Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

IbM Pelatihan Pembuatan Tempe Higienis di Pusdiklat UNILAK Hazra Yuvendius; Elvira Zondra; Vonny Indah Sari; Yelmiza
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 6 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i6.12356

Abstract

A training in the process of making tempeh is expected to be able to contribute to the economy, especially for students. At the beginning of the training, the average respondent did not know about the process of making tempeh, only 10% did. Whereas in question 2, it also has convenience but a little more level of knowledge. The difference between the level of knowledge of the participants was due to question 2 because they also received information from the media and the public. Furthermore, in questions 3 and 4, the average does not know at all. This is due to the absence of information about the processing technology, so the pre-test shows a tendency not to know the process of making tempeh, with an accumulation of ignorance below 30%, after the training is carried out, the level of students knowing the process of making tempeh is above 80% to 100%.
EKSTRAKSI HIDROKARBON PADA SEDIMEN HycarFos di TELUK FOS LAUT MEDITERANIA PERANCIS Yelmiza
Journal of Research and Education Chemistry Vol. 5 No. 1 (2023): April
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jrec.2023.vol5(1).12453

Abstract

Ekstraksi hidrokarbon pada sedimen Hycarfos dilakukan melalui protokol yang dibuat di laboratorium. Sedimen HycarFos yang diambil di Teluk Fos yang mana merupakan lokasi kilang minyak dan industri petrokimia. Studi ekstraksi ini dilakukan dengan alat soxtherm. Perlakukan analisa sampel sedimen Hycarfos melalui protokol analitik (ekstraksi dengan soxtherm) diperoleh kandungan hidrokarbon adalah 90,36% dan 104,81%. Dari studi ini juga menunjukkan sedimen terkontaminasi oleh hidrokarbon dengan jumlah total hidrokarbon lebih besar dari 100 mg/kg sedimen kering dan nilai F1/F2 besar dari 1.
Isolasi dan Karakterisasi Glukomanan dari beberapa Spesies Talas (Colocasia) dan Iles-iles (Amorphophalus oncophyllus) Ritonga, Anggrena Diova; Widya, Widya; Nanda Herru, Yoan De; Joni, Rahma; Yelmiza, Yelmiza
Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (JURKIM) Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (Jurkim)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jurkim.v4i1.18701

Abstract

Talas dan Iles-iles mempunyai manfaat yang besar untuk diolah menjadi bahan makanan sebagai substitusi karbohidrat. Salah satu komponen karbohidrat dalam talas-talasan adalah glukomanan. Glukomanan merupakan polisakarida yang memiliki ikatan β-1,4 tersusun dari dua macam monomer, yaitu D-glukosa dan D-manosa dengan perbandingan 1:1,6. Glukomanan telah banyak digunakan di Jepang, dan Cina sebagai sumber makanan. Selain dapat menjadi sumber makanan, aplikasi glukomanan dapat digunakan sebagai bahan edible film, bahan pembuat kapsul, pita seluloid, dan adsorben ion logam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk penentuan kadar dan mengkarakterisasi glukomanan dari beberapa spesies talas (Colocasia) (menggunakan dua spesies: talas lubang, dan talas hitam), iles-iles (Amorphophalus oncophyllus), tepung high viscosity glucomannan, dan tepung low viscosity glukomanan. Glukomanan diekstraksi dengan pelarut air, kemudian diendapkan menggunakan etanol 95% dengan perbandingan air dan etanol 95% 1:4,5 v/v. Endapan yang terbentuk kemudian dipisahkan dan dikeringkan, lalu dikarakterisasi dengan menghitung kadar air,dan menggunakan spektrofotometer inframerah. Untuk pengukuran kadar air talas hitam, iles-iles, tepung low viscosity glucomannan, dan tepung high viscosity glukomanan secara berurutan masing-masing adalah 73,03%, 88,06%, 10,91%, 10,67%. Dari spektra inframerah menunjukkan adanya serapan pada bilangan gelombang untuk talas hitam, iles-iles, tepung low viscosity glucomannan, dan tepung high viscosity glukomanan secara berurutan masing-masing adalah 867,97 cm-1, 875,58 cm-1, 873,75 cm-1, 877,61 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan β-1,4 dari D-manosa dan D-glukosa
Studi Permodelan Transport PHREEQC Pada Proses Leaching Besi (Fe), Timbal (Pb) dan Tembaga(Cu) Terhadap Lindi TPA Muara Fajar Pekanbaru Yelmiza; Ikhsan, Fikratul; Diova Ritonga, Anggrena; De Nanda Herru, Yoan; Yuvendius, Hazra
Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (JURKIM) Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (Jurkim)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jurkim.v4i2.20116

Abstract

Proses perpindahan secara kimia kontaminan Fe, Pb, dan Cu pada tanah dapat dievaluasi dengan eksperimen dan permodelan geokimia. Adanya permodelan menggunakan program PHREEQC bertujuan untuk mengetahui mekanisme perpindahan logam-logam berat. Di TPA Muara Fajar Pekanbaru terjadi penumpukan volume sampah dari tahun ke tahun. Sehingga mengakibatkan air lindi yang akan mencemari lingkungan. Pada studi ini sejumlah konsentrasi kontaminan Fe, Pb dan Cu dilalukan proses leaching menggunakan permodelan geokimia PHREEQC. Permodelan ini meggambarkan terjadi perubahan konsentrasi logam Fe, Pb dan Cu dengan pengendapan logam murni dalam pembentukan mineral kalsit (CaCO3). Pada spesi Fe persentase tertinggi adalah spesi Fe2+ yaitu sebesar 67 %, sedangan FeCO3 adalah sebesar 2 %. Hasil ini menunjukkan endapan karbonat sedikit. Pada spesi Pb ini persentase yang tertinggi adalah spesi Pb2+ yaitu sebesar 3 %, sedangkan PbCO3 adalah sebesar 85 %. Hasil ini menunjukkan endapan karbonatnya lebih banyak. Pada spesi Cu ini persentase yang tertinggi adalah spesi Cu2+ yaitu sebesar 8 %, sedangan CuCO3 adalah sebesar 61 %. Hasil ini menunjukkan endapan karbonatnya lebih banyak. Leaching logam Fe, Pb dan Cu menggunakan model fase mineralogi, dari grafik digambarkan terjadinya penurunan konsentrasi Fe dan Cu menjadi mendekati 0 mmol/L, sedangkan konsentrasi Fe meningkat menjadi 1,2 x 10-2 mmol/L hingga stabil. Kata Kunci: PHREEQC, leaching, lindi
IbM Pemanfaatan Kulit Nenas Pada Proses Perendaman Kedelai Terhadap Lama Proses Pengasaman Dalam Pembuatan Tempe Di UMKM Bamboe Daun Pekanbaru Yelmiza, Yelmiza; Anggraini, Anna; Ihsan, Fikratul; Yuvendius, Hazra
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 11 (2024): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i11.631

Abstract

Proses pembuatan tempe membutuhkan waktu yang lama sekitar 72 jam. Proses awal dimulai dari perendaman  biji  kedelai  dan  sampai  akhir  melalui  proses  fermentasi.  Dimana  pada  proses  perendaman biasanya membutuhkan waktu sekitar 24 jam. Lamanya proses perendaman ini menjadi kendala dalam proses pembuatan  tempe.  Adapun  tujuan  dari  perendaman  adalah  untuk  membuat  biji  kedelai  memiliki  kondisi asam. Pada biji kedelai dengan kondisi asam inilah fermentasi kedelai bisa terjadi sehingga protein kedelai akan meningkat pada tempe. Tempe memiliki kadar protein yang tinggi sehingga tempe menjadi makanan yang bergizi dan sehat. Dengan adanya  pemanfaatan kulit nenas pada perendaman biji kedelai mampu mempercepat proses pembentukan kondisi asam pada biji kedelai dengan lama waktu perendaman 6 jam diperoleh pH = 5.   Dengan menambahkan air rendaman ini mampu memberikan peningkatan daya simpan tempe, sehingga nantinya akan mempengaruhi omset dari penjualan mitra. Permasalahan yang ada sebelumnya karena lamanya proses perendaman kedelai, dapat diatasi dengan menambahkan air perasan kulit nenas, sehingga lama proses perendaman menjadi 6 jam.
Pelatihan Pembuatan Ecoenzym Sebagai Inovasi Pengolahan Limbah Domestik di RW 6 Kelurahan Lembah Damai Kecamatan Rumbai Pekanbaru Widya, Widya; Yelmiza, Yelmiza; Herru, Yoan De Nanda
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i1.786

Abstract

Ecoenzym merupakan salah satu inovasi yang paling populer dalam pengolahan limbah domestik, khususnya dari limbah dapur rumah tangga. Ecoenzym dapat dibuat menggunakan glukosa, air dan kulit-kulit buah atau sayuran sebagai limbah dari aktivitas dapur rumah warga. Proses pembuatan ecoenzym menggunakan metode fermentasi dalam waktu rata-rata 90 hari. Dalam proses pembuatannya berbagai jenis kulit buah dan sayuran dapat digunakan, dengan syarat kulit tersebut belum mengalami pembusukan dan tidak berbelatung. Hasil atau produk ecoenzym dapat diubah menjadi berbagai jenis produk kebutuhan rumah tangga. Pembuatannya yang sederhana dengan produk yang bervariasi akan memberikan manfaat yang banyak untuk Masyarakat. Bahan baku yang berasal dari limbah domestik juga menjadi salah satu solusi bagi Masyarakat yang memiliki masalah dalam pengolahan sampah di lingkungannya. Pencemaran lingkungan akibat sampah di lingkungan Masyarakat RW 6 Kelurahan Lembah Damai Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, sering sekali terjadi akibat tidak rutinnya pengangkutan sampah yang dilakukan oleh pihak kebersihan kota. Tumpukan sampah di lokasi yang sangat sering dilalui oleh Masyarakat selalu menyebabkan timbulan bau dan merusak keasrian lingkungan sekitarnya. Pelatihan pembuatan ecoenzym kepada Masyarakat sekitar diharapkan dapat berkonstribusi mengurangi masalah terhadap tumpukan sampah tersebut karena berdasarkan data 70% sampah yang ada di tempat pembuangan akhir adalah sampah dari dapur rumah warga. Pengetahuan Masyarakat terhadap pengolahan sampah sebelum dilakukan pelatihan hanya sebatas pengomposan, namun setelah dilakukan pelatihan tersebut Masyarakat jadi lebih berani mencoba hal baru dengan manfaat yang lebih beragam. Kemajuan positif tersebut diharapkan dapat membuat Masyarakat lebih inovatif dan berani melakukan percobaan mandiri hingga bisa menjadi salah satu peluang ekonomi yang juga bisa mendorong kebaikan untuk Masyarakat tersebut.
IbM Pelatihan Pembuatan Sabun Padat Berbasis Minyak Atsiri Pada Siswa SMKS Islam Inayah Ujung Batu Yelmiza, Yelmiza; Widya, Widya; Yuvendius, Hazra
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 8 (2024): Oktober
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i8.1127

Abstract

Pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai zat pembersih kotoran, baik lemak maupun zat pengotor lainnya. Sabun menjadi kelengkapan bahan pembersih dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga memegang peran terpenting dalam memenuhi pelengkap dalam kebutuhan sekunder. Karena sabun menjadi kebutuhan rutin bagi Masyarakat, sehingga untuk menghemat pengeluaran maka diperlukan suatu keahlian dalam proses pembuatan sabun padat sehingga menjadikan kebutuhan sabun menjadi ekonomis. Serta menjadi peluang bagi siswa untuk menjadi wirausaha sabun. Dengan menambahkan minyak atsiri menjadi sifat sabun lebih efektif dari fungsi antiseptiknya. Setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian ini, maka mitra telah memperoleh pengetahuan, keterampilan dalam pembuatan sabun berbahan dasar dari minyak sereh dan akan dilanjutkan untuk proses pembelajaran dalam praktek sekolah bagi siswa Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, sehingga nantinya akan menjadi produk unggulan sekolah.
Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Lilin Aromaterapi Azwin, Azwin; Prastyaningsih, Sri Rahayu; Yelmiza, Yelmiza; Herru, Yoan De Nanda
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 9 (2024): November
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i9.1608

Abstract

Limbah minyak jelantah merupakan salah satu limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga dan kegiatan restoran yang jumlahnya semakin lama semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin besar pula. Limbah ini dapat mencemari lingkungan air dan tanah serta apabila dikonsumsi secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya penyakit yang membahayakan manusia. Dalam kegiatan ini minyak jelantah yang merupakan limbah di daur ulang untuk menjadi lilin aromatik yang memiliki kegunaan lebih banyak dan memiliki nilai jual yang lebih besar. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mitra tentang dampak limbah minyak goreng terhadap kesehatan dan lingkungan dan meningkatkan keterampilan mitra dalam membuat lilin aromaterapi. Kegiatan dilakukan dengan metode penyuluhan memberikan materi secara lisan dan praktek membuat lilin. Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta diberikan kuisioner sebelum dan sesudah pemberian materi, selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap kegiatan praktek yang diilakukan. Hasil kegiatan PkM menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan siswa dan siswi jurusan kimia di SMK Negeri 1 Tualang tentang pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Sebelumnya yang mengetahui tentang pembuatan lilin aromaterapi ini hanya 77,38% meningkat menjadi 100% dan seluruh siswa mnegetahui cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah tersebut.
Analisis Kandungan Metabolit Sekunder Dari Genus Dipterocarpaceae Dengan Metode Fitokimia Herru, Yoan De Nanda; Diova Ritonga , Anggrena; Yelmiza, Yelmiza; Malas Sari, Yuni; Rokim, Muhamad
Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (JURKIM) Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (Jurkim)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jurkim.v5i1.25060

Abstract

Plants belonging to the Dipterocarpaceae family are widely distributed across various regions of Indonesia, particularly in Riau Province, which is known for its high biodiversity. This family is primarily valued for its high-quality timber, which is extensively utilized in various industries. However, beyond its economic value as a construction material, these plants also have the potential to be a source of bioactive compounds, making it essential to further investigate their secondary metabolite content. This study aims to identify and analyze the types of secondary metabolites present in five species belonging to the Dipterocarpaceae family, namely Shorea acuminata, Shorea sumatrana, Shorea belanoides, Shorea singkawang, and Shorea pinanga. To determine the presence of these bioactive compounds, this research employs the phytochemical screening method, which is a fundamental technique in the chemical analysis of plants. The results of this study indicate that all tested samples from the five species showed positive results for the presence of several major groups of secondary metabolites, namely triterpenoids, steroids, phenolics, and flavonoids. The presence of these compounds suggests that plants within the Dipterocarpaceae family have significant potential for broader applications, particularly in the pharmaceutical, cosmetic, and health industries. Compounds such as phenolics and flavonoids are well known for their antioxidant, anti-inflammatory, and antimicrobial properties, which can play a crucial role in the development of natural medicines and active ingredients for health-related products
Analisis Mikrostuktur Permukaan Karbon Aktif Yang Diaktivasi Dengan Hidroksi Alkali Menggunakan Scanning Electron Microscopy Joni, Rahma; Rokim, Muhamad; Yelmiza; Ikrima Asrori; Rahman, Abdul
Jurnal Kimia dan Ilmu Lingkungan: Chemviro Vol. 3 No. 2 (2025): Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56071/jkil.v3i2.1402

Abstract

Karbon aktif merupakan material fungsional berpori yang banyak diaplikasikan dalam bidang adsorpsi, pemurnian, dan penyimpanan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis aktivator basa kuat, yaitu NaOH dan KOH, terhadap morfologi dan ukuran partikel karbon aktif yang disintesis dari limbah cangkang biji karet. Proses sintesis dilakukan melalui dua tahap, yaitu karbonisasi pada suhu 400°C dan aktivasi kimia pada suhu 800°C dalam atmosfer nitrogen. Karakterisasi morfologi dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), sementara pengukuran ukuran partikel dilakukan secara kuantitatif menggunakan perangkat lunak ImageJ. Hasil menunjukkan bahwa aktivasi menggunakan KOH menghasilkan struktur karbon aktif yang lebih terbuka dan tidak homogen dengan ukuran partikel rata-rata 6,70 µm dan maksimum 55,53 µm. Sementara itu, aktivasi menggunakan NaOH menghasilkan permukaan yang lebih seragam dan halus dengan ukuran partikel rata-rata 5,01 µm dan maksimum 54,46 µm. Perbedaan ini dipengaruhi oleh jari-jari ion K⁺ (138 pm) yang lebih besar dibandingkan Na⁺ (102 pm), sehingga K⁺ lebih efektif dalam membentuk pori dan merusak jaringan karbon selama aktivasi. Temuan ini menunjukkan bahwa pemilihan jenis aktivator berperan penting dalam menentukan struktur morfologi karbon aktif. Karbon aktif hasil aktivasi KOH lebih sesuai untuk aplikasi elektrokimia, sedangkan NaOH lebih cocok untuk proses adsorpsi