Larasati, Nadia Utami
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hedging against giants: Indonesia's strategy towards India and China in the Indian Ocean Munabari, Fahlesa; Bulani, Diandri Filani; Ihsan, Rizky; Larasati, Nadia Utami
Jurnal Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review Vol 6, No 3 (2021): Indonesia and Asia
Publisher : Political Science Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ipsr.v6i3.31548

Abstract

China’s growing military and economic influence in the Indian Ocean has posed security challenges to India as a regional power in the region. As the two countries are competing over hegemony in the ocean, tensions grow and unavoidably create security uncertainties between countries in the region. Located strategically along major sea lanes connecting East Asia and South Asia, Indonesia has a strong interest in keeping the Indian Ocean safe and secure. However, the enduring India-China rivalry in the Indian Ocean has posed a threat not only to the Indonesia’s interest, but also the regional peace and security. This article analyzes how Indonesia as a middle power responds to these security uncertainties through hedging. This strategy is primarily aimed at mitigating risks Indonesia faces amid escalating tensions in the Indian Ocean. It is also geared towards avoiding conflict with target states —India and China. The article opens with an overview of the dynamics of India-China rivalry in the Indian Ocean. It then examines Indonesia’s hedging strategy towards India and China. It argues that Indonesia prefers to strengthen bilateral relations with India and China through increased cooperation in the maritime sector as part of this strategy. It demonstrates that while the Indonesia-India’s increased maritime cooperation is forged in the area of defense and security, Indonesia enhances engagement with China in the area of economic and infrastructure development.
Islamic Revivalism in Indonesia: The Caliphate, Sharia, NKRI, Democracy, and the Nation-State Munabari, Fahlesa; Larasati, Nadia Utami; Ihsan, Rizky
Jurnal Politik Vol. 5, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research examines Indonesian Islamic revivalist movements’ perspectives on the concepts of the nation-state and democracy. The Islamic revivalist movements studied in this research include Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), and Forum Umat Islam (FUI). Following the fall of the authoritarian Suharto’s regime in 1998, Indonesia witnessed an escalation of Islamic activism whose goals revolve around the implementation of Sharia (Islamic law) and, to a certain extent, the reestablishment of a caliphate (transnational Islamic state). To this end, revivalist movements have been staging frequent mass protests, mainly addressing Indonesian government policies that are deemed un-Islamic. Some of the protests have ended violently, which implies that their Sharia and Islamic state goals have become a source of conflict in Indonesian society. This research suggests that this violent activism stems from different versions of the concept of the nationstate and democracy, which disagree with broadly accepted definitions. This research was conducted against this backdrop to analyze each movements’ perspectives on the concept of nation-state and democracy and argues that, despite each movement advocating the implementation of Sharia, their understandings of the concepts of the nation-state and democracy differ.
Islamic Revivalism in Indonesia: The Caliphate, Sharia, NKRI, Democracy, and the Nation-State Munabari, Fahlesa; Larasati, Nadia Utami; Ihsan, Rizky; Nurhadiyanto, Lucky
Jurnal Politik Vol. 5, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research examines Indonesian Islamic revivalist movements’ perspectives on the concepts of the nation-state and democracy. The Islamic revivalist movements studied in this research include Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), and Forum Umat Islam (FUI). Following the fall of the authoritarian Suharto’s regime in 1998, Indonesia witnessed an escalation of Islamic activism whose goals revolve around the implementation of Sharia (Islamic law) and, to a certain extent, the reestablishment of a caliphate (transnational Islamic state). To this end, revivalist movements have been staging frequent mass protests, mainly addressing Indonesian government policies that are deemed un-Islamic. Some of the protests have ended violently, which implies that their Sharia and Islamic state goals have become a source of conflict in Indonesian society. This research suggests that this violent activism stems from different versions of the concept of the nationstate and democracy, which disagree with broadly accepted definitions. This research was conducted against this backdrop to analyze each movements’ perspectives on the concept of nation-state and democracy and argues that, despite each movement advocating the implementation of Sharia, their understandings of the concepts of the nation-state and democracy differ.
KATA PENGANTAR DEVIANCE JURNAL KRIMINOLOGI VOLUME 7 NOMOR 2 TAHUN 2023 Larasati, Nadia Utami
Deviance Jurnal Kriminologi Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/djk.2752

Abstract

Terima kasih dan apresiasi yang tinggi kami persembahkan kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan berkontribusi terhadap Deviance Jurnal Kriminologi Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023 sehingga edisi ini dapat terbit tepat waktu untuk kembali menyapa para pembaca Jurnal Deviance. Dalam edisi kali ini, Deviance Jurnal Kriminologi menghadirkan tulisan dengan tema pemolisan, viktimisasi perempuan khususnya dalam kasus kekerasan oleh pasangan dan penipuan di media sosial, konflik narapidana, kejahatan lingkungan serta budaya kearifan lokal sebagai media kontrol sosial. “Strategi dan Tantangan Predictive Policing di Era Big Data bagi Masyarakat Modern” sebagai naskah pertama dibahas oleh Cynthia Ayu Windani. Artikel ini mengemukakan bahwa pemolisian prediktif berbasis big data memiliki risiko stigmatisasi lingkungan dan memiliki tantangan dalam penerapannya berkaitan dengan perlindungan data pribadi dan kebijakan privasi masyarakat. Naskah berikutnya mengkaji keadilan bagi perempuan korban kekerasan pasangan intim dari perspektif kerangka hukum dan faktor sosial budaya. Artikel berjudul “Reconsidering Justice for Female Victims of Intimate Partner Violence: A Sociocultural and Legal Framework” berargumen bahwa diperlukan perubahan transformatif dalam struktur hukum dan perspektif masyarakat, serta pentingnya advokasi daring dalam mengatasi masalah Intimate Partner Violence (IPV) yang terus berlanjut dan dampaknya terhadap upaya perempuan untuk mendapatkan keadilan. Masih dengan tema perempuan sebagai korban, naskah ketiga yang berjudul “Twitter Please Do Your Magic: The Vulnerability Of Fraud Victims On Social Media” ditulis oleh Azzahra Yahya, Muhammad Zaky. Dengan menggunakan kerangka Lifestyle Exposure Theory, artikel ini mengemukakan bahwa perempuan yang menjadi korban penipuan di twitter cenderung memiliki kesamaan karakteristik, diantaranya, kerap menjadikan twitter sebagai media sosial favorit, menyukai topik konten yang berkaitan dengan isu-isu sosial, mempunyai hak dan akses terhadap keuangannya, mempunyai “benang merah” dengan pelaku seperti rasa kedekatan dan persamaan serta cenderung mempercayai teman daring mereka di twitter. Konflik antar narapidana di Lembaga Pemasyarakatan dikaji dalam naskah keempat yang ditulis oleh Adams Firdaus Mubarokah dan Nadia Utami Larasati. Artikel yang berjudul “Konflik Antar Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang dalam Perspektif Subkultur Penjara” ini membahas tentang konflik antar narapidana sebagai bagian dari subkultur penjara. Subkultur penjara merupakan sebuah fenomena yang terbentuk di dalam lingkungan penjara karena narapidana menyerap nilai-nilai dan pola perilaku yang terjadi di dalam Lapas. Subkultur penjara mempengaruhi narapidana dalam beradaptasi dengan kehidupan di dalam Lapas yang keras dan serba terbatas. Naskah kelima ditulis oleh Imam Suyudi, Ripa Oktari, Hesty Sekartaji. Artikel yang berjudul “Analisis Faktor Dukungan Komunitas Masyarakat terhadap Penanganan Illegal Waste Dumping di Situ Perigi dengan Pendekatan Conservation Criminology Theory” ini menggunakan pendekatan kriminologi konservasi. Dalam tulisannya dikemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam menghadapi fenomena penangan illegal waste dumping, seperti tingkat kesadaran lingkungan, penegakan hukum yang efektif, peran aktor-aktor lokal, dan upaya kolaboratif. Naskah terakhir berjudul “The Kabata Dutu (Local Wisdom) As a Means of Social Control of the People of Tidore”. Naskah yang ditulis oleh Abd. Chaidir Marasabessy, Amrizal Siagian, Muamar Abd. Halil ini bertujuan untuk menjelaskan tradisi kabata dutu (kearifan lokal) sebagai kontrol sosial masyarakat Tidore dan mendeskripsikan makna yang terkandung dalam tradisi kabata dutu. Melalui syair kabata, orang Tidore melakukan kontrol sosial dalam berperilaku di Masyarakat. Tiada gading yang tak retak, kami memohon maaf kepada segenap pihak jika masih terdapat kekurangan dalam hal substansi maupun penyajian naskah-naskah yang terbit dalam edisi kali ini. Masukan konstruktif dari para pembaca tentunya akan menjadi penyemangat yang berharga bagi kami untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut pada terbitan yang akan datang. Tidak lupa kami mengundang semua pihak dari berbagai kalangan untuk mengirimkan buah pemikirannya dalam bentuk naskah dengan topik beragam dalam ruang lingkup kajian kejahatan, pelaku, korban dan reaksi masyarakat yang bersinggungan dengan perspektif kriminologi. Salam hangat, Editor in Chief Jurnal Deviance Nadia Utami Larasati