Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Isolasi dan Karakterisasi Glukomanan dari beberapa Spesies Talas (Colocasia) dan Iles-iles (Amorphophalus oncophyllus) Ritonga, Anggrena Diova; Widya, Widya; Nanda Herru, Yoan De; Joni, Rahma; Yelmiza, Yelmiza
Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (JURKIM) Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (Jurkim)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jurkim.v4i1.18701

Abstract

Talas dan Iles-iles mempunyai manfaat yang besar untuk diolah menjadi bahan makanan sebagai substitusi karbohidrat. Salah satu komponen karbohidrat dalam talas-talasan adalah glukomanan. Glukomanan merupakan polisakarida yang memiliki ikatan β-1,4 tersusun dari dua macam monomer, yaitu D-glukosa dan D-manosa dengan perbandingan 1:1,6. Glukomanan telah banyak digunakan di Jepang, dan Cina sebagai sumber makanan. Selain dapat menjadi sumber makanan, aplikasi glukomanan dapat digunakan sebagai bahan edible film, bahan pembuat kapsul, pita seluloid, dan adsorben ion logam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk penentuan kadar dan mengkarakterisasi glukomanan dari beberapa spesies talas (Colocasia) (menggunakan dua spesies: talas lubang, dan talas hitam), iles-iles (Amorphophalus oncophyllus), tepung high viscosity glucomannan, dan tepung low viscosity glukomanan. Glukomanan diekstraksi dengan pelarut air, kemudian diendapkan menggunakan etanol 95% dengan perbandingan air dan etanol 95% 1:4,5 v/v. Endapan yang terbentuk kemudian dipisahkan dan dikeringkan, lalu dikarakterisasi dengan menghitung kadar air,dan menggunakan spektrofotometer inframerah. Untuk pengukuran kadar air talas hitam, iles-iles, tepung low viscosity glucomannan, dan tepung high viscosity glukomanan secara berurutan masing-masing adalah 73,03%, 88,06%, 10,91%, 10,67%. Dari spektra inframerah menunjukkan adanya serapan pada bilangan gelombang untuk talas hitam, iles-iles, tepung low viscosity glucomannan, dan tepung high viscosity glukomanan secara berurutan masing-masing adalah 867,97 cm-1, 875,58 cm-1, 873,75 cm-1, 877,61 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan β-1,4 dari D-manosa dan D-glukosa
Effecacy of Black Sugarcane Leaves (Saccharum officinarum L.) as Anti-Dysmenorrhea In Silico Based On Molecular Docking Fadilaturahmah, Fadilaturahmah; Dinata, Marta; Sari, Martala; Joni, Rahma; Kurniati, Rahmi; Ade, Filza Yulina
Bioscience Vol 8, No 2 (2024): Biology
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/bsc.v8i2.131039

Abstract

Dysmenorrhea is menstrual pain in women that interferes with daily activities. Dysmenorrhea causes decreased productivity, performance, sleep disturbances, and quality of life. The use of antidysmenorrhoea drugs such as non-steroidal anti-inflammatory drugs, oral contraceptive pills have many side effects in the form of nerve disorders, blood vessels, and even heart failure. Therefore, the exploration of natural medicines is essential. One of the traditional medicinal ingredients that is thought to have efficacy in relieving menstrual pain is black sugarcane leaves (Saccharum officinarum L.). Testing the efficacy of this medicinal ingredient can be done in silico using computational biology technology. This in silico study is effective in drug discovery efforts because it is cost and time-efficient. This study aims to analyze the ability of black sugarcane leaf phytochemical compounds to inhibit the dysmenorrhea pathway's activation based on molecular docking. This observational study is based on bioinformatics using the molecular docking method. Research data were obtained from analysis using software computing programs such as the National Center for Biotechnology Information, prediction of activity spectra of substances, Lipinski rule of five tests, pyrx, and discovery studio. The research data were analyzed based on the binding affinity value and visualization of the molecular docking results. Black sugarcane leaves contain 27 phytochemical compounds based on GCMS analysis with various bioactivities related to anti-dysmenorrhea (menstrual pain). 16 compounds have activity probability values (Pa) > 0.7, which indicates that their bioactivity is analogous to that of commercial drugs (natural effective drug candidates). The hexadecanoic acid compound is the best anti-dysmenorrhea drug candidate compared to other phytochemical compounds in black sugarcane leaves because it has the lowest binding affinity value of -6 kcal/mol.Dismenorea merupakan nyeri menstruasi pada wanita yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Dismenorea menyebabkan penurunan produktivitas, penurunan prestasi, gangguan tidur, dan penurunan kualitas hidup. Penggunaan obat antidismenorea seperti antiinflamasi non steroid, pil kontrasepsi oral memiliki banyak efek samping berupa gangguan saraf, pembuluh darah, bahkan gagal jantung. Oleh karena itu, eksplorasi obat berbahan alami sangat diperlukan. Salah satu bahan obat tradisional yang diduga memiliki khasiat dalam meredakan nyeri menstruasi yaitu daun tebu ireng (Saccharum officinarum L.). Pengujian khasiat bahan obat ini dapat dilakukan secara in silico menggunakan teknologi biologi komputasi. Kajian secara in silico ini efektif digunakan dalam upaya penemuan obat karena efisien biaya dan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan senyawa fitokimia daun tebu ireng dalam menghambat aktivasi jalur dismenorea berdasarkan molecular docking. Penelitian ini merupakan penelitian observasi berbasis bioinformatika dengan menggunakan metode molecular docking. Data penelitian diperoleh dari analisis menggunakan program komputasi software seperti National Center for Biotechnology Information, prediction of activity spectra of substances, lipinski rule of five test, pyrx, dan discovery studio. Data hasil penelitian dianalisis berdasarkan nilai binding affinity dan visualisasi hasil molecular docking. Daun tebu ireng mengandung 27 senyawa fitokimia berdasarkan analisis GCMS yang memiliki berbagai bioaktivitas terkait dengan anti-dismenorea (nyeri menstruasi). 16 senyawa memiliki nilai probabilitas activity (Pa) > 0,7 yang mengindikasikan bahwa bioaktivitasnya analog dengan obat komersil (kandidat obat efektif alami). Senyawa hexadecanoic acid merupakan kandidat obat anti-dismenorea terbaik dibandingkan senyawa fitokimia lainnya pada daun tebu ireng karena memiliki nilai binding affinity terendah yaitu -6 kkal/mol. 
Analisis Mikrostuktur Permukaan Karbon Aktif Yang Diaktivasi Dengan Hidroksi Alkali Menggunakan Scanning Electron Microscopy Joni, Rahma; Rokim, Muhamad; Yelmiza; Ikrima Asrori; Rahman, Abdul
Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan: Chemviro Vol. 3 No. 2 (2025): Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56071/jkil.v3i2.1402

Abstract

Karbon aktif merupakan material fungsional berpori yang banyak diaplikasikan dalam bidang adsorpsi, pemurnian, dan penyimpanan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis aktivator basa kuat, yaitu NaOH dan KOH, terhadap morfologi dan ukuran partikel karbon aktif yang disintesis dari limbah cangkang biji karet. Proses sintesis dilakukan melalui dua tahap, yaitu karbonisasi pada suhu 400°C dan aktivasi kimia pada suhu 800°C dalam atmosfer nitrogen. Karakterisasi morfologi dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), sementara pengukuran ukuran partikel dilakukan secara kuantitatif menggunakan perangkat lunak ImageJ. Hasil menunjukkan bahwa aktivasi menggunakan KOH menghasilkan struktur karbon aktif yang lebih terbuka dan tidak homogen dengan ukuran partikel rata-rata 6,70 µm dan maksimum 55,53 µm. Sementara itu, aktivasi menggunakan NaOH menghasilkan permukaan yang lebih seragam dan halus dengan ukuran partikel rata-rata 5,01 µm dan maksimum 54,46 µm. Perbedaan ini dipengaruhi oleh jari-jari ion K⁺ (138 pm) yang lebih besar dibandingkan Na⁺ (102 pm), sehingga K⁺ lebih efektif dalam membentuk pori dan merusak jaringan karbon selama aktivasi. Temuan ini menunjukkan bahwa pemilihan jenis aktivator berperan penting dalam menentukan struktur morfologi karbon aktif. Karbon aktif hasil aktivasi KOH lebih sesuai untuk aplikasi elektrokimia, sedangkan NaOH lebih cocok untuk proses adsorpsi
Pembuatan Karbon Aktif dari Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Elektroda Superkapasitor Hardi, Amelina Dwika; Joni, Rahma; Syukri, Syukri; Aziz, Hermansyah
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 4 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.9.4.479-486.2020

Abstract

Pembuatan karbon aktif dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) sebagai elektroda superkapasitor sudah diteliti. Karbon aktif dibuat dari proses karbonisasi dan aktivasi menggunakan Kalium Hidroksida (KOH). Karbon aktif TKS dikarbonisasi melalui pembakaran sampel pada suhu 400°C dan diaktivasi dengan KOH pada suhu 800°C dalam lingkungan gas nitrogen. Karbon aktif TKS dikarakterisasi menggunakan Energi Dispersive X-Ray (EDX),  X-Ray Difraction (XRD), Scanning Electron Miscroscopy (SEM), Surface Area Analyzer (SAA).  Komposisi unsur karbon yang dihasilkan dari karbon aktif TKS adalah sebesar 88,93 %wt.  Struktur kristalit dari  karbon aktif TKS menunjukkan struktur amorf pada sudut 2θ 26,20° dan 43,08°. Hasil analisis SAA dengan metode Brunauer-Emmet-Teller (BET) didapatkan luas permukaan karbon aktif TKS sebesar 898,229 m2/g. Pengukuran sifat listrik karbon Aktif TKS sebagai elektroda superkapasitor menggunakan larutan elktrolit H2SO4 1M dengan metoda Cyclic Voltametry (CV) didapatkan nilai kapasitansi spesifik sebesar 107,83 F/g. Preparation of activated carbon from Oil Palm Empty Fruit Bunch (TKS) as a supercapacitor electrode has been investigated. Activated carbon is made from carbonization and activation processes using Potassium Hydroxide (KOH). Activated carbon TKS is carbonized by burning the sample at 400°C and activated with KOH at 800°C in a nitrogen gas environment. Activated carbon TKS was characterized using Energi Dispersive X-Ray (EDX), X-Ray Difraction (XRD), Scanning Electron Miscroscopy (SEM), Surface Area Analyzer (SAA). The composition of the element carbon produced from activated carbon TKS is 88.93% wt. The crystallite structure of TKS activated carbon shows an amorphous structure at an angle of 2θ 26,20° and 43,08°. The results of the SAA analysis by the Brunauer-Emmet-Teller (BET) method showed that the surface area of the TKS activated carbon was 898.229 m2/g. Measurement of electrical properties of activated carbon TKS as a supercapacitor electrode using a 1M H2SO4 electrolyte solution with the Cyclic Voltametry (CV) method obtained specific capacitance values of 107.83 F /g.