Affriani, Asri Ria
Department Of Mapping Survey And Geographic Information, Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ESTIMASI KOORDINAT TITIK KONTROL PEMANTAUAN DEFORMASI BENDUNGAN SERMO DENGAN METODE PARAMETER BERTAHAP DARI DATA BASELINE HASIL PENGOLAHAN GAMIT Affriani, Asri Ria; Widjajanti, Nurrohmat; Yulaikhah, Yulaikhah
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 19, No 2 (2019)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v19i2.20715

Abstract

Bendungan Sermo merupakan suatu bangunan struktur yang berfungsi sebagai penampung air untuk air bersih, irigasi pengairan, serta pencegah banjir di Kabupaten Kulon Progo. Oleh karena pentingnya bangunan tersebut, perlu dilakukan pemantauan guna mendeteksi adanya deformasi. Adanya pergerakan geodinamik, perluasan area pemantauan, dan deteksi retakan tanah (crack) memerlukan penambahan jumlah titik kontrol pemantauan deformasi. Penambahan titik kontrol dalam suatu pengukuran dapat mempengaruhi ketelitian hasil pengolahan data sehingga memerlukan strategi khusus pengolahan data. Oleh karena itu, digunakan hitung perataan metode parameter bertahap. Tujuan dari penelitian ini adalah teridentifikasi nilai koordinat 3D dan perbedaan ketelitian titik kontrol pemantaun deformasi yang dihasilkan dari pengolahan dengan metode parameter bertahap serta teridentifikasi signifikansi perbedaan koordinat dan ketelitian hasil pengolahan metode parameter bertahap dengan hasil pengolahan dengan perangkat lunak GAMIT/GLOBK.Penelitian ini menggunakan data pengamatan GNSS 10 titik kontrol pemantauan deformasi Bendungan Sermo yang diukur pada day of year (doy) 250 tahun 2014 selama ± 2 jam dan doy 129 tahun 2015 ± 8 jam. Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak GAMIT untuk mendapatkan panjang baseline dan ketelitiannya dengan pengikatan lokal pada enam stasiun CORS BIG. Nilai panjang baseline dan ketelitiannya digunakan sebagai input dalam pengolahan dengan hitung perataan parameter bertahap sehingga dihasilkan nilai koordinat titik kontrol pemantauan deformasi dan ketelitannya. Pada perataan bertahap tahap pertama digunakan lima titik kontrol dengan satu titik dianggap fixed. Perataan bertahap tahap kedua ditambahkan lima titik kontrol. Analisis yang dilakukan meliputi analisis perbedaan ketelitian pada titik kontrol pemantauan hasil pengolahan data dengan metode parameter bertahap dan perbandingan koordinat 3D hasil pengolahan metode parameter bertahap dengan hasil pengolahan GAMIT/GLOBK.Analisis perbedaan ketelitian hasil pengolahan data menggunakan metode parameter bertahap menunjukkan bahwa terdapat peningkatan ketelitian pada kelima titik kontrol yang diolah pada tahap pertama. Peningkatan ketelitian berkisar antara 0,193 cm s.d. 5,450 cm. Berdasarkan uji perbandingan dua varian sampel, ketelitian hasil pengolahan tahap pertama berbeda signifikan dengan ketelitian hasil pengolahan tahap kedua. Hasil uji signifikansi beda dua parameter menunjukkan bahwa hasil pengolahan koordinat 3D dengan metode perataan bertahap tidak berbeda signifikan dengan hasil pengolahan dengan perangkat lunak GAMIT/GLOBK secara statistik.
ZONASI KARAKTERISTIK PENCEMARAN UNTUK PENYUSUNAN STRATEGI DAN POLA AKSI PENANGANAN SUNGAI MENUJU CITARUM HARUM (PEMETAAN DENGAN CITRA TEGAK RESOLUSI TINGGI) Rohmat, Dede; Setiawan, Iwan; Affriani, Asri Ria
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v20i1.21719

Abstract

 Pencemaran pada area Sungai Citarum memberikan dampak terhadap degradasi fungsi sungai. Masyarakat sekitar dan pemerintah memerlukan strategi khusus demi terjaganya kesesuaian dan keberlanjutan fungsi sungai. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui pola sistem drainase dan pembuangan limbah di sungai Citarum; (2) mengetahui pola pikir dan perilaku masyarakat tentang pentingnya menjaga peran Sungai Citarum untuk keberlangsungan kehidupan mendatang; dan (3) menentukan strategi penanganan pencemaran sungai Citarum. Pendekatan spasial, survei serta FGD (Forum Group Discussion) digunakan untuk mengkaji karakteristik pencemaran sebagai penyusun strategi serta pola aksi penanganan sungai menuju Citarum harum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai besar limbah dibuang langsung ke sungai melalui saluran-saluran drainase tanpa pengolahan terlebih dahulu. Sebagian besar belum terkoneksi dengan baik. Secara rill permasalahan prioritas di daerah kajian adalah tidak adanya: (1) lembaga/kelembagaan khusus untuk menangani masalah lingkungan; (2) sistem drainase yang terkoneksi dengan baik; (3) penanganan dan pengolahan limbah dan sampah yang baik dan tuntas; (4) sinerginisitas antar program berbasis lingkungan di tingkat desa; (5) kegiatan berbasis kemitraan pada tingkat satuan adminitratif terkecil/desa; (6) dukungan dana dan kemampuan rekayasa lingkungan. Oleh karena itu diperlukan perancangan kegiatan berbasis kemitraan antar stake holder atas nama masyarakat, yang berorientasi pada terbentuknya kemitraan yang kokoh dan mampu bekerja sinergi untuk membangun dan mengembangkan row model penanganan pencemaran Sungai Citarum.
ANALISIS GEOSPASIAL HASIL KESEPAKATAN SEGMEN BATAS WILAYAH SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI POTENSI KONFLIK ANTARA KOTA KEDIRI DENGAN KABUPATEN KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR Dionisius Putra Perdana Wijaya; Gia Gustaman; Maretta Aviani Susanto; Asri Ria Affriani; Regina Vera Santiara Yahya Putri
Jurnal Samudra Geografi Vol 6 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jsg.v6i2.7848

Abstract

Territory boundaries are important things that become one of the factors supporting development in the development of a region. Over time, the Government issued Permendagri Regulation No. 45 of 2016 which contains Guidelines for Confirming Regional Boundaries. The research location is on the boundary segment between Kediri Regency and Kediri City. The research objective is to analyze the spatial/geometric quality of boundary segment delineation in Kediri City and the government's efforts to minimize potential conflicts between Kediri City and the Kediri Regency. The method used in this research is geospatial analysis. The research results show that there are differences territory boundaries between the 2022 Boundary Agreement Result Map and the 2019 Regional Administration Map. The difference in delineation forms an agreed area with a total of 67.2 Ha. With the agreement, it can be minimalized conflicts between the two regions involving economic, social, and political etc aspects in the future
PEMBUATAN PETA REPOSISI BIDANG TANAH ANOMALI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BIDANG TANAH DI PERUMAHAN MEGA REGENCY, DESA SUKARAGAM, KECAMATAN SERANG BARU, KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT Diva Ardianto; Moch Angga Nursyeha; Muhamad Iqbal Firdaus; Putri Fifa Maulina; Riza Firdaus; Tiara Syifa Fauziah; Asri Ria Affriani; Ahmad Nur Fajar; Sajadi Sajadi; Muhammad Agus Purnama
Jurnal Samudra Geografi Vol 6 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jsg.v6i2.7890

Abstract

This study aims to improve the land parcel quality to improve the Mega Regency Housing Block K's spatial layout in Sukaragam Village, Serang Baru District, Bekasi Regency. The method used in this study is qualitative, with data collection techniques in the form of observation and documentation. The stages of the research carried out were (1) Primary and secondary data collection, (2) Data analysis, and (3) the final stage, which included map processing and plane repositioning using AutoCAD. The results of this study stated that the Mega Regency Housing Block K was by the GeoKKP Application, which resulted in the repositioning of 113 plots of land, village administration boundaries, 267 building use rights (HGB), 78 property rights (HM), 21 plots having multiple NIBs, 2 Public Facilities, and 12 Housing Blocks
Analisis Spasial Rencana Tata Ruang Wilayah Berbasis Kerentanan Gempa Bumi (Studi Kasus: Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat) Pamungkas, Totok Doyo; Firdaus, Rival Akbar; Rohmah, Nurul Aniyyatur; Rizki, Recky; Affriani, Asri Ria
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 7, No 2 (2024): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.101944

Abstract

Kecamatan Cisarua merupakan salah satu wilayah yang dilewati oleh jalur Sesar Lembang sehingga rawan terhadap bencana gempabumi. Sesar Lembang terletak di utara Kota Bandung yang tergambar jelas dalam peta topografi sebagai gawir memanjang berorientasi barat-timur. Dalam sejarahnya, Sesar Lembang pernah menyebabkan gempabumi, salah satunya terjadi pada tanggal 28 Agustus 2011 yang menyebabkan sebanyak 268 rumah rusak. Saat ini Indonesia telah memiliki UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Pada tingkat kementerian  terdapat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan Ruang di Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan sebuah evaluasi rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang berlandaskan kerentanan terhadap bencana gempabumi. Penelitian ini menggunakan analisis overlay untuk mengetahui kesesuaian antara RTRW tahun 2009-2029 dan tutupan lahan eksisting tahun 2024 dengan zonasi tingkat kerentanan gempabumi berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelemahan pola ruang masa kini dan mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian antara tutupan lahan eksisting tahun 2024 dengan zonasi tingkat kerentanan terhadap bencana gempabumi memiliki kesesuaian sebesar 92%, artinya lebih dari 3/4 atau 4909 Ha wilayah Kecamatan Cisarua sesuai dengan peruntukannya berdasarkan zonasi tingkat kerentanan terhadap bencana gempabumi. Hal yang sama juga ditunjukkan pada tingkat kesesuaian antara RTRW 2009 – 2029 dengan zonasi tingkat kerentanan terhadap bencana gempabumi yang memiliki kesesuaian sebesar 92%, sementara 8% atau seluas 454 Ha tidak sesuai dengan peruntukannya.
An Analysis of Water Infiltration in Furrow Irrigation Channels with Plants in Various Types of Soil in the Special Region of Yogyakarta Using Dual Reciprocity Boundary Element Method Irene, Yanne; Manaqib, Muhammad; Ramadhanty, Vina Wulandari; Ria Affriani, Asri
JTAM (Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika) Vol 8, No 3 (2024): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jtam.v8i3.19873

Abstract

The analysis of water infiltration channels requires significant time and cost when conducted through laboratory experiments. Alternatively, mathematical modeling followed by numerical method can be employed. The mathematical model of water infiltration in furrow irrigation channels takes the form of a boundary value problem, with the Helmholtz equation serving as the governing equation. The Dual Reciprocity Boundary Element Method (DRBEM) is a numerical method derived from the Boundary Element Method (BEM), utilized for solving partial differential equations encountered in mathematical physics and engineering. This research employs DRBEM to analyze infiltration in trapezoidal irrigation channels with root-water uptake across various homogeneous soil types prevalent in agricultural lands in each District/City of the Yogyakarta Special Region Province. The results demonstrate that DRBEM provides numerical solutions for suction potential, water content, and root water absorption for each soil type. It was found that sandy soil exhibits high water content but has a low rate of root water absorption. On the other hand, clayey soil has low water content but a higher rate of root water uptake. These findings indicate that sandy soil, such as those found in Sleman District and Yogyakarta city, are less efficient in water usage when employing the furrow irrigation system, whereas clayey soil, as found in Gunung Kidul regency, is more effective.