pineapple dodol agroindustry in Jalancagak District, Subang Regency. (2) To determine the feasibility of the pineapple dodol agroindustry business in Jalancagak District, Subang Regency. The research method used is quantitative and qualitative descriptive research. In this study, the researcher determined 10 people as respondents using the Saturated Sampling method (census). The results of the study showed that: (1) The average variable cost is IDR 8,139,500/month. The average fixed cost is IDR 1,287,063/month. So the average total production cost is Rp. 9,426,563/month. The average total income is Rp. 16,775,000 with an average production quantity of 305 kg/month and an average selling price of Rp. 55,000/kg. The average pineapple dodol income is Rp. 7,348,437/month (2) The BEP value of pineapple dodol production is 43 kg/month. The BEP price is Rp. 430.907/kg. BEP income from sales is Rp. 2,337,844/month. (3) The results of the R/C Ratio calculation obtained a value of 1.78. This states that all pineapple dodol entrepreneurs > 1, meaning that the pineapple dodol agroindustry in Jalancagak District, Subang Regency is declared to be run and cultivated.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pelaku UMKM perikanan melalui sosialisasi manajemen dan pemasaran Wulandari, Yeni Sari; Abadi, Slamet; Zahra, Fatimah Az; Syahputra, Ali Fahmi
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 6 No 2 (2023)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v6i2.19385

Abstract

Desa Muarabaru merupakan kawasan pesisir karawang yang mengembangkan hasil produk perikanan dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan. Keterlibatan anggota keluarga dalam rumah tangga masyarakat pesisir dalam aktivitas mencari nafkah sudah menjadi pola strategi adaptasi penghidupan yang terkonstruksi baik secara tradisi maupun akibat dari dinamika kondisi lingkungan sosial ekonomi. Permasalahan yang dihadapi adalah: 1) Tingginya tingkat kemiskinan masyarakat kawasan pesisir, 2) Keterbatasan sumber daya manusia dan kemampuan dalam memaksimalkan sumberdaya perikanan yang ada, 3) Keterbatasan modal dalam usaha pengolahan hasil perikanan. Oleh karena itu, Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat pesisir khususnya dalam mengolah hasil perikanan melalui pendampingan dan pelatihan dalam perbaikan produk hasil perikanan serta diperlukan strategi pemasaran pada UMKM perikanan sehingga meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan dan menjadi solusi dari pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir di Indonesia.